Sari, Dyah Ayu Kartika Wulan
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pain Level in Critical Patients With Sleep Hygiene Care In Intensive Care Unit Suwardianto, Heru; Sari, Dyah Ayu Kartika Wulan
Journal Of Nursing Practice Vol. 3 No. 1 (2019): Journal Of Nursing Practice
Publisher : Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.283 KB) | DOI: 10.30994/jnp.v3i1.61

Abstract

Bacground: Complaints in critical patients are an unpleasant experience as long as patients are admitted to the ICU. Critical patients with pain are still common and need collaboration to reduce patients in the ICU.Purpose: The purpose of this study was to determine the Pain Level Description of Critical Patients with Sleep Hygiene Care in the Intensive Care Unit.Method: Research design is descriptive-analytic. The study population was all critical patients in the ICU. The study sample was a portion of critical patients who received 170 sleep hygiene care patients. The sampling technique is purposive sampling. The research variable is a description of the patient's pain level. The research instrument used a questionnaire. Data were collected and analyzed using the frequency distribution method.Result: The results of the pain indicator on the Facial Expression study found that the majority of respondents showed grimacings (46.6%), Body movements study found that most showed restlessness (39.4%), Vocalization found that almost all respondents showed Tolerating ventilator or movement / Talking in normal tone / no sound (72.9%), Muscle tension assessment found that most respondents showed Relaxed as much (51.8%). The results of the study showed that the pain scale based on CPOT of the majority of respondents had mild pain as many as 64 respondents (37.6%).Conclusion: Pain description in critical patients with sleep hygiene care shows that there are still many patients who feel pain and need identification and further intervention to reduce it.
KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN HIV/AIDS DITINJAU DARI INTERAKSI PROFESIONAL KESEHATAN DI PUSKESMAS PESANTREN 1 KEDIRI Sari, Dyah Ayu Kartika Wulan; Astuti, Vitaria Wahyu; Kristanti, Erva Elli; Yusiana, Maria Anita
Jurnal Keperawatan Malang Vol 9 No 1 (2024): Jurnal Keperawatan Malang (JKM)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STIKes Panti Waluya Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36916/jkm.v9i1.280

Abstract

Background : HIV/AIDS patients require ongoing treatment but the compliance is still low. Non-compliance for taking medication can cause resistance in patients with HIV/AIDS Purpose: The aim of this research is to analyze the relationship between health worker interactions and medication adherence at HIV/AIDS patient Methods: The design of this research is cross sectional. The population is patients with HIV/AIDS at Pesantren 1 Kediri Health Center. The research sample was 66 people using consecutive sampling. Data collection uses a questionnaire. Measurement of patient adherence levels based on the Follow-up Overview of HIV Patient Care and Antiretroviral Therapy at the Pesantren 1 Kediri Health Center. Data analysis used was the Spearman Rho test Result: The research results showed that the Health Professional Interaction of HIV/AIDS patients at Pesantren 1 Kediri Health Center had a Health Professional Interaction with a Positive score of 64 respondents (97.0%). Compliance of taking medication by HIV/AIDS patients obtained level 1 compliance of more than 50% for 40 respondents (60.6%) and the results of the Spearman Rho test were ρ=0.254, which means that there was no correlation between the two variables. Implication:In conclusion, there is no relationship between health workers interaction and medication adherence in HIV/AIDS patients. The findings of this study, further research is expected to explore other factors related to medication adherence in HIV/AIDS patients, so hopefully can obtain the best solution to increase patient medication adherence, especially in HIV-AIDS patients.
The Relationship Between Self-Criticism and Hemoglobin A1c Levels in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus Kristanti, Erva Elli; Sari, Dyah Ayu Kartika Wulan
Babali Nursing Research Vol. 6 No. 4 (2025): October
Publisher : Babali Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37363/bnr.2025.64518

