Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

APPLICATION OF PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION TO REDUCING THE ANXIETY OF HYPERTENSION CLIENTS Isrianawati, Erny; Rusdianingseh, Rusdianingseh; Hatmanti, Nety Mawarda; Khafid, M.
Nurse and Holistic Care Vol. 3 No. 1 (2023): Nurse and Holistic Care
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/nhc.v3i1.3935

Abstract

Background: Families with hypertension will cause anxiety or anxiety which can affect the stability of blood pressure. One of the managements of anxiety with psychotherapy methods is by doing progressive muscle relaxation therapy. Progressive Muscle Relaxation to get a feeling of relaxation, so as to reduce anxiety and stress. Objective: The aim of the study was to determine the application of progressive muscle relaxation therapy to reduce anxiety in hypertensive clients. Methods: This research method uses a descriptive method with a case study approach. The instruments used were HARS questionnaire sheets and Progressive Muscle Relaxation SOP sheets. The number of respondents was 1 person with hypertension with an anxiety nursing diagnosis. Result: The results of applying progressive muscle relaxation given 2 times per day for 7 days with a duration of 30-45 minutes each meeting showed a decrease in anxiety level from moderate anxiety to mild anxiety, followed by a decrease in blood pressure. Conclusion: The application of progressive muscle relaxation has proven effective in reducing anxiety in hypertensive clients. This therapy can be used as an adjunct to overcome anxiety which is useful for reducing blood pressure of hypertensive clients.
Family Empowerment melalui Pemanfaatan Modul Peer Educator dalam Upaya Pencegahan Smartphone Addiction pada Remaja Hatmanti, Nety Mawarda; Winoto, Priyo Mukti Pribadi; Savitri, Ardyarini Dyah; Khafid, M. Khafid; Septianingrum, Yurike; Rusdianingseh, Rusdianingseh; Maimunah, Siti; Shodiq, M. Shodiq
ABDIMASKU : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 8, No 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : LPPM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62411/ja.v8i1.2568

Abstract

Penggunaan smartphone pada semua kalangan terutama remaja semakin meningkat terlebih pada masa pandemic Covid-19 yang mengharuskan semua kegiatan dilakukan secara online dan hal tersebut berlanjut hingga saat ini. Penggunaan smartphone bisa menimbulkan dampak yang positif dan negative pada semua kalangan semua usia. Pada remaja penggunaan smartphone harus mendapatkan pengawasan dari keluarga terutama oleh orangtua. Kondisi penggunaan yang negative akan menimbulkan masalah baik segi kesehatan maupun psikososial. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran keluarga dalam mencegah perilaku beresiko remaja dalam menggunakan smartphone pada remaja. Metode yang dipergunakan adalah intervensi pemberdayaan kepada keluarga melalui kader kesehatan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan yang telah dilakukan oleh kader kesehatan dapat meningkatkan peran keluarga dalam mencegah terjadinya smartphone addiction pada remaja. Proses pemberdayaan yang dilakukan melalui kegiatan pemberian pendidikan kesehatan dengan menggunakan modul peer educator dan pendampingan kader kesehatan dalam mendampingi keluarga.
Prevalensi, Karakteristik dan Faktor Resiko Prediabetes di Wilayah Pesisir, Pegunungan dan Perkotaan Noventi, Iis; Rusdianingseh, Rusdianingseh; Khafid, Muhammad
Journal of Ners and Midwifery Vol 6 No 3 (2019)
Publisher : STIKes Patria Husada Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26699/jnk.v6i3.ART.p371-381

