Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KARAKTERISTIK SERAT NANO PVA YANG DIBUAT MENGGUNAKAN ELEKTROSPINNING DENGAN KOLEKTOR STATIK WIBOWO, ZANETA HELGA LOVELY; SYAKIR, NORMAN; FITRILAWATI, F; FAIZAL, FERRY; SAFRIANI, LUSI
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 12, No 01 (2022)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5163.98 KB) | DOI: 10.24198/jme.v12i01.43204

Abstract

Metode electrospinning adalah metode pembuatan nanofiber dengan menggunakan pengaruh medan listrik untuk menghasilkan pancaran larutan polimer yang bermuatan listrik. Pada penelitian ini dilakukan studi pembuatan nanofiber polivinil alkohol (PVA) dari larutan PVA dengan berbagai viskositas menggunakan peralatan electrospinning dengan kolektor statik. Dengan menggunakan Scanning electron microscopy (SEM) tampak bahwa nanofiber yang dihasilkan dengan menggunakan parameter tegangan 15 kV, laju alir 0,5 mL/jam, dan jarak antara ujung jarum dengan kolektor 10 cm,  adalah homogen, kontinu, dan tanpa bead (beads free). Dari citra SEM dan bantuan software ImageJ, yang dilanjutkan dengan fitting menggunakan software Origin didapatkan bahwa diameter fiber rata-rata yang dihasilkan dari larutan PVA dengan viskusitas 324 mPas, 659 mPas, dan 1.210 mPas adalah berturut-turut 173,79 nm, 189,5 nm, dan 315,73 nm. Tampak bahwa semakin besar viskositas larutan PVA yang digunakan maka diameter dari nanofiber yang dihasilkan juga semakin besar.Kata kunci: PVA, nanofiber, electrospinning, viskositas, diameter 
PENGARUH VISKOSITAS LARUTAN TERHADAP KARAKTERISTIK TiO2 NANOFIBER YANG DIBUAT MENGGUNAKAN TEKNIK ELEKTROSPINNING FAJARIAH, AMALIA ROHMAH; APRILIA, ANNISA; FAIZAL, FERRY; SAFRIANI, LUSI
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 12, No 01 (2022)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.178 KB) | DOI: 10.24198/jme.v12i01.40282

Abstract

Titanium dioksida (TiO2) menarik perhatian karena memiliki band gap yang lebar (3,2 eV), luas permukaan yang tinggi, tidak beracun, dan stabilitas termal dan kimia yang baik. TiO2 dalam bentuk nanofiber telah digunakan dalam berbagai aplikasi karena memiliki rasio permukaan volume dan porositas yang tinggi. Pada penelitian ini, telah berhasil dibuat nanofiber TiO2 menggunakan metode electrospinning. Nanofiber TiO2 dihasilkan dari larutan prekursor titanium (IV) isopropoksida (TTIP) dan polivinil asetat dengan variasi viskositas larutan 75 mPas, 100 mPas, dan 140 mPas.  Morfologi, struktur kristal dan sifat optik dari nanofiber TiO2 yang dihasilkan kemudian diamati masing-masing menggunakan scanning electron microscope (SEM), x-ray diffraction (XRD) dan spektroskopi UV-Vis. Pada proses electrospinning digunakan tegangan 12 kV dan jarak ujung jarum ke kolektor sejauh 10 cm, lalu dilakukan proses kalsinasi pada suhu 450oC selama 45 menit. Berdasarkan hasil karakterisasi SEM, larutan dengan viskositas 140 mPas menghasilkan nanofiber yang kontinyu, sedikit beads dan sedikit aglomerasi, meskipun belum homogen. Dari hasil XRD, diidentifikasi bahwa struktur TiO2 yang dihasilkan adalah anatase. Hasil spektroskopi UV-Vis menunjukkan bahwa energy gap dari TiO2 nanofiber untuk masing-masing viskositas adalah 3,2 eV.Kata kunci: TiO2, Nanofiber, Electrospinning, Viskositas, Anatase
PENGENALAN PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI BAHAN DASAR BIODEGRADABLE PLASTIC DI DESA BOJONG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Panatarani, Camellia; Putri, Amaris Evania; Khalistia, Sarah Firka; Faizal, Ferry; Maulana, Dwindra Wilham; Joni, I Made
DHARMAKARYA: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat Vol 13, No 3 (2024): September : 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v13i3.43261

