Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PERBEDAAN SKALA KEKUATAN OTOT SEBELUM DAN SESUDAH LATIHAN MENGGENGGAM PADA PENDERITA CEREBRO VASCULAR DISEASES (CVD) Daeli, Novita Elisabeth; Suwarno, Maria Lousiana; Budiharto, Budiharto
Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA (JKSP) Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Kesehatan Saelmakers Perdana
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.457 KB) | DOI: 10.32524/jksp.v1i1.334

Abstract

Cerebro vascular diseases (CVD) also known as stroke is the event losing of brain function that is caused by the termination of blood supply to the brain. The deprivation of oxygen supply will result in depleting nutrition to the brain. The primary symptom will be the muscle weakness. The muscle weakness on hand can be treated with a grasp exercise for the post-stroke patient. This researched aims to understand the difference of muscle strength scale before and after grasp exercising for the post ischemic stroke patient. The research design applies quasi-experiment with pretest and posttest on two groups design. In this research, there are 67 respondents will be used as samples by applying purposive sampling technique. The research instrument is observation paper of the muscles strength scale. The bivariate analysis uses paired t-test with significance level ?(0.05). The  result of this research indicates a significant difference in the muscle strength scale before and after the exercise on ischemic stroke patient with the score p<0,0001. In conclusion, this research finds that the grasp exercise can effectively increase the muscle strength of the stroke patient and recommends the grasp exercise as a part of nurse independent intervention in providing nursing treatment. Keywords: Stroke, muscle strength, grasp exercise.
PERBEDAAN KOMPRES AIR HANGAT DAN JAHE MERAH TERHADAP TINGKAT NYERI GOUT LANSIA Merliana, Rita; Daeli, Novita Elisabeth; Sitanggang, Morlina
Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA (JKSP) Vol 2 No 2 (2019): Jurnal Kesehatan Saelmakers PERDANA
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Musi Charitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.361 KB) | DOI: 10.32524/jksp.v2i2.570

Abstract

Increased uric acid levels in the blood (hyperuricemia)is cause by buildup of uric acid levels and its know as a gout illness. Decreasing of kidney function such as disability, inflammation, swelling, redness and pain that disrupts daily activities are some of the effects caused by gout. Gout pain can be handledby pharmacological and non-pharmacological therapy. The example of Non-pharmacological therapy like warm water compress therapy and red onion compress (zingiber officinale var rubrum).To determine the differences of warm water compresses and red onion compress (zingiber officinale var rubrum) of gout pain level in the elderly at the Palembang Nursing Home. This study used a quantitative study, with a quasi-experimental design method by pretest posttest design, sampling used a total sampling of 42 respondents. Bivariate analysis using the Wilcoxon and Mann-Whitney tests.The characteristic of all respondents are aged 60-74 years (100%), the majority of female sex (66.7%), uric acid levels> 7.1 mg / dL (61.9%), the level of pain pretest (7- 9) (59.5%), posttest (1-3) (66.7%), type of gout therapy: warm water compress (50%), red onion compress (50%). Wilcoxon test results show that warm water compresses with p value: 0.00 and red onion compresses with p value: 0.00, its mean that there are differences before and after the intervention given to the extent of gout pain. Mann-Whitney test with p value 0.518 indicates that there is no difference in warm water compresses and red onion compress with mean rank of red onion compress is 20.50 and mean rank of warm water compresses is 22.50.Warm water compress and red onion compress together can reduce pain but red onion compress are more effective. This research is expected to be a reference for using red onion compress (zingiber officinale var rubrum) as a one non-pharmacological therapy to treat gout pain in the elderly.Keywords: Gout, gout pain, warm water compress, red onion compress
Bahasa Indonesia: Bahasa Inggris Daeli, Novita Elisabeth; Frisca, Sanny
Jurnal Kesehatan Vol 8 No 1 (2020): Jurnal Kesehatan
Publisher : STIKES Bethesda Yakkum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35913/jk.v8i1.166

