Kartikasari, Novia Nur
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENDEKATAN JINSHIN NO HANA DALAM IMPLEMENTASI FESTIVAL ONLINE DI KECAMATAN DELANGGU Purwandaru, Pandu; H, Kusumaningdiyah N.; Kartikasari, Novia Nur; Handoyo, Gani Cahyo
ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia Vol. 7 No. 01 (2021): February 2021
Publisher : Dian Nuswantoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/andharupa.v7i01.4166

Abstract

AbstrakKecamatan Delanggu adalah salah satu area di Kabupaten Klaten yang memiliki popularitas secara nasional dalam hal pertanian padi. Namun sangat disayangkan saat ini kekayaan yang terbangun dari kegiatan pertanian padi seperti budaya, alam dan elemen lainnya makin terkikis dengan arus perkembangan zaman. Oleh karena itu pendekatan edukasi perlu dilakukan kepada masyarakat lokal agar kembali memahami potensi yang mereka miliki dan menjadikannya elemen pembangun masyarakat yang berkelanjutan. Festival merupakan salah satu wadah yang bisa memberikan edutainment bagi masyarakat lokal. Melalui pendekatan Jinshin no Hana, festival dikembangkan dengan menekankan masyarakat lokal sebagai “pemeran utamanya”.  Dalam implementasinya pendekatan ini dilakukan dengan metode analisa “treasures   mapping”, stakeholders, brainstorming ide dan pemeringkatan melalui pairwise method, dan realisasi. Dalam implementasinya, kondisi pandemik membuat pendekatan diprioritaskan   melalui online   dan   penyelenggaraannya   secara   terbatas   di lapangan. Kegiatan yang dilakukan dalam festival ini ada 6 kategori, yaitu preservasi, perbaikan lingkungan, kesenian, publikasi UKM, permainan berbasis potensi lokal, dan workshop kerajinan jerami padi. Kata Kunci: desa, festival, komunitas, online AbstractDelanggu District is one area in Klaten Regency that has national popularity in the rice farming sector. Unfortunately, in modern days, the intangible wealth developed from traditional rice farming activities such as culture, nature, and other elements are gradually disappeared. Therefore through educational approaches, it is essential to re-introduce the local community to increase their awareness of the local potential and create it as an element of sustainable community development. Festival is one of the media that can provide an edutainment approach for the local community. Through the use of the Jinshin no Hana method, the festival was developed by emphasizing the local community as the “main actor”. In its implementation, this method is performed through treasure mapping analysis, stakeholders analysis, idea brainstorming, and ranking via the pairwise method and implementation. In this pandemic situation, the realization was prioritized by an online and limited person in field implementation. Activities performed in this festival divided into 6, (1) preservations, (2) environmental improvement, (3) art performances, (4) SME’s publication, (5) games based on natural materials development, and (6) rice straw crafts workshops. Keywords: community, festival, online, village
Transformasi Bentuk dan Desain Gerabah Desa Bentangan, Klaten Wahyuningsih, Novita; Bahari, Nooryan; Amboro, Joko Lulut; Kartikasari, Novia Nur
Corak Vol 12, No 2 (2023): Corak : Jurnal Seni Kriya
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v12i2.8581