Abstract

Sampah plastik konvensional menjadi suatu permasalahan karena sulit terurai. Penimbunan sampah plastik dapat menyebabkan pencemaran lingkungan serta berdampak pada kesehatan masyarakat maupun ternak sekitar. Salah satu solusi dalam menghadapi persoalan tersebut adalah melalui biodegradable plastic yang relatif lebih mudah terurai dibanding plastik konvensional. Biodegradable plastic dapat terbuat dari limbah pertanian yang memiliki kadar selulosa tinggi. Bonggol atau tongkol jagung merupakan limbah lignoselulosik, yaitu limbah yang mengandung selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Desa Bojong memiliki komoditas utama yang ditanam dan diusahakan oleh warga setempat berupa jagung yang pemanfaatan (khususnya) pada limbah tongkol jagung masih terdapat keterbatasan. Jagung yang ditanam di Desa Bojong diperjualkan dalam bentuk mentah dan belum diolah. Terdapatnya persoalan terkait sampah plastik dan minimnya pemanfaatan tongkol jagung, menjadikan perlunya dilakukan kegiatan “Sosialisasi Biodegradable Plastic Berbahan Dasar Tongkol Jagung” kepada para petani jagung di Desa Bojong. Kegiatan dilakukan dengan metode dalam bentuk penyuluhan yang keseluruhan kegiatan meliputi tahapan persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai isu limbah plastik konvensional yang berdampak bagi lingkungan dan kesehatan makhluk hidup serta pemanfaatan keunggulan pertanian Desa Bojong itu sendiri. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat, khususnya para petani jagung setempat mengenai pengolahan biodegradable plastic berbahan dasar tongkol jagung.Conventional plastic waste becomes a problem as it is difficult to decompose. The hoarding of plastic waste can cause environmental pollution and have an impact on the health of the people and surrounding livestock. One of the solutions in overcoming that issue is through biodegradable plastic which is relatively easier to decompose than conventional plastic. Biodegradable plastic can be made from agricultural waste that has a high cellulose content. Corn cobs are lignocellulosic waste, namely waste containing cellulose, hemicellulose, and lignin. Bojong Village has the main commodity in the form of corn, which utilization (especially) for corn corbs waste is still limited. Corn produced in Bojong Village is sold in raw and unprocessed form. From those issues related to plastic waste and the lack of use of corn cobs, conclude it necessary to carry out the "Socialization of Biodegradable Plastic Made of Corn Cobs" to the corn farmers in Bojong Village. This project is carried out using a method in the form of counseling, the whole activity includes the stages of preparation, implementation, and follow-up. This activity was carried out to increase public awareness about the issue of conventional plastic waste that has an impact on the environment and the health of living things as well as to take optimalize of the advantages of Bojong Village itself. The result of this activity is the increase of public knowledge, especially local corn farmers regarding the process of biodegradable plastic made from corn cobs.
Unjuk Kerja Real-time Data Logger Berbasis Model Convolutional-Recurrent Neural Network-Connectionist Temporal Classification (CRNN-CTC) untuk Perekaman Data Display Seven Segment Effendi, Birgita Putri Grania; Adiperdana, Budi; Faizal, Ferry
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) Vol 9, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jiif.v9i2.64116

