Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Relationship Strategy Family Coping With Quality Of Life In Elderly Post Stroke Limansyah, Dodik; Sahar, Junaiti; Sukihananto, Sukihananto
Journal Of Nursing Practice Vol. 2 No. 1 (2018): Journal Of Nursing Practice
Publisher : Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.798 KB) | DOI: 10.30994/jnp.v2i1.37

Abstract

Background: Stroke is the highest cause of death in urban areas, one of the regions in Indonesia with stroke exceeds the national rate is the city of Pontianak. Purpose : This study aims to determine the relationship of family coping strategies to the quality of life of elderly post-stroke in the city of Pontianak. Methods : Analytical research design correlation with cross sectional approach. sampling in total sampling with respondents amounted to 58 respondents. The sample of this study was post-stroke elderly and family members as caregiver or primary outpatient who treated elderly with post stroke. Result : The results of multiple linear regression analysis or anova test (f test) with p value = 0.001 (<0.05) indicating that there is a significant relationship between social support, reframing, seeking and receiving, passive income and income with the quality of life of the elderly post stroke. Conclusion : Social support is a dominant element of coping strategy. The role of community nurses is needed to support family caregivers in providing social support to post-stroke elderly.
Penerapan Buku Saku “Peduli Stunting” Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu di Wilayah Pinggiran Sungai Kapuas Kota Pontianak Masmuri, Masmuri; Seprian, Dwin; Limansyah, Dodik; Rusnaini, Rusnaini
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 7 (2024): Volume 4 Nomor 7 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i7.14609

Abstract

ABSTRACT Stunting is one of the problems that exists in communities along the Kapuas River in West Kalimantan. Low levels of knowledge and inadequate attitudes or practices regarding the care of children with stunting are some of the causes of stunting. The characteristics of the people on the banks of the Kapuas River are generally people who are still very closely related to the culture they adhere to. This research aims to examine the effectiveness of implementing the "Peduli Stunting" pocketbook on the level of knowledge and attitudes of mothers with stunted children in the Kapuas River area, Pontianak City. Research method is a quantitative quasi-experiment with a pre-test and post-test with a control group approach with 100 respondents using Total Sampling which is divided into 2 groups (50 respondents in the intervention group and 50 respondents in the control group). The results of the analysis found differences in the level of knowledge and attitudes of mothers before and after intervention with the pocketbook media "Peduli Stunting" with a significant value of 0.000 (p < 0.05). In this study, mothers' knowledge and attitudes cannot be separated from the influence of culture held by marginalized communities Sungai Kapuas which believes that breastfeeding mothers should not give their babies first breast milk because it is thought to contain bacteria and spoiled milk and before they are six months old, babies are given additional food, such as banana "lothe" so that they do not fuss. This research concludes that the pocketbook "Peduli Stunting" increases the knowledge and attitudes of mothers on the Kapuas River in fulfilling and managing the nutrition of children with stunting. In areas where people live on the banks of rivers, there are still many myths and beliefs according to the culture held by the community about what foods can and cannot be given to toddlers. Most of these prohibited foods meet the nutritional needs of toddlers as they grow and develop. The mother's unfavorable attitude is influenced by the culture adopted based on the community's ethnicity. Education with the pocketbook "Peduli Stunting" can be applied Keywords: Stunting, Pocketbook, Knowledge, Attitude  ABSTRAK Stunting merupakan salah satu permasalahan yang ada pada masyarakat pinggiran sungai Kapuas di Kalimantan Barat. Tingkat pengetahuan yang rendah dan sikap atau praktik yang kurang memadai tentang perawatan anak dengan stunting adalah beberapa penyebab terjadinya stunting. Karakteristik masyarakat pinggiran sungai Kapuas juga pada umumnya ialah masyarakat yang masih sangat erat kaitannya dengan budaya yang dianutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji efektivitas penerapan buku saku “Peduli Stunting” Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap pada Ibu dengan Anak Stunting Di Wilayah Pinggiran Sungai Kapuas Kota Pontianak. Metode Penelitian ini adalah kuantitatif quasy experiment dengan pendekatan pre-test post-test with control group dengan responden berjumlah 100 responden menggunakan Total Sampling yang dibagi menjadi 2 kelompok (50 responden kelompok intervensi dan 50 responden kelompok kontrol). Hasil analisis ditemukan perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan sesudah intervensi dengan media buku saku “Peduli Stunting” dengan nilai signifikan yaitu 0,000 (p < 0,05), pada penelitian ini pengetahuan dan sikap ibu tidak lepas dari pengaruh budaya yang dianut masyarakat pinggiran sungai Kapuas yang beranggapan bahwa ibu menyusui tidak boleh memberikan ASI pertama pada bayinya karena dianggap mengandung bakteri dan susu yang basi dan sebelum berusia enam bulan, bayi diberikan makanan tambahan, seperti "lothe" pisang, agar mereka tidak rewel. Kesimpulan dari penelitian ini adalah buku saku “Peduli Stunting” meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu pinggiran sungai kapuas dalam pemenuhan dan pengelolaan gizi anak dengan stunting. Pada wilayah lingkungan tempat tinggal yang berada di tepian sungai masih memiliki banyak mitos dan kepercayaan sesuai dengan kebudayaan yang dianut masyarakat tentang makanan apa yang boleh dan tidak boleh diberikan kepada balita. Sebagian besar makanan yang dilarang tersebut memenuhi kebutuhan nutrisi balita saat tumbuh kembangnya. Sikap ibu yang kurang baik dipengaruhi oleh budaya yang dianut berdasarkan suku masyarakat. Edukasi dengan buku saku “Peduli Stunting” dapat diterapkan Kata Kunci: Stunting, Buku Saku, Pengetahuan, Sikap
Gambaran Perilaku Hidup Sehat (PHBS) Pada Keluarga Anak Usia Sekolah di Pinggiran Sungai Kapuas Banjar Serasan Kec. Pontianak Timur Limansyah, Dodik; Masmuri, Masmuri; Hidayah, Nurul
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 2 (2025): Volume 7 Nomor 2 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i2.17816

