Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Hubungan penilaian risiko dan tingkat keparahan karies dengan frekuensi makan anak SDN Nogosari 2 Di Daerah Agroindustri Kabupaten Jember Berlian Prihatiningrum; Niken Probosari; Surartono Dwiatmoko; Muhammad Farid Wian
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 35, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v35i1.43399

Abstract

ABSTRAK         Pendahuluan: Hasil survei Riskesdas pada tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi penduduk yang memiliki masalah pada kesehatan gigi dan mulutnya khususnya karies pada rentang usia 5-9 tahun adalah 92,6% dan 10-14 tahun sebesar 73,4%. Prevalensi karies aktif untuk Jawa Timur sendiri menurut Riskesdas tahun 2018 adalah sebesar 42,4%. Hasil ini menunjukkan bahwa angka kejadian karies di Jawa Timur masih sangat besar. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengkaji hubungan antara penilaian risiko karies dan tingkat keparahan karies dengan frekuensi makan anak usia sekolah di daerah Agroindustri di kabupaten Jember. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah populasi penelitian sebanyak 187 siswa dengan subjek penelitian adalah siswa SD Nogosari 2 Rambipuji yang diambil dengan teknik purposive sampling sebanyak 116 siswa. Pemeriksaan penilaian risiko karies dengan formulir AAPD CAT, tingkat keparahan karies (CSI) dan frekuensi makan makanan kariogenik dilakukan menggunakan kuesioner dan pemeriksaan langsung. Hubungan antara penilaian risiko karies dan tingkat keparahan karies terhadap frekuensi makan diuji menggunakan Uji Korelasi pearson’s. Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara penilaian risiko karies dan tingkat risiko karies (CSI) dengan frekuensi makan dengan p<0,01. 35,20% responden dengan frekuensi makan makanan kariogenik tinggi termasuk kategori penilaian risiko karies tinggi dan 59,6% responden dengan pola frekuensi makan makanan kariogenik tinggi termasuk dalam kategori tingkat keparahan sedang. Simpulan: Semakin tinggi frekuensi pola konsumsi makanan kariogenik maka akan semakin tinggi penilaian risiko dan tingkat keparahan karies.Kata kunci: penilaian risiko karies, caries severity index, pola frekuensi makan kariogenik, AAPD-CAT Correlation between risk assessment and caries severity level with frequency of Cariogenic Food of children at SDN Nogosari 2 in the agroindustry area of Jember regencyABSTRACT Introduction: The results of the 2018 Riskesdas survey stated that the proportion of the population who had problems with oral health, especially caries, in the age range of 5-9 years was 92.6% and 10-14 years was 73.4%. The prevalence of active caries for Java Timur himself according to Riskesdas in 2018 was 42.4%. These results indicate that the incidence of caries in East Java is still very large. The aim of this study was to examine the relationship between caries risk assessment and caries severity with the frequency of eating of school-aged children in the Agro-industrial area of Jember district. Methods: This study is an analytic observational study with a cross-sectional approach. The total population of the study was 187 students and the research subjects were students of SD Nogosari 2 Rambipuji who were taken using a purposive sampling technique of 116 students. Examination of caries risk assessment with the AAPD CAT form, caries severity level (CSI) and frequency of eating cariogenic foods was carried out using a questionnaire and direct examination. The relationship between caries risk assessment and caries severity to eating frequency was tested using the Pearson's Correlation Test. Results: There was a significant relationship between caries risk assessment and caries risk level (CSI) with eating frequency with p<0.01. 35.20% of respondents with a high cariogenic food frequency were included in the high caries risk assessment category and 59.6% of respondents with a high cariogenic food frequency pattern were included in the moderate severity category. Conclusion: The higher the frequency of cariogenic food consumption patterns, the higher the risk assessment and the severity of caries.Keywords: caries risk assesment, caries severity Index, the frequency pattern of food consumption, AAPD-CAT
Korelasi perilaku pencarian informasi kesehatan gigi dan mulut dengan faktor sosiodemografi pada remaja: studi cross-sectional Andriono Dermawan; Surartono Dwiatmoko; Leni Rokhma Dewi
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 35, No 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v35i2.47155

