Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

TINGKAH LAKU IKAN BESENG (Apogon linieatus) BERDASARKAN KENAIKAN SUHU PADA WADAH TERKONTROL Rivaldy, Muh.; Ramli, Muhammad; Yusnaini, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 2, No 2: Mei 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v2i2.3596

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu kritis ikan beseng pada wadah terkontrol serta mengetahui tingkah laku ikan beseng akibat pengaruh kenaikan suhu air laut. Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2015 yang bertempat di Pulau Hoga Kabupaten Wakatobi. Metode yang digunakan adalah Critical Thermal Method (CTM), dengan pendekatan batas Critical Thermal Maximum (CTMax) pada wadah terkontrol dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hewan uji diawal perlakuan dimasukkan pada suhu air pada kisaran rata-rata 27,6 °C, dan setiap menit suhu air dinaikan sebesar 0,2–0,3 °C sehingga pada jangka waktu 5 menit dan diperoleh kenaikan suhu 1°C. Hasil dari penelitian menunjukkan disetiap kenaikan suhu ikan beseng memperlihatkan tingkah laku pergerakan lebih cepat, berenang miring, menabrak-nabrak dinding wadah pemeliharaan. Ikan beseng (Apogon lineatus) mampu hidup pada paparan suhu sampai dengan 39,1 °C dengan lama waktu pengujian selama 54 menit. Kata Kunci: Daya tahan tubuh, Ikan Beseng (Apogon linieatus), suhu
PENGARUH KENAIKAN SUHU AIR LAUT TERHADAP TINGKAH LAKU IKAN KARANG (Amblyglyphidodon curacao) PADA WADAH TERKONTROL Deniro, .; Sadarun, Baru; Yusnaini, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 2, No 3: Agustus 2017
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v2i3.3608

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kenaikan suhu air laut terhadap tingkah laku ikan karang Amblyglyphidodon curacaopada wadah terkontrol. Lokasi penelitian ini diperairan Pulau Hoga Kecamatan Kaledupa KabupatenWakatobi. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap yaitu Lapangan (pengamatan langsung) dan laboratorium. Fokus pengamatan dalam pengukuran adalah Maksimal termal kritikal (CTMax). Analisis data yang digunakan untuk melihat tingkah laku ikan ikan dilakukan dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenaikan suhu air laut berpengaruh terhadap tingkalaku ikan karang amblyglyphidodon curacao pada wadah terkontrol dapat dilihat pada gerakanikan ditandai dengan tingkah laku bergerak dengan normal (aktivitas berenang tenang dan frekuensi buka tutup operkulum tenang) dan tidak normal (berenang cepat, berenang miring, berenang menabrak wadah, melompat-lompat, dan frekuensi buka tutup operkulum cepat). Suhu normal berada pada kisaran 26,5 – 32,9 °C dan suhu tidak normal berada pada kisaran 33,40C -35,40C..Kata Kunci: Suhu, tingkah laku, Amblyglyphidodon curacao, Hoga
Studi Kombinasi Tepung Kepala Ikan Peperek, Tepung Burungo, dan Tepung Kepala Udang terhadap Pertumbuhan Post Larva Udang Windu (Panaeus monodon) Farida, .; Hamzah, Muhaimin; Yusnaini, .
Jurnal Media Akuatika Vol 1, No 1: Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.267 KB) | DOI: 10.33772/jma.v1i1.4272

Abstract

Penelitian tentang studi kombinasi tepung kepala ikan peperek, tepung burungo, dan tepung udang terhadap pertumbuhan post larva udang windu telah dilakukan selama 42 hari di Balai Benih Perikanan (BBP) Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi tepung kepala ikan peperek, tepung burungo, dan tepung kepala udang terhadap pertumbuhan post larva udang windu (Panaeus monodon). Penelitian didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan.Perlakuan yang diterapkan adalah perlakuan A (25% TI + 15 % TKU); perlakuan B (25 % TI + 15 % TB); perlakuan; C (25 % TI + 15 % TIKP); perlakuan D (25 % TI + 5% TKU + 5% TB +5 % TIKP). Sebanyak 480 ekor post larva udang windu (bobot awal : 0,044 + 0,1g) disebar kedalam 12 wadah styrefoam (40 ekor per wadah) dan dipelihara selama 42 hari. Selama pemeliharaan post larva udang windu diberi pakan sesuai perlakuan dengan frekuensi lima kali sehari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi tepung kepala ikan peperek, tepung burungo, dan tepung kepala udang tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap Pertumbuhan Mutlak (PM), Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS), Rasio Konversi Pakan (FCR), Retensi Protein (RP), Retensi Lemak (RL) serta Kelangsungan Hidup (KH). Nilai PM pada penelitian ini berkisar antara 0,01-0,24g, LPS berkisar antara 2,51-3,81%, FCR berkisar antara 3,02-4,79, RP berkisar antara 10,72-19,28%, RL berkisar antara 11,21-15,90%, dan KH berkisar antara 60-73,33%. Kata kunci: Kepala ikan peperek, Tepung Burungo, Tepung Kepala Udang, Pertumbuhan, Panaeus monodon
Pengaruh Pemberian Pakan Pada Pertumbuhan Cacing Laut (Nereis Sp.) Gamis, .; Yusnaini, .; Sarita, Abdul H.
Jurnal Media Akuatika Vol 1, No 4: Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.668 KB) | DOI: 10.33772/jma.v1i4.4297