Abstract

ABSTRACT Health aspects considerations play role in efforts to improve the Human Development Index (HDI) in Indonesia. Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) includes various actions that must be taken to prevent and treat diseases, maintain environmental cleanliness, improve maternal and child health, and promote overall well-being. Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) is a series of actions taken based on awareness resulting from a learning process. These actions enable individuals, families, groups, or communities to independently maintain their health and actively contribute to improving public health. The purpose of the study is to give a general overview of the clean and healthy living practices that families in the East Pontinak working region of Banjar Serasan Health Center have adopted for their school-aged children.in the working area of Banjar Serasan Health Center, East Pontinak. The research method used in this study is descriptive analytic with a cross-sectional approach. The sample was taken using stratified random sampling with inclusion criteria consisting of families living in riverside communities, specifically RW 3 and RW 5, in the working area of Banjar Serasan Health Center. A total of 44 families (54%) fall into the category of having good knowledge, while 31% have sufficient knowledge. Respondents' attitudes toward the implementation of PHBS show that 73% are in the good category, based on the median score. According to the questionnaire results, many families still do not encourage their members to refrain from smoking inside the house. The majority of healthcare workers, 54%, support the implementation of PHBS. Keywords: PHBS. Family, School Age  ABSTRAK Aspek kesehatan menjadi faktor krusial dalam upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi berbagai tindakan yang harus dilakukan dalam pencegahan dan penanganan penyakit, menjaga kebersihan lingkungan, meningkatkan kesehatan ibu dan anak, serta memelihara kesehatan secara umum.. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah serangkaian tindakan yang dilakukan berdasarkan kesadaran hasil dari proses pembelajaran. Tindakan ini memungkinkan individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan diri serta berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.  memberikan gambaran perilaku hidup bersih dan sehat pada keluarga dengan anak usia sekolah di wilayah kerja Puskesmas Banjar Serasan Pontinak Timur Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional pengambilan sampel menggunakan Stratified random sampling dengan kriteria inklusi berupa keluarga yang ada di masyarakat pinggiran sungai yaitu RW 3 dan n RW 5   wilayah kerja Puskesmas Banjar Serasan. Sebanyak 44 keluarga (54%) termasuk dalam kategori pengetahuan baik, sedangkan 31% memiliki pengetahuan yang cukup. Sikap responden terhadap penerapan PHBS menunjukkan bahwa 73% berada dalam kategori baik, berdasarkan nilai median. Berdasarkan hasil kuesioner, masih terdapat banyak keluarga yang belum mendorong anggotanya untuk tidak merokok di dalam rumah. Sebagian besar tenaga kesehatan, yaitu 54%, mendukung penerapan PHBS. Kata Kunci: PHBS, Keluarga, Usia Sekolah
Pemberdayaan Teman Sebaya sebagai Upaya Pencegahan Risiko Bunuh Diri Pada Remaja di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Florensa, Florensa; Hidayah, Nurul; Limansyah, Dodik; Sari, Lintang; Yousriatin, Fajar
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 4 (2025): Volume 8 No 4 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i4.19988

