Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

HUBUNGAN KONDISI TUTUPAN KARANG HIDUP DENGAN KEBERADAAN IKAN FAMILI CHAETODONTIDAE DI PERAIRAN ATOWATU Anshari, La Ode; Sadarun, Baru; Rahmadani, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 5, No 2: Mei 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v5i2.12163

Abstract

Ikan famili Chaetodontidae merupakan salah satu komunitas pada ekosistem terumbu karang yang berperan penting dalam aliran energi dan menjaga kestabilan ekosistem. Sebaran ikan famili Chaetodontidae sangat ditentukan oleh kondisi dan variasi habitat terumbu karang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kondisi tutupan karang hidup dengan keberadaan ikan famili Chaetodontidae di perairan Atowatu. Pengambilan data kondisi terumbu karang digunakan metode transek garis atau Line Intercept Transect (LIT), sedangkan pengambilan data ikan Chaetodontidae digunakan metode belltransek yang dilakukan secara visual sensus (sensus langsung), sepanjang 70 meter dengan luas pengamatan 2 x 2,5 meter yang dilakukan 2 kali ulangan yang mewakili zona reef flat dan reef slope pada tiap stasiun. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa ko ndisi terumbu karang di Perairan Atowatu dalam kondisi sedang. Stasiun 3 merupakan stasiun dengan presentase tutupan karang hidup tertinggi sebesar 38,93% (kategori sedang). Kelimpahan jenis ikan Chaetodontidae tertinggi sebesar 0,06 ind/m2 terdapat pada stasiun 3. Hubungan antara persentase tutupan karang hidup dengan kelimpahan ikanChaetodontidae menggunakan analisis regresi linear sebesar 0.9576, artinya adanya hubungan yang kuat antara tutupan karang hidup dengan kelimpahan ikan Chaetodontidae.Kata kunci : Chaetodontidae, kelimpahan, keragaman jenis, Perairan Atowatu, tutupan karang,
KANDUNGAN SENYAWA METABOLIT SEKUNDER PADA IKAN BUNTAL (AROTHRON MANILENSIS) Layuk, Tresia Sanda; Palupi, Ratna Diyah; Rahmadani, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 6, No 2: Mei 2021
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v6i2.19433

Abstract

Kekayaan biota laut Indonesia sudah lama dikenal dan banyak yang berpotensi sebagai sumber bahan bioaktif. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa biota laut memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yang tinggi untuk mempertahankan kelangsungan hidup baik sebagai upaya untuk mempertahankan diri dari predator maupun perbaikan genetiknya. Salah satu organisme laut yang berpotensi menghasilkan metabolit sekunder adalah ikan buntal. Penelitian ini dilakukan untuk melihat kandungan ekstrak senyawa metabolit sekunder ikan buntal jenis Arothron manilensis. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder apa saja yang terkandung dalam hati, kulit, daging, dan organ pencernaan. Metode penelitian dilakukan menggunakan metode Skrining Fitokimia dan Kromatografi lapis Tipis (KLT) untuk mendeteksi senyawa metabolit sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan senyawa metabolit sekunder pada ikan buntal (Arothron manilensis) mengandung komponen senyawa fenol, alkaloid, terpenoid, steroid, dan flavonoid. Kandungan senyawa metabolit sekunder pada ikan buntal A. manilensis ditemukan paling banyak terkandung pada organ pencernaan dan disusul daging, kulit, dan hati. Diperlukan kembali pengujian Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), lebih lanjut mengenai tinggi dan kuatnya senyawa metabolit sekunder yang diteliti.Kata Kunci: Arothron manilensis, KLT, Metabolit sekunder, Skrining Fitokimia.
PREVALENSI DAN KELIMPAHAN PENYAKIT KARANG DI PERAIRAN DESA BUTON KABUPATEN MOROWALI SULAWESI TENGAH Safitri, Ayu; Palupi, Ratna Diyah; Rahmadani, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 6, No 1: Maret 2021
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v6i1.17542