Abstract

Latar Belakang : Prediabetes merupakan kondisi kadar glukosa darah diatas normal, tapi belum memenuhi standar diagnosis diabetes. Kondisi ini  bila tidak dilakukan perubahan gaya hidup, dapat jatuh pada diagnosis diabetes. Penelitian ini bertujuan memperoleh prevalensi, karakteristik dan faktor resiko prediabetes di wilayah pesisir, pegunungan dan perkotaan. Methode : Penelitian ini merupakan studi prevalensi pada populasi penduduk pegunungan, pesisir dan perkotaan yang melibatkan 90 subjek berusia 40 - ≥ 65 tahun  ( 30 di wilayah pegunungan, 30 subjek di wilayah pesisir dan 30 subjek di wilayah perkotaan) dilakukan di wilayah pegunungan, pesisir dan perkotaan  dipilih secara acak dengan teknik simple random sampling selama periode bulan Mei – Juni 2019. Pada subjek di lakukan anamnesa menggunakan Kuesioner  sesuai kriteria American Diabetes Association dan juga di lakukan pemeriksaan fisik  dan pemeriksaan laboratorium.Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 21.0 untuk Windows. Analisis deskriptif menggambarkan distribusi variabel penelitian dengan persentase dan rata-rata. Uji chi-square digunakan untuk menganalisis hubungan antara gaya dengan Prediabetes/diabetes. Hasil : Prevalensi prediabetes diperoleh dari hasil pemeriksaan GDA di wilayah pegunungan sebesar 83,3%, pesisir43,4%, perkotaan 73,4%.Karakteristik prediabetes di di wilayah pegunungan adalah jenis kelamin perempuan, usia 40-54 tahun, hipertensi, dan obesitas. Di wilayah pesisir adalah jenis kelamin perempuan, usia 40-54 tahun, hipertensi. Di wilayah perkotaan adalah jenis kelamin perempuan, usia 40-54 tahun, obesitas, dan tidak aktif beraktifitas. Faktor resiko di wilayah pegunungan adalah asam urat dan kolesterol (p <0,05), di wilayah pesisir adalah asam urat, kolesterol dan penyakit pembuluh darah lainnya (p <0,05), sedangkan di wilayah perkotaan adalah riwayat keturunan dan kolesterol (p <0,05). Kesimpulan: Prevalensi prediabetes di wilayah pesisir sebesar ( 43,3%), di wilayah pegunungan sebesar (83,3%), di wilayah perkotaan sebesar (73,4%) Diskusi : Diwilayah pegunungan prevalesi prediabetes lebih besar di bandingkan dengan wilayah perkotaan dan pesisir karena hipertensi dan obesitas. Hipertensi  juga merupakan faktor resiko tertinggi penyebab prediabetes pada masyarakat pesisir, sedangkan obesitas menjadi faktor resiko prediabetes di wilayah perkotaan. Perlu dilakukan strategi pencegahan baik terhadap prediabetes maupun progresivitas prediabetes menjadi diabetes dan diharapkan dapat menambah keahlian tenaga medis utuk mengenali prediabetes, mengidentifikasi orang –orang yang beresiko tinggi prediabetes dan memberikan penatalaksanaan yang tepat agar kejadian diabetes dan komplikasi dapat di kurangi Background : Prediabetes is a condition of blood glucose levels above normal, but does not yet meet the standard diagnosis of diabetes. This condition if lifestyle changes are not made, can fall on the diagnosis of diabetes. This study aims to obtain the prevalence, characteristics and risk factors for prediabetes in coastal, mountainous and urban areas.Method : This study is a prevalence study in mountainous, coastal and urban populations involving 90 subjects aged 40 - ≥ 65 years (30 in mountainous areas, 30 subjects in coastal areas and 30 subjects in urban areas) conducted in mountainous, coastal and cities were randomly selected by simple random sampling technique during the period May - June 2019. On the subject, anamnesia was performed using a questionnaire according to the American Diabetes Association criteria and physical examination and laboratory examination were also carried out. Statistical analysis was performed using SPSS version 21.0 for Windows. Descriptive analysis illustrates the distribution of research variables by percentages and averages. Chi-square test was used to analyze the relationship between style and Prediabetes / diabetes. Results : The prevalence of prediabetes was obtained from the results of GDA examination in the mountainous region of 83.3%, coastal43.4%, urban 73.4%. The characteristics of prediabetes in the mountainous region were female sex, age 40-54 years, hypertension, and obesity . In coastal areas are female sex, age 40-54 years, hypertension. In urban areas are female sex, age 40-54 years, obesity, and not active activity. Risk factors in mountainous regions are uric acid and cholesterol (p <0.05), in coastal areas are uric acid, cholesterol and other vascular diseases (p <0.05), whereas in urban areas are history of heredity and cholesterol (p <0.05). Conclusion : The prevalence of prediabetes in coastal areas is (43.3%), in mountainous areas is (83.3%), in urban areas is (73.4%). Discussion : Prevention strategies for both prediabetes and the progression of prediabetes to diabetes are needed and are expected to increase the expertise of medical personnel to recognize prediabetes, identify people at high risk of prediabetes and provide appropriate management so that the incidence of diabetes and complications can be reduced
IMPLEMENTASI DIABETES SELF-MANAGEMENT EDUCATION (DSME) DENGAN METODE “PASTI SEMBUH” DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN MENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES DI POS SEHAT GEMBIRA POSYANDU LANSIA DESA MOROWUDI Muhith, Abdul; Rusdianingseh, Rusdianingseh; Maemunah, Siti; Hasina, Siti Nur
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 4 (2025): Volume 6 No 4 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i4.47067