Abstract

Bunion atau Hallux Valgus (HV) adalah peradangan sendi kronis yang terjadi saat ibu jari terdorong terus-menerus ke arah jari lainnya. Kelompok paling rentan mengalami bunion adalah kelompok lanjut usia (Lansia). Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, endokrin, musculoskeletal dan lain sebagainya. Adanya penurunan berbagai fungsi ini khususnya pada system musculoskeletal dapat mengakibatkan perubahan keseimbangan pada postur tubuh. Resiko yang paling membahayakan akibat hilangnya keseimbangan tubuh pada lansia adalah resiko jatuh. 1 dari 3 lansia berusia lebih dari 65 tahun mengalami jatuh setiap tahunnya dan kejadian jatuh ini disebabkan oleh berbagai hal salah satunya bentuk alas kaki yang digunakan seperti sepatu dengan tumit yang tinggi (high heels), sepatu dengan sol yang licin, serta sepatu dengan ketidakseimbangan antara ketinggian sol tengah dan tumit. Gangguan keseimbangan tubuh menyebabkan lansia memiliki resiko tinggi terhadap terjadinya jatuh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara Bunion (Hallux Valgus) dengan keseimbangan tubuh pada wanita pengguna sepatu high heels. Analisis univariat dalam bentuk distribusi frekuensi dan proporsi serta analisis bivariat dengan uji Kendal Tau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan bunion terhadap keseimbangan tubuh lansia (p=0,041) dimana 25% penderita bunion mengalami 85% gangguan keseimbangan tubuh.
Edukasi Pentingnya Makan Sayuran Melalui Terapi Bermain Suryani, Ketut; Rini, Maria Tarisia; Hardika, Bangun Dwi; Daeli, Novita Elisabeth; Indaryati, Sri
Suluh Abdi Vol 6, No 1 (2024): SULUH ABDI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sa.v6i1.8029

Abstract

Proses tumbuh kembang pada anak memperlukan gizi yang cukup, gizi yang dibutuhkan adalah karbohidrat, vitamin, protein dan dll. Semua kebutuhan gizi itu berada pada makanan salah satunya adalah sayuran, sehingga anak perlu diberikan makan sayur. Dengan kondisi sekarang banyak anak yang tidak mau mengkonsumsi sayuran. Anak-anak lebih senang mengkonsumsi makanan isntan. Padahal kandungan sayur sangat diperlukan oleh tubuh anak untuk mengoptimalkan proses tumbuh kembang, sehingga diperlukan edukasi dan pendampingan tentang pentinganya makan sayur dengan cara mengajak anak bermain mengenal sayur mayur yang di butuhkan oleh tubuh.  Hasil kegiatan ini didapatkan ada peningkatan pengetahuan dan prilaku konsumsi makan sayur pada anak-anak, sehingga disaran untuk orang tua untuk memberikan makann sayur pada anak.
PENDAMPINGAN ORANGTUA DALAM PERAWATAN LUKA PADA ANAK POST SIRKUMSISI Fruitasari, MK. Fitriani; Pranata, Lilik; Daeli, Novita Elisabeth; Rini, Maria Tarisia; Suryani, Ketut
Suluh Abdi Vol 4, No 2 (2022): SULUH ABDI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sa.v4i2.5407

Abstract

sirkumsisi adalah kegiatan yang pasti dilakukan oleh seorang anak laki-laki terutama yang beragma islam, dalam hal ini setiap laki-laki wajib di sirkumsisi, akan tetapi tidak semua orang tua yang anaknya dilakukan sirkumsisi, memahami bagaimana perawatan setelah anak dilakukan sirkumsisi, salah salatu intrevensi yang dilakukan adalah edukasi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mentrafer ilmu, terlebih pada kegiatan kegiatan tertentu yang peserta nya adalah heterogen, seperti halnya dengan orang tua, dalam hal ini orang tua yang mempunyai anak post dilakukan sirkumsisi/khitan perlu adanya kemampuan untuk melakukan perawatan luka post sirkumsisi untuk menghindari terjadi nya infeksi. Kegiatan ini bertujuan untuk mendampingi orang tua dalam melakukan perawatan luka pada anak post sirkumsisi, metode yang digunakan dalam tranfer ilmu melalui edukasi dan pendampingan pada orang tua berjumlah 19 orang, sehingga orang tua dapat langsung di dampingi dalam melakukan perawatan, hasil kegiatan pengabdian menunjukan dari  orang tua yang anaknya dilakukan post sirkumsisi, dalam melakukan perawatan sangat baik berjumlah 79 %,  dan baik 21 %. dilihat dari mulai memberikan obat sesuai dengan takaran, melakukan perawatan area khitan dengan bersih dan secara teratur, sehingga proses penyembuhan berjalan cepat dan mengurangi risiko infeksi pada area yang di sirkumsisi
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Lingkungan Sehat di Sekolah Menengah Pertama Daeli, Novita Elisabeth
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 13 No 1 (2018): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v13i1.78

