Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Formulasi Dan Uji Efektivitas Anti Inflamasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) Secara In Vitro Chalik, Raimundus; Karim, Djuniasti; Hidayati, Hidayati; Haryuni, Haryuni
Media Farmasi XXX Vol 19, No 1 (2023)
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v19i1.3300

Abstract

Formulation and Anti-Inflammatory Effectiveness of Ethanol Extracts of Soursop Leaves (Annona Muricata L.) Using In Vitro AssayInflammation-reducing medications like steroids and non-steroid anti-inflammatory drugs (NSAIDs) are known to have considerable side effects, so an alternative with minimal side effects is needed. Besides administering anti-inflammatories orally, topical preparations are also increasingly being developed for reasons of practicality and minimal side effects that can occur. Soursop leaves (Annona muricata L.) are commonly utilized by the community as a medicinal plant for treating inflammation. Several studies have shown that soursop leaf extract has anti-inflammatory effects. This research is a laboratory experimental study that aims to test the effectiveness of anti-inflammatory cream preparations of soursop leaf extract in vitro. The cream preparations that had been formulated were tested for stability before and after accelerated storage. Anti-inflammatory effectiveness test in vitro using protein denaturation inhibition method by making each series of Na positive control solution. Diclofenac, cream preparation, and negative control were dissolved using 0.2% BSA solution in TBS solvent pH 6.2 – 6.5. Then the solution was incubated for 30 minutes and heated for 2 minutes at 1000C. After cooling, the solution was homogenized, and absorbance was measured using a UV-visible spectrophotometer at a wavelength of 660 nm. Anti-inflammatory effectiveness is seen from the IC50 value. The results showed that soursop leaf extract cream preparations could inhibit protein denaturation. An IC50 value of 291.11 µg/mL.Keywords: Soursop leaves, anti-inflammation, in vitro, protein denaturatioObat-obat anti-inflamasi seperti golongan steroid dan anti-inflamasi non steroid (AINS) diketahui memiliki efek samping yang patut diperhitungkan sehingga diperlukan suatu alternatif dengan efek samping minimal. Di samping pemberian anti inflamasi per oral, juga semakin banyak dikembangkan sediaan topikal dengan alasan kepraktisan dan efek samping minimal yang dapat ditimbulkan. Salah satu tanaman obat yang sering digunakan oleh masyarakat untuk mengobati inflamasi adalah daun sirsak (Annona muricata L.). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirsak memiliki efek anti-inflamasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium yang bertujuan untuk menguji efektivitas sediaan krim anti-inflamasi ekstrak daun sirsak secara in vitro. Sediaan krim yang telah diformulasi diuji stabilitasnya sebelum dan sesudah penyimpanan dipercepat. Efektivitas anti-inflamasi diuji secara in vitro menggunakan metode inhibisi denaturasi protein dengan membuat masing-masing seri larutan kontrol positif Na. Diklofenak, sediaan krim, dan kontrol negatif yang dilarutkan menggunakan larutan BSA 0,2 % dalam pelarut TBS pH 6.2 – 6.5. Kemudian larutan diinkubasi selama 30 menit dan dipanaskan selama 2 menit pada suhu 1000C. Setelah dingin, larutan dihomogenkan dan dilakukan pengukuran absorbans dengan spektrofotometer UV-Visibel pada panjang gelombang 660 nm. Hasil penelitian menunjukkan sediaan krim ekstrak daun sirsak dapat menghambat denaturasi protein dilihat. Nilai IC50 sebesar 291.11 µg/mLKata kunci : Daun sirsak, anti inflamasi, in vitro, denaturasi protein
Penyuluhan Dan Pelatihan Racikan Herbal Untuk Pencegahan Dan Pengobatan Common Cold Di Kelurahan Maccini Sombala Kota Makassar Pakadang, Sesilia Rante; Karim, Djuniasti; Ratnah, St; Salasa, Alfrida Monica
Jurnal Pengabdian Kefarmasian Vol 4, No 2 (2023): JURNAL PENGABDIAN KEFARMASIAN
Publisher : Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jpk.v4i2.3415