Abstract

Penelitian ini sudah dilakukan pada bulan Januari sampai Maret 2016 di Tanjung Tiram, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe - Provinsi Sulawesi Tenggara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan terhadap pertumbuhan cacing laut (Nereis sp.). Tiga pakan yang berbeda diberikan pada cacing, yaitu, parutan daging kelapa (pakan A), pakan buatan (pakan B), dan pakan kepala udang (Pakan C). Semua perlakuan dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga perlakuan dan empat ulangan. Variabel yang diamati adalah pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik (LPS), sintasan (SR), dan rasio konversi pakan (FCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa cacing yang diberi makan dengan pakan A adalah yang tertinggi (0,42g) pada pertumbuhan mutlak, dan diikuti oleh cacing yang diberi makan dengan pakan C (0,31g) dan pakan B (0,10g). Persentasi nilai tertinggi dari FCR, SGR, dan SR juga diperoleh pada cacing yang diberi makan dengan pakan A, dengan nilai masing-masing adalah 0.265%, 0.131%, dan 0.035%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa parutan daging kelapa direkomendasikan sebagai bahan pakan untuk meningkatkan pertumbuhan maksimal pada cacing laut (Nereis sp.) Kata kunci: Cacing Laut (Nereis sp.), Pakan, Pertumbuhan, Kelangsungan hidup
Pengaruh Kedalaman terhadap Pertumbuhan Awal Karang (Acropora tenuis) Rahman, .; Yusnaini, .; Rahmadani, .
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 4: Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.18 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i4.8026

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kedalaman terhadap pertumbuhan karang Acropora tenuis yang dipelihara di permukaan kurungan dengan menggunakan metode gantung di perairan Desa Tapulaga, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Tiga kedalaman berbeda yang di ujikan  yakni kedalaman 1, 3 dan 7 m untuk pemeliharaan karang A. tenuis  selama 90 hari dengan menggunakan metode gantung. Parameter yang diamati adalah pertumbuhanmutlak (PM), laju pertumbuhan spesifik (LPS) dan kelangsungan hidup (SR).Penelitian ini menggunakan acak kelompok (RAK), dengan fragmen karang  dikelompokkan  menjadi  tiga kelompok ukuran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedalam memberi pengaruh yang tidak nyata  terhadap (PM) dan (LPS), namun memberi pengaruh nyata terhadap (SR). Nilai rata-rata (PM) berkisar antara (3-4.4 mm) sementara itu nilai rata-rata (LPS) berkisar antara (0.14-0.16 mm/hari) dan nilai (SR) tertinggi pada kedalam 3 m yaitu (87.5%). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama 90 hari dapat disimpulkan bahwa  kedalaman yang berbeda memeberi pengaruh yang sama baiknya terhadap pertumbuhan karang A. tenuis pada kedalaman yang diujikan dan untuk  kelangsungan hidup kedalaman yang diujikan memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap keangsungan hidup karang  A. tenuis.Kata kunci: Kedalaman, Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup, A. tenuis
Identifikasi Bakteri pada Lobster Mutiara (Panulirus ornatus) yang Dibudidayakan di Karamba Jaring Apung Mindar, .; Yusnaini, .; Muskita, Wellem H.
Jurnal Media Akuatika Vol 2, No 1: Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.433 KB) | DOI: 10.33772/jma.v2i1.4324

