Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Journal of Aafiyah Health Research (JAHR)

Pengaruh Beban Kerja Fisik Perawat Terhadap Penerapan Patient Safety dengan OCB di Rumah Sakit Tk II Pelamonia Makassar: The Effect of Physical Workload of Nurses on the Implementation of Patient Safety with OCB at Tk II Pelamonia Hospital Makassar Risqiandri, Azzahra Anindya; Amelia, Andi Rizki; Hamzah, Wardiah
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 5 No. 2 (2024): JULY-DECEMBER
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v5i2.1773

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan Kesehatan perorangan Tingkat sekunder dan tersier secara paripurna sesuai dengan UU no.44 tahun 2009. Keselamatan pasien (patient Safety) adalah dasar dari pelayanan kesehatan yang baik. Keelamatan pasien juga menjadi salah satu indikator dalam menilai akreditasi intitusi pelayanan kesehatan, oleh karena itu keselamatan pasien sangatlah penting Tujuan: Untuk mengetahui hubungan beban kerja fisik perawat terhadap penerapan patient safety melalui Organizational Citizenship Behavior (OCB) sebagai variabel moderator di RS Tk II Pelamonia Makassar. Metode: Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan studi observasional analitik dengan rancangan cross sectional study. Dengan populasi sebanyak 170 dan sampel sebanyak 118. Hasil: Hasil penelitian menggunakan analisis multivariat menunjukkan bahwa Pengaruh beban kerja fisik terhadap patient safety melalui Organizational Citizenship Behavior (OCB) diperoleh nilai koefisien sebesar -0,111 dengan nilai p (0.025) < 0,05. yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan. dan variable OCB merupakan variabel intervening pengaruh beban kerja fisik terhadap patient safety. Kesimpulan: Pengaruh secara langsung beban kerja fisik terhadap penerapan patient safety melalui perilaku organizational citizenship behaviour diperoleh nilai p = 0,025 yang artinya perilaku OCB merupakan variabel intervening terhadap hubungan antara beban kerja fisik dengan penerapan patient safety. Abstract Background: Hospital as a health care facility that organizes secondary and tertiary level individual health services in full accordance with Law no.44 of 2009. Patient safety is the basis of good health care. Patient safety is also one of the indicators in assessing the accreditation of health care institutions, therefore patient safety is very important. Objective: To determine the relationship between nurses' physical workload on the implementation of patient safety through Organizational Citizenship Behavior (OCB) as a moderator variable at Tk II Pelamonia Hospital Makassar. Methods: The research used is a type of quantitative research that uses an analytical observational study with a cross sectional study design. With a population of 170 and a sample of 118. Results: The results of the study using multivariate analysis showed that the effect of physical workload on patient safety through Organizational Citizenship Behavior (OCB) obtained a coefficient value of -0.111 with a p value (0.025) <0.05. which means there is a significant effect. and OCB variables are intervening variables on the effect of physical workload on patient safety. Conclusion: The direct effect of physical workload on the implementation of patient safety through organizational citizenship behavior obtained a p value = 0.025, which means that OCB behavior is an intervening variable in the relationship between physical workload and the implementation of patient safety.
Pengaruh Mutu Pelayanan dan Kepuasan Terhadap Minat Kunjungan Ulang Pasien Rawat Inap di RSUD Labuang Baji Makassar Tahun 2024: The Effect of Service Quality and Satisfaction on Interest in Repeat Visits of Inpatients at Labuang Baji Hospital Makassar Year 2024 Saputri, Andriani Yuli; Amelia, Andi Rizki; Baharuddin, Alfina
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 6 No. 1 (2025): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v6i1.1926