Abstract

Background: Until now, Type 2 DM is still one of the metabolic diseases with a prevalence that continues to increase globally, including Indonesia. The problem that arises is that psychosocial factors, including distress due to diabetes, self-compassion, and self-criticism, have been identified as factors that can affect glucose regulation and quality of life of Type 2 DM patients. The Purpose of this Study is to Identify the Relationship Between Self-Criticism and Hemoglobin A1c Levels in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus Methods: This study employed a correlational design to examine the relationship between self-criticism with the glucose index in patients with type 2 Diabetes Mellitus at the Pesantren I Primary Health Center, Kediri City. The Self-criticism was assessed using the Forms of Self-Criticizing/Attacking and Self-Reassuring Scale (FSCRS), and Hemoglobin A1c levels were examined using a Portable Analyzer.  The collected data were analyzed using the regression test (α < 0.05)Bottom of Form. Results: The study showed that the self-criticism of Type 2 DM sufferers was mostly high (66%), with the results of the Hemoglobin A1c Levels being mostly abnormal (67%). There is no relationship between Self-Criticism and Hemoglobin A1c Levels of Type 2 DM sufferers (p = 0.96). Conclusion: Self-criticism does not directly affect the hemoglobin A1c levels. The findings emphasize that Hemoglobin A1c Levels in patients with diabetes mellitus are predominantly influenced by biological factors (such as dietary adherence, physical activity, pharmacological therapy, and metabolic conditions), rather than by a single psychological factor such as self-compassion.
PERAN PRECEPTOR DALAM PENDAMPINGAN MAHASISWA PADA PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN Astuti, Vitaria Wahyu; Sari, Dyah Ayu Kartika Wulan; Kristanti, Erva Elli
Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 10 No 1 (2024): Jurnal Penelitian Keperawatan
Publisher : STIKES RS Baptis Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32660/jpk.v10i1.737

Abstract

Praktik klinik keperawatan merupakan bagian vital dalam proses pembelajaran, dimana proses ini merupakan bentuk aplikasi teori yang telah diterima oleh mahasiswa pada saat pembelajaran dikelas. Dalam menjalani proses pembelajaran di lahan praktik khususnya Rumah Sakit mahasiswa akan didampingi oleh pembimbing klinik atau biasa disebut preceptor. Peran Preceptor dalam melakukan pendampingan sangatlah beragam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran preceptor dalam mendampingi mahasiswa pada saat pelaksanaan praktik klinik berdasarkan pengalaman. Partisipan pada penelitian ini adalah preceptor yang telah melakukan proses pendampingan pada saat mahasiswa praktik, pengambilan data dilakukan dengan Focus Group Discussion. Analisa data dengan triangulasi data didapatkan tiga tema sebagai peran preceptor berdasarkan pengalaman yang dilakukan adalah sebagai educator, supervisor, role model dan berperan sebagai advokasi. Peran preceptor secara garis besar dalam praktik klinik keperawatan adalah memfasilitasi preceptee untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dengan memberikan contoh dalam melakukan asuhan keperawatan langsung pada pasien dengan prinsip praktik yang benar dan aman baik bagi pasien ataupun aman untuk pemberi asuhan dimana dalam praktik klinik adalah preceptor dan preceptee.
EDUKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA DAN GUIDE IMAGERY SEBAGAI TRAUMA HEALING TERHADAP PTSP PADA SISWA DI SD YBPK WONOREJO KABUPATEN MALANG Kurniawati, Fidiana; Sari, Dyah Ayu Kartika Wulan; Kurniajati, Sandy
Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 10 No 1 (2024): Jurnal Penelitian Keperawatan
Publisher : STIKES RS Baptis Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32660/jpk.v10i1.742

Abstract

Indonesia menjadi salah satu negara yang dilalui ring of fire, salah satunya daerah kabupaten Malang terletak pada jalur pertemuan lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australias, sehingga rentan terjadi bencana alam. Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap risiko dampak bencana, didorong oleh terbatasnya pemahaman terhadap risiko di sekitar mereka sehingga berdampak pada kurangnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Salah satu dampak bencana adalah Gangguan Sindrom Pasca Trauma. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur stres pasca gempa pada anak usia sekolah serta menganalisis dampak pendidikan kesiapsiagaan gempa dan guide imagery terhadap penyembuhan trauma. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Pre Eksperimental dengan metode one group pre-test post-test design, siswa SD YBPK Wonorejo Kabupaten Malang. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara pelatihan gangguan pra dan pasca trauma pada teknik kesiapsiagaan gempa dan teknik guide imagery. Tidak ada responden dengan hasil PTSD yang lebih rendah setelah pendidikan dibandingkan sebelum pendidikan; terdapat 2 orang dengan PTSD tetap, dan 16 orang memiliki PTSD yang lebih baik dibandingkan sebelum intervensi. Uji statistik menggunakan hasil Wilcoxon, dan menunjukkan hasil signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pra pendidikan dan pasca pendidikan. Penelitian menyimpulkan terdapat pengaruh pendidikan kesiapsiagaan gempa dan gambaran guide imagery sebagai trauma healing terhadap PTSD pada siswa di SD YBPK Wonorejo Kabupaten Malang.
PENGETAHUAN PENCEGAHAN GAGAL GINJAL PADA ORANG TUA DI DESA BANGSAL KELURAHAN BANGSAL KOTA KEDIRI Kristanti, Erva Elli; Sari, Dyah Ayu Kartika Wulan; Kurniawati, Fidiana
Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 10 No 2 (2024): Jurnal Penelitian Keperawatan
Publisher : STIKES RS Baptis Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32660/jpk.v10i2.775

