Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pregnancy and Birth Traditions: Living Hadith Study ff Sambas Malay Life Cycle Masmuri, Masmuri; Suratman, Bayu
AN-NUHA: Jurnal Kajian Islam, Pendidikan, Budaya dan Sosial Vol 8 No 2 (2021): December
Publisher : LP2M Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/annuha.v8i2.451

Abstract

Research conducted on the Malay community in Sambas Regency, West Kalimantan Province focused on the tradition of pregnancy and birth of the Sambas Malays as a tradition based on hadith or called living hadith. In addition, the tradition carried out by the Sambas Malays can be categorized as a living hadith phenomenon because the purpose of the tradition of pregnancy and birth is a form of gratitude for the Sambas Malays for the presence of the fetus they are carrying and being grateful for the birth of a child. The tradition of pregnancy and birth is part of the representation of their inherent identity as adherents of Muhammad's teachings, but on the other hand they also carry out local traditions. For the Sambas Malays, traditions do not contradict and even become a necessity in their community. This research is a qualitative-descriptive study where the data were obtained based on the results of interviews, observations, and documentation conducted on the Sambas Malays in Sambas Regency. and give birth. As adherents of Islamic teachings who adhere to the Sambas Malay community, they include Islamic values ​​in their implementation so that there is no conflict between the two. The tradition of pregnancy and childbirth by the Malay sambas is based on and based on the hadith of the Prophet Muhammad
Penerapan Buku Saku “Peduli Stunting” Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu di Wilayah Pinggiran Sungai Kapuas Kota Pontianak Masmuri, Masmuri; Seprian, Dwin; Limansyah, Dodik; Rusnaini, Rusnaini
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 7 (2024): Volume 4 Nomor 7 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i7.14609

Abstract

ABSTRACT Stunting is one of the problems that exists in communities along the Kapuas River in West Kalimantan. Low levels of knowledge and inadequate attitudes or practices regarding the care of children with stunting are some of the causes of stunting. The characteristics of the people on the banks of the Kapuas River are generally people who are still very closely related to the culture they adhere to. This research aims to examine the effectiveness of implementing the "Peduli Stunting" pocketbook on the level of knowledge and attitudes of mothers with stunted children in the Kapuas River area, Pontianak City. Research method is a quantitative quasi-experiment with a pre-test and post-test with a control group approach with 100 respondents using Total Sampling which is divided into 2 groups (50 respondents in the intervention group and 50 respondents in the control group). The results of the analysis found differences in the level of knowledge and attitudes of mothers before and after intervention with the pocketbook media "Peduli Stunting" with a significant value of 0.000 (p < 0.05). In this study, mothers' knowledge and attitudes cannot be separated from the influence of culture held by marginalized communities Sungai Kapuas which believes that breastfeeding mothers should not give their babies first breast milk because it is thought to contain bacteria and spoiled milk and before they are six months old, babies are given additional food, such as banana "lothe" so that they do not fuss. This research concludes that the pocketbook "Peduli Stunting" increases the knowledge and attitudes of mothers on the Kapuas River in fulfilling and managing the nutrition of children with stunting. In areas where people live on the banks of rivers, there are still many myths and beliefs according to the culture held by the community about what foods can and cannot be given to toddlers. Most of these prohibited foods meet the nutritional needs of toddlers as they grow and develop. The mother's unfavorable attitude is influenced by the culture adopted based on the community's ethnicity. Education with the pocketbook "Peduli Stunting" can be applied Keywords: Stunting, Pocketbook, Knowledge, Attitude  ABSTRAK Stunting merupakan salah satu permasalahan yang ada pada masyarakat pinggiran sungai Kapuas di Kalimantan Barat. Tingkat pengetahuan yang rendah dan sikap atau praktik yang kurang memadai tentang perawatan anak dengan stunting adalah beberapa penyebab terjadinya stunting. Karakteristik masyarakat pinggiran sungai Kapuas juga pada umumnya ialah masyarakat yang masih sangat erat kaitannya dengan budaya yang dianutnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji efektivitas penerapan buku saku “Peduli Stunting” Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap pada Ibu dengan Anak Stunting Di Wilayah Pinggiran Sungai Kapuas Kota Pontianak. Metode Penelitian ini adalah kuantitatif quasy experiment dengan pendekatan pre-test post-test with control group dengan responden berjumlah 100 responden menggunakan Total Sampling yang dibagi menjadi 2 kelompok (50 responden kelompok intervensi dan 50 responden kelompok kontrol). Hasil analisis ditemukan perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan sesudah intervensi dengan media buku saku “Peduli Stunting” dengan nilai signifikan yaitu 0,000 (p < 0,05), pada penelitian ini pengetahuan dan sikap ibu tidak lepas dari pengaruh budaya yang dianut masyarakat pinggiran sungai Kapuas yang beranggapan bahwa ibu menyusui tidak boleh memberikan ASI pertama pada bayinya karena dianggap mengandung bakteri dan susu yang basi dan sebelum berusia enam bulan, bayi diberikan makanan tambahan, seperti "lothe" pisang, agar mereka tidak rewel. Kesimpulan dari penelitian ini adalah buku saku “Peduli Stunting” meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu pinggiran sungai kapuas dalam pemenuhan dan pengelolaan gizi anak dengan stunting. Pada wilayah lingkungan tempat tinggal yang berada di tepian sungai masih memiliki banyak mitos dan kepercayaan sesuai dengan kebudayaan yang dianut masyarakat tentang makanan apa yang boleh dan tidak boleh diberikan kepada balita. Sebagian besar makanan yang dilarang tersebut memenuhi kebutuhan nutrisi balita saat tumbuh kembangnya. Sikap ibu yang kurang baik dipengaruhi oleh budaya yang dianut berdasarkan suku masyarakat. Edukasi dengan buku saku “Peduli Stunting” dapat diterapkan Kata Kunci: Stunting, Buku Saku, Pengetahuan, Sikap
Gambaran Perilaku Hidup Sehat (PHBS) Pada Keluarga Anak Usia Sekolah di Pinggiran Sungai Kapuas Banjar Serasan Kec. Pontianak Timur Limansyah, Dodik; Masmuri, Masmuri; Hidayah, Nurul
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 2 (2025): Volume 7 Nomor 2 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i2.17816