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan Kesehatan perorangan Tingkat sekunder dan tersier secara paripurna sesuai dengan UU no.44 tahun 2009. Mutu Pelayanan yaitu suatu mutu pelayanan yang baik dalam memberikan pelayanan rawat inap di rumah sakit merupakan hal yang penting demi kelangsungan suatu rumah sakit. Minat kunjungan kembali ini muncul, karena adanya pengaruh dari kepuasan yang dirasakan pasien. Pelanggan yang puas akan dapat melakukan pemanfaatan kembali pelayanan rumah sakit. Tujuan: Untuk mengetahui mutu pelayanan dan kepuasan terhadap minat kunjungan ulang pasien rawat inap sebagai variabel moderator di RSUD Labuang Baji  Makassar. Metode: Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan studi observasional analitik dengan rancangan cross sectional study. Dengan populasi sebanyak 3.229 dan sampel sebanyak 98. Hasil: Hasil penelitian menggunakan analisis multivariat menunjukkan bahwa Pengaruh beban kerja fisik terhadap patient safety melalui Organizational Citizenship Behavior (OCB) diperoleh nilai koefisien sebesar -0,111 dengan nilai p (0.025) < 0,05. yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan. dan variable OCB merupakan variabel intervening pengaruh beban kerja fisik terhadap patient safety. Kesimpulan: Pengaruh secara langsung beban kerja fisik terhadap penerapan patient safety melalui perilaku organizational citizenship behaviour diperoleh nilai p = 0,025 yang artinya perilaku OCB merupakan variabel intervening terhadap hubungan antara beban kerja fisik dengan penerapan patient safety. Abstract Background: Hospital The hospital in Law of the Republic of Indonesia Number 44 of 2009 is a health service facility that provides middle-level and tertiary individuals. Full health services are in accordance with health service institutions that provide individual health services in a complete manner that provide inpatient, outpatient, and emergency services. Objective: To To determine the effect of service quality and satisfaction on the interest of patients in the inpatient installation at Labuang Baji Hospital Makassar. Methods: The research This type of research is quantitative and observational research with a cross sectional study design. With a population of 3,299 inpatients and a sample of 98. Results: The results of the study using Path Analysis showed that there was an effect of satisfaction on the interest of the visit obtained with a statistical t-value greater than the value of 1.96 (2.398 > 1.96), with a significant level smaller than 0.05 (0.017 < 0.05). So it can be concluded that satisfaction has a positive and significant effect on the interest of the visit. Conclusion: The effect of satisfaction on the interest of the visit was obtained with a value of p = 0.05 (0.017 < 0.05). So it can be concluded that satisfaction has a positive and significant effect on the interest of the visit. So it can be concluded that there is a relationship between satisfaction and interest in repeat visits.
Analisis Rujukan Penyakit Non Spesialistik Ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut Pada Puskesmas di Kabupaten Polewali Mandar: Analysis of Referrals for Non-Specialized Diseases to Advanced Health Facilities at Community Health Centers in Polewali Mandar Regency Sarina, Nitha; Amelia, Andi Rizki; Hamzah, Wardiah
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 4 No. 2 (2023): JULY-DECEMBER
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v4i2.1557

Abstract

Abstrak Pelayanan rujukan kesehatan dilaksanakan berdasarkan kompetensi fasilitas kesehatan, namun masih ada kasus rujukaan penyakit non spesialistik ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut pada Puskesmas di Kabupaten Polewali Mandar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rujukan penyakit non spesialistik ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut pada Puskesmas di Kabupaten Polewali Mandar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jumlah 11 informan. Validitas data dengan metode triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan faktor pemahaman Dokter tentang gatekeeper sesuai standar kompetensinya, faktor standar operasional prosedur rujukan tersedia di semua Puskesmas, faktor ketersediaan tenaga kesehatan sudah cukup dab sesuai latar belakang pendidikan profesi, sarana dan prasarana yang belum lengkap, faktor ketersediaan obat di Puskesmas yang masih kurang, dan faktor permintaan pasien untuk dirujuk yang masih ada namun Dokter tidak memberikan rujukan. Kesimpulan dari penelitian bahwa faktor pemahaman Dokter tentang gatekeeper, standar operasional prosedur sebagai pedoman rujukan, ketersediaan tenaga kesehatan Puskesmas, permintaan pasien untuk dirujuk tanpa indikasi rujukan, bukan penyebab rujukan penyakit non spesialistik ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut. Sedangkan faktor ketersediaan sarana dan prasarana di Puskesmas, dan ketersediaan obat di Puskesmas menjadi faktor penyebab rujukan penyakit non spesialistik ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut dari Puskesmas di Kabupaten Polewali Mandar. Sehingga disarankan bagi pihak Puskesmas untuk memberikan sosialisasi mengenai sistem rujukan berjenjang, dan disarankan pemerintah dan Puskesmas bersinergis untuk melengkapi sarana dan prasarana serta obat di Puskesmas. Abstract Health services are carried out based on the competency of health facilities, however there are still cases of referral of non-specialist diseases to advanced health facilities at the Community Health Center in Polewali Mandar Regency. This study aims to analyze referrals for non-specialist diseases to advanced health facilities at the Community Health Center in Polewali Mandar Regency. This research used a qualitative approach with 11 informants. Data validity using source triangulation method. The results of the research show that doctors' understanding of gatekeepers is in accordance with their competency standards, standard reference operational procedures are available in all health centers, the availability of health workers is sufficient and according to their professional educational background, facilities and infrastructure are incomplete, and the availability of medicines in health centers is still lacking. , and the patient's request for referral which still exists but the doctor does not provide a reference. The conclusion from the research is that the doctor's understanding of gatekeepers, standard operational procedures as referral guidelines, availability of health workers at the Community Health Center, patient requests for referral without indication of reference, are not the cause of disease referral. non-specialist to further level health facilities. Meanwhile, the availability of facilities and infrastructure at the Puskesmas and the availability of medicines at the Puskesmas are factors that cause referrals for non-specialist diseases to advanced health facilities from the Puskesmas in Polewali Mandar Regency. So it is recommended for the Community Health Center to provide outreach regarding the tiered referral system, and it is recommended that the government and the Community Health Center synergize to complete the facilities and infrastructure as well as medicines at the Community Health Center.
Manajemen Pengelolaan Infus Whitening Dalam Pandangan Islam Di Klinik X Makassar: Management of Whitening Infusion Management in Islamic View at Clinic X Makassar Ningsi, Selvi Dian; Amelia, Andi Rizki; Multazam, Andi Muhammad
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 5 No. 1 (2024): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v5i1.1593

