Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Hubungan Dukungan Psikososial dengan Stres Pada Keluarga Orang dengan Gangguan Jiwa Kirana, Wahyu; Anggreini, Yunita Dwi; Yousriatin, Fajar; Safitri, Dewin
Jurnal Kesehatan Vol 12 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : STIKES Ngesti Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46815/jk.v12i1.138

Abstract

Family plays an important role in caring for family members with mental disorder. Long-term care can cause stress for families caring for people with mental disorder. Families who do not have psychosocial support are prone to experiencing stress which can have an impact not only on themselves but also on the family members whom they cared for. Psychosocial support includes the use of coping strategies, namely problem-focused coping and emotion-focused coping which can help families to reduce the stress they experience. The purpose of this study was to determine the relationship between psychosocial support and stress in families who care for family member with mental disorder. The research used a correlational design with a cross-sectional approach. The population of this study was families who cared for people with mental disorder in the UPT Tanjung Hulu Health Center, Saigon Health Center and Kampung Dalam Health Center. The sampling technique in this study used purposive sampling. The instruments used were Ways of Coping and Depression, Anxiety Stress Scale. The data then analyzed using Spearman rho. The study result showed that there was a relationship between psychosocial support and stress in families who cared for people with mental disorder. Thus, it can be concluded that the higher the psychosocial support owned by families who care for people with mental disorder, the lower the stress experienced.
Gambaran Tingkat Pengetahuan Perawat tentang Patient Safety Priyatnanto, Hendra; Yousriatin, Fajar; Jamil, Nurul
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 10 (2024): Volume 6 Nomor 10 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i10.16047

Abstract

ABSTRACT Patient safety is the most important basis and indicator in providing good health services. Patient safety means ensuring that during the process of providing health services the safety and security of patients is guaranteed. To achieve a high patient safety rate, of course, it is obtained from health service providers who have knowledge regarding patient safety. The aim of this research is to determine the description of nurses' knowledge about patient safety. The research was conducted using a quantitative design with a descriptive approach. The population of this research are nurses in North Kayong Regency with a sample size of 48 respondents. The tool used for data collection uses a questionnaire. The research results showed that the level of knowledge of nurses with good criteria was 35 people (72.9%), and with sufficient criteria there were 13 people (27.1%). Based on the results above, it can be concluded that the majority of nurses' knowledge level about patient safety is in the good category. This is supported by level of education, work period of 1-5 years, and history of having participated in patient safety outreach.  Keywords: Patient Safety, Nurse, Level of Knowledge ABSTRAK Keselamatan pasien (patient safety) merupakan dasar dan indikator paling utama dalam pemberian pelayanan kesehatan yang baik. Keselamatan pasien artinya memastikan bahwa selama proses pemberian pelayanan kesehatan keamanan dan keselamatan pasien terjamin. Untuk mencapai angka keselamatan pasien yang tinggi tentunya didapatkan dari pemberi pelayanan kesehatan yang memiliki pengetahuan terkait keselamatan pasien. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien (patient safety). Penelitian dilakukan menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi penelitan ini merupakan perawat di Kabupaten Kayong Utara dengan jumlah sampel 48 responden. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data menggunakan kuisioner. Hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan perawat dengan kriteria baik berjumlah 35 orang (72.9%), dan dengan kriteria cukup berjumlah 13 orang (27.1%). Berdasarkan hasil diatas disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan perawat tentang patient safety berada pada kategori baik. Hal ini didukung oleh tingkat pendidikan, masa kerja 1-5 tahun, dan riwayat pernah mengikuti sosialisasi patient safety.Kata kunci: Patient Safety, Perawat, Tingkat Pengetahuan
Efektivitas Model Caring Islami “Praktis” dalam meningkatkan Pengetahuan Perawat Yousriatin, Fajar; Priyatnanto, Hendra; Jamil, Nurul; Florensa, Florensa; Sari, Lintang
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 10 (2024): Volume 6 Nomor 10 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i10.16892