Abstract

Desa Bentangan merupakan salah satu sentra kerajinan gerabah yang sudah cukup tua dan diperkirakan semasa dengan sentra gerabah Melikan. Namun dalam hal produk gerabah terdapat perbedaan yang cukup mencolok di antara kedua sentra gerabah tersebut. Sentra gerabah Melikan menggunakan putaran miring dalam membuat gerabah, sedangkan sentra Bentangan mempertahankan putaran datar. Dalam hal produk gerabah, sentra gerabah Melikan lebih unggul karena berhasil mengembangkan desain baru yang menarik, sedangkan sentra Bentangan masih berkutat dengan produk tradisional saja. Hal ini menjadi menarik tak kala dihadapkan pada eksistensi budaya gerabah yang kian hari kian tergerus oleh produk budaya populer. Budaya gerabah tidak akan dapat bertahan jika tidak ada upaya pelestarian dari masyarakat pendukungnya. Sama halnya dengan sentra gerabah Bentangan, sentra ini akan semakin tertinggal dan akhirnya musnah jika tidak ada inovasi produk dan desain gerabah dari pengrajin. Untuk itu diperlukan langkah-langkah adaptif agar produk gerabah Bentangan dapat bertahan dan diharapkan dapat mendulang kesuksesan seperti sentra gerabah lain. Tujuan dari penulisan ini, yaitu untuk menggali informasi mengenai jenis-jenis gerabah yang diproduksi di Desa Bentangan; mengkaji bentuk dan desain gerabah baru di Desa Bentangan. Metode yang digunakan dalam penulisan ini, yaitu metode observasi, interview dan studi referensi. Hasil dari penelitian ini antara lain bahwa di sentra gerabah Bentangan masih terus dibuat produk gerabah tradisional karena permintaan pasar masih cukup tinggi; pengrajin mulai melirik desain gerabah modern dengan memanfaatkan alat cetak; finishing terus dikembangkan misalnya dengan cat acrylic, glassir, teknik tempel, dan sebagainya.
Wayang Godhong Karya Guspur Ramadani, Milinia Fitri; Purwantoro, Agus; Kartikasari, Novia Nur
Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 27, No 2 (2024): Agustus 2024
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/ars.v27i2.8087

Abstract

Wayang godhong merupakan seni kontemporer hasil karya Agus Purwantoro atau biasa dikenal dengan Guspur. Wayang godhong adalah karya seni berbentuk wayang yang berbahan dasar daun. Wayang godhong hadir sebagai seni pertunjukan yang out of the box. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui wayang godhong karya Guspur secara mendalam. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumupulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan kajian pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wayang godhong tercipta atas permasalahan resistensi petani tembakau yang dijadikan media untuk menyampaikan pendapat. Selain itu kecintaan seniman akan lingkungan mendasari terciptanya wayang ini. Wayang godhong berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Bentuk viasual yang dari wayang godhong terdiri dari manusia, binatang, dan tokoh pewayangan. Wayang godhong memiliki tujuan untuk menyadarkan manusia untuk lebih menghargai alam dan Kembali pada hakikat daun yang sebenarnya.
VISUAL THIEF, SUREALISME DALAM ART BOOK KARYA RESATIO ADI PUTRA Kartikasari, Novia Nur
Ars: Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 21, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1044.03 KB) | DOI: 10.24821/ars.v21i3.2892

Abstract

Visual Thiefmerupakan sebuah artbook(disebut Art Book) kumpulan kolase karya Resatio Adi Putra, hanya dicetak sejumlah 200 eksemplar. Beberapa karya didalamnya pernah diikutsertakan dalam pameran, serta terlibat dalam beberapa projek tertentu. Resatio Adi Putra menyatakan bahwa karyanya bergenre surealis, selain kemunculan objek rubah sebagai pengganti konsep pencurian yang diusung Resatio dalam Visual Thief, kecenderungan Resatio memakai objek perempuan dalam karyanya memungkinkan munculnya sebuah metafora. Menggunakan teori surealisme yang dikemukakan oleh Andre Breton. Analisis karya Resatio dalam Visual Thief, dari detail setiap objek hingga fragmentasi yang tersusun menjadi berbagai macam komposisi menampakan beberapa ciri surealisme yaitu munculnya kejanggalan, penampakan mimpi, mengandung erotisme serta teror, namun karyanya tidak dapat sepenuhnya dikatakan bergenre surealis (less surrealism), karena ada salah satu unsur yang tidak muncul yaitu otomatisme, yang mensejajarkan fragmen dari dorongan alam nirsadar.