Abstract

Penyakit karang sekarang ini sudah menjadi perhatian utama para peneliti karang. Banyak kasus dilaporkan penyakit karang menjadi penyumbang terbesar kematian karang di sebuah perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan kelimpahan penyakit karang di Perairan Desa Buton, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Metode pengambilan data prevalensi dan kelimpahan penyakit karang menggunkan belt transect (transek sabuk) dengan luas 180m2 yang ditarik sejajar garis pantai pada 3 (tiga) titik stasiun. Hasil penelitian menunjukan ditemukan sebanyak 5 (lima) jenis penyakit karang (White Band Disease, Brown Band Disease, Ulcerative White Spot, Bleaching, dan Black Band Disease dan 3 (tiga) jenis gangguan kesehatan karang (Fish bites, Crown-of-Thorn-Starfish (COTS), dan Tube formers). Secara umum total prevalensi penyakit karang di lokasi penelitian sebesar 78,7% (52,3% penyakit karang dan 26,4% berupa gangguan kesehatan karang) dengan kasus tertinggi terdapat di stasiun 1 (satu). lebih lanjut kelimpahan rata-rata penyakit karang sebesar 0,65 koloni/m2. Kelimpahan penyakit karang tertinggi ditemukan pada stasiun I yaitu sebesar 0,32 koloni/m2.Kata Kunci: Penyakit Karang, Prevalensi, Kelimpahan, Perairan Desa Buton
KELIMPAHAN DAN POLA SEBARAN MAKROZOOBENTHOS DI PERAIRAN DESA OLLO SELATAN KABUPATEN WAKATOBI Nurhia, .; Ira, .; Rahmadani, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 6, No 1: Maret 2021
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v6i1.17556

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengkaji karakteristik lingkungan (parameter suhu, pH tanah, sedimen/substrat, dan bahan organik sedimen) di perairan Desa Ollo Selatan kabupaten wakatobi; 2) untuk mengkaji kelimpahan dan pola sebaran makrozoobentos di perairan Desa Ollo Selatan kabupaten wakatobi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari – juni 2019 di Perairan Desa Ollo Selatan Kabupaten Wakatobi. Pengambilan sampel substrat dan makrozoobentos menggunakan pipa paralon dengan dengan cara acak / rendom sapling. Dengan pengambilan sampel sebanyak tiga kali ulangan pada setiap stasiun. pengambilan data substrat dan  makrozoobenthos ini dilakukan pada surut terendah. Data-data yang telah diperhitungan dan ditabulasi, selanjutnya dilakukan analisis deskriptif terkait dengan kelimpahan dan pola sebaran makrozoobentos. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kelimpahan makrozoobentos tertinggi ditemukan didaerah lamun bersubstrat lempung berpasir yakni jenis Telebraria palustris dan kelimpahan terendah pada daerah pasir berlempung yakni jenis Holothuria scabra. Indeks Pola sebaran makrozoobentos berada dibawah 1. Hal ini menunjukkan pola penyebaran makrozoobentos disetiap stasiun penelitian bersifat seragam. 2) Jenis substrat yang ditemukan pada penelitian ini adalah lempung berpasir dan pasir berlempung.Kata kunci: Kelimpahan, Pola sebaran, Makrozoobentos
KEANEKARAGAMANDAN KELIMPAHAN MOLUSKA (GASTROPODA DAN BIVALVIA) DI PADANG LAMUN PERAIRAN LAKALIBA, KABUPATEN BUTON SELATAN Fitri, .; Ramli, Muhammad; Rahmadani, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 6, No 2: Mei 2021
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v6i2.19425

Abstract

Moluska terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas Gastropoda dan Bivalvia. Kelompok filum ini memiliki manfaat ekologis dan banyak jenisnya yang memiliki nilai ekonomis.  Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan gastropoda dan bivalvia di Perairan Lakaliba Kabupaten Buton Selatan, mengetahui persentase tutupan lamun, serta hubungan keanekaragaman dan kelimpahan dari gastropoda dan bivalvia terhadap persentase tutupan lamun. Penelitian ini berlangsung dari bulan Maret 2019 sampai Maret 2020, yang meliputi pengambilan data dan pengolahan data penelitian. Bahan organik, tekstur substrat,  dan  DO dianalisa di Laboratorium Produktivitas dan Lingkungan Perairan FPIK UHO. Keanekaragaman jenis gastropoda yang ditemukan 12 jenis dan keanekaragaman bivalvia yang ditemukan 6 jenis. Kelimpahan gastropoda berkisar 5,0 ind/m2 - 9,3 ind/m2, dimana kelimpahan tertinggi ditemukan pada stasiun I. Kelimpahan jenis pada bivalvia berkisar 3,5 ind/m2 - 7,4 ind/m2.  Seperti pada gastropoda, kelimpahan bivalvia tertinggi juga ditemukan pada stasiun I. Persentase tutupan lamun distasiun penelitian berkisar 47,33 % - 58,03%, dimana persentase tutupan lamun tertinggi terdapat di stasiun I.  Keanekaragaman dan kelimpahan jenis grastropoda dan bivalvia tertinggi ditemukan pada daerah lamun dengan tingkat persentase tutupan lamun yang tertinggi. Hasil pengukuran parameter fisik kimia perairan berada dalam kisaran optimal sesuai dengan standar baku mutu air laut untuk biota laut.Kata kunci: Bivalvia, Gastropoda, Lakaliba, Lamun
PENGARUH PERBEDAAN UKURAN FRAGMEN TERHADAP PERTUMBUHAN KARANG ANACROPORA PUERTOGALERAE DI PERAIRAN DESA LALANO, KECAMATAN SOROPIA Alqadri, Muhammad Fadly; Sadarun, Baru; Rahmadani, .
Jurnal Sapa Laut Vol 6, No 4: November 2021
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v6i4.21855