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang penting untuk dijaga karena dapat memengaruhi kesehatan seluruh tubuh. Hal yang dapat memengaruhi kesehatan gigi dan mulut ada perilaku. Perilaku pencarian informasi dan perilaku kesehatan gigi dan mulut dapat dipengaruhi oleh faktor sosiodemografi. Remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, tetapi biasanya tidak mengevaluasi sumber informasi yang mereka gunakan. Penelitian ini bertujuan menganalisis korelasi perilaku pencarian informasi kesehatan gigi dan mulut dengan faktor sosiodemografi pada remaja. Metode: Jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan cross-sectional menggunakan instrumen kuesioner. Variabel penelitian adalah perilaku pencarian informasi kesehatan gigi dan mulut dan faktor sosiodemografi (usia, jenis kelamin, tempat tinggal, pendidikan orang tua, dan pendapatan orang tua). Populasi penelitian adalah siswa SMP tahun ajaran 2021/2022 semester gasal sebanyak 70.913. Teknik penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin. Sampel diambil menggunakan teknik random cluster random sampling. Distribusi secara proporsional menggunakan rumus oleh Bowley. Data dianalisis menggunakan uji non parametric, yaitu Spearman Rank Correlation. Hasil: Nilai signifikansi untuk variabel perilaku pencarian informasi dengan variabel usia (p=0,001), jenis kelamin (p=0,000), pendidikan orang tua (p=0,000), dan pendapatan orang tua (p=0,000), dan lokasi tempat tinggal (p=918). Korelasi termasuk sedang pada daerah perkotaan (0,410) dan lemah pada daerah pegunungan (0,410) dan dataran rendah (0,314). Nilai hasil uji Spearman Rank Correlation menunjukkan bahwa perilaku pencarian informasi kesehatan gigi dan mulut berkorelasi dengan usia, jenis kelamin, pendidikan orang tua, dan pendapatan orang tua, sedangkan dengan lokasi tempat tinggal tidak berkorelasi. Simpulan: Terdapat korelasi antara perilaku pencarian informasi kesehatan gigi dan mulut dengan faktor sosiodemografi usia, jenis kelamin, pendidikan orang tua, dan pendapatan orang tua remaja di Kabupaten Jember, sedangkan variabel tempat tinggal tidak menunjukkan korelasi yang bermaknaKata kunciperilaku, informasi, kesehatan gigi dan mulut, faktor sosiodemografi, remajaCorrelation of oral health information seeking behavior with sociodemographic factors in adolescents: cross-sectional study ABSTRACTIntroduction: Maintaining dental and oral health is crucial as it can impact the body's overall well-being. Various factors can influence dental and oral health; among them, behaviours play a significant role. These behaviours encompass seeking information about dental and oral health and sociodemographic factors that can influence them. While often curious, teenagers overlook the evaluation of information sources they employ. This study examines the correlation between adolescents' behaviour in seeking oral health information and sociodemographic factors. Methods: This study employs an analytical observational research approach with a cross-sectional design, employing a questionnaire as the research instrument. The study focuses on two main variables: dental and oral health information-seeking behaviour and sociodemographic factors, including age, gender, place of residence, parental education, and parental income. The research population comprises 70,913 junior high school students from odd semesters during the 2021/2022 academic year. The sample size was determined using the Slovin formula, and the samples were collected using a random cluster random sampling technique. To ensure representativeness, the samples were distributed proportionately according to the formula introduced by Bowley. A non-parametric statistical test, specifically the Spearman Rank Correlation, was employed for data analysis. Results: The significance values for the information-seeking behaviour variable were as follows: age (p=0.001), gender (p=0.000), parental education (p=0.000), parental income (p=0.000), and location of residence (p=0.918). The correlation was moderate in urban areas (0.410), weak in mountainous areas (0.410), and coastal areas (0.314). The Spearman Rank Correlation test results indicated that dental and oral health information-seeking behaviour was associated with age, gender, parental education, and parental income. However, no significant relationship was found between dental and oral health information-seeking behaviour and the location of residence. Conclusion: Correlation of dental and oral health information-seeking behaviour and sociodemographic factors, including age, gender, parental education, and parental income, among adolescents in Jember Regency. However, the variable of residence does not exhibit a significant correlation.Keywordsbehavior, information, dental and oral health, sociodemographic factors, adolescents 
Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Kesehatan Gigi dan Mulut Terhadap Indeks Gingiva Mahasiswa Fkg Universitas Jember Angkatan 2020 Khalishah, Nadia Rizki; Dwiatmoko, Surartono; Wahyukundari, Melok Aris
STOMATOGNATIC - Jurnal Kedokteran Gigi Vol 21 No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/stoma.v21i1.47339