Abstract

Abstrak Latar belakang: Infus whitening atau infus pemutih, menjadi salah satu metode yang populer dalam perawatan kulit untuk mencapai warna kulit yang lebih cerah dan merata. Metode perawatan ini digunakan oleh dokter kecantikan untuk memberikan vitamin C, glutation, kolagen, dll, secara langsung melalui pembuluh darah. Tujuan: Studi ini bertujuan mengetahui tujuan penggunaan obat dan proses infus whitening ditinjau dalam pandangan islam. Metode: Penelitian ini merupakan metode kualitatif dengan pendekatan penelitian deskriptif. Pengumpulan data dengan wawancara, dokumentasi, studi pustaka. Informan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang dengan kategori informan biasa, informan kunci dan informan pendukung. Hasil: Penelitian ini memberikan gambaran tentang praktik pengelolaan infus pemutih di Klinik X Makassar termasuk tujuan penggunaan, prosedur pelaksanaan dan kebijakan yang diterapkan. Analisis manajemen mencakup aspek keamanan, efektivitas, serta peran dan tanggung jawab berbagai pihak yang terlibat dalam proses pengelolaan. Sementara itu, perspektif Islam diintegrasikan untuk mengevaluasi kesesuaian praktik ini dengan nilai norma etika Islam terkait kesehatan dan kecantikan. Kesimpulan: Jika tujuan dari infus whitening adalah untuk meningkatkan rasa percaya diri atau memperbaiki kondisi kulit yang bermasalah, dan tujuannya positif, dapat dianggap halal. Namun, jika tujuannya untuk meniru standard kecantikan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam, perlu dipertimbangkan lebih lanjut. Dalam Islam, menjaga kesehatan tubuh dianggap penting. Jika prosedur infus whitening tidak membahayakan kesehatan, dapat dianggap lebih dapat diterima. Abstract Background: Whitening infusion, also known as whitening infusion, has become a popular method in skin care to achieve a brighter and more even skin tone. This treatment method is used by beauty doctors to administer vitamin C, glutathione, collagen, etc., directly through the veins. Objective: This study aims to determine the purpose of using the whitening infusion process medication from an Islamic perspective. Method:This research is a qualitative method with a descriptive research approach. Data collection was carried out by interviews, documentation, literature study. There were 8 informants in this study in the categories of ordinary informants, key informants and supporting informants. Results: This research provides an overview of the practice of managing bleach infusions at Clinic X Makassar including the purpose of use, implementation procedures and policies implemented. Management analysis includes aspects of security, effectiveness, as well as the roles and responsibilities of various parties involved in the management process. Meanwhile, an Islamic perspective is integrated to evaluate the suitability of this practice with Islamic ethical norms regarding health and beauty. Conclusion: Phealth and beauty principles are permitted as long as they do not violate the basic principles of Islamic teachings. If the aim of the whitening infusion is to increase self-confidence or improve the condition of problematic skin, and the aim is positive, it can be considered halal. However, if the goal is purely to imitate beauty standards that are not in accordance with Islamic values, it needs to be considered further. In Islam, maintaining a healthy body is considered important. If the whitening infusion procedure does not harm health, it can be considered more acceptable.
Analisis Implementasi Continuous Quality Improvement dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RSUD dr. La Palaloi: Analysis of the Implementation of Continuous Quality Improvement in Infection Prevention and Control at dr. La Palaloi Hospital Karmidah, Nur; Amelia, Andi Rizki; Gobel, Fatmah Afrianty
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 5 No. 2 (2024): JULY-DECEMBER
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v5i2.1607