Abstract

Pengetahuan merupakan hal mendasar yang mendukung pasien mampu melaksanakan tatakelola penyakit DM secara mandiri. Metode edukasi dan media menggunakan akronim “PASTI SEMBUH” menjadi salah satu inovasi dalam meningkatkan pengetahuan pasien DM. Salah satu strategi yang terbukti efektif dalam mendukung manajemen diabetes adalah Pendidikan manajemen mandiri diabetes (Diabetes Self-Management Education/DSME). Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengajarkan lansia untuk memberikan Education Dan Melakukan Pemeriksaan Kadar Gula Darah di Posyandu Lansia (Pos Sehat Gembira) di Desa Morowudi Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik, Kegiatan Implementasi Diabetes Self-Management Education (DSME) Dengan Metode “Pasti Sembuh” dan Melakukan Pemeriksaan Kadar Gula Darah di Posyandu Lansia (Pos Sehat Gembira) di Desa Morowudi Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik sehingga dapat meningkatan pengetahuan dan menurunan kadar gula darah pada penderita dengan diabetes pada lansia. Implementasi pemberian edukasi manajemen mandiri kepada warga lansia program pengabdian masyarakat, sasaran kegiatan merupakan pada warga lansia penderita Diabetes Mellitus (DM) di Posyandu Lansia (Pos Sehat Gembira) Desa Morowudi Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik dengan metode “PASTI SEMBUH” sudah dlaksanakan pada tanggal 01 Juni -18 Juni 2025. Sebanyak 10 sampel warga lansia. Hasil adalah bahwa tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi mengalami peningkatan tingkat pengetahuan sebanyak 8 orang (80%) pada tingkat pengetahuan dari rendah ke tingkat pengetahuan sedang dan tinggi, sementara 2 orang (20%) memiliki tingkat pengetahuan yang tetap pada tingkat pengetahuan rendah. Dapat disimpulkan bahwa penerapan pemberian edukasi manajemen diri dengan metode “PASTI SEMBUH” pada pasien Diabetes Melitus dapat meningkatkan tingkat pengetahuan yang dimiliki terkait tatalaksana penyakit Diabetes Melitus pada warga lansia.
Peningkatan Kompetensi Kader Kesehatan (Laskar Gertak Kita) dalam Edukasi Kesehatan Pemeriksaan Vagina Sendiri (SAVARI) Rusdianingseh, Rusdianingseh; Muhith, Abdul; Maimunah, Siti; Afiyah, R. Khairiyatul; Hatmanti, Nety Mawarda
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 10 (2025): Volume 8 No 10 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i10.22223