Abstract

ABSTRACT Caring is an attitude that a nurse must have. In Islam, caring is carried out based on Alquran and Sunnah is Islamic Caring as a form of intellectually competent professional behavior from a nurse in providing nursing care to patients, families, and the community with full attention, care, friendliness, empathy, politeness, using communication. therapeutic, and always responsive and alert to provide the best service. This research aims to determine the effectiveness of the "PRACTIS" Islamic caring model in increasing nurses' knowledge about Islamic caring. The design of this research is pre-experiment research with one group pretest and posttest without a control group. The study results showed that knowledge, before the intervention was given, was mostly in the poor category (52.9%), then after being given the intervention it increased to the good category (79.41%). The PRACTIS Islamic caring model is one of the models developed to improve nurses' knowledge about Islamic caring. With good caring behavior, it is hoped that it will be one of the components of increasing patient recovery rates. Key words: Islamic Caring, Nurse, PRAKTIS   ABSTRAK Kepedulian (caring) merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang perawat. Dalam islam, kepedulian yang dilakukan dengan landasan alquran dan sunnah merupakan Caring Islami sebagai bentuk perilaku profesional yang kompeten secara intelektual dari seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, keluarga, dan masyarakat dengan penuh perhatian, peduli, ramah, empati, sopan, menggunakan komunikasi terapeutik, serta selalu tanggap dan sigap dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai efektivitas model caring islami “PRAKTIS” dalam meningkatkan pengetahuan perawat tentang caring islami. Desain penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperiment dengan one grup pretest posttest without control group. Hasil penelitian dimana pengetahuan sebelum diberikan intervensi sebagian besar pada kategori kurang (52,9%), kemudian setelah diberikan intervensi meningkat menjadi kategori baik (79.41%). Model caring islami PRAKTIS salah satu model yang dikembangkan untuk meningkatkan pengetahuan perawat tentang caring islami. Dengan perilaku caring yang baik, diharapkan menjadi salah satu komponen meningkatnya angka kesembuhan pasien. Kata kunci: Caring Islami, Perawat, PRAKTIS
Keterampilan Manajemen Stress Sebagai Upaya Pencegahan Risiko Bunuh Diri Pada Remaja di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Florensa, Florensa; Yousriatin, Fajar; Hidayah, Nurul; Sari, Lintang
E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 3: September-Desember 2024
Publisher : LP2M STP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/eamal.v4i3.3701

Abstract

Abstract: Remaja merupakan kelompok usia yang rentan terhadap munculnya masalah kesehatan jiwa, kondisi ini bisa menjadi lebih berat terutama pada remaja yang harus menjalani kehidupan didalam lembaga pemasyarakatan akibat masalah hukum yang dihadapi. Penelitian menunjukkan bahwa pada remaja yang tinggal di lapas berisiko melakukan tindakan menyakiti dirinya dan kematian akibat bunuh diri pada remaja di lapas sebagian besar terjadi pada remaja yang melakukan tindakan menyakiti diri. Tindakan bunuh diri yang dilakukan oleh remaja dapat diakibatkan karena kurangnya kemampuan dalam mengatasi stres yang dialami dalam kehidupan remaja. Tujuan: kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan manajemen stres pada remaja sebagai upaya pencegahan risiko bunuh diri. Metode: Upaya promotive ini dilakukan melalui edukasi dan pelatihan tentang manajemen stres pada remaja. Hasil: setelah pelatihan terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan remaja tentang manajemen stres
Optimalisasi Pencegahan Dampak Hospitalisasi Melalui Terapi Mewarnai Pada Anak Usia Prasekolah di Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak Sari, Lintang; Safitri, Dewin; Florensa, Florensa; Masmuri, Masmuri; Juliana, Diena; Yousriatin, Fajar
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Vol. 1 No. 3 (2024): Desember 2024
Publisher : Menara Science Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70109/jupenkes.v1i3.20

