Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGUNGKAPAN MAKNA BENTUK SIKAP TANGAN ‘EMPRIT MUNGUP’ MELALUI TIPE TARI STUDI DAN DRAMATIK PADA KARYA TARI “VITARKA” NURIANA, ERVIN; PUSPITO, PENI
Solah Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Solah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karya tari Vitarka merupakan salah satu karya inspiratif yang berangkat dari sebuah fenomena bentuk sikap tangan pada tari Jawa Timur yaitu Sikap tangan Emprit Mungup dimana pemaknaan tersebut di tafsirkan oleh koreografer pada kehidupan manusia yaitu menyadarkan akan sosok manusia dimana dia berasal disitu dia kembali, manusia yang sebelumnya tidak akan akan menjadi tiada lagi maka dalam kehidupan haruslah manusia mengendalikan diri dari sifat ? sifat buruk dan menghargai hidup sebagai kodrat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Karya ini memilih salah satu fokus pada pengungkapan isi makna melalui bentuk pertunjukan tipe tari studi ? dramatik, dimana berngkat dari sebuah objek sederhana dan di ungkapkan melalui penggambaran suasana dalam sebuah pertunjukan tari.Penulisan pada karya tari Vitarka menggunakan beberapa teori diantaranya Ichonography mengenai ilmu mudra, sebagai acuan dalam pemaknaan bentuk sikap tangan tersebut. Teori koreografi, repetisi, urutan (Sequence), transisi, dan staccato membantu dalam perwujudan mengenai konsep yang telah diangkat menjadi sebuah pertunjukan tari. Penafsiran koreografer pada sebuah bentuk sikap tangan yang kemudian dilanjutkan pada tahap proses kreatif yang diantranya adalah eksplorasi, improvisasi, komposisi, analisisi, evaluasi dan fiishing.Karya tari vitarka menawarkan bentuk sajian tari eksplorasi sebuah objek terpilih yakni bentuk sikap tangan emprit mungup atau vitarka pada ilmu mudra, melalui tari studi ? dramatik. Pada hal tersebut koreografer berharap untuk semua penikmat agar dapat belajar dari sebuah obyek sederhana, dari hal kecil menjadi besar, dari yang susah menjadi mudah, dan mengambangkan pemikiran serta penafsiran sesuatu yang berdasar pada ide gagasan yang menimbulkan sebuah kreatifitas.Kata Kunci : Emprit Mungup, Mudra, Tari Studi, Tari dramatik, dan Vitarka
Nilai moral dan makna pada karya “tuah tampah”: Kajian semiotika tari Nuriana, Ervin; Jannah, Latifatul
Patria Educational Journal (PEJ) Vol 4 No 1 (2024): Volume 4 Nomor 1 Maret 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/pej.v4i1.1520

Abstract

Penelitian ini untuk mengetahui nilai miral dan makna pada karya tari berjudul “Tuah Tampah”, serta membuka pandangan bahwasannya tari bukan hanya berfungsi sebagai tontonan dan pertunjukan tetapi terdapat nilai yang disyarakatkan melalui simbol pada setiap gerakan yang diciptakan oleh korografer. Karya Tari Tuah Tampah, terisnpirasi dari media tempeh dalam istilah jawa, merupakan wadah dapur untuk memilah bahan. Kata Tuah diambil dari kata petuah yang berate nasihat, penggabungan nilai tradisi dan issue modernitas merupakan pijakan utama dalam pembuatan karya tari ini. Menggunakan metode konstruksi penciptaan yang meliputi ; Rangsang awal, ekplorasi gerak, dan represtasi simbol, yang digabungkan menjadi sebuah gagasan idesional. Filosofi pada karya tari ini dikaji melalui pemahaman semiotika tari dan menghasilkan nilai moral dan makna pada setiap bagian karya yang diciptakan.
Efektivitas Technology-Enhanced Learning dalam Pembelajaran Interaktif Berbasis Kurikulum Merdeka di Kelas 5 SD Jannah, Latifatul; Nuriana, Ervin
Jurnal Pembelajaran dan Ilmu Pendidikan Vol 5 No 1 (2025): Volume 5, Nomor 1 Tahun 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/jpip.v5i1.1383

Abstract

Peserta didik yang kurang aktif dalam pembelajaran di kelas dapat disebabkan beberapa faktor diantaranya yaitu faktor dari pendidik, media ajar yang digunakan ataupun materi yang dibawakan oleh pendidik. Oleh karenanya maka seorang pendidik perlu mengembangkan atau mencari cara agar pembelajaran lebih menghidupkan interaksi dari peserta didik. Hal yang dapat dilakukan yakni merancang fasilitas pembelajaran yang tepat agar peserta didik mendapatkan rangsangan untuk lebih tertarik untuk terlibah dalam pembelajaran sehingga akan memahami materi yang disampaikan oleh pendidik. Penguasaan teknologi juga merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran saat ini. Teknologi dapat dijadikan sebuah media pembelajaran yang menyenangkan untuk menarik minat peserta didik, karena media pembelajaran yang kurang menarik minat sulit untuk digunakan dalam memberikan pengalaman yang konkret kepada peserta didik. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan efektivitas Technology-Enhanced Learning dalam pembelajaran interaktif berbasis kurikulum merdeka sesuai dengan kurikulum yang digunakan di sekolah tempat penelitian ini dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dari data- data yang sudah ditemui. Hasil dari pengumpulan data dan analisis temuan data didapatkan hasil bahwa efektivitas penggunaan Technology-Enhanced Learning dalam pembelajaran interaktif berbasis kurikulum merdeka pada siswa kelas 5 di SDN 01 Sukorejo Kab. Nganjuk terbukti sangat efektif dalam menghidupkan kelas, menunjang kondisi kelas yang menarik dan interaktif.
Efektivitas Technology-Enhanced Learning dalam Pembelajaran Interaktif Berbasis Kurikulum Merdeka di Kelas 5 SDN 01 Sukorejo Kab. Nganjuk Jannah, Latifatul; Nuriana, Ervin
Jurnal Pembelajaran dan Ilmu Pendidikan Vol 4 No 1 (2024): Volume 4 Nomor 1, Februari 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/jpip.v4i1.1384