Abstract

Anacropora puertogalerae tergolong karang yang rentan berdasarkan status IUCN.  Akibat tekanan yang berasal dari aktivitas masyarakat dikhawatirkan dapat menyebabkan penurunan populasi karang ini dialam. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan mutlak, dan pertambahan tunas pada karang Anacropora puertogalerae yang ditarnsplantasi dengan ukuran fragmen 3 cm, 5 cm dan 7 cm di perairan Lalanu Kecamatan Soropia. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Mei 2020. Penelitian ini menggunakan metode transplantasi fragmen karang di rak transplantasi.   Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kelangsungan hidup fragmen 3, 5 dan 7 berkisar 35% - 92,50%, dimana kelangsungan hidup tertinggi pada fragmen 7 cm.  Laju pertumbuhan mutlak berkisar antara 6,502 - 16,098 cm dengan laju pertumbuhan mutlak tertinggi pada fragmen 7 cm.  Pertambahan tunas pada fragmen karang transplan berkisar 20 – 35 tunas, dimana pertambahan tunas terbanyak ditemukan pada fragmen 7 cm dengan rata2 pertumbuhan tunas sebesar 28 tunas. Laju pertumbuhan transplant pada fragmen 3 cm berbeda nyata jika dibandingkan dengan fragmen 5cm dan 7 cm.Kata Kunci: Anacropora  puertogalerae, kelangsungan hidup, laju pertumbuhan, pertambahan tunas, perairan Lalanu
DISTRIBUSI DAN KEANEKARAGAMAN ASCIDIACEA DI PULAU HOGA BAGIAN BARAT PERAIRAN TAMAN NASIONAL WAKATOBI SULAWESI TENGGARA Junawir, .; Palupi, Ratna Diyah; Rahmadani, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 6, No 3: Agustus 2021
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v6i3.20991

Abstract

Ascidiacea diketahui memiliki berbagai manfaat, secara ekologi maupun ekonomis, Ascidiacea berperan dalam pengendalian fitoplankton dan dapat mengurangi eutrofikasi dan konsentrasi kontaminan juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan bahan obat-obatan. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman hayati Ascidiacea, kepadatan, distribusi jenis dan preferensi substrat yang ditempati Ascidiacea di Pulau Hoga. Metode pengambilan data yang digunakan adalah line intercept transect untuk pengambilan data tutupan terumbu karang dan pengamatan langsung sepanjang transek sabuk dengan luas 100 m² untuk pangamatan Ascidiacea. Transek dipasang sejajar dengan garis pantai dan pada setiap zona terumbu karang dan dilakukan 2 ulangan sebanyak 3 stasiun penelitian. Hasil dari penelitian keanekaragaman Ascidiacea ditemukan 4 famili terdiri dari 9 jenis yaitu Atriolum robustum, Clavelina sp., Didemnum molle, Lissoclinum patella, Polycarpa aurata, Polycarpa sp 1, Polycarpa sp 2, Rhopaleae sp., dan Siginella signifera. Kepadatan Ascidiacea berdasarkan stasiun tertinggi pada stasiun I dan berdasarkan jenis tertinggi dari jenis Didemnum molle sebesar 54,67 individu/m² dengan nilai kepadatan rata-rata Ascidiacea yaitu 6,73 individu/m². Sementra itu substrat yang paling banyak ditempati Ascidiacea yaitu jenis death coral with alga (DCA). Kondisi terumbu karang pada lokasi penelitian dengan persentase karang hidup rata-rata 34,36 % pada slope dan 46,71 % pada flat berdasarkan satasiun tertinggi pada stasiun 3 dengan persentase 38,6 % pada slope dan 55,32 %  pada flat.Kata Kunci : Tunikata, Chordata, Terumbu Karang, Wakatobi.
STRUKTUR KOMUNITAS DAN POLA DISTRIBUSI MAKROALGA DI PERAIRAN WANGI-WANGI DESA LIYA MAWI KABUPATEN WAKATOBI Afrianti, Nunung; Nurgayah, Wa; Rahmadani, .
Jurnal Sapa Laut Vol 6, No 4: November 2021
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v6i4.21852