Abstract

Common Cold disease is a disease that attacks the upper respiratory tract with the manifestation of coughs and colds and the main cause is a virus. Common colds can infect a person more than once a year, so body immunity is an effective means of prevention. One way to increase immunity is by consuming herbs. This activity aims to increase participant's knowledge and provide training on mixing herbs to prevent Common colds. The activity method used is counseling and training. The target audience is the sub-district team and PKK cadres from Maccini Sombala Village, totaling 30 people—evaluation of extension activities based on pre- and post-extension questionnaires. Training activities are evaluated based on participants' skills in preparing herbal concoctions for Common Cold. The results of the activities obtained were an increase in participants' knowledge after counseling by 60% and an increase in skills based on the results of participants' practice. Outcomes in the form of mandatory community service include increasing knowledge, articles in pharmaceutical service media, training manuals, mini videos of activities, and publications in print media/online newspapers. Additional outputs include book copyrights and training products so from this activity, it can be concluded that there has been an increase in participants' knowledge and skills.Keywords: herbal concoction, Common Cold, training, counseling Penyakit Common Cold adalah penyakit yang menyerang saluran napas bagian atas dengan manifestasi batuk pilek  dengan penyebab utama adalah virus. Common Cold dapat menginfeksi seseorang lebih dari sekali setahun, sehingga imunitas tubuh merupakan cara pencegahan yang efektif. Salah satu cara meningkatkan imunitas adalah dengan konsumsi herbal. Tujuan Kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan peserta dan memberikan pelatihan meracik herbal untuk mencegah Common Cold. Metode Kegiatan yang digunakan adalah Penyuluhan dan pelatihan. Khalayak sasaran adalah tim kelurahan dan kader PKK Kelurahan Maccini Sombala berjumlah 30 orang. Evaluasi kegiatan penyuluhan berdasarkan kuesioner pre dan post penyuluhan. Kegiatan pelatihan dievaluasi berdasarkan keterampilan peserta menyiapkan racikan herbal untuk Common Cold. Hasil Kegiatan yang diperoleh adalah Peningkatan pengetahuan peserta setelah penyuluhan sebesar 60% dan terjadi peningkatan keterampilan berdasarkan hasil praktik peserta. Capaian luaran berupa wajib yaitu peningkatan pengetahuan, artikel pada media pengabdian kefarmasian, buku panduan pelatihan, video mini kegiatan, publikasi pada media cetak/koran Online. Luaran tambahan berupa hak cipta buku dan produk hasil pelatihan sehingga dari kegiatan ini dapat disimpulkan terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta.Kata kunci : racikan herbal, Common Cold , pelatihan, penyuluhan
Aktivitas Vermisida Ekstrak Daun Miana Terhadap Ascaris Lumbricoides dengan Metode Real Time Pakadang, Sesilia Rante; Ratnah, St.; Salasa, Alfrida Monica; Karim, Djuniasti
Media Farmasi Vol 19 No 2 (2023): Media Farmasi Edisi Oktober 2023
Publisher : Jurusan Farmasi Poltekkes kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v19i2.168