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Pencegahan dan pengendalian HAIs merupakan pelayanan yang wajib diselenggarakan oleh rumah sakit. Budaya masyarakat Indonesia berinteraksi dengan pasien tidak hanya tenaga kesehatan, namun juga keluarga sebagai penjaga pasien. Untuk itu program pencegahan pengendalian infeksi seharusnya tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan namun juga oleh keluarga atau penjaga pasien di tempat pelayanan kesehatan. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripstif korelasi dengan menggunakan desain penelitian cross-sectional. Pengambilan sampel dengan Purposive Sampling sebanyak 54 responden. Analisis data menggunakan perhitungan analisis koefisien korelasi pearson. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh implementasi continuous quality improvement personal hygiene dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi (Pvalue0,003); terdapat pengaruh implementasi continuous quality improvement luka tidak terawat dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi (Pvalue0,001); dan terdapat pengaruh implementasi continuous quality improvement perawatan luka dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi (Pvalue0,005). Kesimpulan: Disarankan untuk meningkatkan pengetahuan perawat pelaksana mengenai pencegahan HAI dengan melaksanakan kegiatan seminar, workshop dan pelatihan mengenai pencegahan infeksi serta meningkatkan kegiatan supervisi ke ruangan rawat inap agar perawat pelaksana tidak lalai dalam tindakan keperawatan pencegahan HAI. ABSTRACT Background: Prevention and control of HAIs is a service that must be provided by hospitals. The Indonesian culture of interacting with patients is not only health workers, but also families as patient guardians. For this reason, infection control prevention programs should not only be carried out by health workers but also by the patient's family or guardians in health care settings. Method: This type of research is descriptive correlation research using a cross-sectional research design. Samples were taken using Purposive Sampling as many as 54 respondents. Data analysis uses Pearson correlation coefficient analysis. Results: The results of the study showed that there was an effect of implementing continuous quality improvement personal hygiene in the infection prevention and control program (Pvalue0.003); there is an effect of implementing continuous quality improvement on untreated wounds in the infection prevention and control program (Pvalue0.001); and there is an influence of the implementation of continuous quality improvement in wound care in the infection prevention and control program (Pvalue0.005). Conclusion: It is recommended to increase the knowledge of implementing nurses regarding HAI prevention by carrying out seminars, workshops and training activities regarding infection prevention as well as increasing supervision activities in inpatient rooms so that implementing nurses are not negligent in HAI prevention nursing actions.
Determinan Kepuasan Pelanggan Dana Jaminan Hari Tua di Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Palu Tahun 2024: Determinants of Customer Satisfaction of the Old Age Security Fund at the Palu Branch Office of BPJS Ketenagakerjaan in 2024 Qadriyanti, Nurul; Amelia, Andi Rizki; Abbas, Hasriwiani Habo
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 5 No. 1 (2024): JANUARY-JUNE
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v5i1.1654