Abstract

Umumnya alat ukur digital jenis lama atau beberapa alat ukur digital praktis menampilkan hasil pengukurannya dengan struktur seven segment display, tetapi tidak banyak yang dapat menyimpan data hasil pengukurannya secara otomatis. Keperluan pencatatan data ukur untuk pemantauan atau kebutuhan eksperimen memerlukan otomatisasi, terutama jika dilakukan dalam waktu sangat panjang karena pencatatan data manual meningkatkan probabilitas terjadinya kesalahan manusia dalam mencatat. Sementara itu, modifikasi pada alat ukur untuk menambahkan data logger  terlalu rumit sehingga dibutuhkan sistem yang dapat mencatat data hasil pengukuran tanpa perlu mengubah sistem yang ada. Penelitian ini dilakukan untuk  mengembangkan sistem pencatat data real-time berbasis pengenalan karakter optik (OCR) untuk seven segment display agar dapat mengenali barisan bilangan desimal yang tertera pada display dengan panjang karakter yang berbeda melibatkan Convolutional-Recurrent Neural Networks (CRNN) dan algoritma Connectionist Temporal Classification (CTC). Metode yang dipilih menilik dari tantangan segmentasi dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan ketika diterapkan dalam kasus pengenalan bilangan desimal seperti pada penelitian ini. Hasil pengujian model dan eksperimen sederhana menunjukkan model yang dibuat dapat berperan sebagai data logger dengan kemampuan generalisasi yang baik dibuktikan dengan tingkat akurasi model dalam mengenali karakter-karakter bilangan desimal yang dievaluasi dengan Character Error Rate (CER) 3,6%  serta data yang dicatat dari eksperimen sesuai dengan yang ditampilkan pada display. Kata kunci: CRNN, CTC, OCR pada seven segment display, pencatat data desimal otomatis
PENGARUH RASIO MASSA KAYU MAHONI DAN AKTIVATOR KOH PADA KARAKTERISTIK KARBON BERPORI UNTUK APLIKASI PENANGKAP GAS KARBON DIOKSIDA Azhari, Najwa Osya; Faizal, Ferry; Bahtiar, Ayi
Jurnal Material dan Energi Indonesia Vol 15, No 01 (2025)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jme.v15i01.63624

Abstract

Peningkatan emisi gas karbon dioksida (CO₂) akibat aktivitas industri dan penggunaan bahan bakar fosil menjadi salah satu isu lingkungan yang mendesak untuk diatasi. Adsorpsi merupakan teknologi yang paling terkenal untuk menangkap gas CO2 karena memiliki efisiensi yang tinggi, mudah dioperasikan, dan konsumsi energi yang rendah. Keberhasilan teknologi adsorpsi bergantung pada desain adsorben, salah satunya dengan menggunakan karbon aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis karbon berpori berbasis biomassa yang berasal dari serbuk kayu mahoni dan menggunakan aktivator KOH serta menganalisis karakteristik pori dan kemampuan adsorpsinya terhadap gas CO₂. Proses karbonisasi dilakukan dengan metode pirolisis dengan 3 (tiga) variasi rasio raw material: KOH yaitu (1:1), (1:2), dan (1:3) yang masing-masing diberi nama PC-1, PC-2, dan PC-3. Yield yang dihasilkan mengalami penurunan dan kenaikan seiring dengan bertambahnya massa aktivator. Penurunan yield disebabkan karena banyak nya zat volatile yang hilang dalam proses pirolisis, sedangkan keinakan menandakan bahwa aktivator telah mencapai titik jenuhnya. Analisis BET menunjukkan bahwa sampel PC-3 memiliki luas permukaan spesifik terbesar yaitu sebesar 276,445 m²/g dibandingkan dengan PC-1 dan PC-2. Dengan demikian, luas permukaan spesifik meningkat seiring dengan bertambahnya rasio massa KOH terhadap raw material. Distribusi ukuran pori dari ketiga sampel menunjukkan bahwa karbon aktif yang dihasilkan didominasi oleh mesopori. Hasil pengujian adsorpsi gas CO₂ menunjukkan bahwa karbon aktif mampu menangkap gas CO₂. Semakin tinggi luas permukaan spesifik, semakin besar volume gas CO2 yang diadsorpsi.