Abstract

DentaI and oraI heaIth of the lndonesian peopIe requires attention from health workers, because dentaI and oraI diseases are in the top ten most common diseases. Gingivitis is one of the most common dentaI and oraI diseases. One of the factors that affect dentaI and oraI heaIth is the level of knowIedge, attitudes and actions of a person to maintain dental and oral health. Knowing the reIationship of knowIedge, attitudes, and actions of dentaI and oraI heaIth on the gingival index of FKG University Jember students batch 2020. analytic observationaI research with cross sectional design. The number of samples is 60 students. Collecting data using a questionnaire regarding oral health behavior and examination of the severity of gingivitis using the gingival index. The data obtained were tabuIated and anaIyzed using the Spearman correlation test. As many as 95% of respondents have good knowledge category, 90% of respondents have good attitude category, 83.33% of respondents have good category of action, and 63.33% of respondents have healthy gingiva. The results of the Spearman correIation test showed that the significance value between variables was Iess than 0.05 (p<0.05), meaning that there was a significant reIationship between knowledge, attitudes, and oraI heaIth practices with the gingival index. There is a significant reIationship between knowIedge, attitudes, and dentaI and oral heaIth actions with the gingival index of FKG University Jember students batch 2020.
HUBUNGAN KELUARGA SEBAGAI SUMBER INFORMASI KESEHATAN GIGI DAN MULUT DAN KARIES PADA REMAJA DI KABUPATEN JEMBER Misrohmasari, Elyda; Dwiatmoko, Surartono; Pamase, Ulrico Adnan; Handayani, Ari Tri Wanodyo; Sulistiyani
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 4 No. 9: Februari 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Fungsi tubuh dapat terganggu akibat kondisi kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik sehingga mengganggu aktivitas seperti bekerja dan belajar. Hal ini merugikan bagi tiap orang termasuk remaja. Remaja cenderung mudah terpengaruh oleh informasi kesehatan gigi dan mulut yang salah sehingga dapat mengurangi kualitas informasi yang mereka dapatkan. Permasalahan kesehatan gigi dan mulut yang banyak dialami oleh remaja adalah karies gigi. Prevalensi karies pada remaja Indonesia adalah 72%. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi karies gigi adalah perilaku pencarian informasi kesehatan. Informasi kesehatan dapat diperoleh melalui berbagai sumber, salah satunya adalah keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan pencarian informasi kesehatan gigi dan mulut melalui keluarga dengan angka karies gigi pada remaja di Kabupaten Jember. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional yang dilaksanakan di enam SMP di Kabupaten Jember dengan sampel 398 responden. Pengambilan data memakai kuesioner dan pemeriksaan rongga mulut menggunakan indeks DMF-T. Hasil: Hasil uji Spearman Rank Correlation menunjukkan bahwa pencarian informasi kesehatan gigi dan mulut melalui keluarga memiliki hubungan yang signifikan terhadap angka karies gigi dengan nilai signifikansi yang didapatkan sebesar 0,022 dengan koefisien korelasi sebesar -0,115. Kesimpulan: Remaja yang mendapatkan informasi kesehatan gigi dan mulut dari keluarga cenderung memiliki angka karies yang lebih rendah.
Analisis faktor risiko karies pada anak di Area Agro-Industri menggunakan pengujian aplikasi model CARA berbasis Android: Studi cross-sectional Probosari, Niken; Prihatiningrum, Berlian; Rozana, Taqiya Faza; Sukanto, Sukanto; Sulistiyani, Sulistiyani; Setyorini, Dyah; Budi Rahardjo, Roedy; Dwiatmoko, Surartono
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Vol 36, No 3 (2024): Desember 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkg.v36i3.56743

