Latar Belakang: Diare adalah kondisi buang air besar tidak normal yang rentan dialami bayi usia 29 hari–11 bulan dan anak <5 tahun sehingga disebut sebagai penyebab kedua kematian balita dengan 443.832 kematian setiap tahun. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui fakto risiko yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Kota Sigli. Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan jumlah responden 96 ibu balita yang diambil secara purposive sampling. Pengambilan keputusan menggunakan uji chi-square (?=0,05) dan dilanjutkan dengan uji regresi logistik. Hasil: Terdapat 32 balita menderita diare(33,3%). Mayoritas responden adalah lulusan sma, berumur 25-34 tahun dan tidak bekerja. Faktor lingkungan; 92,7% menggunakan PDAM, 96,9% jamban sehat dan 91,7% lantai rumah berkondisi baik. Faktor perilaku; sayangnya 63.5% belum mencuci tangan dengan baik dan 57,3% belum mengolah makanan dan minuman dengan sempurna. Status gizi; 95,8% balita sudah tergolong berat badan normal serta pengetahuan ibu tentang diare 52.1% belum baik. Analisis bivariat menunjukkan hubungan antara kebiasaan cuci tangan pakai sabun (p=0,020), kebiasaan mengolah makanan dan minuman (p=0,024) dan pengetahuan ibu (p=0,036). Namun tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan (p=0.254), pekerjaan ibu (p=0,928), umur ibu (p=0,435, sumber air bersih (p=0,488), kondisi jamban (p= 1,000), kondisi lantai rumah (p=0,896) dan status gizi (p=0,320). Kesimpulan: Faktor perilaku khususnya kebiasaan mencuci tangan dengan sabun adalah faktor dominan penyebab diare di Puskesmas Kota Sigli.