Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

INTERPRETASI DATA IOT (Internet of Things) DALAM PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK PADA KELOMPOK TANI ALBAROKAH KABUPATEN SEMARANG Handoyo, Gani Cahyo; Herdiansyah, Ganjar; Nufus, Malihatun; Supriyadi, Supriyadi
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 6 (2023): INOVASI PERGURUAN TINGGI & PERAN DUNIA INDUSTRI DALAM PENGUATAN EKOSISTEM DIGITAL & EK
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v6i0.1888

Abstract

Penerapan teknologi pada berbagai sektor sangat pesat seiring maraknya digitalisasi. Salah satunya di sektor pertanian. Penerapan IoT mampu menjawab permasalahan yang dimiliki oleh petani. Sensor yang digunakan dalam teknologi ini mampu mendeteksi kesuburan tanah, hama dan penyakit tanaman serta lingkungan pertanian (air dan iklim). Hal ini akan mempermudah petani karena mendapatkan informasi peringatan awal/early warning system sebelum kondisi lingkungan menjadi kurang sesuai bagi pertumbuhan tanaman. Namun demikian, petani tidak memiliki pengetahuan terkait bagaimana proses pengolahan data tersebut dan bagaimana membaca data yang diperoleh dari sensor. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dasar kepada petani terkait data sensor, pengolahan data, dan interpretasi data sensor. Metode yang dilakukan dalam melaksanakan pengabdian ini antara lain : 1) Edukasi/paparan dan sosialisasi tentang IoT dan sensor, 2) Pelatihan interpretasi data IoT, 3) Focus Grup Discussion (FGD) tentang hasil kegiatan yang telah dilakukan. Hasil kegiatan pengabdian menunjukkan pengetahuan, ketertarikan dan pemahaman petani tentang data sensor, pengolahan dan interpretasi data IoT meningkat. IoT sangat penting diterapkan pada Kelompok Tani Al-Barokah, sebagai percontohan penggunaan teknologi dalam pengembangan pertanian organik.
PENDEKATAN JINSHIN NO HANA DALAM IMPLEMENTASI FESTIVAL ONLINE DI KECAMATAN DELANGGU Purwandaru, Pandu; H, Kusumaningdiyah N.; Kartikasari, Novia Nur; Handoyo, Gani Cahyo
ANDHARUPA: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia Vol. 7 No. 01 (2021): February 2021
Publisher : Dian Nuswantoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/andharupa.v7i01.4166

Abstract

AbstrakKecamatan Delanggu adalah salah satu area di Kabupaten Klaten yang memiliki popularitas secara nasional dalam hal pertanian padi. Namun sangat disayangkan saat ini kekayaan yang terbangun dari kegiatan pertanian padi seperti budaya, alam dan elemen lainnya makin terkikis dengan arus perkembangan zaman. Oleh karena itu pendekatan edukasi perlu dilakukan kepada masyarakat lokal agar kembali memahami potensi yang mereka miliki dan menjadikannya elemen pembangun masyarakat yang berkelanjutan. Festival merupakan salah satu wadah yang bisa memberikan edutainment bagi masyarakat lokal. Melalui pendekatan Jinshin no Hana, festival dikembangkan dengan menekankan masyarakat lokal sebagai “pemeran utamanya”.  Dalam implementasinya pendekatan ini dilakukan dengan metode analisa “treasures   mapping”, stakeholders, brainstorming ide dan pemeringkatan melalui pairwise method, dan realisasi. Dalam implementasinya, kondisi pandemik membuat pendekatan diprioritaskan   melalui online   dan   penyelenggaraannya   secara   terbatas   di lapangan. Kegiatan yang dilakukan dalam festival ini ada 6 kategori, yaitu preservasi, perbaikan lingkungan, kesenian, publikasi UKM, permainan berbasis potensi lokal, dan workshop kerajinan jerami padi. Kata Kunci: desa, festival, komunitas, online AbstractDelanggu District is one area in Klaten Regency that has national popularity in the rice farming sector. Unfortunately, in modern days, the intangible wealth developed from traditional rice farming activities such as culture, nature, and other elements are gradually disappeared. Therefore through educational approaches, it is essential to re-introduce the local community to increase their awareness of the local potential and create it as an element of sustainable community development. Festival is one of the media that can provide an edutainment approach for the local community. Through the use of the Jinshin no Hana method, the festival was developed by emphasizing the local community as the “main actor”. In its implementation, this method is performed through treasure mapping analysis, stakeholders analysis, idea brainstorming, and ranking via the pairwise method and implementation. In this pandemic situation, the realization was prioritized by an online and limited person in field implementation. Activities performed in this festival divided into 6, (1) preservations, (2) environmental improvement, (3) art performances, (4) SME’s publication, (5) games based on natural materials development, and (6) rice straw crafts workshops. Keywords: community, festival, online, village
Knowledge transfer in preserving the Delanggu Rojolele local rice variety: a case study of becoming village designer in In-Herit course Purwandaru, Pandu; Permanasari, Eka; Handoyo, Gani Cahyo; Pradana, Erik Wahyu
Gelar: Jurnal Seni Budaya Vol. 21 No. 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/glr.v21i2.5106

Abstract

Sabrang village was once known for its one-of-a-kind rice variety, Rojolele Delanggu. Despite this cultural abundance, the communities are currently abandoning these villages because they are deemed uneconomically viable. This paper investigates the ways in which knowledge-sharing initiatives involving local governments, women farming associations that have historically led farming rituals, and students from diverse developing countries contribute to the restoration of the Rojolele rice planting pattern. The project invited 20 international students from various developing countries to participate in the In-Herit 2022 program. The program was launched to increase student and local interest in becoming village designers through a case study of the preservation of local Rojolele Delanggu rice in Sabrang Village. This activity was broken down into three sections: (1) learning from locals, (2) participatory learning and action, and (3) proposing ideas to locals. The outcomes of this three-day project were a mapping of opportunities, challenges, and resolutions pertaining to the Rojolele Delanggu preservation initiative. The majority of students were able to quickly fit in with the locals, apply PLA materials, and were paired with student mentors who knew about farming community development activities in Delanggu farming regions.