Abstract

ABSTRAK Pemeriksaan vagina mandiri (SAVARI) adalah salah satu bentuk tindakan promotif dan preventif yang bertujuan untuk mendeteksi lebih awal gangguan pada sistem reproduksi wanita. Walaupun memiliki peran yang vital, tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai SAVARI masih tergolong rendah. Dalam hal ini, kader kesehatan memegang peranan penting sebagai penggerak di komunitas dalam menyampaikan informasi kesehatan secara langsung. Maka dari itu, penguatan kapasitas kader menjadi hal krusial guna meningkatkan efektivitas penyuluhan kesehatan, khususnya berkaitan dengan SAVARI. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dirancang untuk mengembangkan pengetahuan serta keterampilan para kader kesehatan yang tergabung dalam LASKAR GERTAK KITA melalui pelatihan khusus terkait edukasi SAVARI. Pelatihan ini menggabungkan metode pembelajaran partisipatif, simulasi praktis, dan diskusi kelompok terfokus. Untuk mengukur capaian pembelajaran, dilakukan evaluasi dengan menggunakan pre-test dan post-test. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pemahaman yang signifikan di kalangan peserta pelatihan terkait konsep, manfaat, serta strategi penyampaian edukasi SAVARI kepada masyarakat. Dengan bertambahnya kompetensi para kader, penyuluhan tentang SAVARI diharapkan dapat disampaikan secara lebih efektif, mudah dipahami, dan menjangkau lebih banyak perempuan, sehingga mendorong peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi. Program ini juga diharapkan dapat menjadi contoh praktik baik dalam pemberdayaan kader kesehatan dan dapat diadaptasi untuk penyuluhan isu kesehatan lainnya. Kata Kunci: Kader Kesehatan, SAVARI, Penyuluhan Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat, Deteksi Dini.  ABSTRACT Independent vaginal examination (SAVARI) is a form of promotive and preventive action aimed at the early detection of disorders in the female reproductive system. Although it plays a vital role, public knowledge and awareness regarding SAVARI remain relatively low. In this context, health cadres serve as key community motivators in delivering health information directly. Therefore, strengthening the capacity of these cadres is essential to enhance the effectiveness of health education, particularly regarding SAVARI. This community service activity was designed to improve the knowledge and skills of health cadres who are part of LASKAR GERTAK KITA through specialized training focused on SAVARI education. The training incorporated participatory learning methods, practical simulations, and focused group discussions. To assess learning outcomes, evaluations were conducted using pre- and post-tests. The results showed a significant increase in participants’ understanding of the concept, benefits, and delivery strategies of SAVARI education within the community. With improved cadre competencies, SAVARI counseling is expected to be delivered more effectively, in a manner that is easy to understand and capable of reaching a broader audience of women. This, in turn, is anticipated to raise awareness about the importance of maintaining reproductive health. Furthermore, this program may serve as a model of best practice in the empowerment of health cadres and can be adapted for use in counseling on other health topics. Keywords: Health Cadres, SAVARI, Health Education, Community Empowerment, Early Detection
Optimalisasi Self-Management Diabetes melalui Health Coaching bagi Kader Kesehatan Sebagai Upaya Pengontrolan Kadar Gula Darah Penderita DM Sari, Ratna Yunita; Septianingrum, Yurike; Faizah, Imamatul; Rohmawati, Riska; Hasina, Siti Nur; Rusdianingseh, Rusdianingseh; Irawan, Danny
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 9 (2024): Volume 7 No 9 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i9.15984

