Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Agrotek Indonesia

Produksi Bersih Pada Efisiensi Dosis Pupuk N Dan Umur Panen Daun Tembakau Terhadap Kadar Nikotin Dan Gula Pada Tembakau Virginia Kovertina Rakhmi Indriana
Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech) Vol 1 No 2 (2016): Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.814 KB) | DOI: 10.33661/jai.v1i2.339

Abstract

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah upaya pengelolaan sumber daya alam pertanian pada budidaya tanaman tembakau berkadar nikotin  rendah tetapi tetap mempertahankan mutu tembakau dengan mengelola teknik pemupukan N dan umur panen daun tembakau, sehingga diperoleh dosis N dan umur panen yang optimal. Selain itu, biaya produksi petani serta reduksi akibat pemupukan N dan P yang berlebihan dapat diturunkan pada batas optimal. Bagian tanaman yang tidak dipanen pun yaitu bagian akar dan batang bisa kembali dijadikan pupuk organik yang diperkirakan mempunyai kandungan N yang tinggi. Salah satu mempertahankan produksi tembakau dengan menjaga mutu tembakau terutama kadar nikotin yang rendah dan kadar gula yang optimal dapat dilakukan pada pemberian Dosis  pupuk N dan  yang optimum dan umur panen daun tembakau. Eksperimen menggunakan metode dalam pengelolaan efisiensi pemberian pupuk N serta umur panen daun tembakau sehingga dapat diperoleh kadar nikotin yang rendah, yaitu dengan pemberian perlakuan Pupuk N berupa Ammonium dalam bentuk ZA dengan dosis pemberian 0 gr/tan sebagai kontrol, 10 gr/tan, 20 gr/tan, 30 gr/tan serta 40 gr/tan. Umur panen daun tembakau mulai hari ke 90 setelah tanam sebagai kontrol, 97 hari hst, 104 hst,  111 hst dan 118 hst.  Hasil percobaan menunjukkan perbedaan waktu pemetikan berpengaruh nyata terhadap kadar nikotin, kadar gula, warna dan rasa, tetapi berpengaruh tidak nyata tehadap aroma dan pegangan, perlakuan waktu pemetikan pada pukul 16.00 menghasilkan tembakau rajangan dengan mutu terbaik ditinjau dari segi warna, aroma, pegangan dan rasa serta mempunyai kadar nikotin 4,49% dan kadar gula (Husniawaty, Nia 1992). Kata Kunci: Produksi Bersih, Efisiensi Dosis Pupuk N, Umur Panen Daun Tembakau Virginia.
Pengaruh Waktu Penyimpanan Benih dan Konsentrasi Larutan Asam Sulfat Terhadap Pertumbuhan Benih Jarak (Jatropha curcas Linn.) di Persemaian Kovertina Rakhmi Indriana
Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech) Vol 2 No 1 (2017): Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.402 KB) | DOI: 10.33661/jai.v2i1.714

Abstract

Untuk mengatasi permasalahan terjadinya kemunduran mutu benih baik yang diakibatkan oleh faktorpenyimpanan maupun diakibatkan oleh faktor kesalahan dalam penanganan benih, dapat dilakukan denganmelakukan teknik ”invigorasi”. Invigorasi adalah suatu perlakuan fisik atau kimia, dalam hal ini zat kimia yangdigunakan adalah larutan asam sulfat dengan berbagai konsentrasi untuk meningkatkan atau memperbaiki vigorbenih yang telah mengalami kemunduran mutu (Basu dan Rudrapal, 1982). Perlakuan invigorasi berpengaruh sangatnyata terhadap peningkatan performansi benih seperti daya kecambah, kecepatan tumbuh, keserempakan tumbuh danlaju pertumbuhan kecambah (Agus Ruliyansyah, 2011). Tujuan penelitian mempelajari pertumbuhan benih tanamanjarak di persemaian dan mencari konsentrasi optimum larutan H2SO4 pada tiap lamanya waktu penyimpanan yangmemberikan bobot kering tanaman benih jarak yang tertinggi di persemaian. Percobaan dilaksanakan dilaboratorium benih dan di Kebun Produksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti Tanjungsarimenggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial, Faktor I waktu dan konsentrasi larutan asam sulfat :Perendaman 6 menit dalam H2SO4 0.25%, 0.50%, 0.75% dan 1.0%. Faktor II adalah lama penyimpanan benih :tanpa disimpan, 1, 2, 3 bulan. Analisis data menggunakan metode regresi linier kuadratik. Hasil percobaanmenunjukkan terjadi interaksi antara waktu penyimpanan benih dan konsentrasi larutan asam sulfat terhadap luasdaun dan bobot kering tanaman. Waktu tanpa penyimpanan dan konsentrasi larutan asam sulfat 0.75% memberikanpengaruh terbaik dibanding perlakuan lainnya. Pada waktu tanpa penyimpanan yang diikuti dengan konsentrasilarutan asam sulfat optimum sebanyak 0.67% memberikan bobot kering tanaman tertinggi sebesar 28.193 gram. Kata Kunci : Benih jarak, asam sulfat, invigorasi, penyimpanan benih
Upaya Peningkatan Produksi Padi Nasional Akibat Penggunaan Konsentrasi Giberelin (Ga3) dan Berbagai Tingkatan Salinitas Tinggi Terhadap Hasil Perkecambahan dan Pertumbuhan Padi Varietas Inpari 30 Suparman Suparman; Kovertina Rakhmi Indriana; Roni Assafaat Hadi
Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech) Vol 2 No 2 (2017): Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.096 KB) | DOI: 10.33661/jai.v2i2.1172

