Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

PENGGUNAAN ELECTRIC ARC FURNACE SLAG PADA PEMBUATAN BETON KINERJA TINGGI DENGAN PERBEDAAN PERLAKUAN PERAWATAN ARISTIANTI, RISKI; RISDIANTO, YOGIE
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton adalah campuran antara semen, agregat, dan air yang menyebabkan terjadinya suatu hubungan yang erat antara bahan-bahan tersebut. Kekuatan beton dapat dipengruhi oleh banyak hal, yaitu dari material penyusun, rancangan campuran, pengerjaan, dan perawatan. Tujuan dari perawatan beton sendiri adalah guna memelihara beton dalam kondisi tertentu setelah bekisting dibuka agar kekuatan beton dapat dicapai sesuai dengan yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan pada beton high performance concrete berbahan tambah electric arc furnace slag (EAFS) sebagai substitusi agregat kasar 30% dengan mutu beton yang direncanakan adalah f?c 45 MPa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan perawatan benda uji terhadap kuat tekan beton. Adapun variabel penelitian yang digunakan adalah dengan perawatan direndam, diangin-anginkan pada suhu ruang, dan disiram dengan air. Benda uji berbentuk silinder 10x20 cm. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah kuat tekan, dandilakukan pada umur ke-7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari. Hasil kuat tekan beton tertinggi didapatkan pada variasi beton direndam, dengan nilai pada umur pengujian ke-28 hari sebesar 54.66 MPa. Kemudian disusul benda uji dengan perawatan disiram air, mendapat hasil kuat tekan 48.171 MPa dan yang terakhir dengan variasi perawatan pada suhu ruang sebesar 43.30 MPa.
PEMANFAATAN ELETRIC ARC FURNACE SLAG PADA BETON KINERJA TINGGI DENGAN FAS BERVARIASI ABDUWOH, MOCHAMMAD; RISDIANTO, YOGIE
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton kinerja tinggi atau High Performance Concrete (HPC) adalah beton yang memiliki sifat?sifat istimewa yang dirancang untuk memenuhi beberapa keuntungan dalam pelaksanaan struktur beton. Kerikil merupakan sumber daya alam yang akan habis dan tidak dapat diperbarui bila digunakan pada jangka waktu yang panjang. Oleh sebab itu diperlukan bahan penganti yang berfungsi sama dengan kerikil yaitu electric arc furnace slag.Tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah menganalisis kuat tekan beton pada masing-masing variasi FAS pada beton kinerja tinggi dengan bertambahnya jumlah semen. Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 20 cm. Pengujian kuat tekan pada umur 7, 14, 21, dan 28 hari.Hasil penelitian menujukan bahwa diantara variasi FAS 0.24, 0.28, 0.32, 0.36, 0.40 didapat kuat tekan beton terbesar pada variasi FAS 0.40 dengan hasil kuat tekan sebesar 55.598 MPa pada hari ke-28. Sedangkan kuat tekan terendah berada pada variasi FAS 0.24 yaitu sebesar 15.067 MPa. Kuat tekan beton bergantung pada variasi FAS yang digunakan.