Abstract

Pendahuluan: Menurut Riskesdas tahun 2018, prevalensi karies gigi pada anak di Indonesia mencapai 89,6%, sedangkan karies aktif di Jawa timur sebesar 49,88%, yang menunjukkan bahwa angka kejadian karies di Jawa Timur masih sangat tinggi. Karies dapat dicegah dengan tindakan preventif berupa penilaian risiko karies. Aplikasi CARA merupakan salah satu pemanfaatan teknologi di bidang kedokteran gigi yang dapat memprediksi risiko karies pada anak. Aplikasi CARA berbasis android mudah digunakan dan hasil dapat diunduh untuk dijadikan dasar edukasi kepada orangtua. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penilaian risiko karies pada anak usia 6-9 tahun dengan menggunakan pengujian aplikasi model CARA berbasis android. Metode: Jenis penelitian ini observasional analitik  dengan pendekatan studi cross-sectional. Jumlah populasi penelitian sebanyak 87 siswa dengan subjek penelitian adalah anak usia 6-9 tahun SDN Candijati 1 Arjasa yang diambil dengan teknik total sampling. Pemeriksaan penilaian risiko karies formulir aplikasi CARA (Caries Risk Assessment) dan frekuensi makan-makanan manis dilakukan menggunakan kuesioner dan pemeriksaan langsung. Analisis data menggunakan uji chi square untuk menilai pengaruh jenis kelamin dan usia terhadap faktor risiko karies, uji Anova dan regresi linear untuk pengujian model.  Hasil: Penilaian risiko karies pada anak memiliki risiko karies rendah sebesar 65,5% dengan indikator penyebab karies yang dominan yaitu konsumsi makanan manis dan rata-rata kemungkinan anak terhindar karies sebesar 69,3%. Simpulan: Analisis faktor risiko karies pada anak di area agro-Industri menggunakan aplikasi “CARA” menunjukkan faktor risiko perilaku menjaga kesehatan gigi dan mulut seperti mengatur pola makan, sikat gigi dan konsumsi makanan berserat dapat menurunkan risiko seseorang terkena karies. Analysis of caries risk factors in children in the Agro-Industrial Area using the Android-based CARA model application test: cross-sectional studyIntroduction: According to the 2018 Basic Health Research, the prevalence of dental caries among children in Indonesia reached 89.6%. In East Java, the rate of active caries was 49.88%, indicating a persistently high incidence. Caries can be prevented through early intervention, including risk assessments. The CARA (Caries Risk Assessment) application is an Android-based tool designed to predict caries risk in children. It is user-friendly and provides downloadable results for parental education. This study aimed to evaluate caries risk in children aged 6-9 years using the CARA application. Methods: This type of research is observational analytic with a cross-sectional approach. The population consisted of 87 students  aged 6-9 years from Candijati 1 Elementary School, Arjasa, selected through total sampling. Caries risk assessment was conducted using the CARA application, supported by a questionnaire assessing sweet food consumption and clinical dental examination. Data were analyzed using Chi-square tests to assess the influence of gender and age on caries risk factors. ANOVA and linear regression analyses were conducted for model testing. Results: The Cronbach’s Alpha reliability and validity test yielded p = 0.525 (p > 0.5), with the sensitivity level of the CARA application showing a value of 91.1%, specificity of 100%, positive predictive value of 100% and negative predictive value of 89.4%, supporting the validity of the CARA application. Caries risk assessment in children aged 6-9 years at Candijati 1 Elementary School showed a low caries risk of 65.5%, with sweet food consumption as the dominant risk factor and an average caries prevention potential of 69.3%. Conclusion: Maintaining dental and oral health through dietary control, regular tooth brushing and consumption of fibrous foods can significantly reduce caries risk. The findings indicate that the CARA application is a valid, effective, and practical tool for caries risk assessment in children.