Abstract

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Lingkungan remaja erat kaitannya dengan lingungan sekolah. Pengetahuan tentang lingkungan yang sehat dapat bertambah dengan adanya pendidikan kesehatan terutama dari warga maupun kader kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja tentang lingkungan sehat di sekolah. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 80 responden dengan teknik pengambilan total sampling. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan analisis cross sectional. Alat ukur penelitian menggunakan kuesioner tentang pengetahuan remaja. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2014. Hasil penelitian pada analisis bivariat menggunakan uji wilcoxon signed rank test dengan derajat kemaknaan α (0.05). Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan yang signifikan antara sebelum dan sesudah intervensi terhadap pengetahuan remaja tentang lingkungan yang sehat dengan nilai p<0,0001. Berdasarkan penelitian ini, peneliti menyarankan agar lebih meningkatkan pengetahuan remaja kea rah yang lebih baik lagi seharusnya dilakukan penyuluhan kesehatan ke sekolah-sekolah olah kader kesehatan maupun perawat komunitas secara rutin serta mengajak masyarakat untuk selalu peduli terhadap setiap perkembangan yang dialami oleh remaja.
Effectiveness of Physical Activity: Silent Walking on Cognitive Impairment in Young Adults Surani, Vincencius; Pranata, Lilik; Hardika, Bangun Dwi; Daeli, Novita Elisabeth; Suryani, Ketut; Rini, Maria Tarisia; Aprezia, Tezi Kharina
Journal of Health Science and Medical Therapy Том 3 № 01 (2025): Journal of Health Science and Medical Therapy
Publisher : PT. Riset Press International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59653/jhsmt.v3i01.1423

Abstract

Physical activity is an activity that we often do, especially walking, so far we have considered walking to be tiring, but it has great benefits for our body physiology both mentally, cognitively and physically, managing emotional functions related to cognitive function. Cognitive is an important part of humans in thinking and reasoning. Especially with the many activities of the younger generation today but who are less sensitive to their health, so that they are at risk of cognitive disorders. One can be done by walking. The purpose of the study was to determine the Effectiveness of Physical Activity: Walking on Cognitive Disorders in young adults. The research method used a pre-experimental pretest and posttest design with control, with a total of 44 samples, consisting of 22 interventions and 22 controls, walking activities were carried out for three consecutive days, with a duration of 60 minutes, at 16.00-17.00 WIB, on December 16-18, 2024. The sample criteria were first-year nursing students who carried out walking activities continuously for three days. The results of the study showed that the significance value of cognitive impairment obtained was (Z = -2.646, p = 0.008). This means that there is a significant difference in the level of cognitive impairment between before and after the intervention of physical activity. The significance value of cognitive impairment obtained was (Z = 0.000, p = 1.000). This means that there is no difference in the level of cognitive impairment in the control group. The significance value of cognitive impairment obtained was (Z = -,935, p = 0.350). This means that there is no significant difference in the level of cognitive impairment between the intervention group and the control group after the intervention of physical activity. These results explain that there is no significant difference between intervention and control. Suggestions are that there needs to be continuous and periodic activities so that the results can be maximized, because cognitive cannot change simultaneously, so it must be accompanied by routine activities, not just incidental activities, to get good results.
Education and Assistance to Residents Regarding Organic Waste Processing Using the Ecoenzyme Method Surani, Vincencius; Pranata, Lilik; Hardika, Bangun Dwi; Daeli, Novita Elisabeth; Suryani, Ketut; Rini, Maria Tarisia; Aprezia, Tezi Kharina; Sari, Lezi Mayang; Indaryati, Sri; Ajul, Keristina
Journal of Community Service and Society Empowerment Том 3 № 01 (2025): Journal of Community Service and Society Empowerment
Publisher : PT. Riset Press International

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59653/jcsse.v3i01.1425

Abstract

The increase in population in Indonesia means that the amount of food consumption also increases, if not accompanied by good environmental problems, will have a major impact, especially the problem of waste produced by the community, one of which is organic waste consisting of vegetables, fruits, and others; therefore there must be useful activities in managing the waste. The purpose of community service activities is to increase public knowledge about the processing of organic waste into coenzymes. The method educates and simulates exoenzymes made from vegetables processed from household waste. Participants in the activity were 15 people gathered in one place; the activity was carried out on May 15, 2024. The activity process began with planning, activities, and evaluation. The activity results showed that the participants were enthusiastic and very interested in participating in this education; there was an increase in public knowledge about managing organic waste into coenzymes. The conclusion of the activity shows that the community must often be given education and direct assistance to improve its ability, one of which is the processing of household waste in the form of vegetables, fruits, and other things.