PEMANFAATAN SERAT BOTOL PLASTIK TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR PADA PEMBUATAN PANEL BETON RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN ELECTRIC ARC FURNACE SLAG (EAFS) SEBAGAI SUBSTITUSI PASIR MEIDIANTO RUSMANSAH, YOGI; RISDIANTO, YOGIE
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plastik sendiri merupakan salah satu jenis anorganik yang mana tidak semua jenis ini dapat didaur ulang. Botol plastik bekas atau Polyetylene Terephtalate (PET) merupakan salah satu jenis plastik yang dapat didaur ulang dengan mudah. Dalam dunia konstruksi penggunaan bahan alternatif yang berasal dari limbah sudah mulai dilakukan termasuk untuk bahan tambah dalam pembuatan beton khususnya produk beton ringan seperti misalnya bata ringan, panel dinding dan lain-lain. Untuk bisa dimanfaatkan sebagai bahan tambah untuk memperkuat lentur dalam pembuatan panel beton ringan, limbah botol plastik bekas harus diproses menjadi serat dengan cara dipotong dengan ukuran panjang 3 cm dan lebar 1-2 mm. Serat tersebut nantinya yang akan digunakan sebagai bahan tambahan untuk memperkuat kuat lentur pada panel beton ringan. Selain penggunaan botol plastik bekas yang digunakan sebagai serat, digunakan juga limbah dari peleburan baja atau biasa disebut Electric Arc Furnace Slag (EAFS) yang akan digunakan sebagai bahan substitusi agregat halus atau pasir mengingat pemanasan global juga semakin meningkat akhir-akhir ini maka diperlukan inovasi semacam ini untuk membuat beton lebih ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh dari botol plastik jenis PET untuk kuat lentur dan EAFS sebagai substitusi pasir untuk memperkuat kuat tekan pada panel beton ringan. Pada penelitian ini akan melakukan experimental dengan menggunakan persentase EAFS 5% sebagai substitusi pasir dan variasi serat botol plastik 0%, 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8% dan 1% untuk kuat lentur pada panel beton ringan. Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa dengan memanfaatkan Electric Arc Furnace Slag (5%) dan serat botol plastik pada campuran beton ringan mampu memperbaiki kuat lentur sebesar 1,308 MPa pada variasi 0,6%. Kata Kunci: Beton Ringan, Beton Serat, EAFS, Botol Plastik PET, Kuat Tekan, Kuat Lentur
DESAIN METODE GROUND ANCHOR TERHADAP PERGESERAN TANAH PROYEK APARTEMEN GRAND DHARMAHUSADA LAGOON (STUDI KASUS PADA PEMBANGUNAN APARTEMEN GRAND DHARMAHUSADA LAGOON SURABAYA) SUN SAID, TAR; RISDIANTO, YOGIE
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Grand Dharmahusada Lagoon merupakan apartemen yang memiliki beberapa permasalahan terhadap kondisi tanah, sehingga dalam penerapan digunakan metode ground anchor sebagai penguat dinding penahan tanah dalam pembangunan basement apartemen. Pemasangan ground anchor sangat dibutuhkan karena dapat menahan gaya lateral tanah dari tekanan tanah aktif. Ground anchor sendiri memiliki beberapa komponen antara lain: head anchor, free length, bond length, strand, cement grout. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan desain Ground Anchor yang sesuai dalam menanggulangi permasalahan pergeseran bored pile yang di akibatkan oleh tekanan tanah proyek apartemen Grand Dharmahusada Lagoon. Oleh sebab itu di butuhkan data tanah yang lengkap agar bisa di gunakan sebagai dasaran dalam mendesain ground anchor. Hasil penelitian ini setiap bored pile berdiameter 1 meter dan memiliki tinggi 12 meter. Untuk ground anchor yang dipasang memiliki jarak 1 meter, dapat menahan gaya lateral sebesar 5,8 ton. Dalam perencanaan didapat diameter grouting pada setiap anchor 0,3 meter dan panjang grouting pada setiap anchor sepanjang 13 meter, sedangkan jumlah strand pada setiap anchor terdiri dari 15 strand berdiameter 0,5 inc (1,27 cm/strand). Kata Kunci: Ground Anchor, Pergeseran, Tanah. Abstract Grand Dharmahusada Lagoon is an apartment that has a number of problems with soil conditions, so that the ground anchor method is used as a reinforcement for ground retaining walls in apartment basement development. Ground anchor installation is needed because it can withstand lateral ground forces from active soil pressure. Ground anchors have several components, including: anchor head, free length, bond length, strand, cement grout. The purpose of this study was to obtain a suitable Ground Anchor design in overcoming the problem of bored pile shifts caused by the ground pressure of the Grand Dharmahusada Lagoon apartment project. Therefor complete ground data is needed so that it can be used as a basis for designing ground anchor. The results of this study each bored pile 1 meter in diameter and 12 meters high. For a ground anchor that has a distance of 1 meter, it can withstand a lateral force of 5.8 tons. In planning, the diameter of grouting at each anchor is 0.3 meters and the length of grouting at each anchor is 13 meters, while the number of strands at each anchor consist of 15 strands with a diameter of 0.5 inc (1.27 cm / strand). Keywords: Ground Anchor, Shift, Land.