Abstract

ABSTRAK Diabetes Mellitus dengan kadar gula tidak terkontrol menyebabkan komplikasi mikrovaskular maupun makrovaskular yang dapat menurunkan dan memperburuk kualitas hidup penderitanya. Komplikasi terjadi diakibatkan oleh self management yang rendah, perilaku perawatan diri yang buruk sehingga kadar gula darah tidak terkontrol. Hal ini, jika tidak diatasi dan melaksanakan self management yang tepat, dampak terburuknya menyebabkan kematian akibat komplikasi. Kegiatan pengabdian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader dan warga tentang self-management diabetes melalui health coaching sebagai upaya pengontrolan kadar gula darah penderita DM. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan di lingkup wilayah RT 09 RW 08 Kelurahan Banyuurip Kota Surabaya. Metode kegiatan menggunakan pelatihan pendekatan partisipatif dengan cara ceramah, diskusi, tukar pendapat dan demonstrasi guna meningkatkan pengetahuan kader dan warga mengenai spiritual diabetes self-management health coaching untuk pengontrolan kadar gula darah penderita DM. kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2024 dan diikuti oleh 2 kader dan 15 penderita diabetes mellitus. Hasil evaluasi kegiatan pelatihan didapatkan adanya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan yang ditunjukkan dengan hasil pretest 54% meningkat menjadi 95% hasil posttest dan disertai ketrampilan yang meningkat baik kader dan warga dapat melaksnakan Self-Management Diabetes Melalui Health Coaching dan kader mampu memberikan penyuluhan terhadap warga secara langsung maupun daring, sehingga dapat menjadi support system bagi warganya mempertahankan status kesehatan di area binaanya.   Keywords: Diabetes Mellitus, Health Coaching, Kadar Gula Darah, Self-Management Diabetes  ABSTRACT Diabetes Mellitus with uncontrolled sugar levels causes microvascular and macrovascular complications which can reduce and worsen the sufferer's quality of life. Complications occur due to low self-management, and poor self-care behavior so that blood sugar levels are not controlled. This, if not addressed and implemented with proper self-management, can have the worst impact of causing death due to complications. This service activity aims to increase the knowledge and skills of cadres and residents regarding diabetes self-management through health coaching to control blood sugar levels in DM sufferers. Community service activities are carried out in the area of RT 09, Banyuurip Village, Surabaya City. The activity method uses participatory approach training using lectures, discussions, exchange of opinions and demonstrations to increase the knowledge of cadres and residents regarding spiritual diabetes self-management health coaching for controlling blood sugar levels in DM sufferers. This activity was carried out in May-July 2024 and was attended by 2 cadres and 15 diabetes mellitus sufferers. The results of the evaluation of training activities showed that there was an increase in knowledge and skills as shown by the pretest results increasing from 54% to 95% posttest results and accompanied by increased skills, both cadres and residents were able to carry out Diabetes Self-Management through Health Coaching and cadres were able to provide counselling to residents directly. or online, so that it can become a support system for residents to maintain their health status in the areas they support. Keywords: Diabetes Mellitus, Health Coaching, Blood Sugar Levels, Diabetes Self-Management
Pemberdayaan Laskar Gertak Kita dengan Edukasi Sadari sebagai Upaya Menuju Kampung Sehat Rusdianingseh, Rusdianingseh; Muhith, Abdul; Rohmawati, Riska; Afiyah, R. Khairiyatul; Hatmanti, Nety Mawarda; Shodiq, M; Maimunah, Siti; Damawiyah, Siti
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 12 (2024): Volume 7 No 12 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i12.17615