Abstract

Makroalga salah satu sumber daya hayati laut memiliki nilai ekonomis dan manfaat, baik untuk manusia maupun lingkungan sekitarnya. Lokasi Penelitian di Perairan Desa Liya Mawi Kabupaten Wakatobi. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi mengenai struktur komunitas dan pola distribusi makroalga. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Juli-September 2020.  Pengambilan data menggunakan metode transek kuadrat.  Pengambilan data dilakukan di tiga stasiun dengan 3 kali pengulangan. Analisis data yang digunakan yaitu  indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, indeks dominansi, kepadatan dan pola distribusi.  Makroalga yang ditemukan berjumlah 13 spesies yang terdiri atas Kelas Chlorophyta berjumlah 6 spesies, kelas Phaeophyta 2 spesies dan kelas Rhodophyta 5 spesies. Jenis yang ditemukan yaitu Gracilaria coronopifolia, Laurencia papilosia, Gracilaria edulis, Eucheuma spinosum, Glacilaria salicornia, Ulva fasciata, Halimeda tuna, Halimeda marcoluba, Halimeda opuntia,Dictyosphaeria cavernosa, Chaetomorpha crassa, Padina australis dan Hydroclathrus clathratu. Nilai indeks keanekaragaman jenis makroalga berada dalam kategori sedang, indeks keseragaman dalam kategori tinggi, indeks dominansi makroalga tergolong kategori rendah.  Kepadatan makroalga berkisar 3,123-17,643 koloni/m². Pola distribusi makroalga di perairan Desa Liya Mawi tergolong kategori mengelompok dan merata.Kata Kunci: Desa Liya Mawi, Makroalga, Pola Distribusi, Struktur Komunitas 
Pengaruh Kedalaman terhadap Pertumbuhan Awal Karang (Acropora tenuis) Rahman, .; Yusnaini, .; Rahmadani, .
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 4: Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.18 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i4.8026

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman terhadap pertumbuhan karang Acropora tenuis yang dipelihara di permukaan kurungan dengan menggunakan metode gantung di perairan Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Tiga kedalaman berbeda yang di ujikan  yakni kedalaman 1, 3 dan 7 m untuk pemeliharaan karang A. tenuis  selama 90 hari dengan menggunakan metode gantung. Parameter yang diamati adalah pertumbuhanmutlak (PM), laju pertumbuhan spesifik (LPS) dan kelangsungan hidup (SR).Penelitian ini menggunakan acak kelompok (RAK), dengan fragmen karang  dikelompokkan  menjadi  tiga kelompok ukuran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedalam memberi pengaruh yang tidak nyata  terhadap (PM) dan (LPS), namun memberi pengaruh nyata terhadap (SR). Nilai rata-rata (PM) berkisar antara (3-4.4 mm) sementara itu nilai rata-rata (LPS) berkisar antara (0.14-0.16 mm/hari) dan nilai (SR) tertinggi pada kedalam 3 m yaitu (87.5%). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama 90 hari dapat disimpulkan bahwa  kedalaman yang berbeda memeberi pengaruh yang sama baiknya terhadap pertumbuhan karang A. tenuis pada kedalaman yang diujikan dan untuk  kelangsungan hidup kedalaman yang diujikan memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap keangsungan hidup karang  A. tenuis.Kata kunci: Kedalaman, Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup, A. tenuis
Pengaruh Kedalaman terhadap Pertumbuhan Spons Clahtria reinwardtii yang Dipelihara di Permukaan Kurungan dengan Metode Gantung Asran, .; Yusnaini, .; Rahmadani, .
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 4: Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.336 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i4.8023

Abstract

Pertumbuhan spons sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kedalaman terhadap pertumbuhan spons Clathria reinwardtiiyang ditransplantasi. Penelitian ini dilaksanakan selama 90 hari, bertempat di perairan Desa Tapulaga Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Pemeliharaan spons dilakukan di permukaan kurungan dengan metode gantung. Penelitian ini mengujikan berbagai kedalaman berbeda, yakni kedalaman 1, 3, dan 7 m. Variabel yang diamati yaitu pertumbuhan mutlak (PM), laju pertumbuhan spesifik (LPS), sintasan (SR), dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukan rata-rata PM pada kedalaman 1 madalah(14 mm) disusul kedalaman 3 m(11 mm),sedangkan nilai terendah pada kedalaman 7 m yaitu(7 mm). Rata-rata LPS dalam setiap perlakuan kedalaman diperoleh nilai tertinggi adalah pada kedalaman 1 m, yaitu (0,17 mm/hari), selanjutnya pada kedalaman3 m (0,14 mm/hari), dan pada kedalaman 7 myaitu (0,09 mm/hari). Nilai rata-rata SR adalah 75%, 87,5%, dan 68,8% untuk kedalaman 1, 3, dan 7 m secara berurutan. Kajian ini menyimpulkan bahwa kedalaman 1 m adalah kedalaman terbaik untuk pertumbuhan transplantasi spons C. reinwardtii.Kata Kunci: Spons Clathria reinwardtii, transplantasi, kedalaman, metode gantung