PEMANFAATAN LIMBAH KARBIT SEBAGAI BAHAN PENGGANTI (SUBSTITUSI) SEMEN PADA PEMBUATAN BETON RINGAN SELULER (CELLULAR LIGHTWEIGHT CONCRETE) AKIRA ULTANN, FAVIAN; RISDIANTO, YOGIE
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan beton ringan pada penerapan elemen non-struktural khususnya terhadap pemilihan bahan pengisi bangunan berupa panel dinding, memberikan alternatif berupa bahan bangunan rendah biaya (low cost). Inovasi ini diterapkan pada produk beton ringan untuk meningkatkan kelemahan beton non-struktural dalam bentuk biaya yang lebih rendah dikarenakan kecepatan pengerjaan lebih cepat, lebih tahan terhadap suhu, berat volume (density) nya lebih ringan, dan mudah dikerjakan (easy of handling). Penelitian ini dilakukan untuk memanfaatkan limbah karbit pada pembuatan beton ringan agar dapat menggantikan sebagian semen terhadap kuat tekan dan kuat lentur pada benda uji kubus, panel, dan balok. Substitusi limbah las karbit ini memiliki variasi sebesar 0%, 1%, 2%, 3% dan 4% terhadap berat benda uji. Hasil penelitian dari penambahan substitusi limbah las karbit variasi tersebut diperoleh bahwa kuat tekan beton meningkat pada variasi 2% sebesar 3.21 MPa dengan berat volume tertinggi 0.83 gr/cm3 dan resapan air terendah 19.01% pada variasi 2%, semua benda uji pada umur 28 hari. Kuat lentur diperoleh variasi tertinggi pada 2% sebesar 1.21 MPa dan berat jenis 0.83 gr/cm3 pada umur 28 hari.
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BOTOL PLASTIK SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN BETON RINGAN SELULER (CLC) DWI PAMUNGKAS, MIRZHA; RISDIANTO, YOGIE
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plastik saat ini merupakan bagian kehidupan sehari-hari manusia. Dalam dua dasarwarsa terakhir, kemasan plastik telah merebut pasar kemasan dunia, menggantikan kemasan kaleng dan gelas. Kemasan plastik sudah mendominasi industry makanan di Indonesia dan kemasan luwes (fleksibel) menempatiporsi 80%. Jumlah plastik yang digunakan untuk mengemas, menyimpan dan membungkus makanan mencapai 53%. Penelitian dengan menggunakan limbah plastik sebagai bahan pembuatan beton telah dilakukan dengan tujuan untuk memanfaatkan limbah plastik yang sulit terurai, dan berbahaya bagi lingkungan jika jumlahnya terus bertambah. Tujuan dari penelitian ini adalah pemanfaatan limbah botol plastik dan juga mengetahui sifat mekanis dari beton ringan seluler setelah penambahan serat botol plastik. Pengaruh terhadap sifat mekaniknya berupa kuat tekan yang lebih besar untuk penambahan 0.3% serat botol plastik dibandingkan dengan tanpa serat berikut ini nilai untuk penambahan 0.3% serat didapat 5.31 MPa dan tanpa serat atau 0.0% didapat 4.24 MPa pada umur 28 hari. Kuat lentur balok dan kuat lentur panel pada penambahan 0.5% serat botol plastik terjadi kuat lentur optimal yaitu 2.89 MPa pada balok dan 0.492 MPa pada panel umur 28 hari dan tanpa serat 1.59 MPa lentur balok dan 0.228 MPa lentur panel pada umur 28 hari. Kuat lentur meningkat seiring dengan penambahan optimal 0.5% serat botol plastik, tetapi jika lebih dari 0.5% serat terjadi penurunan kuat lentur beton ringan khususnyanya pada 0.7% serat.
ANALISIS PENYUSUNAN KELAS JALAN BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PUPR (NO. 05/PRT/M/2018) DAN PEMETAAN KELAS JALAN (MENGGUNAKAN SOFTWARE ARCGIS) PADA JALAN PROVINSI DI WILAYAH KABUPATEN MOJOKERTO HABIL SARIMUN PUTRA, MUHAMMAD; RISDIANTO, YOGIE
Rekayasa Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daerah - daerah di Jawa Timur khususnya Kabupaten Mojokerto, seiring berkembangnya jaman mengalami peningkatan pada sisi pertumbuhan perekonomian serta infrastruktur jalan raya, dampak dari peningkatan tersebut yakni juga semakin meningkatnya volume lalu lintas serta muatan (tonase) kendaraan pada beberapa ruas jalan terlebih pada ruas jalan Provinsi di Kabupaten Mojokerto. Analisis Kelas Jalan merupakan analisis yang bertujuan untuk pengelompokan atau mengklasifikasi suatu ruas jalan dengan penentuan klasifikasinya berdasarkan fungsi dan intensitas lalu lintas serta daya dukung menerima muatan sumbu terberat dan dimensi kendaraan bermotor. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu, Tahap survey, Pengumpulan data (Data Primer dan Data Sekunder), Pengolahan data, Pembuatan peta kelas jalan menggunakan ArcGIS dan Integrasi peta kelas jalan kedalam peta digital existing (Google Maps). Lokasi yang digunakan untuk penelitian atau analisis penyusunan kelas jalan ini dilakukan pada tiga ruas Jalan Provinsi yang berada di wilayah Kabupaten Mojokerto. Hasil dari analisis tersebut yakni, berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 05/PRT/M/2018 pada tiga ruas Jalan Provinsi tersebut direkomendasikan masuk pada kategori Kelas Jalan III. Ruas Jalan Provinsi tersebut sudah dilakukan proses untuk menjadikan peta kelas jalan sebagai peta digital, serta dapat diintegrasikan ke dalam Peta Digital Existing (Google Maps).