Abstract

Lobster mutiara merupakan komoditi yang bernilai ekonomis tinggi dan komoditas ekspor unggulan namun kendala yang sangat umum dihadapi oleh masyarakat pembudidaya adalah serangan penyakit yang disebabkan oleh organisme patogen. Jenis bakteri yang paling sering menyerang belum diketahui persis jenisnya.MetodeIdentifikasibakteridilakukan secara konvensional berdasarkanujibiokimia. Pewarnaan Gram, lanjut dengan Uji Katalase, Oksidase Karbohidrat, LIA, Malonate, TSIA, Sitrat, Indol, Urea, Gelatin, MIO, TSA 37á´¼C, DNAse, MR, VP, dan KCN. Hasil identifikasi dari 3 ekor sampel Lobster mutiara ditemukan 4 jenis bakteri gram negatif, yaitu pada insangditemukanbakteri Shigella sp., pada bagian dagingditemukan Enterobacter sp., dan bakteri Plesiomonas sp. serta pada bagian karapas ditemukan bakteri Plesiomonas sp. dan bakteri Alcaligenes sp. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa jenis bakteri tersebut bersifat patogen pada lobster mutiara.Kata Kunci: Lobster Mutiara, Identifikasi, Bakteri
Pengaruh Kepadatan yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Teripang Pasir (Holothuria scabra) Rizal, Achmad; Yusnaini, .; Muskita, Wellem H.
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 4: Oktober
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.583 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i4.8021

Abstract

Teripang pasir (Holothuria scabra) merupakan salah satu komoditi perikanan penting di Indonesia sudah sejak lama. Tingginya permintaan pasar akan teripang tentunya masih cenderung mengandalkan stok dari alam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah padat penebaran yang berbeda terhadap pertumbuhan teripang pasir. Penelitian ini dilakukan selama 45 hari di perairan Desa Tanjung Tiram, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Bibit teripang pasir diperoleh dari perairan yang ada disekitar lokasi penelitian. Rancangan percobaan penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan dan 3 ulangan diantaranya (perlakuan A 30 ekor/ m2), (perlakuan B 45 ekor/ m2), dan (perlakuan C 60 ekor/ m2). Wadah yang digunakan pada penelitian adalah kurungan dasar yang terbuat dari pipa paralon dengan ukuran 1x1x1 m.Parameter yang diamati pertumbuhan mutlak (PM), laju pertumbuhan spesifik (LPS) dan tingkat kelangsungan hidup (TKH).Hasil kepadatan teripang pasir berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik dan tingkat kelangsungan hidup. PM tertinggi didapat pada teripang pasir dengan kepadatan 30 ekor/ m2 sebesar 44,6 g, dan diikuti oleh kepadatan teripang pasir 45 ekor/ m2 sebesar 1, 82 g dan PM terendah didapat pada teripang pasir dengan kepadatan 60 ekor/ m2 sebesar 1,02 g. LPS tertinggi didapat pada teripang pasir dengan kepadatan 30 ekor/ m2 sebesar 0,61%, dan ikuti oleh kepadatan teripang pasir 45 ekor/ m2 sebesar 0,25% dan LPS terendah didapat pada teripang pasir 60 ekor/m2 sebesar 0,14%. TKH tertinggi didapat pada teripang pasir dengan kepadatan 30 ekor/m2 sebesar 62,22%, diikuti oleh TKH teripang pasir dengan kepadatan 45 ekor/m2 sebesar 50,37% dan TKH terendah didapat pada teripang pasir dengan kepadatan 60 ekor/m2 sebesar 37,78%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kepadatan teripang pasir 30 ekor/m2 menghasilkan pertumbuhan tertinggi.Kata Kunci: Teripang Pasir (Holotuhuria scabra), Padat Penebaran, Pertumbuhan Mutlak, Laju Pertumbuhan Spesifik, Tingkat Kelengsungan Hidup.
Pengaruh Jenis Pakan Segar Terhadap Pertumbuhan Biomassa Calon Indukan Lobster Batik (Panulirus longipes) yang Dipelihara pada Dasar Perairan Ikhsan, Muhammad; Yusnaini, .; Idris, Muhammad
Jurnal Media Akuatika Vol 4, No 1: Januari
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.773 KB) | DOI: 10.33772/jma.v4i1.6378