Abstract

Anak usia prasekolah memiliki imunitas yang masih rendah sehingga rentan terserang penyakit yang mengharuskan mereka untuk dirawat. Hospitalisasi merupakan kondisi krisis bagi anak karena anak berada dalam situasi asing dan kadang-kadang harus berpisah dari keluarga dan teman-temannya. Respon yang sering muncul akibat hospitalisasi adalah stres dan kecemasan. Salah satu intervensi yang sudah terbukti efektif mengatasi dampak hospitalisasi adalah terapi bermain mewarnai. Dengan melakukan terapi bermain mewarnai, anak lebih fokus untuk mewarnai gambar yang mereka suka dan memilih warna yang mereka sukai. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengurangi dampak hospitalisasi melalui terapi mewarnai. Metode yang digunakan terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat dilakukan pada tanggal 07 Oktober 2024 terhadap 10 anak di ruang anak Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada Masyarakat yang telah dilakukan yaitu anak-anak terlihat lebih tenang dan kooperatif. Anak-anak juga antusias memilih buku mewarnai sesuai dengan karakter yang disukai. Setelah diberikan crayon dan buku mewarnai, anak-anak mengisi waktunya dengan mewarnai sehingga tidak merasa stres karena dirawat. Disarankan bagi perawat untuk dapat meneruskan intervensi terapi mewarnai pada anak yang dirawat untuk mengurangi dampak hospitalisasi.
Optimalisasi Terapi Bermain (Puzzle) untuk Mengurangi Kecemasan Pada Anak Usia Prasekolah di Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak Sari, Lintang; Kirana, Wahyu; Florensa, Florensa; Yousriatin, Fajar; Safitri, Dewin
Jurnal Pengabdian Sosial Vol. 2 No. 4 (2025): Februari
Publisher : PT. Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/9kbj8p49

Abstract

Masa kanak-kanak merupakan tahapan penting dalam kehidupan manusia yang mempengaruhi tumbuh kembangnya. Dalam beberapa kasus, fase ini dapat terganggu oleh kejadian buruk seperti penyakit, nyeri, prosedur invasif, trauma dan rawat inap. Hospitalisasi adalah kondisi krisis yang terjadi pada anak saat mendapatkan perawatan di rumah sakit. Apabila anak tidak bisa beradaptasi dengan baik, maka akan menyebabkan munculnya rasa takut dan cemas yang berdampak pada perkembangan psikologis anak. Oleh karena itu, penting untuk melakukan intervensi sederhana yang dapat mengurangi kecemasan dan stress sebagai bentuk reaksi hospitalisasi pada anak. Intervensi yang dapat dilakukan adalah terapi bermain (puzzle) yang telah terbukti efektif mengurangi dampak hospitalisasi. Kegiatan bermain puzzle merupakan kegiatan yang tidak memerlukan energi besar sehingga cocok dilakukan oleh anak yang menjalani hospitalisasi. Pengabdian kepada masyarakan ini bertujuan untuk mengurangi kecemasan pada anak usia prasekolah di Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak. Metode yang digunakan adalah terapi bermain menggunakan puzzle. Hasil yang didapatkan diantaranya anak-anak menjadi lebih ceria dan tenang setelah diberikan terapi bermain puzzle. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terapi bermain puzzle efektif mengurangi kecemasan pada anak usia prasekolah yang di rawat di ruang anak Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak.
Optimalisasi Caring Islami untuk Meningkatkan Pengetahuan Pada Tenaga Kesehatan di Desa Temajuk, Kabupaten Sambas Yousriatin, Fajar; Priyatnanto, Hendra; Juliana, Diena
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 12 (2025): Februari
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i12.2036

Abstract

Dalam pemberian layanan kesehatan dimasyarakat, tenaga kesehatan maupun kader bekerjasama untuk memberikan layanan kesehatan. Sebagai pemberi layanan kesehatan, tenaga kesehatan maupun kader dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan porsinya masing-masing serta berperilaku caring. Perilaku caring diartikan sebagai bentuk kepedulian yang mana apabila disertakan nilai-nilai islami akan menambah kepuasan serta kualitas pelayanan. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dan kader tentang perilaku caring islami. Kegiatan ini dilaksanakan melalui tahapan persiapan, perlaksanakan serta evaluasi. Adapun hasil yang didapatkan sebelum diberikan edukasi pengetahuan responden sebagian besar rendah (50%) dan setelah diberikan edukasi sebagain besar tinggi (83.3%), yang artinya bahwa terdapat peningkatan pengetahuan pada peserta edukasi. Dengan demikian edukasi yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan tentang caring islami. Selanjutnya, kegiatan seperti edukasi atau penyuluhan kesehatan, pelatihan maupun pendampingan diharapkan dapat terus dilakukan untuk meningkatkan baik pengetahuan maupun keterampilan tenaga kesehatan dan kader.
Peningkatan Pengetahuan Melalui Edukasi Patient Safety Pada Tenaga Kesehatan di Desa Temajuk, Kab. Sambas Priyatnanto, Hendra; Yousriatin, Fajar; Dwi Anggreini, Yunita
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 12 (2025): Februari
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i12.2050