Abstract

ABSTRAK Bunuh diri merupakan masalah kesehatan mental yang banyak terjadi pada remaja dan menjadi penyebab kematian kedua terbanyak pada individu berusia 15-29 tahun. Di Indonesia, angka bunuh diri remaja cukup tinggi, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti depresi, kecemasan, stres, penyalahgunaan NAPZA, serta kurangnya dukungan sosial. Remaja di lembaga pembinaan memiliki risiko lebih besar terhadap stres berat dan pemikiran untuk mengakhiri hidup akibat tekanan lingkungan serta keterbatasan interaksi sosial. Oleh karena itu, diperlukan intervensi yang efektif guna mencegah risiko bunuh diri, salah satunya melalui pemberdayaan teman sebaya yang berperan dalam meningkatkan kesadaran serta menciptakan sistem dukungan dalam komunitas remaja. Program ini bertujuan untuk membekali remaja dengan pengetahuan mengenai pencegahan bunuh diri, sehingga mereka mampu mengenali faktor risiko, memahami pentingnya kesehatan mental di lingkungan sekitar, serta memberikan dukungan kepada teman sebaya yang berisiko. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk edukasi kepada remaja penghuni lapas melalui tahapan yang sistematis, mulai dari persiapan peserta, penyediaan sarana dan prasarana, hingga penyusunan materi edukasi yang relevan. Pelaksanaan program berlangsung pada Oktober 2024 di aula lapas dan diawali dengan pre-test untuk mengukur pemahaman awal peserta. Setelah itu, penyampaian materi dilakukan secara interaktif mengenai faktor risiko bunuh diri, strategi pencegahan, serta peran teman sebaya dalam memberikan dukungan emosional. Program kemudian diakhiri dengan post-test untuk mengevaluasi peningkatan pemahaman peserta setelah mendapatkan edukasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa edukasi yang diberikan mampu meningkatkan kesadaran remaja terhadap faktor risiko bunuh diri serta membekali mereka dengan keterampilan dalam memberikan dukungan kepada teman sebaya. Selain itu, peserta juga menunjukkan kemampuan dalam melakukan deteksi dini terhadap individu yang berpotensi mengalami tekanan emosional berat. Dengan demikian, pemberdayaan teman sebaya terbukti menjadi strategi yang efektif dalam pencegahan risiko bunuh diri, terutama bagi remaja di lembaga pembinaan. Program ini tidak hanya membantu menciptakan lingkungan sosial yang lebih suportif, tetapi juga berkontribusi dalam menekan angka kejadian bunuh diri di kelompok usia remaja.  Kata Kunci: Lapas, Manajemen Stres, Risiko Bunuh DiriABSTRACT Suicide is a prevalent mental health issue among adolescents and is the second leading cause of death among individuals aged 15-29. In Indonesia, the suicide rate among teenagers remains high, influenced by various factors such as depression, anxiety, stress, substance abuse, and lack of social support. Adolescents in juvenile detention centers are at even greater risk of severe stress and suicidal thoughts due to environmental pressures and limited social interactions. Therefore, effective interventions are necessary to prevent suicide risks, one of which is peer empowerment, which plays a crucial role in raising awareness and creating a support system within adolescent communities. This program aims to equip adolescents with knowledge about suicide prevention, enabling them to recognize risk factors, understand the importance of mental health in their surroundings, and provide support to at-risk peers. The initiative was carried out through educational activities for juvenile detainees, following a structured process that included participant preparation, provision of facilities and infrastructure, and the development of relevant educational materials. The program was implemented in October 2024 at the detention center’s hall, beginning with a pre-test to assess participants’ initial understanding. This was followed by an interactive session covering suicide risk factors, prevention strategies, and the role of peers in providing emotional support. The program concluded with a post-test to evaluate participants’ knowledge improvement after the educational intervention. The results indicated that the education provided successfully increased adolescents’ awareness of suicide risk factors and equipped them with the skills to support their peers. Additionally, participants demonstrated the ability to conduct early detection of individuals experiencing severe emotional distress. Thus, peer empowerment has proven to be an effective strategy in suicide prevention, particularly for adolescents in juvenile detention. This program not only fosters a more supportive social environment but also contributes to reducing suicide rates among young individuals. Keywords: Prison, Stress Management, Suicide Risk
Media Edukasi “Peduli Stunting” Berbasis Website Dalam Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Kader Kesehatan Wilayah Pinggiran Sungai Kapuas Masmuri, Masmuri; Hidayah, Nurul; Limansyah, Dodik
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol. 10 No. 2 (2025): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v10i2.896

Abstract

Stunting has become a global concern, as reflected in worldwide nutrition improvement initiatives. In efforts to detect and prevent stunting, collaboration with various stakeholders is required, one of whom is community health cadres. Cadres need to acquire basic information and technology-based skills to support stunting prevention. This study aimed to examine the effectiveness of website-based educational media on cadres’ knowledge and skills. The research employed a quasi-experimental design with a pre-test post-test control group approach. Total sampling was used, involving 100 respondents divided into two groups, with sessions lasting 45–60 minutes each. Research instruments included questionnaires assessing cadres’ knowledge and skills related to stunting prevention. The results, analyzed using the marginal homogeneity test, showed a p-value of 0.000 (p < 0.05), indicating the effectiveness of website-based educational media in improving cadres’ knowledge and skills regarding early detection of stunting compared to the control group that used leaflet media. Website-based educational media proved effective in enhancing cadres’ knowledge and skills in early stunting detection, including identifying child growth curves and developmental milestones according to age. This study recommends cross-sectoral collaboration to improve internet access, provide continuous cadre assistance, and integrate digital educational media into community health programs to optimize stunting prevention.