Abstract

Awitan gagal ginjal mungkin akut, yaitu berkembang sangat cepat dalam beberapa jam atau dalam beberapa hari. Gagal ginjal dapat juga kronik, yaitu terjadi perlahan dan berkembang perlahan, mungkin dalam beberapa tahun (Baradero, 2009). Upaya pencegahan perlu diberikan sejak dini mengingat bahaya dan komplikasi gagal ginjal bagi Kesehatan sangat merugikan. Tujuan penelitian ini adalah mengindemtifikasi pengetahuan pencegahan gagal ginjal pada orangtua di Desa Bangsal Kelurahan Pesantren Kota Kediri. Metode penelitian Deskriptif. Responden dalam penelitian adalah orangtua yang aktif mengikuti posyandu balita Mawar II di Desa Bangsal Kecamatan Pesantren Kota Kediri sejumlah 30 responden. Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan sekali. Hasil penelitian didapatkan pengetahuan orangtua terhadap pencegahan gagal ginjal Sebagian besar kurang sebanyak 23 responden (76,7%, pengetahuan cukup sebanyak 5 responden (16,7%) dan baik sebnayak 2 responden (6,7%). Pengetahuan pencegahan gagal ginjal perlu terus ditingkatkan mengingat gejala dan progresitas penyakit dimulai dengan perubahan pola makan.
HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN FISIK RUMAH TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU Wahyuningsih, Aries; Sari, Dyah Ayu Kartika Wulan; Apreliya, Resa
Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 10 No 2 (2024): Jurnal Penelitian Keperawatan
Publisher : STIKES RS Baptis Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32660/jpk.v10i2.776

Abstract

Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang dipengaruhi oleh salah satu faktor yakni Environment atau lingkungan. Lingkungan fisik rumah yang berhubungan dengan kejadian Tuberkulosis adalah lingkungan fisik rumah yang belum memenuhi syarat rumah sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor lingkungan fisik rumah terhadap kejadian Tuberkulosis Paru. Desain yang digunakan adalah literature review dengan populasi penelitian 10 jurnal literatur dari tahun 2012-2019 menggunakan sistem pencarian Google Scholar, SINTA. Analisis jurnal menggunakan analisa PICO. Hasil dari analisa literature review menunjukkan faktor lingkungan fisik rumah tidak memenuhi syarat pencahayaan (69,4%), ventilasi (66,2%), kelembaban (56,28%), suhu (56,28%), dan kepadatan hunian (58,6%) dengan kejadian Tuberkulosis (47,6%), faktor yang berhubungan dengan kejadian Tuberkulosis berdasarkan uji statistik masing masing jurnal dengan nilai P< 0,05 didapatkan pencahayaan (100%), ventilasi (50%), kelembaban (87,5%), suhu (50%), kepadatan hunian (37,5%). Kesimpulan hasil penelitian literature review ini adalah faktor lingkungan fisik rumah pencahayaan dan kelembaban rumah memiliki hubungan terhadap kejadian Tuberkulosis paru.
NYERI PASIEN KRITIS PADA INTERVENSI SLEEP HYGIENE CARE DI INTENSIVE CARE UNIT Suwardianto, Heru; Sari, Dyah Ayu Kartika Wulan
Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Penelitian Keperawatan
Publisher : STIKES RS Baptis Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32660/jpk.v5i2.409

Abstract

Pasien Kritis memiliki banyak keluhan saat dirawat di Icu salah satunya adalah keluhan nyeri. Pasien kritis mengeluh nyeri dan dapat mengganggu segala respon yang terjadi pada pasien. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Gambaran Nyeri Pasien Kritis dengan Sleep Hygiene Care di Ruang Perawatan Kritis. Desain penelitian adalah Deskriptif. Populasi penelitian adalah semua pasien kritis di ICU. Sampel penelitian adalah sebagian pasien kritis yang mendapatkan sleep hygiene care. Teknik sampling adalah Purposive sampling. Variabel penelitian adalah gambaran nyeri. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Data dikumpulkan dan dianalisis menggunakan metode distribusi. Hasil penelitian didapatkan pasien grimacing (46,6%), restlessness (39,4%), Tolerating ventilator or movement /Talking in normal tone/no sound (72,9%), Relaxed (51,8%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa skala nyeri sebagian besar responden memiliki mild pain (37,6%). Pasien memiliki gambaran nyeri pada pasien dengan sleep hygiene care yang menunjukkan bahwa masih banyak pasien merasakan nyeri dan perlu terus dilakukan pengkajian secara terus menerus.