Abstract

Soiled Transmitted Helminth (STH) is an infectious disease caused by earthworms. The type of worm identified as the cause of STH is dominated by Ascaris lumbricoides and 3 other types. Many studies have been carried out to monitor the results of worm death. This study aimed to determine the profile of vermicides including onset of action, duration, and effectiveness of miana leaf extract compared to the drug pyrantel pamoat. The research method is to gradually start preparing miana leaf extract using a maceration process with continuous stirring, preparing the extract, and treating worms. The worms are placed in a sterile cup, then the test material is added and observed every hour. Worm death profiles such as paralysis, death, and life were observed for each worm subject. The results showed the death profile of worms after administration of miana leaf extract concentrations of 10, 20, and 40 mg/ml and pyrantel pamoat 2.5 mg/ml gave onset of action data for 4, 3, 2, and 1 hour respectively. The working duration of the test material is 5, 5, 3, and 1 hour respectively.  The effective dose is generated by a concentration of 40 mg/ml which can kill worms starting 2 hours after administration of the test material, with a duration of 1 hour  Soiled Transmitted Helminth (STH) adalah salah satu penyakit infeksi akibat cacing tanah. Jenis cacing yang teridentifikasi sebagai penyebab STH didominasi oleh Ascaris lumbricoides dan 3 jenis lainnya, penelitian telah banyak dilakukan dengan memantau hasil akhir kematian cacing. Tujuan penelitian ini mengetahui profil vermisida meliputi onset of action, durasi dan efektivitas ekstrak daun miana yang dibandingkan dengan obat pyrantel pamoat. Metode penelitian secara bertahap mulai penyiapan ekstrak daun miana dengan proses maserasi dengan pengadukan kontinu, penyiapan ekstrak dan perlakuan terhadap cacing. Cacing dimasukkan dalam cawan steril, kemudian ditambahkan bahan uji dan diamati setiap jam. Profil kematian cacing seperti paralisis, mati dan hidup diamati setiap subyek cacing. Hasil penelitian menunjukkan profil kematian cacing setelah pemberian ekstrak daun miana konsentrasi 10, 20 dan 40 mg/ml dan pyrantel pamoat 2,5 mg/ml memberikan data onset of action berturut 4, 3, 2 dan 1 jam. Durasi kerja bahan uji berturut 5, 5, 3 dan 1 jam. Dosis efektif dihasilkan oleh konsentrasi 40 mg/ml yang dapat mematikan cacing mulai 2 jam setelah pemberian bahan uji, durasi 1 jam.
Quercetin-Lesitin Kompleks dalam In Situ Vaginal Gel Sebagai Peningkat Terapi Kanker Serviks Sukmawaty, Muli; Karim, Djuniasti; Priyambodo, R. Ardian; Daswi, Dwi Rachmawaty; Arisanty, Arisanty
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 11 No. 1 (2025): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v11i1.698

Abstract

Secara global kanker serviks menduduki posisi kedua tertinggi di dunia dari seluruh kanker yang menyerang perempuan. Quercetin (QC) merupakan flavonoid yang telah terbukti memiliki efek antipoliperatif dan sitotoksik. QC tergolong BCS kelas II dengan permeabilitas tinggi namun kelarutan rendah sehingga sulit mencapai bioavabilitas yang tinggi. Kompleksasi antara lipid dan zat aktif diketahui dapat meningkatkan kelarutan zat aktif. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kelarutan QC yang selanjutnya dimasukkan dalam formula in situ gel vagina untuk meningkatkan efektifitas terapi kanker serviks. Quercetin-Lecitin Kompleks (QC-LK) dibuat dalam 13 formula menggunakan Central Composite Design (CCD) aplikasi Design-Expert®. Formula optimum selanjutnya dibuat in situ gel vagina menggunakan Poloxamer (PX) dan HPMC. Karateristik gel ditentukan dengan penentuan suhu gelasi, daya lekat, uji permeasi retensi secara ex vivo dan uji MTT secara in vitro pada sel HeLa. Formula 4 dengan perbandingan polimer 1:5 dipilih sebagai formula optimum yang mampu melarutkan QC sejumlah 0,44 ± 0,15 mg/mL dengan efisiensi penjerapan sebesar 95,8% yang berbeda signifikan dengan QC murni (p<0.05). Formula in situ gel berhasil menahan QC sebanyak 3,3 ± 0,22 mg/mL pada membran mukosa. Hasil uji MTT menunjukkan IC50 sediaan QC-LK sebesar 18,42 ± 2,13 dengan persentasi viabilitas sebesar 3,48 ± 0,42%.