Abstract

Pemberian layanan kesehatan oleh petugas kesehatan harus menjunjung tinggi prinsip keamanan dan keselamatan pasien selama berada pada fasilitas layanan kesehatan. Keselamatan pasien (Patient Safety) tidak hanya berfokus kepada mengurasi risiko cedera namun, juga berfokus kepada seluruh komponen keselamatan pasien yang terdiri dari identifikasi pasien dengan benar, komunikasi efektif, keamanan obat-obatan, pembedahan sesuai prosedur serta mengurasi risiko jatuh. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dan kader tentang keselamatan pasien (patient safety). Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode pemberian edukasi dan pengukutan pengetahuan serta evaluasi. Hasil yang didapatkan sebelum diberikan edukasi pengetahuan responden sebagian besar rendah (46.6%) dan sesudah diberikan edukasi sebagain besar tinggi (86.7%), yang berarti terdapat peningkatan pengetahuan pada peserta edukasi. Dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan peserta setelah diberikan edukasi tentang keselamatan pasien. Kedepannya kegiatan seperti edukasi atau penyuluhan kesehatan, pelatihan maupun pendampingan diharapkan dapat terus dilakukan untuk meningkatkan baik pengetahuan maupun keterampilan tenaga kesehatan dan kader. 
Optimalisasi Dukungan Psikososial untuk Mengatasi Stres Pada Keluarga yang Merawat Orang dengan Gangguan Jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Banjar Serasan Kirana, Wahyu; Anggreini, Yunita Dwi; Safitri, Dewin; Florensa, Florensa; Yousriatin, Fajar; Sari, Lintang
Jurnal Pengabdian Sosial Vol. 2 No. 5 (2025): Maret
Publisher : PT. Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/kq1e1010

Abstract

Keluarga sebagai caregiver yang merawat orang dengan gangguan jiwa menanggung beban berat yang berdampak pada berbagai aspek. Kondisi yang tidak stabil dan tingginya angka kejadian kekambuhan pada orang dengan gangguan jiwa merupakan situasi yang sulit bagi keluarga. Apabila terjadi secara terus menerus maka akan berdampak pada kondisi psikologis keluarga sebagai caregiver. Dampak psikologis yang seringkali terjadi pada keluarga adalah stres yang menyebabkan berbagai masalah diantaranya gangguan tidur dan depresi. Hasil tinjauan literatur menunjukkan bahwa keluarga membutuhkan dukungan psikososial untuk membantu mengatasi stres dan dampak yang ditimbulkannya. Program dukungan psikososial dapat meningkatkan keterampilan keluarga sebagai caregiver untuk mengelola situasi pengasuhan yang mencakup pengendalian emosi, menghadiri aktivitas kelompok, perawatan kognitif, pendidikan dan konsultasi. Hasil wawancara dengan penanggung jawab program Kesehatan jiwa di UPT Puskesmas Banjar Serasan didapatkan bahwa keluarga yang merawat orang dengan gangguan jiwa belum pernah mendapatkan edukasi terkait dukungan psikososial. Hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan adanya pengaruh dukungan psikososial terhadap stress keluarga yang merawat orang dengan gangguan jiwa. Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga sebagai caregiver tentang dukungan psikososial di wilayah kerja UPT Puskesmas Banjar Serasan.
Pemberdayaan Teman Sebaya sebagai Upaya Pencegahan Risiko Bunuh Diri Pada Remaja di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Florensa, Florensa; Hidayah, Nurul; Limansyah, Dodik; Sari, Lintang; Yousriatin, Fajar
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 4 (2025): Volume 8 No 4 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i4.19988

