Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Hubungan Penggunaan Bedak Padat dan Bedak Tabur dengan Kejadian Acne Vulgaris pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang Nurmaulita, Zahra Eka; Yasmin, Irma; Widianingrum, Rifka
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 8, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/amj.v8i2.24033

Abstract

Acne vulgaris adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh inflamasi kronis. pada folikel pilosebasea. Beberapa faktor lain yang dapat mencetuskan acne vulgaris yaitu hormonal, genetik, diet, stres, kosmetik, suhu/iklim, dan obat-obatan. Kosmetik adalah produk yang paling sering digunakan oleh perempuan salah satunya adalah bedak. Prevalensi kejadian acne vulgaris pada penggunaan bedak paling tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara penggunaan bedak padat dan bedak tabur dengan kejadian acne vulgaris. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif analitik observasional dengan desain cross sectional. Sampel yang digunakan teknik consecutive sampling sebanyak 66 responden, diambil melalui data kuesioner serta observasi dengan pemeriksaan fisik. Uji statistik yang digunakan uji chi-square. Dalam penelitian ini nilai p value untuk bedak padat dengan kejadian acne vulgaris menunjukkan nilai 0,635 dan untuk bedak tabur dengan kejadian acne vulgaris menunjukkan nilai p value 0,635. Nilai signifikansi dari hubungan tersebut adalah 0,635 (0,05). Tidak terdapat hubungan penggunaan bedak padat dengan kejadian acne vulgaris dan tidak terdapat hubungan penggunaan bedak tabur dengan kejadian acne vulgaris.Kata kunci: acne vulgaris, bedak padat, bedak tabur
Hubungan Preeklampsia Dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) pada Primigravida Kehamilan Cukup Bulan di Rsi Muhammadiyah Kendal Aprodheta, Deva; Farabi, Aristo; Widianingrum, Rifka
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 8, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/amj.v8i2.23489

Abstract

Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu dan ditandai dengan tekanan darah ≥140/90 mmHg yang, dan atau tanpa adanya proteinuria ≥300 mg/24 jam. Preeklampsia lebih berisiko terjadi pada primigravida dibandingkan multigravida. Ibu dengan preeklampsia terjadi spasme arteri spiralis yang mengakibatkan penurunan aliran darah uteroplacenta sehingga terjadi penurunan perfusi dan adanya gangguan pengaliran oksigen serta nutrisi pada janin yang mengakibatkan terjadinya keadaan hipoksik dan malnutrisi pada janin. Malnutrisi pada janin inilah yang menyebabkan terjadinya BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan preeklampsia dengan kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) pada primigravida dengan kehamilan cukup bulan di RSI Muhammadiyah Kendal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode observasional analitik serta menerapkan desain cross sectional. Data dikumpulkan dengan lembar observasional yangvdigunakan untuk merekapitulasi data sekunder dari rekam medis. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square dan didapatkan nilai 0,001 (0,05), yang artinya terdapat hubungan signifikan antara preeklampsia dengan kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) pada primigravida dengan kehamilan cukup bulan.Kata kunci: berat badan lahir rendah, preeklampsia, primigravida
Perbandingan Efektivitas Terapi Kompres Hangat Dan Gerakan Cat Stretch Dalam Menurangi Intensitas Nyeri Dismenore Primer Pada Mahasiswi FK Unimus Adi, Aulia Gistiana; Damayanti, Fitriani Nur; Widianingrum, Rifka
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 8 (2025): Volume 12 Nomor 8
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i8.19484