Abstract

ABSTRACT Health aspects considerations play role in efforts to improve the Human Development Index (HDI) in Indonesia. Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) includes various actions that must be taken to prevent and treat diseases, maintain environmental cleanliness, improve maternal and child health, and promote overall well-being. Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) is a series of actions taken based on awareness resulting from a learning process. These actions enable individuals, families, groups, or communities to independently maintain their health and actively contribute to improving public health. The purpose of the study is to give a general overview of the clean and healthy living practices that families in the East Pontinak working region of Banjar Serasan Health Center have adopted for their school-aged children.in the working area of Banjar Serasan Health Center, East Pontinak. The research method used in this study is descriptive analytic with a cross-sectional approach. The sample was taken using stratified random sampling with inclusion criteria consisting of families living in riverside communities, specifically RW 3 and RW 5, in the working area of Banjar Serasan Health Center. A total of 44 families (54%) fall into the category of having good knowledge, while 31% have sufficient knowledge. Respondents' attitudes toward the implementation of PHBS show that 73% are in the good category, based on the median score. According to the questionnaire results, many families still do not encourage their members to refrain from smoking inside the house. The majority of healthcare workers, 54%, support the implementation of PHBS. Keywords: PHBS. Family, School Age  ABSTRAK Aspek kesehatan menjadi faktor krusial dalam upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi berbagai tindakan yang harus dilakukan dalam pencegahan dan penanganan penyakit, menjaga kebersihan lingkungan, meningkatkan kesehatan ibu dan anak, serta memelihara kesehatan secara umum.. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah serangkaian tindakan yang dilakukan berdasarkan kesadaran hasil dari proses pembelajaran. Tindakan ini memungkinkan individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan diri serta berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.  memberikan gambaran perilaku hidup bersih dan sehat pada keluarga dengan anak usia sekolah di wilayah kerja Puskesmas Banjar Serasan Pontinak Timur Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional pengambilan sampel menggunakan Stratified random sampling dengan kriteria inklusi berupa keluarga yang ada di masyarakat pinggiran sungai yaitu RW 3 dan n RW 5   wilayah kerja Puskesmas Banjar Serasan. Sebanyak 44 keluarga (54%) termasuk dalam kategori pengetahuan baik, sedangkan 31% memiliki pengetahuan yang cukup. Sikap responden terhadap penerapan PHBS menunjukkan bahwa 73% berada dalam kategori baik, berdasarkan nilai median. Berdasarkan hasil kuesioner, masih terdapat banyak keluarga yang belum mendorong anggotanya untuk tidak merokok di dalam rumah. Sebagian besar tenaga kesehatan, yaitu 54%, mendukung penerapan PHBS. Kata Kunci: PHBS, Keluarga, Usia Sekolah
Optimalisasi Pencegahan Dampak Hospitalisasi Melalui Terapi Mewarnai Pada Anak Usia Prasekolah di Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak Sari, Lintang; Safitri, Dewin; Florensa, Florensa; Masmuri, Masmuri; Juliana, Diena; Yousriatin, Fajar
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Vol. 1 No. 3 (2024): Desember 2024
Publisher : Menara Science Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70109/jupenkes.v1i3.20