Abstract

Peserta didik yang kurang aktif dalam pembelajaran di kelas dapat disebabkan beberapa faktor diantaranya yaitu faktor dari pendidik, media ajar yang digunakan ataupun materi yang dibawakan oleh pendidik. Oleh karenanya maka seorang pendidik perlu mengembangkan atau mencari cara agar pembelajaran lebih menghidupkan interaksi dari peserta didik. Hal yang dapat dilakukan yakni merancang fasilitas pembelajaran yang tepat agar peserta didik mendapatkan rangsangan untuk lebih tertarik untuk terlibah dalam pembelajaran sehingga akan memahami materi yang disampaikan oleh pendidik. Penguasaan teknologi juga merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran saat ini. Teknologi dapat dijadikan sebuah media pembelajaran yang menyenangkan untuk menarik minat peserta didik, karena media pembelajaran yang kurang menarik minat sulit untuk digunakan dalam memberikan pengalaman yang konkret kepada peserta didik. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan efektivitas Technology-Enhanced Learning dalam pembelajaran interaktif berbasis kurikulum merdeka sesuai dengan kurikulum yang digunakan di sekolah tempat penelitian ini dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dari data- data yang sudah ditemui. Hasil dari pengumpulan data dan analisis temuan data didapatkan hasil bahwa efektivitas penggunaan Technology-Enhanced Learning dalam pembelajaran interaktif berbasis kurikulum merdeka pada siswa kelas 5 di SDN 01 Sukorejo Kab. Nganjuk terbukti sangat efektif dalam menghidupkan kelas, menunjang kondisi kelas yang menarik dan interaktif.
Menumbuhkan Literasi Artificial Intelligence (AI) untuk Siswa Sekolah Dasar melaluiPendidikan Science, Technology, Engineering, Art, and Mathematics (STEAM) Amalia, Shofi Nur; Fatmawati, Malinda; Nuriana, Ervin
BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual Vol 10 No 2 (2025): Volume 10 Nomor 2, Mei 2025
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28926/briliant.v10i2.2077

Abstract

The emergence of Artificial Intelligence (AI) is a representation of massive technological innovation in the world, including Indonesia. The convenience of AI covers all sectors, including the education sector. With all its convenience, AI also has a negative impact on its users. Therefore, literacy regarding AI needs to be carried out to anticipate all the negative impacts that could result. For example, AI users in the world of education are teachers and students. AI literacy needs to be applied to students with a STEAM approach. In this research, the DBR method was used with the research results of (1) literacy activities running smoothly, (2) knowing students' difficulties in AI literacy, (3) knowing new things that students had discovered.
Implementasi Budaya (Kebiasaan) Warga Sekolah SMA Antartika Sidoarjo di Dasari Dengan Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Subianto Karoso; Yanuartuti, Setyo; Handayani, Enie Wahyuning; Nuriana, Ervin
Journal of Practice Learning and Educational Development Vol. 3 No. 4 (2023): Journal of Practice Learning and Educational Development (JPLED)
Publisher : Global Action and Education for Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58737/jpled.v3i4.52

Abstract

School culture is a complex concept. Generally, culture can be defined as a way of life that develops within a community and is passed down from generation to generation. School culture encompasses various elements such as language, religion, customs, arts, and social norms that shape the identity of a group. The school environment possesses a unique culture, as each school has its own profile based on its characteristics. Cultural education is the knowledge imparted to students based on existing culture, including cultural values, norms, and skills in the field of culture. The essence of culture is a system of values, norms, and regulations that persist within a group.In many schools, habitual activities such as commemorating national holidays help students become more active and participatory in school activities. Exemplary behaviors such as dressing neatly, arriving on time, and communicating politely enable students to internalize desired behaviors in their daily lives. School culture plays an important role in shaping character. As educational institutions, schools have visions, missions, and goals not only to disseminate knowledge but also to cultivate the morals and behaviors of students through the values taught within the school environment.By implementing positive culture, students are expected to develop good character, become responsible individuals, and contribute positively to society. Therefore, it is essential for every school to develop a culture that supports character education and creates an inclusive and productive learning environment. Thus, school culture not only shapes students' character to be more disciplined and independent but also creates a stable and structured learning environment within the school.