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Program Jaminan Hari Tua (JHT) merupakan program jaminan dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap risiko-risiko sosial ekonomi. Manfaat Jaminan Hari Tua (JHT) adalah berupa uang tunai yang besarnya merupakan nilai akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannya yang dibayarkan secara sekaligus apabila peserta mencapai usia 56 tahun, meninggal dunia, atau cacat total tetap. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Determinan Kepuasan Pelanggan Dana Jaminan Hari Tua di Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Palu Tahun 2024. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, dengan metode survey dan rancangan cross sectional study. Populasi penelitian sebanyak 1106 responden BPJS Ketenagakerjaan Cabang Palu. sampel penelitian sebanyak 294 responden klaim JHT di Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang palu dengan menggunakan metode purposive sampling. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan uji regresi logistik pada factor pendorong emosional terhadap kepuasan pelanggan 95% (α=0.05). Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh siginifikan antara variabel independen kualitas produk terdapat bukti fisik (α=0.001), kehandalan (α=0,000), daya tanggap (α=0,000), jaminan (α=0,000), empati (α=0,000), variable emosional dengan nilai (α=0,001), serta kemudahan (α=0,003) terhadap variable dependen kepuasan pelanggan. Yang tidak berhubungan yaitu variabel harga, sedangkan variable yang paling berpengaruh adalah Emosional terhadap kepuasan pelanggan dengan dengan standardized coefficients Beta (α=2,174). Kesimpulan: Diharapkan mampu meningkatkan kepuasan pelanggan dan perlunya menjaga kelangsungan hubungan perusahaan dan pelanggan dengan tidak mengabaikan setiap kritik dan saran dari pelanggan agar tetap mempercayakan jaminan sosialnya di BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Palu. ABSTRACT Background: The Old Age Insurance Program (JHT) is a basic security program for workers that aims to ensure security and certainty against socio-economic risks. Old Age Insurance (JHT) benefits are in the form of cash which is the value of accumulated contributions plus the results of development which is paid in one lump sum if the participant reaches the age of 56 years, dies, or has permanent total disability. Objective: In general, this study aims to determine the Determinants of Customer Satisfaction of Old Age Insurance Funds at the BPJS Employment Office Palu Branch in 2024. Method: This study uses a type of quantitative research, with survey methods and cross-sectional study design. The research population was 1106 respondents from the BPJS Employment Palu Branch. The research sample was 294 respondents claiming JHT at the BPJS Employment Office Palu Branch using the purposive sampling method. The research data were analyzed using logistic regression tests on emotional drivers of customer satisfaction 95% (α=0.05). Results: The results of this study show that there is a significant influence between the independent variables of product quality there is physical evidence (α= 0.001), reliability (α= 0.000), responsiveness (α= 0.000), assurance (α= 0.000), empathy (α= 0.000), emotional variables with value (α= 0.001), and convenience (α= 0.003) on the dependent variable customer satisfaction. This is not related to Price, while the most influential variable is Emotional customer satisfaction with Standardized Coefficients Beta (α= 2,174). Conclusion: It is expected to be able to increase customer satisfaction and the need to maintain the continuity of company and customer relationships by not ignoring every criticism and suggestion from customers in order to continue to entrust their social security at BPJS Employment Palu Branch Office.
Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Jalan Puskesmas Anggeraja Kabupaten Enrekang : Factors Associated with Patient Satisfaction in the Outpatient Room of the Anggeraja Health Center, Enrekang Regency Amelia, Andi Rizki; Andayanie, Ella; Muslimin, Nurainun; Yusuf, Rezky Aulia
Journal of Aafiyah Health Research (JAHR) Vol. 3 No. 2 (2022): JULY-DECEMBER
Publisher : Postgraduate Program in Public Health, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52103/jahr.v3i2.1687

Abstract

Abstrak Kepuasan pasien ialah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelayanan kesehatan berdasarkan faktor dimensi kompetensi teknis, akses terhadap pelayanan, kenyamanan, hubungan antar manusia, dan ketepatan waktu terhadap kepuasan pasien rawat jalan Puskesmas Anggeraja. Dimana jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 16.149 responden dengan menggunakan accidental sampling, diperoleh sampel sebanyak 250 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi Square. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa semua variabel yang diteliti berhubungan dengan kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Anggeraja yakni Kenyamanan (p=0,000), Hubungan Antar Manusia (p=0,000) dan Ketepatan Waktu (p=0,000), Kompetensi Teknis (p=0,000) dan Akses Terhadap Pelayanan (p = 0,000). Pelayanan kesehatan di Puskesmas Anggeraja perlu ditingkatkan sehingga tingkat kepuasan pasien juga dapat ditingkatkan. Abstract Patient satisfaction is a level of patient feeling that arises as a result of the performance of health services obtained after the patient compares it with what he expects. This study aims to determine the relationship of health services based on the dimensions of technical competence, access to services, comfort, human relations, and timeliness to the satisfaction of outpatients at the Anggeraja Public Health Center. Where the number of samples in this study were 16,149 respondents using accidental sampling, obtained a sample of 250 respondents. Data analysis used univariate and bivariate analysis with Chi Square test. Based on the results of the study, it was found that all the variables studied were related to the satisfaction of outpatients at the Anggeraja Health Center namely Comfort (p = 0.000), Human Relations (p = 0.000) and Punctuality (p = 0.000), Technical Competence (p = 0.000) and Access to Services (p = 0.000). Health services at the Anggeraja Health Center need to be improved so that the level of patient satisfaction can also be increased.