Abstract

ABSTRAK Bunuh diri merupakan masalah kesehatan mental yang banyak terjadi pada remaja dan menjadi penyebab kematian kedua terbanyak pada individu berusia 15-29 tahun. Di Indonesia, angka bunuh diri remaja cukup tinggi, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti depresi, kecemasan, stres, penyalahgunaan NAPZA, serta kurangnya dukungan sosial. Remaja di lembaga pembinaan memiliki risiko lebih besar terhadap stres berat dan pemikiran untuk mengakhiri hidup akibat tekanan lingkungan serta keterbatasan interaksi sosial. Oleh karena itu, diperlukan intervensi yang efektif guna mencegah risiko bunuh diri, salah satunya melalui pemberdayaan teman sebaya yang berperan dalam meningkatkan kesadaran serta menciptakan sistem dukungan dalam komunitas remaja. Program ini bertujuan untuk membekali remaja dengan pengetahuan mengenai pencegahan bunuh diri, sehingga mereka mampu mengenali faktor risiko, memahami pentingnya kesehatan mental di lingkungan sekitar, serta memberikan dukungan kepada teman sebaya yang berisiko. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk edukasi kepada remaja penghuni lapas melalui tahapan yang sistematis, mulai dari persiapan peserta, penyediaan sarana dan prasarana, hingga penyusunan materi edukasi yang relevan. Pelaksanaan program berlangsung pada Oktober 2024 di aula lapas dan diawali dengan pre-test untuk mengukur pemahaman awal peserta. Setelah itu, penyampaian materi dilakukan secara interaktif mengenai faktor risiko bunuh diri, strategi pencegahan, serta peran teman sebaya dalam memberikan dukungan emosional. Program kemudian diakhiri dengan post-test untuk mengevaluasi peningkatan pemahaman peserta setelah mendapatkan edukasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa edukasi yang diberikan mampu meningkatkan kesadaran remaja terhadap faktor risiko bunuh diri serta membekali mereka dengan keterampilan dalam memberikan dukungan kepada teman sebaya. Selain itu, peserta juga menunjukkan kemampuan dalam melakukan deteksi dini terhadap individu yang berpotensi mengalami tekanan emosional berat. Dengan demikian, pemberdayaan teman sebaya terbukti menjadi strategi yang efektif dalam pencegahan risiko bunuh diri, terutama bagi remaja di lembaga pembinaan. Program ini tidak hanya membantu menciptakan lingkungan sosial yang lebih suportif, tetapi juga berkontribusi dalam menekan angka kejadian bunuh diri di kelompok usia remaja.  Kata Kunci: Lapas, Manajemen Stres, Risiko Bunuh DiriABSTRACT Suicide is a prevalent mental health issue among adolescents and is the second leading cause of death among individuals aged 15-29. In Indonesia, the suicide rate among teenagers remains high, influenced by various factors such as depression, anxiety, stress, substance abuse, and lack of social support. Adolescents in juvenile detention centers are at even greater risk of severe stress and suicidal thoughts due to environmental pressures and limited social interactions. Therefore, effective interventions are necessary to prevent suicide risks, one of which is peer empowerment, which plays a crucial role in raising awareness and creating a support system within adolescent communities. This program aims to equip adolescents with knowledge about suicide prevention, enabling them to recognize risk factors, understand the importance of mental health in their surroundings, and provide support to at-risk peers. The initiative was carried out through educational activities for juvenile detainees, following a structured process that included participant preparation, provision of facilities and infrastructure, and the development of relevant educational materials. The program was implemented in October 2024 at the detention center’s hall, beginning with a pre-test to assess participants’ initial understanding. This was followed by an interactive session covering suicide risk factors, prevention strategies, and the role of peers in providing emotional support. The program concluded with a post-test to evaluate participants’ knowledge improvement after the educational intervention. The results indicated that the education provided successfully increased adolescents’ awareness of suicide risk factors and equipped them with the skills to support their peers. Additionally, participants demonstrated the ability to conduct early detection of individuals experiencing severe emotional distress. Thus, peer empowerment has proven to be an effective strategy in suicide prevention, particularly for adolescents in juvenile detention. This program not only fosters a more supportive social environment but also contributes to reducing suicide rates among young individuals. Keywords: Prison, Stress Management, Suicide Risk