Abstract

Dismenore adalah nyeri perut selama menstruasi yang disebabkan oleh kram otot rahim. Terapi kompres hangat dan gerakan cat stretch merupakan metode non-farmakologis yang mudah dilakukan dan tidak memiliki efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan membandingkan efektivitas kedua terapi tersebut dalam mengurangi nyeri dismenore pada mahasiswi. Penelitian eksperimental kuantitatif ini menggunakan desain quasi-eksperimental dengan dua kelompok, melibatkan 46 mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang yang mengalami dismenore dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Intensitas nyeri diukur menggunakan Numeric Rating Scale (NRS). Data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon dan uji Mann-Whitney. Rata-rata intensitas nyeri sebelum terapi kompres hangat adalah 5,3 ± 1,717 dan menurun menjadi 2,96 ± 1,461 setelah terapi, dengan penurunan sebesar 2,35 ± 1,369. Pada kelompok gerakan cat stretch, rata-rata intensitas nyeri sebelum terapi adalah 5,61 ± 1,588, menurun menjadi 2,13 ± 0,869, dengan penurunan sebesar 3,48 ± 1,275. Kedua terapi secara signifikan mengurangi intensitas nyeri (p < 0,001). Namun, gerakan cat stretch secara statistik lebih efektif dalam mengurangi intensitas nyeri dismenore dibandingkan terapi kompres hangat (p = 0,005) pada mahasiswi Fakultas Kedokteran FK UNIMUS.
Hubungan Gender, Stres, dan Personal Hygiene dengan Kejadian Akne Vulgaris pada Mahasiswa Kedokteran Zahra, Sofia Ulayya; Indrastiti, Retno; Widianingrum, Rifka
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 8, No 3 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/amj.v8i3.23411

Abstract

Akne vulgaris merupakan gangguan kulit dengan prevalensi 80–100% di Indonesia. Akne vulgaris dipengaruhi berbagai faktor seperti gender, stres, dan personal hygiene. Perbedaan gender mempengaruhi pola perawatan diri, dimana perempuan umumnya akan lebih memperhatikan kebersihan dibandingkan dengan laki – laki. Sementara, stres akademik berpengaruh terhadap perubahan hormonal sehingga produksi sebum menigkat. Mahasiswa kedokteran sering mengalami stres berlebih sehingga meningkatkan resiko kejadian akne vulgaris. Selain itu, personal hygiene yang kurang optimal juga akan berkontribusi dalam terjadinya akne vulgaris.  Tujuan: membuktikan apakah terdapat hubungan antara gender, stres, dan personal hygiene dengan kejadian akne vulgaris. Metode penelitian yang digunakan merupakan studi analitik kuantitatif observasional dengan pendekatan cross sectional. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner Depresion Anxiety Scale (DASS) 42 dan kuesioner Perilaku Personal Hygiene. Hasil: berdasarkan analisis bivariat, gender memiliki nilai p – value = 0,029, stress = 0,030, personal hygiene = 0,008. Namun, analisis multivariat gender (OR = 2,013 ;95% CI:0,838 – 4,836) adalah variabel paling dominan dibandingkan variabel lainnya. Hal tersebut membuktikan, meskipun terdapat hubungan bivariat namun tidak terdapat hubungan multivariat yang terjadi. Temuan ini mengindikasi adanya hubungan yang signifikan antara gender, stres, dan personal hygiene dengan akne vulgaris. Namun, tidak terdapat hubungan yang simultan.Kata kunci: akne vulgaris, gender, stres, personal hygiene
Analisis Pengaruh Pemberiaan Ektrak Rimpang Jahe (Zingiber Officinale Rosc.) terhadap Gambaran histolopatologi islet panckreas Pada Tikus wistar Model Hiperglikemia: Sebuah Studi Preklinis Setiawan, Bela Bagus; Tursinawati, Yanuarita; Widianingrum, Rifka
Jurnal sosial dan sains Vol. 5 No. 9 (2025): Jurnal Sosial dan Sains
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/jurnalsosains.v5i9.32500

Abstract

Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease with increasing prevalence in Indonesia. Melatonin is known to have promising antioxidant and antidiabetic properties. Ginger (Zingiber officinale Rosc.) contains higher melatonin content compared to other spices. To identify the effect of melatonin-rich ginger rhizome extract on blood glucose levels in hyperglycemic rats induced by STZ-NA. True experimental study with Pre Test Post Test Control Group Design using 30 male Wistar strain rats divided into 5 groups: negative control (K-), positive control (K+), ginger extract 100 mg treatment (P1), ginger extract 200 mg treatment (P2), and metformin positive control (P3). Hyperglycemia was induced with STZ-NA, then treated for 21 days. Blood glucose levels were measured using GOD-PAP method. There were significant differences in islet of Langerhans histopathology between groups (p=0.001). The K(-) group showed normal conditions (mean Allred: 4.6), while K(+) experienced severe necrosis (mean Allred: 2.32). The P2 group showed the best improvement (mean Allred: 4.8), followed by P3 (3.9) and P1 (3.72). Melatonin-rich ginger rhizome extract has protective effects against islet of Langerhans histopathological damage in hyperglycemic rat models, with 200 mg dose showing the best effectiveness.