Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MANAJEMEN PEMBELAJARAN SISWA PADA PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS (STUDY KASUS DI PLK BIMA SAKTI DEMAK Lusiyanti, Lusiyanti
QUALITY Vol 6, No 1 (2018): QUALITY
Publisher : Pascasarjana IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/quality.v6i1.5802

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Karakteristikpeserta didikkorban konflik Etnis Papua di PLK Bima Sakti di Desa Cangkring KecamatanKaranganyar Kabupaten Demak. 2) Perencanaan pembelajaran siswa korbankonflik Etnis Papuadi PLK Bima Sakti di Desa Cangkring KecamatanKaranganyar Kabupaten Demak. 3) Pelaksanaan pembelajaran siswa korbankonflik Etnis Papuadi PLK Bima Sakti di Desa Cangkring KecamatanKaranganyar Kabupaten Demak. 4) Evaluasi pembelajaran siswa korban konflikEtnis Papuadi PLK Bima Sakti di Desa Cangkring Kecamatan KaranganyarKabupaten DemakPenelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field Research) denganmenggunakan pendekatan kualitatif.Adapun data informan meliputi: kepalasekolah, guru, pegawai Dinas Dikpora, dan siswa. Teknik pengumpulan data yangdigunakan: observasi, wawancara dan dokumentasi, dan teknik analisis data yangdigunakan dengan analisis kualitatif.Perencanaan pembelajaran siswa korban konflik Etnis Papuadi PLK BimaSakti di Desa Cangkring Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak dapatdikatakan cukup baik, karena perencanaan pembelajaran meliputi: tahapprainstruksional, tahap intruksional dan tahap evaluasi tindak lanjut. Tahapprainstruksional dilakukan untuk merancang perencanaan pembelajaran. Tahapintruksional dilakukan untuk merencanakan langkah-langkah dalam pelaksanakanpembelajaran, dan tahap evaluasi tindak lanjut ini perencanaan tentang bentukbentukevaluasi yang digunakan dalam proses pembelajaran.Pelaksanaan pembelajaran siswa korban konflik Etnis Papuadi PLK BimaSakti di Desa Cangkring Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak cukupbaik.hal tersebut dilaksanakan sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun2007 tentang Standar Proses yang meliputi langkah: pendahuluan, kegiatan intiyang terdiri dari elaborasi, eksplorasi dan konfirmasi, dan kegiatan evaluasi.Evaluasi pembelajaran siswa korban konflik Etnis Papuadi PLK Bima Saktidi Desa Cangkring Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak menggunakanbentuk tes yaitu tes tertulis terdiri dari pilihan gandan, isian dan uraian, sedangkanbentuk non tes berupa penilaian sikap atau observasi. Bentuk-bentuk evaluasitersebut dilakukan pada penilaian formatif dan sumatif.
Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Faktor Sosial Demografi pada Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan di Indonesia Lusiyanti, Lusiyanti; Wicaksono, Padang
MUWAZAH: Jurnal Kajian Gender Vol 12 No 2 (2020)
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/muwazah.v12i2.2669

Abstract

The World Economics Forum released the Global Gender Gap Index report 2020 which shows that women's participation in the economy is still lower than women's participation in education. This study aims to analyze how education and socio-demographic factors influence women's work participation in Indonesia. The data source used in this study is the 2019 National Labor Force Survey (Sakernas) from the BPS-Statistics Indonesia. The research method used is descriptive analysis and inferential analysis with the probit model. The probit model is a statistical model to see the probability of a dependent variable that is categorical (1 if a female is working and 0 if she doesn't work). The results of this study indicate that the level of education and social-demographic factors have a significant effect on the probability of female to work. The probability of female to work is higher with increasing their education. Meanwhile, the social-demographic factor that increases the probability of women to work are their status as the head of the family and age. The socio-demographic factors that tend to reduce the probability of female to work are marriage status, existence of children under five in household, and living in urban areas.
E-Diagnostic Gangguan Kepribadian Ganda (Dissociative Identity Disorder) Menggunakan Metode Teorema Bayes Br. Sitanggang, Jesica; Syahril, Muhammad; Lusiyanti, Lusiyanti
Jurnal Sistem Informasi Triguna Dharma (JURSI TGD) Vol. 3 No. 6 (2024): Edisi November 2024
Publisher : STMIK Triguna Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53513/jursi.v3i6.8899

Abstract

Gangguan Kepribadian Ganda adalah kondisi psikologis yang dimana individu mengalami dua atau lebih identitas yang berbeda secara terpisah dalam satu kepribadian. Diagnosa yang akurat dan efektif dari gangguan Kepribadian Ganda dapat menjadi sebuah tantangan karena sifatnya yang kompleks dan subjektif. Metode Teorema Bayes digunakan untuk memperoleh probabilitas diagnosa berdasarkan data yang diinput oleh pengguna dan menyusun aturan berbasis pengetahuan dari para ahli untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa metode Teorema Bayes dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mendiagnosa gangguan Kepribadian Ganda.
SOSIALISASI PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MENGAJAR PADA SEKOLAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Yanti, Nur; Hafiz, Afdal Al; Lusiyanti, Lusiyanti; Setiawan, Fery; Julianita siregar, Siti
Reswara: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v3i2.1900

Abstract

Kampus Mengajar merupakan sebuah kegiatan kampus merdeka yang juga turut serta mengikut sertakan mahasiswa yang memiliki keberagaman dari jurusan masing-masing yang diambil mahasiswa pada sebuah institusi yang mereka pilih. Khusus pada jenjang SD dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan. Metode yang digunakan adalah observasi secara langsung pada sekolah. Indonesia saat ini memerlukan adanya Kerjasama yang baik agar dapat saling memberikan dorongan serta kotribusi nyata dalam upaya peningkatan kualitas Pendidikan yang ada pada. Upaya pergerakan yang dilakukan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada pihak terlibat untuk mensukseskan kampus mengajar untuk Pendidikan Indonesia
PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERKONTEKS BENGKULU DAN TIDAK BERKONTEKS BENGKULU Lusiyanti, Lusiyanti; Siagian, Teddy Alfra; Rahimah, Dewi; Agustinsa, Ringki; Susanto, Edi
JP2MS Vol 7 No 3 (2023): Desember
Publisher : Program Studi S1 Pendidikan Matematika FKIP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jp2ms.7.3.371-384

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP Negeri 11 Kota Bengkulu antara model Problem Based Learning berkonteks Bengkulu dan tidak berkonteks Bengkulu. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 11 Kota Bengkulu tahun ajaran 2022/2023. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling sehingga terpilih dua kelas sampel yaitu kelas VII H (kelas eksperimen 1) yang berjumlah 29 orang diberikan pembelajaran dengan model Problem Based Learning berkonteks Bengkulu dan VII I (kelas eksperimen 2) yang berjumlah 28 orang diberikan pembelajaran dengan model Problem Based Learning tidak berkonteks Bengkulu. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes kemampuan komunikasi matematis. Hasil dari pengujian hipotesis kemampuan komunikasi matematis menggunakan uji t dua sampel independen diperoleh nilai  sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII SMP Negeri 11 Kota Bengkulu antara model Problem Based Learning berkonteks Bengkulu dan tidak berkonteks Bengkulu. Meskipun nilai rata-rata siswa yang diberi pembelajaran dengan model problem based learning berkonteks Bengkulu lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan model problem based learning tanpa konteks Bengkulu tetapi hasil yang didapatkan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.