Abstract

Penelitian ini mengkaji pengaruh konsentrasi giberelin (GA3) terhadap perkecambahan, pertumbuhan serta hasil padi varietas Inpari 30 pada cekaman berbagai tingkatan salinitas tinggi. Berdasarkan tujuan tersebut maka sifat dari penelitian ini adalah verifikatif dilakukan dengan pendekatan eksperimen di laboratorium dan di lapangan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih dan Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti Tanjungsari Kab. Sumedang, dengan ketinggian tempat 850 m dpl. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial, yang terdiri dari dua faktor yaitu empat taraf konsentrasi giberelin dan delapan taraf varietas padi sawah. Tiap perlakuan diulang sebanyak dua kali, maka jumlah keseluruhan : 4 x 4 x 2 = 16 plot. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan terjadi interaksi antara konsentrasi giberelin dan beberapa tingkatan salinitas tinggi terhadap perkecambahan, pertumbuhan dan hasil padi varietas Inpari 30, diantaranya : 1. Terjadi interaksi antara konsentrasi giberelin dan beberapa tingkatan salinitas tinggi terhadap panjang akar kecambah, bobot kering kecambah serta nisbah pupus akar umur 40 dan 80 HST (hari setelah tanam). 2. Konsentrasi giberelin secara mandiri berpengaruh terhadap jumlah anakan per rumpun umur 80 HST (hari setelah tanam). 3. Tingkat salinitas tinggi secara mandiri berpengaruh terhadap jumlah anakan per rumpun umur 40 dan 80 HST (hari setelah tanam) serta persentase daun mati.Kata Kunci : Varietas Padi, Salinitas Tinggi dan Giberelin Acid (GA3)
Penggunaan Konsentrasi Ab Mix Dan Vitamin B1 Terhadap Perbanyakan Planlet Kentang (Solanum Tuberosum L.) Varietas Granola Secara In Vitro Lia Amalia; Rahma Winahyu Adi; Kovertina Rakhmi Indriana
Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech) Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33661/jai.v6i2.5434

Abstract

Percobaan ini bertujuan untuk memperlajari penggunaan konsentrasi AB Mix dan vitamin B1 terhadap perbanyakan planlet kentang varietas Granola secara in vitro dan mengetahui konsentrasi AB Mix dan vitamin B1 yang paling efektif untuk digunakan sebagai media tanam alternatif dalam perbanyakan planlet kentang varietas Granola secara in vitro. Percobaan ini dilaksanakan di laboratorium kultur jaringan, Fakultas Pertanian, Universitas Winaya Mukti yang dimulai pada bulan Mei sampai Agustus 2019. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor dan diulang dua kali. Faktor pertama konsentrasi AB Mix (A) dengan 5 taraf perlakuan yaitu, a1=600 mg L-1 larutan, a2=1200 mg L-1 larutan, a3=1800 mg L-1 larutan, a4=2400 mg L-1 larutan, a5=3000 mg L-1 larutan, dan faktor kedua konsentrasi vitamin B1 (B) dengan 5 taraf perlakuan yaitu, b0=0 mg L-1 larutan, b1=0,5 mg L-1 larutan, b2=1 mg L-1 larutan, b3=1,5 mg L-1 larutan, dan b4=2,0 mg L-1 larutan. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara konsentrasi AB Mix dan vitamin B1 terhadap perbanyakan planlet kentang varietas granola secara in vitro. Konsentrasi AB Mix maupun kosentrasi vitamin B1 menunjukkan hasil yang berbeda tidak nyata pada seluruh perlakuan terhadap setiap parameter pengamatan.