Kurangnya peran serta orang dewasa dalam mendampingi aktivitas anak berdampak pada rendahnya antusiasme anak terhadap kegiatan olahraga, serta tingginya frekuensi penggunaan perangkat digital.Permasalahan utama yang dihadapi oleh anak-anak di desa ini meliputi kecanduan gadget serta kurangnya wawasan orang tua mengenai penanganan cedera olahraga, khususnya melalui metode sport massage. Sebagai solusi, tim pengabdi melaksanakan program pelatihan selama tiga bulan yang didukung dengan penyediaan fasilitas olahraga. Pengabdian ini menggunakan metode sosialisasi dan penyuluhan, dengan melibatkan sebanyak 25 anak sebagai peserta. Berdasarkan hasil pelaksanaan, tingkat minat anak dalam bermain bulutangkis tergolong tinggi, terdiri dari 66,8% kategori tinggi, 25% sangat tinggi, dan 10,2% cukup. Sementara itu, tingkat kehadiran selama program berlangsung mencapai rata-rata 89,7%. Secara keseluruhan, kegiatan pendampingan ini memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan keterlibatan anak-anak dalam olahraga, sekaligus meningkatkan kesadaran orang tua dalam mengatasi cedera olahraga. Lebih lanjut, program ini membuka peluang lahirnya calon atlet muda berprestasi di cabang olahraga bulutangkis