Abstract

Anak usia prasekolah memiliki imunitas yang masih rendah sehingga rentan terserang penyakit yang mengharuskan mereka untuk dirawat. Hospitalisasi merupakan kondisi krisis bagi anak karena anak berada dalam situasi asing dan kadang-kadang harus berpisah dari keluarga dan teman-temannya. Respon yang sering muncul akibat hospitalisasi adalah stres dan kecemasan. Salah satu intervensi yang sudah terbukti efektif mengatasi dampak hospitalisasi adalah terapi bermain mewarnai. Dengan melakukan terapi bermain mewarnai, anak lebih fokus untuk mewarnai gambar yang mereka suka dan memilih warna yang mereka sukai. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengurangi dampak hospitalisasi melalui terapi mewarnai. Metode yang digunakan terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat dilakukan pada tanggal 07 Oktober 2024 terhadap 10 anak di ruang anak Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada Masyarakat yang telah dilakukan yaitu anak-anak terlihat lebih tenang dan kooperatif. Anak-anak juga antusias memilih buku mewarnai sesuai dengan karakter yang disukai. Setelah diberikan crayon dan buku mewarnai, anak-anak mengisi waktunya dengan mewarnai sehingga tidak merasa stres karena dirawat. Disarankan bagi perawat untuk dapat meneruskan intervensi terapi mewarnai pada anak yang dirawat untuk mengurangi dampak hospitalisasi.
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Penerapan Protokol Kesehatan Pencegahan Penularan Covid-19 pada Usia Remaja Ningsih, Erna; Masmuri, Masmuri; Hidayah, Nurul
Khatulistiwa Nursing Journal Vol. 5 No. 1 (2023): January 2023
Publisher : STIKes YARSI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53399/knj.v5i1.211

Abstract

Pendahuluan : Coronavirus 19 (COVID-19) salah satu jenis virus yang menular serta bersifat pathogen yang disebabkan Novel Coronavirus (2019-nCoV). Usia remaja menjadi salah satu usia yang rentan terpapar dikarenakan cenderung aktif bergaul dan beraktivitas dengan banyak orang. Dalam hal ini tentu peran dan dukungan keluarga sangatlah penting dalam penerapan protocol Kesehatan pencegahan covid-19. Tujuan : mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan covid-19 pada usia remaja. Metode : penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan populasi yang diambil pada usia remaja yang berusia 10-19 tahun dengan jumlah 10.740 responden dengan sampel 376 responden yang diambil dengan cara Simple Random Sampling. Analisis yang digunakan adalah uji Chi-Square. Hasil : hubungan dukungan keluarga dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 pada usia remaja didapatkan hasil uji statistik dengan p value= 0,000 (Kurang dari 0,05). Kesimpulan : terdapat korelasi yang signifikan antara dukungan keluarga dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 pada usia remaja di Kelurahan Sungai Bangkong Kecamatan Pontianak Kota.
Media Edukasi “Peduli Stunting” Berbasis Website Dalam Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Kader Kesehatan Wilayah Pinggiran Sungai Kapuas Masmuri, Masmuri; Hidayah, Nurul; Limansyah, Dodik
JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) Vol. 10 No. 2 (2025): Jurnal Keperawatan Suaka Insan (JKSI)
Publisher : STIKES Suaka Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51143/jksi.v10i2.896