PERBANDINGAN PENGGUNANAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) DAN RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT (RAP) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT PADA CAMPURAN ASPAL WEARING COURSE (AC-WC) DENGAN FLY ASH SEBAGAI FILLER ANDANA NINGRUM, ANINDYA; RISDIANTO, YOGIE
Rekayasa Teknik Sipil Vol 2, No 2/REKAT/18 (2018): Wisuda ke-92 Periode 2 Tahun 2018
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKVolume dan beban kendaraan terus bertambah sehingga diperlukan inovasi dalam pemeliharaan jalan guna mempertahankan atau menambah umur rencana jalan dalam melayani beban lalu-lintas. Overlay yang dilakukan terus-menerus akan membentuk ketebalan jalan yang tinggi, sehingga mengganggu drainase, ketinggian bahu jalan, kerb, dan median. Reclaimed asphalt pavement (RAP) adalah salah satu jenis aspal daur ulang yang didapatkan dari hasil penggarukan bahan perkerasan jalan yang sudah rusak. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan penggunaan buton granular asphalt (BGA) dan reclaimed asphalt pavement (RAP) sebagai bahan substitusi agregat pada campuran aspal wearing course (AC-WC) dengan fly ash sebagai filler. Pengujian yang dilakukan uji analisis deskriptif dengan parameter marshall yang dicari stabilitas, flow, vim, vma dan marshall quotient. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar aspal optimum (KAO) pada campuran AC-WC dengan reclaimed asphalt pavement (RAP) sebagai pengganti agregat sebesar 5,25% dan AC-WC dengan reclaimed asphalt pavement (RAP) dan asbuton butir tipe BGA sebagai pengganti agregat sebesar 4,25%. Karakteristik marshall lapisan aspal beton AC-WC dengan reclaimed asphalt pavement (RAP) mempunyai nilai stabilitas 1208,64 kg , kelelehan/flow 3,3 mm, dan marshall quotient 362,59 kg/mm. Sedangkan pada lapisan aspal beton AC-WC dengan reclaimed asphalt pavement (RAP) dan asbuton butir tipe BGA mempunyai nilai stabilitas 1636,3 kg, kelelehan/flow 3,2 mm, dan marshall quotient 516,71 kg/mm. Kata Kunci: kadar aspal optimum, marshall test, aspal daur ulang
PERBANDINGAN PENGGUNANAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) DAN RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT (RAP) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT PADA CAMPURAN ASPAL WEARING COURSE (AC-WC) DENGAN FLY ASH SEBAGAI FILLER ANDANA NINGRUM, ANINDYA; RISDIANTO, YOGIE
Rekayasa Teknik Sipil Vol 2, No 2/REKAT/18 (2018): Wisuda ke-92 Periode 2 Tahun 2018
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKVolume dan beban kendaraan terus bertambah sehingga diperlukan inovasi dalam pemeliharaan jalan guna mempertahankan atau menambah umur rencana jalan dalam melayani beban lalu-lintas. Overlay yang dilakukan terus-menerus akan membentuk ketebalan jalan yang tinggi, sehingga mengganggu drainase, ketinggian bahu jalan, kerb, dan median. Reclaimed asphalt pavement (RAP) adalah salah satu jenis aspal daur ulang yang didapatkan dari hasil penggarukan bahan perkerasan jalan yang sudah rusak. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan penggunaan buton granular asphalt (BGA) dan reclaimed asphalt pavement (RAP) sebagai bahan substitusi agregat pada campuran aspal wearing course (AC-WC) dengan fly ash sebagai filler. Pengujian yang dilakukan uji analisis deskriptif dengan parameter marshall yang dicari stabilitas, flow, vim, vma dan marshall quotient. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar aspal optimum (KAO) pada campuran AC-WC dengan reclaimed asphalt pavement (RAP) sebagai pengganti agregat sebesar 5,25% dan AC-WC dengan reclaimed asphalt pavement (RAP) dan asbuton butir tipe BGA sebagai pengganti agregat sebesar 4,25%. Karakteristik marshall lapisan aspal beton AC-WC dengan reclaimed asphalt pavement (RAP) mempunyai nilai stabilitas 1208,64 kg , kelelehan/flow 3,3 mm, dan marshall quotient 362,59 kg/mm. Sedangkan pada lapisan aspal beton AC-WC dengan reclaimed asphalt pavement (RAP) dan asbuton butir tipe BGA mempunyai nilai stabilitas 1636,3 kg, kelelehan/flow 3,2 mm, dan marshall quotient 516,71 kg/mm. Kata Kunci: kadar aspal optimum, marshall test, aspal daur ulang
