Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Implementasi Regulasi Pelayanan Medis Bagi Mahasiswa Kedokteran di Rumah Sakit Waled Kabupaten Cirebon Naldi, Yandri
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.752 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v4i9.718

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis implementasi regulasi pelayanan medis bagi mahasiswa kedokteran di Rumah Sakit Pendidikan, Untuk menganalisis implementasi regulasi pelayanan medis bagi mahasiswa di Rumah Sakit Umum Daerah Waled kabupaten Cirebon, Menganalisis kendala dan memberikan solusi dalam implementasi pelayanan medis bagi mahasiswa kedokteran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metodologi deskriptif, penulis melakukan studi dokumentasi untuk mengkaji pelaksanaan regulasi pelayanan medis di Rumah Sakit Pendidikan Waled tahun Oktober 2011 s/d April 2012. Metode pengumpulan data dengan cara menggali peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan yang ada di Rumah Sakit Waled. Tehnik sampling yang digunakan menggunakan metode snowball. Data diambil dari data primer yang diperoleh dari managemen RS Waled, dan data sekunder dari peraturan perundang-undangan yang berlaku. Analisa data kualitatif dengan metode pendekatan yuridis normative. Aspek yuridis pelayanan medis tertuang pada (R. Indonesia, 2003),(Nasional, 2005). Aspek kompetensi pelayanan kesehatan bagi mahasiswa kedokteran tertuang dalam buku Standar Rumah Sakit Pendidikan Departemen Kesehatan, MOU RS Waled dan FK Unswagati, log book mahasiswa kedokteran di tiap SMF dan buku panduan praktek belajar lapangan/kepaniteraan yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit Waled. Kata kunci: Regulasi, pelayanan medis, mahasiwa kedokteran, Rumah Sakit Pendidikan, Rumah Sakit Waled.
UJI EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA SARI LIDAH BUAYA (ALOE VERA) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI Naldi, Yandri
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.874 KB)

Abstract

EFEKTIVITAS KOMBINASI EKSTRAK DAUN BANDOTAN DAN DAUN SINTRONG TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Rachmawati, Aulia Gustiani; Naldi, Yandri; Fitriani , Hikmah
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.42681

Abstract

Escherichia coli adalah bakteri yang kerap menjadi penyebab manusia mengalami penyakit infeksi, salah satunya yaitu diare. Kasus diare di Jawa Barat diperoleh sebanyak 73.285 kasus dengan 7,42 kasus diantaranya berasal dari kota cirebon. Penggunaan antibiotik jangka panjang dapat menyebabkan resisten, sehingga diperlukan alternatif bahan alami seperti daun bandotan (Ageratum conyzoides Linnaeus) dan daun sintrong (Crassocephalum crepidioides) mengandung zat alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Studi dilakukan agar mengetahui bagaimana efektivitas kombinasi ekstrak daun bandotan (Ageratum conyzoides Linnaeus) dan daun sintrong (Crassocephalum crepidioides) terhadap pertumbuhan bakter Escherichia coli. Penelitian true experimental dengan posttest only group control digunakan untuk riset ini. bakteri Escherichia coli adalah sampel yang digunakan. Uji terhadap antibakteri mengaplikasikan prosedur difusi cakram untuk melihat zona hambat dari kombinasi ekstrak ini terhadap bakteri Escherichia coli. Nilai rerata 5,8 mm untuk zona hambat yang termasuk kategori sedang merupakan daya hambat paling tinggi terdapat pada konsentrasi kombinasi daun bandotan 50% daun sintrong 50%. Hasil p < 0,001 didapatkan dari hasil uji Kruskal wallis yang menunjukan terdapat munculnya ketidak samaan daya hambat pada setiap konsentrasi ekstrak daun bandotan daun sintrong terhadap pertumbuhan Escherichia coli. Kesimpulannya Escherichia coli dapat dihambat secara efektif dengan kombinasi ekstrak daun bandotan (Ageratum conyzoides Linnaeus) daun sintrong (Crassocephalum crepidioides).
Pengaruh Pemberian Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Kadar Kolesterol Mencit yang Diberi Diet Kolesterol Tinggi Khairinnisa, Afifa; Naldi, Yandri
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v10i3.57824