Abstract

ABSTRAK Laskar Gertak Kita merupakan singkatan dari Laskar Gerakan Serentak Kesehatan Ibu dan anak. peran kader laskar Gertak Kita ini adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kesehatan diberbagai topik terkait kesehatan ibu dan balita, salah satunya adalah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Angka kejadian kanker payudara semakin meningkat sehingga perempuan didorong untuk lebih mengenal tubuh sendiri dan bertindak proaktif dalam menjaga kesehatan payudara sendiri. Metode yang dilakukan adalah memberi edukasi dengan metode ceramah dan demonstrasi. Sasaran terlebih dahulu diberikan edukasi tentang proses SADARI, kemudian dilakukan demonstasi menggunakan alat peraga manikin yang diikuti oleh semua sasaran. Tingkat pengetahuan sasaran diukur menggunakan kuesioner pretest dan posttest. Hasil pretest dan postest terhadap 20 sasaran kader laskar Gertak Kita, didapatkan peningkatan pengetahuan dari 62% menjadi 89% dan peningkatan ketrampilan melakukan SADARI menjadi 90%. Edukasi kesehatan melalui ceramah dan demonstrasi SADARI dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader untuk mendeteksi masalah kesehatan di payudara sendiri. Kata Kunci: Laskar Gertak Kita, Sadari, Edukasi ABSTRACT Laskar Gertak Kita is an abbreviation of Laskar Simultaneous Movement for Maternal and Child Health. The role of the Gertak Kita cadres is to increase health knowledge and skills on various topics related to maternal and toddler health, one of which is breast self-examination (BSE). The incidence of breast cancer is increasing, so women are encouraged to know their own bodies better and act proactively in maintaining their own breast health. The method used is to provide education using lecture and demonstration methods. The targets are first given education about the BSE process, then a demonstration is carried out using a manikin which is attended by all the targets. The target knowledge level was measured using a pretest and posttest questionnaire. The pretest and posttest results of the 20 target Gertak Kita cadres showed an increase in knowledge from 62% to 89% and an increase in skills in performing BSE to 90%. Health education through lectures and BSE demonstrations can increase cadres' knowledge and skills in detecting health problems in their own breasts. Keywords: Laskar Gertak Kita, BSE, Education
Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Untuk Pencegahan Skabies di Pondok Pesantren Assalafi Alfitrah Surabaya Rusdianingseh, Rusdianingseh; Hatmanti, Nety Mawarda; Damawiyah, Siti; Sari, Ratna Yunita; M.shodiq, M.Shodiq; Maimunah, Siti
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 7 (2024): Volume 7 No 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i7.15376

Abstract

ABSTRAK Skabies kurang diperhatikan oleh para santri di pondok pesantren. Mereka menganggap kebiasaan mereka dalam menjaga kebersihan diri sudah cukup dan tidak akan menimbulkan masalah kesehatan khususnya penyakit kulit. Di indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia, dan terdapat banyak pondok pesantren dengan prevalensi skabies cukup tinggi. Kegiatan yang dilakukan dalam pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan pencegahan penyakit skabies di Pondok Pesantren Assalafi Alfitrah. Metode yang dilakukan adalah memberi edukasi dengan metode ceramah tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Tingkat pengetahuan santri diukur dengan dilakukan pre post test dengan kuisioner mengenai perilaku hidup bersih sehat dan tentang penyakit skabies. Hasil pretest dan postest terhadap 50 santri, didapatkan peningkatan pengetahuan sebesar tentang perilaku hidup bersih sehat dan pencegahan skabies. Edukasi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan memotivasi santri untuk melakukan pencegahan penyakit skabies. Kata Kunci: Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat, Pencegahan, Skabies ABSTRACT Skabies is not given much attention by students in Islamic boarding schools. They consider their habits of maintaining personal hygiene to be sufficient and will not cause health problems, especially skin diseases. Indonesia is the country with the largest Muslim population in the world, and there are many Islamic boarding schools with a fairly high prevalence of skabies. The activities carried out in this community service aim to increase knowledge about clean living behavior and prevention of skabies at the Assalafi Alfitrah Islamic Boarding School. The method used is to provide education using a lecture method about clean and healthy living behavior. The students' level of knowledge was measured by carrying out a pre-post test with a questionnaire regarding healthy, clean living behavior and skabies.  The results of the pretest and posttest on 50 students showed an increase in knowledge of 52% regarding healthy, clean living behavior and skabies prevention. Health education can increase knowledge and motivate students to prevent skabies.  Keywords: Clean and Healthy Living Behavior, Prevention, Skabies
PELATIHAN PENGOLOLAHAN MAKANAN DENGAN 3J SEBAGAI UPAYA KURATIF PADA PENDERITA DM Rohmawati, Riska; Muhith, Abdul; Rusdianingseh, Rusdianingseh; Sari, Ratna Yunita; Faizah, Imamatul; Hasina, Siti Nur; Putri, Rahmadaniar Aditya
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2024): Volume 5 No. 3 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i3.30453