PENGARUH PENAMBAHAN RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT (RAP) DAN LAWELE GRANULAR ASPHALT (LGA) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT PADA CAMPURAN BETON ASPAL WEARING COURSE (AC-WC) DENGAN FLY ASH SEBAGAI FILLER RETNO WILIS, AYUDYA; RISDIANTO, YOGIE
Rekayasa Teknik Sipil Vol 2, No 2/REKAT/18 (2018): Wisuda ke-92 Periode 2 Tahun 2018
Publisher : Rekayasa Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) dimanfaatkan dengan cara diolah kembali dengan diberi bahan tambahan sebagai pengikat untuk dijadikan bahan perkerasan baru. Penggabungan Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) dengan butir Lawele Granular Asphalt (LGA) dan fly ash sebagai filler diharapkan dapat memberikan manfaat dari aspek nilai biaya, material, metode, serta kualitas konstruksi perkerasan jalan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) dan Lawele Granular Asphalt (LGA) sebagai bahan subtitusi agregat terhadap karakteristik Marshall dari campuran panas aspal wearing course (AC-WC). Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang didapat melalui proses pengujian di laboratorium. Data tersebut dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan yang menjadi tujuan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan substitusi gradasi RAP dan LGA diantara substitusi agregat kasar (10-15mm), agregat sedang (5-10mm) dan agregat halus (0-5mm) yang dapat digunakan pada campuran beraspal panas dengan hasil yang terbaik terletak pada substitusi agregat sedang (5-10mm) sebesar 21% dengan nilai stabilitas 1208,64 kg untuk RAP dan 23% dengan nilai stabilitas 1645 kg untuk RAP+LGA. Pengaruh penambahan RAP+LGA sebagai bahan substitusi agregat terhadap karakteristik Marshall memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan penambahan RAP saja. Kata Kunci: AC-WC, Reclaimed Asphalt Pavement (RAP), Lawele Granular Asphalt (LGA) Abstract Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) is utilized by reprocessing with additional material as a binder to be used as a new pavement material. The incorporation of Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) with Lawele Granular Asphalt (LGA) and fly ash as filler is expected to benefit from the cost, material, method, and quality aspects of pavement construction. The purpose of this research was to investigate the effect of the addition of Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) and Lawele Granular Asphalt (LGA) as an aggregate substitution material to Marshall characteristics of a hot mix of asphalt wearing course (AC-WC). The research method used is descriptive quantitative analysis. Data collection techniques obtained through laboratory testing process. The data was analyzed to get the conclusions that were the objectives in this research. The results showed a substitution of RAP and LGA gradations between the substitutes of course aggregates (10-15mm), medium aggregates (5-10mm) and fine aggregates (0-5mm) which can be used on hot asphalt mixtures with the best results being in medium aggregate substitution (5-10mm) by 21% with a stability value of 1208.64 kg for RAP and 23% with a stability value of 1645 kg for RAP + LGA. The effect of adding RAP + LGA as an aggregate substitute material on Marshall characteristics has better results than the addition of RAP. Keywords: Asphalt Concrete-Wearing Course, Reclaimed Asphalt Pavement (RAP), Lawele Granular Asphalt (LGA)