Abstract

Tingkat kematian akibat penyakit yang dipicu oleh hiperkolesterolemia terus mengalami peningkatan. Bawang putih (Allium sativum), sebagai tanaman herbal, mengandung senyawa yang berpotensi menurunkan kadar kolesterol, seperti diallyl disulfide yang dalam bentuk teroksidasi dikenal sebagai allicin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konsumsi bawang putih terhadap penurunan kadar kolesterol pada mencit yang diberikan diet tinggi kolesterol. Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan desain Pre and Post Test Control Group Design. Subjek penelitian terdiri dari 18 ekor mencit Swiss yang awalnya diberikan diet standar serta minyak Virgin Coconut Oil (VCO) sebanyak 0,5 ml selama satu minggu. Selanjutnya, mencit dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing terdiri dari enam ekor. Kelompok K mendapatkan diet standar dengan tambahan diet rendah kolesterol, kelompok P1 menerima diet standar, diet rendah kolesterol, serta 6 mg bawang putih selama satu bulan, sedangkan kelompok P2 diberikan diet standar, diet rendah kolesterol, serta 12 mg bawang putih selama empat minggu. Pengambilan sampel darah dan pengukuran kadar kolesterol dilakukan setelah perlakuan, kemudian dianalisis menggunakan uji statistik Paired-Samples T Test. Hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dalam ketiga kelompok, yaitu kelompok K (p=0,048), kelompok P1 (p=0,030), dan kelompok P2 (p=0,026), dengan nilai p<0,05, menandakan perbedaan yang bermakna secara statistik. Bawang putih (Allium sativum) terbukti efektif dalam menurunkan kadar kolesterol mencit yang diberikan diet tinggi kolesterol. Dosis 12 mg menunjukkan efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan dosis 6 mg dalam menurunkan kadar kolesterol.
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN BANDOTAN (Ageratum conyzoides Linnaeus) DAN EKSTRAK DAUN SINTRONG (Crassocephalum crepidioides) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC 6538 Andiri, Mochammad; Mulyaningsih, Ruri Eka Maryam; Naldi, Yandri; Wahdini, Maya; Risman, Muhammad; Afifah, Helga Marwa
Tunas Medika Jurnal Kedokteran & Kesehatan Vol 11 No 1 (2025): TUNAS MEDIKA JURNAL KEDOKTERAN & KESEHATAN
Publisher : Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/tumed.v11i1.10048

Abstract

Latar Belakang Staphylococcus aureus merupakan penyebab infeksi dan kematian bayi di Indonesia, terutama pneumonia. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2022, kematian akibat pneumonia ditemukan 14,4% kasus pada bayi dan 9,4% kasus pada balita dengan 1.475 kasus berada di Kota Cirebon. Reaksi alergi akibat antibiotik menjadi masalah serius dalam pengobatan, sehingga diperlukan alternatif bahan alami seperti daun bandotan (Ageratum conyzoides Linnaeus) dan daun sintrong (Crassocephalum crepidioides). Kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin pada daun bandotan (Ageratum conyzoides Linnaeus) dan daun sintrong (Crassocephalum crepidioides) diduga efektif menghambat pertumbuhan bakteri. Tujuan Mengetahui perbandingan efektivitas ekstrak daun bandotan (Ageratum conyzoides Linnaeus) dan ekstrak daun sintrong (Crassocephalum crepidioides) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Metode Penelitian eksperimen dengan rancangan posttest only control group design dan dilakukan dari bulan April-Juli 2023. Penelitian ini menggunakan 8 kelompok perlakuan berupa ekstrak daun bandotan (Ageratum conyzoides Linnaeus) dan ekstrak daun sintrong (Crassocephalum crepidioides) dengan konsentrasi uji 50%, 75%, dan 100% serta kloramfenikol (kontrol positif) dan DMSO 10% (kontrol negatif). Data dianalisis menggunakan uji One-way Anova, Post-hoc Tukey HSD, dan uji T Independent. Hasil Terdapat perbandingan efektivitas ekstrak daun bandotan (Ageratum conyzoides Linnaeus) dan ekstrak daun sintrong (Crassocephalum crepidioides) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak daun sintrong (Crassocephalum crepidioides) memiliki efektifvitas rata-rata daya hambat ± 10,44083 mm (P value 0,000). Kesimpulan Kelompok ekstrak daun sintrong (Crassocephalum crepidioides) adalah kelompok yang paling efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Background Staphylococcus aureus is a leading cause of infections and infant mortality in Indonesia, especially pneumonia. According to data from the Indonesian Ministry of Health in 2022, pneumonia accounted for 14.4% of cases in infants and 9.4% in toddlers, with 1,475 cases reported in Cirebon city. Allergic reactions from antibiotics have become a serious issue in treatment, prompting the need for natural alternatives such as bandotan leaf (Ageratum conyzoides Linnaeus) and sintrong leaf (Crassocephalum crepidioides). The compounds alkaloids, flavonoids, saponins, and tannins present in these leaves are believed to effectively inhibit bacterial growth. Aim To compare the effectiveness of bandotan leaf extract (Ageratum conyzoides Linnaeus) and sintrong leaf extract (Crassocephalum crepidioides) on the growth of Staphylococcus aureus bacteria. Method Experimental research with posttest-only control group design from April to July 2023. The study used 8 groups consisting of bandotan leaf extract (Ageratum conyzoides Linnaeus) and sintrong leaf extract (Crassocephalum crepidioides) at concentrations 50%, 75%, and 100%, as well as chloramphenicol (positive control) and DMSO 10% (negative control). Data were analyzed using One-way ANOVA, Post-hoc Tukey HSD, and Independent T-test. Results There is a comparison of the effectiveness of bandotan leaf extract (Ageratum conyzoides Linnaeus) and sintrong leaf extract (Crassocephalum crepidioides) against the growth of Staphylococcus aureus bacteria. Sintrong leaf extract (Crassocephalum crepidioides) exhibits an average inhibitory zone effectiveness of ± 10.44083 mm (P-value 0.000). Conclusion The Crassocephalum crepidioides extract group was the most effective in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus bacteria.
The Effectiveness of the Combination of Bay Leaf Extract (Syzygium polyanthum) and Celery Leaf Extract (Apium graveolans L.) on Lowering Blood Sugar Level in Wistar Rats (Rattus norvegicus) Laorenz, Diva Erita; Naldi, Yandri; Oktavrisa, Friska
GHMJ (Global Health Management Journal) Vol. 8 No. 2 (2025)
Publisher : Yayasan Aliansi Cendekiawan Indonesia Thailand (Indonesian Scholars' Alliance)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35898/ghmj-821174