Abstract

Stunting has become a global concern, as reflected in worldwide nutrition improvement initiatives. In efforts to detect and prevent stunting, collaboration with various stakeholders is required, one of whom is community health cadres. Cadres need to acquire basic information and technology-based skills to support stunting prevention. This study aimed to examine the effectiveness of website-based educational media on cadres’ knowledge and skills. The research employed a quasi-experimental design with a pre-test post-test control group approach. Total sampling was used, involving 100 respondents divided into two groups, with sessions lasting 45–60 minutes each. Research instruments included questionnaires assessing cadres’ knowledge and skills related to stunting prevention. The results, analyzed using the marginal homogeneity test, showed a p-value of 0.000 (p < 0.05), indicating the effectiveness of website-based educational media in improving cadres’ knowledge and skills regarding early detection of stunting compared to the control group that used leaflet media. Website-based educational media proved effective in enhancing cadres’ knowledge and skills in early stunting detection, including identifying child growth curves and developmental milestones according to age. This study recommends cross-sectoral collaboration to improve internet access, provide continuous cadre assistance, and integrate digital educational media into community health programs to optimize stunting prevention.
Analisis Problematika Ibu Pekerja dalam Mendidik Anak Tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dimasa Pandemi Covid-19 Masmuri, Masmuri; Juliana, Diena; Sari, Lintang
Khatulistiwa Nursing Journal Vol. 5 No. 2 (2023): July 2023
Publisher : STIKes YARSI Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53399/knj.v5i2.234

Abstract

Latar Belakang: Pandemi covid-19 yang terjadi saat ini telah mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang luar biasa masif. Orangtua dituntut mendampingi anak-anak mereka dalam menerapkan PHBS. Tetapi ini jelas menjadi kendala bagi ibu-ibu pekerja. Tujuan: untuk melihat problematika yang dihadapi ibu-ibu pekerja dalam memberikan pemahaman pentingnya PHBS pada anak-anak mereka di masa pandemi covid-19. Metode: menggunakan desain kualitatif dengan analisis tematik yang mengeksplorasi secara mendalam beragam problematika yang dihadapi ibu-ibu pekerja melalui pengamatan secara langsung keadaan masyarakat, melakukan wawancara mendalam, dan mendokumentasikan apa-apa yang relevan terkait penelitian ini. Hasil: Berdasarkan hasil analisis tematik dapat diidentifikasi lima tema utama yaitu: Partisipan mengungkapkan pandemi Covid-19 berdampak pada kehidupan mereka, kecemasan akan kesehatan anak-anak, menyeimbangkan pekerjaan dengan kewajibannya melindungi anak-anak dari Covid-19, mengajarkan PHBS pada anak, kesulitan beradaptasi proses belajar mengajar secara daring. Kesimpulan: Meskipun semula banyak problematika yang harus dialami oleh ibu-ibu, namun dengan pendidikan PHBS yang terus menerus diberikan oleh orang tua dapat menanamkan perilaku yang diharapkan.
Penyuluhan dan Edukasi Psychological Well-Being untuk Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Pesisir di Desa Temajuk Kabupaten Sambas Seprian, Dwin; Hidayah, Nurul; Masmuri, Masmuri; Fakhruddin, Muhammad Syafri
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 4 (2024): Volume 7 No 4 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i4.13789

