p-Index From 2020 - 2025
0.659
P-Index
This Author published in this journals
All Journal JTAM ROTARY
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH CATALYTIC CONVERTER BERBAHAN ALUMUNIUM, SENG TERHADAP KEMAMPUAN REDUKSI EMISI GAS BUANG, DAN PERFORMA PADA SEPEDA MOTOR 110 CC Isworo, Hajar; Khalil, Muhammad; Syahyuniar, Rusuminto; Syaief, Adhiela Noer; Bela Persada, Anggun Angkasa; Lingga, Yulima Melsipa; Artika, Kurnia Dwi; Adi Setiawan, Muhammad Yusuf
JTAM ROTARY Vol 6, No 2 (2024): JTAM ROTARY
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtam_rotary.v6i2.12322

Abstract

Masalah emisi gas buang akan terus berlangsung selama manusia menggunakan bahan bakar fosil. Emisi gas buang dapat diturunkan dengan menggunakan katalis yang terbuat dari berbagai macam material, seperti aluminium, tembaga, seng, dan lainnya. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan jenis matrial katalis alumunium dan seng terhadap emisi gas buang HC dan CO. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menguji Katalitik converter menggunakan uji eksperimental menggunakan alat uji emisi dan dyno test (uji performa mesin). Dari penelitian diketahui bahwa kadar CO dan HC  terendah pada penggunaan katalis alumunium 2 saringan dengan torsi sebesar 5.69 dan power sebesar 3,9 hp. Menurunnya emisi gas buang karena katalis alumunium dan seng terbukti efektif menurukan kadar CO dan HC. The problem of exhaust emissions will continue as long as humans use fossil fuels. Exhaust gas emissions can be reduced by using catalysts made from various materials, such as aluminum, copper, zinc, and others. So this research was carried out to determine the effect of using aluminum and zinc catalyst materials on HC and Co exhaust emissions. The method used in this research is to test the catalytic converter using experimental tests using emission test equipment and dyno tests (engine performance tests). From the research, it is known that the lowest CO and HC levels are when using  2 filter aluminum catalyst with a torque of 5.69 and a power of 3.9 hp. Reduced exhaust emissions due to aluminum and zinc catalysts proven to be effective in reducing CO and HC levels.
PENGARUH KETINGGIAN ENGINE STAND SEPEDA MOTOR TERHADAP NILAI KEKUATAN MATERIAL (TEGANGAN DAN DEFLEKSI) Isworo, Hajar; Khalil, Muhammad; Syahyuniar, Rusuminto; Syaief, Adhiela Noer; Bela Persada, Anggun Angkasa; Lingga, Yulima Melsipa; Artika, Kurnia Dwi; Fahrozi, Ikhsan
JTAM ROTARY Vol 5, No 2 (2023): JTAM ROTARY
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtam_rotary.v5i2.9765

Abstract

Kegagalan material berakibat komponen otomotif bisa menjadi patah, selain itu dapat berakibat chassis suatu kendaraan menjadi megalami lendutan (defleksi).  Faktor yang mempengaruhi kegagalan adalah beban pada suatu komponen kendaraan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa tegangan dan defleksi pada engine stand sepeda motor akibat pembebanan. Engine stand menggunakan variasi ketinggian 40 cm, 45 cm dan 50 cm dengan bantuan software Autodesk Inventor Professional 2019. Hasil penelitian menunjukkan ketinggian 40 cm adalah ukuran ketinggian yang paling baik, karena tegangan normal (Smax), tegangan geser Tx, dan defleksinya minimum, walaupun pada nilai tegangan shear stress Ty nya nilainya lebih tinggi dari ukuran lainnya, tetapi nilainya sangat kecil dibandingkan Tegangan yieldnya (0,6 MPa < 207 MPa ). Hal ini berdampak positif pada rangka engine stand karena tidak terjadi deformasi plastis (rangka tidak akan patah). Material failure can cause automotive components to break, besides that it can cause a vehicle's chassis to experience deflection (deflection). Factors that affect failure is the load on a vehicle component . The purpose of this research is to analyze the stress and deflection on the motorcycle engine stand due to loading. The engine stand uses height variations of 40 cm, 45 cm and 50 cm with the help of Autodesk Inventor Professional 2019 software. The results showed that a height of 40 cm is the best measure of height, because the normal stress (Smax), shear stress Tx, and deflection are minimum, even though the shear stress value Ty is higher than the other sizes, the value is very small compared to the yield stress. (0.6 MPa < 207 MPa ). This has a positive impact on the engine stand frame because plastic deformation does not occur (the frame will not break).
PENGARUH VARIASI PUTARAN V-BELT MESIN PENCACAH RUMPUT TERHADAP KECEPATAN PEMOTONGAN Isworo, Hajar; Khalil, Muhammad; Syahyuniar, Rusuminto; Syaief, Adhiela Noer; Bela Persada, Anggun Angkasa; Lingga, Yulima Melsipa; Artika, Kurnia Dwi; Mujiburrohman, Ahmad
JTAM ROTARY Vol 7, No 1 (2025): JTAM ROTARY
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jtam_rotary.v7i1.13563

Abstract

Peternak membutuhkan alat bantu yang dapat memaksimalkan efisiensi dalam proses pencacahan rumput, sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga yang dikeluarkan. Dengan demikian, proses pencacahan rumput dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat. Oleh karena itu, alat pencacah rumput menjadi kebutuhan penting bagi para peternak. Secara umum, mesin pencacah rumput terdiri dari motor sebagai penggerak, sistem transmisi sebagai pemindah tenaga, casing untuk melindungi komponen mesin, poros rangka, dan pisau panjang. Dalam pembuatan mesin pencacah, penting untuk memperhatikan kekuatan rangka, ketajaman pisau yang mampu bertahan dalam banyak pemakaian, serta performa mesin yang maksimal sesuai dengan fungsi dan kebutuhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan variasi ukuran pulley. Hasilnya menunjukkan bahwa pulley kecil dengan kecepatan putaran 500 rpm mampu mencacah 1 kg rumput dalam waktu 40 detik, sedangkan pulley besar dengan kecepatan 1500 rpm membutuhkan waktu lebih lama, yaitu 118 detik untuk mencacah 1 kg rumput. Farmers need tools that can maximize efficiency in the grass chopping process, helping them save both time and energy. This enables the grass chopping process to be completed in a shorter amount of time. Therefore, a grass chopper is an essential tool for farmers.In general, a grass chopper consists of a motor as the driving force, a transmission system to transfer power, a casing to protect machine components, a frame shaft, and long blades. When designing a grass chopper, it is crucial to consider the strength of the frame, the sharpness of the blades to withstand multiple uses, and the overall performance of the machine to ensure it functions optimally according to its intended purpose.The method used in this study involved variations in pulley sizes. The results showed that a small pulley with a rotation speed of 500 rpm could chop 1 kg of grass in 40 seconds, whereas a large pulley with a rotation speed of 1500 rpm took longer, requiring 118 seconds to chop 1 kg of grass.