Abstract

Lobster batik (Panulirus longipes) adalah salah satu komoditas perikanan nilai ekonomis tinggi yang sudah banyak dibudidayakan pada berbagai wilayah indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan segar terhadap pertumbuhan biomassa calon indukan lobster batik yang dipelihara di dasar perairan. Penelitian ini telahdilakasakan pada bulan April sampai Juli 2017, bertempat di desa Tapulaga. Wadah penelitian adalah kurungan dasar yang telah didesain khusus dengan ukuran 210x60x60 cm yang kemudian dibagi menjadi 3 petak bagian. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah lobster batik dengan ukuran 180-250 g dengan total keseluruhan 18 ekor. Jenis pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan teri, cumi-cumi dan cacing laut. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan variabel yang diamati meliputi pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan spesifik dan tingkat kelangsungan hidup. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahawa tiap perlakuan memberikan pengaruh tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap keseluruhan variabel yang diamati. Di mana pertumbuhan mutlak tertinggi berada pada lobster yang diberi pakan C (23 g ± 9,07), begitu pula pada laju pertumbuhan spesifik (0,11 %/hari ± 0,04). Sedangkan tingkat kelangsungan hidup tertinggi berada pada lobster yang diberi pakan A dan C (100% ± 0). Penelitian ini menyimpulkan bahwa pakan C yang terdiri atas cacing laut mampu meningkatkan pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup lobster.Kata Kunci: Lobster batik (Panulirus longipes), Pakan Segar, Pertumbuhan.
Potensi Tepung Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana) yang Ditambahkan dalam Pakan terhadap Profil Darah Ikan Komet (Carrasius Auratus ) Adrial, Alan; Nur, Indriyani; Yusnaini, .
Jurnal Media Akuatika Vol 3, No 3: Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.871 KB) | DOI: 10.33772/jma.v3i3.5010

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tepung kulit buah manggis yang ditambahkan dalam pakan pada dosis yang berbeda terhadap gambaran darah ikan komet (auratus) sebagai upaya untuk peningkatan sistem imunitas ikan komet (Carrasius auratus). Dosis tepung kulit buah manggis yang ditambahkan dalam pakan ikan komet yaitu (5, 10, 15 and 0% sebagai kontrol ). Pengambilan darah dilakukan sebelum dan setelah 30 hari masa pemberian pakan. Rancangan percobaan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 taraf perlakuan dengan 3 kali ulangan. Variabel pengamatan yaitu profil darah meliputi kadar hematokrit, total leukosit, dan diferensial leukosit.Pada akhir masa perlakuan juga dihitung kelangsungan hidup ikan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penambahan tepung kulit buah manggis dalam pakan menyebabkan penurunan hematokrit dan leukosit, sedangkan diferensial leukosit mengalami fluktuasi. Demikian pula persentase kelangsungan hidup ikan mengalami penurunan seiring dengan penambahan dosis tepung kulit kulit buah manggis. Disimpulkan bahwa dosis tepung kulit kulit buah manggis yang diberikan pada penelitian ini belum dapat meningkatkan kesehatan ikan komet.Kata Kunci: Kulit Manggis, Profil Darah, Ikan Komet (Carrasius auratus)
Kualitas Telur Induk Abalon Haliotis asinina yang Diberi Pakan Berbeda Bane, Tri S.P.; Yusnaini, .; Effendy, Irwan J.
Jurnal Media Akuatika Vol 2, No 3: Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.369 KB) | DOI: 10.33772/jma.v2i3.4345

Abstract

Kualitas telur merupakan indikator dari keberhasilan pembenihan abalon karena berhubungan dengan penetasan dan fertilisasi.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kualitas telur yang dihasilkan oleh induk abalon H. asinina yang mengkonsumsi pakan makroalga jenis Gracillaria arcuata, Gracillaria verrucosa dan pakan formulasi yang menggunakan ekstrak karagenan yang ditinjau dari segi ukuran diameter telur.  Analisis data menggunakan analisis kuantitatif yang dideskripsikan.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa diameter rata-rata tertinggi pada telur sebelum terbuahi yaitu berturut-turut perlakuan C (Pakan Formulasi yang menggunakan ekstrak karagenan) 166,66 µm, perlakuan B (Gracillaria verrucosa) 161 µm dan perlakuan A (G. arcuata) 143,75 µm.  Sedangkan pada telur yang telah terbuahi rata-rata diameter tertinggi pada perlakuan B (G. verrucosa) yaitu 168,57 µm, kemudian perlakuan C (pakan formulasi) yaitu 168 µm, dan yang terendah pada perlakuan A (G. arcuata) yaitu 164,62 µm. Kualitas air selama penelitian sangat mendukung dalam proses budidaya dan penetasan abalon yakni pada kisaran suhu 27-280C dan pH  8. Kehadiran nutrisi serta pembelahan sel mempengaruhi ukuran diameter telur abalon H. asinina. Kata kunci :Gracillaria sp., pakan formulasi, Haliotis asinina, telur abalon, diameter.