Abstract

Perubahan msyarakat dari kehidupan agraris ke masyarakat modern memperikan dampak terhadap lifestyle yang dapat memicu terjadinya beberapa penyakit, diantaranya adalah Diabetes Melitus (DM). Adanya fast food mendorong masyarakat mengkonsumsi makanan secara berlebih dan kurangnya aktivitas menyebabkan prevalensi DM menjadi tinggi. Salah satu model manajemen diet yang digunakan pada pasien diabetes mellitus dalam mengendalikan kadar gula darah adalah model 3 J. Setelah dilakukan pelatihan diketahui gula darah pasien diabetes mengalami penurunan sebesar 80 mg/dl, rata-rata gula darah sebelum olahraga sebesar 290 mg/dl dan mengalami penurunan sebesar 200 mg/dl. Selain itu, pengetahuan pasien dalam mengatur pola makan 3J meningkat rata-rata 40-78 poin. Pelatihan penerapan pola makan 3J bagi penderita diabetes memotivasi mereka untuk menyesuaikan kebiasaan makan, jadwal makan yang tepat dan porsi makanan yang sehat sehingga dapat mengontrol kadar gula darah penderita diabetes.
IMPLEMENTASI DIABETES SELF MANAGEMENT EDUCATION (DSME) BERBASIS VIDEO DAN CEK RUTIN GULA DARAH DI POS SEHAT GEMBIRA POSYANDU LANSIA Muhith, Abdul; Hasina, Siti Nur; Rohmawati, Riska; Rusdianingseh, Rusdianingseh; Sari, Ratna Yunita
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2024): Volume 5 No. 4 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i4.31906

Abstract

Posyandu lansia merupakan upaya kesehatan lansia yang mencakup kegiatan pelayanan kesehatan untuk mewujudkan masa tua yang bahagia dan berdayaguna. Oleh karena itu, penting sekali lansia tahu pentingnya kegiatan Implementasi Diabetes Self Management Education (DSME) Berbasis Video. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kapasitas kader dan warga lansia melalui edukasi Implementasi Diabetes Self Management Education (DSME) Berbasis Video dan cek GDA diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang ada di tempat mitra yaitu terkait masalah Diabetes Melitus pada warga Lansia. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan memberikan edukasi sosialisasi tentang Implementasi Diabetes Self Management Education (DSME) Berbasis Video dan cek GDA pada warga lansia. Tempat pelaksanaan pengabdian masyarakat ini di Posyandu Lansia (Pos Sehat Gembira) dan Senam Lansia di desa Morowudi Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. Hasil Implementasi Diabetes Self Management Education (DSME) Berbasis Video Menunjukan sebagian besar 44 (73,4%) warga Lansia memiliki GDA hasil Tidak Normal sedangkan setelah diberikan diberikan sosialisasi dan Implementasi DSME hasilnya sebagian besar 36 (60%) warga lansia memiliki GDA hasil Normal. Terdapat penurunan hasil cek GDA yang tidak Normal dari dampak perlakuan edukasi Implementasi Diabetes Self Management Education (DSME) Berbasis Video sebelum dan sesudah diberikan edukasi kesehatan tersebut. Diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga lansia untuk dapat menyelesaikan masalah secara holistik mulai dan biopsikospiritual yang berkaitan dengan masalah kesehatan, dan pencegahan serta perawatan Diabetes Mellitus pada warga lansia.