Abstract

Background: Diabetes mellitus is a metabolic disorder marked by high blood glucose levels. According to the WHO, approximately 422 million people worldwide were living with diabetes in 2023, with 1.5 million diabetes-related deaths reported annually. Based on the RISKESDAS data, the prevalence of diabetes in Indonesia was 8.5% in 2018, affecting approximately 20.4 million individuals, and the increase is closely linked to rising obesity rates. Diabetes treatment involves both medication and lifestyle changes. Indonesia has many herbal plants, such as bay and celery leaves, which contain bioactive compounds like flavonoids, alkaloids, saponins, and tannins believed to have antihyperglycemic properties. Aims: This study aimed to evaluate the effectiveness of the combination of bay leaf extract (Syzygium polyanthum) and celery leaf extracts (Apium graveolans L.) against lowering blood sugar levels in white male Wistar rats (Rattus norvegicus). Methods: This research is an experimental study using a pre- and post-test control group design. A total of 25 male Wistar white rats (Rattus norvegicus) were induced with alloxan and then divided into five groups: Group 1 (G1) as the negative control; Group 2 (G2) as the positive control, treated with the drug glibenclamide; Group 3 (G3) received bay leaf extract at a dose of 300 mg/kgBW; Group 4 (G4) received celery leaf extract at a dose of 300 mg/kgBW; and Group 5 (G5) received a combination of bay leaf and celery leaf extracts at a dose of 300 mg/kgBW. The post-test was conducted twice : Post-test 1 was carried out 60th minutes after treatment, and Post-test 2 was conducted 120th minutes after treatment. Blood glucose levels were measured using a glucometer. Results: At 60th minutes post-treatment, blood sugar levels decreased by 40 mg/dL in G1, 100 mg/dL in G2, 44 mg/dL in G3, 57.4 mg/dL in G4, and 70.8 mg/dL in G5. At 120th minutes, the decreases were 45 mg/dL (G1), 104.6 mg/dL (G2), 49.2 mg/dL (G3), 62 mg/dL (G4), and 77.6 mg/dL (G5). The Post Hoc LSD test showed a statistically significant average decrease of 5 mg/dL between post-test 1 and post-test 2 (p < 0.001). Conclusion: The combination of bay leaf extract and celery leaf extract at a dose of 300 mg/kgBW is most effective in reducing blood glucose levels in hyperglycemic Wistar rats.
Hubungan Antara Dukungan Suami Dan Pengetahuan Akseptor Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kepatuhan Akseptor Arnanda, Chitra Aulia; Naldi, Yandri; Fauzah, Shofa Nur
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 5 No. 2 (2025): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v5i2.2536

Abstract

Pada tahun 2017, persentase rata-rata peserta Keluarga Berencana (KB) aktif di Indonesia mencapai 63,22%, dengan Jawa Barat mencatat tingkat tertinggi sebesar 66,65%, mencerminkan banyaknya pengguna KB dan menjadikannya sebagai strategi pemerintah dalam mengendalikan jumlah penduduk serta mencapai Norma Keluarga Kecil Sejahtera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan suami dan pengetahuan akseptor kontosepsi suntik tiga bulan dengan kepatuhan akseptor di Puskesmas Kejaksan dan Puskesmas Kalitanjung Kota Cirebon. Metode yang digunakan adalah penelitian observasional dengan desain cross-sectional, melibatkan populasi akseptor kontosepsi suntik di kedua Puskesmas tersebut, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling menghasilkan 232 sampel. Data dikumpulkan melalui buku kunjungan ulang KB dan kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman dan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan suami (p=0.000, r=0.461) dan pengetahuan (p=0.000, r=0.362) memiliki hubungan signifikan dengan kepatuhan akseptor, di mana dukungan suami merupakan faktor paling berpengaruh dengan nilai Exp(B)=5.514. Temuan ini mengindikasikan pentingnya melibatkan suami dalam edukasi dan dukungan terhadap akseptor, serta merekomendasikan agar program intervensi lebih fokus pada pemberdayaan suami untuk meningkatkan kepatuhan akseptor dalam menggunakan metode kontrasepsi.