Abstract

ABSTRAK Psychological Well-Being diasosiasikan dengan kemampuan untuk beradaptasi terhadap kebutuhan perawatan penyakit yang dialami, mempertahankan hubungan sosial dan kemampuan mencegah komplikasi dimasa depan. Tujuan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat pesisir Desa Temajuk tentang Psychological Well-Being. Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat adalah penyuluhan dan edukasi tentang Psychological Well-Being. Hasil pengabdian kepada masyarakat didapatkan data tingkat pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan yaitu kategori tinggi sebesar 10%, kategori sedang sebesar 33,3% dan kategori rendah sebesar 56,7%. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan dan edukasi tentang Psychological Well-Being diperoleh pengetahuan pada kategori tinggi yaitu 76,6% dan kategori sedang yaitu 23,3%. Penyuluhan dan edukasi Psychological Well-Being mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat pesisir di Desa Temajuk. Kata Kunci: Penyuluhan Psychological Well-Being, Psikologis Masyarakat Pesisir  ABSTRACT Psychological Well-Being is associated with the ability to adapt to the treatment needs of the illness experienced, maintain social relationships and the ability to prevent future complications. The aim of community service is to increase the knowledge of coastal communities in Temajuk Village about Psychological Well-Being. The method for implementing community service is counseling and education about Psychological Well-Being. The results of community service obtained data on the level of knowledge before being given counseling, namely the high category was 10%, the medium category was 33.3% and the low category was 56.7%. Meanwhile, after being given counseling and education about Psychological Well-Being, knowledge was obtained in the high category, namely 76.6% and in the medium category, namely 23.3%. Psychological Well-Being counseling and education can increase the knowledge of coastal communities in Temajuk Village. Keywords: Psychological Well-Being Counseling, Psychology of Coastal Communities
Program Cegah Stunting melalui Pendidikan Pola Asuh Keluarga di Desa Temajok Kab. Sambas Kalimantan Barat Masmuri, Masmuri; Limansyah, Dodik; Hidayah, Nurul
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 7 (2024): Volume 7 No 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i7.15371

Abstract

ABSTRAK Masalah stunting masih ditemukan dengan jumlah kasus relatif banyak dan merupakan daerah prioritas dalam pencegahan stunting di Pulau temajuk Propinsi Kalimantan barat. Stunting saat ini masih menjadi masalah Nasional, penurunan angka stunting telah dinyatakan sebagai program prioritas nasional. Pada Global Nutrition Target 2025, Penurunan Balita yang mengalami Stunting diharapkan dapat mencapai 40%, selain itu   keluarga masih banyak belum menyadari anak stunting sebagai suatu masalah, karena anak stunting ditengah-tengah  masyarakat terlihat sebagai anak dengan aktivitas yang normal.  Edukasi dan one-on-one konseling dan dilakasanakan dalam program pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keluarga tentang stunting dan pola asuh. Hasil menunjukan terdapat peningkatan pengetahuan partisipan 20-25 % tentang pola asuh yang benar dan melakukan pencegahan stunting. Kegiatan berupa edukasi Stunting dan pola asuh dilakukan evaluasi dengan cara diskusi dan pre tes dan post tes, serta merencanakan program pendampingan intensif kepada keluarga dengan stunting untuk memastikan penerapan pengetahuan yang telah diberikan. Kata Kunci: Stunting Pola Asuh, Pendidikan Kesehatan ABSTRACT In Temajuk Island, West Kalimantan Province, the issue of stunting remains prevalent with a relatively high number of cases, making it a priority area for stunting prevention. Stunting continues to be a national problem, and reducing stunting rates has been declared a national priority program. The Global Nutrition Target for 2025 aims for a 40% reduction in stunting among toddlers. However, many families are still unaware that stunting is a problem because children with stunting appear to have normal activities within the community. Education and one-on-one counseling were implemented in this community service program to enhance families' knowledge and understanding of stunting and parenting practices. The results showed a 20-25% increase in participants' knowledge about proper parenting practices and stunting prevention. The activities, which included education on stunting and parenting practices, were evaluated through discussions, pre-tests, and post-tests. Additionally, an intensive mentoring program for families with stunted children was planned to ensure the application of the knowledge provided. Keywords: Stunting, Parenting, Education