Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PRINSIP-PRINSIP KONSERVASI LINGKUNGAN DI DALAM AL-QUR’AN Ayatullah, Hasan; Putra, Aldomi; Nurbaiti
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr Vol 13 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr
Publisher : Lembaga Kajian dan Pemberdayaan Mahasiswa UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/jimrf.v13i1.11259

Abstract

The global ecological crisis has sparked widespread debate about the human-nature relationship since the 1960s. Lynn White, Jr. criticized the anthropocentric tendencies in Judeo-Christian traditions, which he argued contributed to environmental degradation. In contrast, the principles of environmental conservation in the Qur’an remain underexplored. This study addresses this gap by examining ecological concepts in the Qur’an and their implications for environmental sustainability. Using a qualitative literature review methodology, we systematically analyze relevant Qur’anic verses and scientific interpretations to elucidate these principles. Our findings reveal two key concepts: first, the Qur’an integrates environmental stewardship with faith, asserting that true belief necessitates environmental responsibility. Second, the Qur’an designates humans as stewards (khalīfah) of the Earth, tasked with its wise management and care. This study contributes to the discourse on religion and ecology by highlighting the potential role of the Qur’an in promoting sustainable environmental practices
Mengenal Epistemologi Tafsir Al-Tustar? Reza Mus, Achmad Rizqi; Firmansyah, Jun; Putra, Aldomi
Jurnal Global Ilmiah Vol. 2 No. 12 (2025): Jurnal Global Ilmiah
Publisher : International Journal Labs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55324/jgi.v2i12.271

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perdebatan mengenai validitas tafsir isyârî dan posisi penting Tafs?r al-Tustar? sebagai kitab tafsir sufistik pertama yang lengkap. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis epistemologi tafsir isyâr? secara umum dan khususnya dalam kitab Tafs?r al-Tustar?, termasuk sumber, metode, pendekatan, dan validitasnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan (library research), menggunakan sumber data primer berupa kitab Tafs?r al-Tustar? dan sekunder dari berbagai literatur tafsir dan tasawuf. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tafsir isyâr? memiliki landasan epistemologis yang kuat, menggabungkan isyarat ilahi dengan sumber-sumber konvensional seperti Al-Qur’an, hadis, dan pendapat ulama sufi. Tafs?r al-Tustar? terbukti dapat diterima (maqb?l) karena tidak mengabaikan makna lahiriah teks dan memenuhi syarat-syarat penafsiran yang sah. Implikasi penelitian ini memperkuat legitimasi tafsir isyâr? sebagai bagian dari khazanah tafsir yang sah dan memperkaya pemahaman terhadap dimensi batin Al-Qur’an.  
From Normative to Rational: The Reorientation of Rashid Rida’s Interpretive Paradigm Regarding the Prohibition of Khamr Rahman, Syahrul; Putra, Aldomi; Putra, Masyhuri; Amin, Saidul
An-Nida' Vol 49, No 2 (2025): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/an-nida.v49i2.38266

Abstract

This study aims to re-examine the rationalistic dimension of Tafsīr al-Manār by focusing on Rashid Rida’s exegesis of Qur’anic verses pertaining to the prohibition of khamr, specifically Q. al-Baqarah 2:219, Q. al-Nisā’ 4:43, and Q. al-Mā’idah 5:90–91. Employing a qualitative methodology with a content-analytic approach, the research primarily utilizes Tafsīr al-Manār as its principal source, supplemented by pertinent secondary literature. The findings demonstrate that Rida’s interpretation transcends a purely normative-theological framework by integrating rational and empirical arguments that possess universal validity. Rida contends that the Qur’anic prohibition of khamr is not solely a divine injunction to be obeyed but is underpinned by logical, moral, and practical considerations. His exegesis elucidates four dimensions of rationality: First, khamr inflicts physiological harm detrimental to human health; Second, khamr impairs cognitive clarity and diminishes self-control; Third, khamr undermines economic stability through wastefulness, reduced productivity, and dependency; and Fourth, khamr fosters social disintegration manifested in conflict, criminality, and moral decline. These results suggest that Rida endeavors to reconcile revelation with reason, affirming that Qur’anic ethics are founded upon a rational basis consonant with universal human understanding. Accordingly, Tafsīr al-Manār can be situated as a rational and contextual interpretive model pertinent to the advancement of contemporary intellectual discourse, ethics, and social responsibility.Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengkaji kembali dimensi rasionalitas dalam Tafsir al-Manār dengan menyoroti penafsiran Rashid Rida terhadap ayat-ayat Al-Qur’an tentang larangan khamr, yaitu Q.S. al-Baqarah: 219, Q.S. al-Nisā’: 43, dan Q.S. al-Mā’idah: 90–91. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan konten-analitis yang menjadikan Tafsir al-Manār sebagai sumber utama dan didukung literatur sekunder yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penafsiran Rida tidak berhenti pada kerangka normatif-teologis, tetapi memperluasnya dengan mempertimbangkan argumentasi rasional dan empiris yang dapat diterima secara universal. Rida menegaskan bahwa larangan Al-Qur’an terhadap khamr bukan semata-mata ketetapan ilahi yang harus ditaati, melainkan memiliki dasar logis, moral, dan praktis. Dari penafsirannya, teridentifikasi empat dimensi rasionalitas: Pertama, khamr menimbulkan kerusakan fisiologis yang membahayakan kesehatan; Kedua, khamr melemahkan kejernihan berpikir dan mengurangi kemampuan kendali diri; Ketiga, khamr mengganggu stabilitas ekonomi melalui pemborosan, penurunan produktivitas, dan ketergantungan; serta Keempat, khamr berkontribusi terhadap disintegrasi sosial melalui konflik, kriminalitas, dan kerusakan moral. Temuan ini mengindikasikan bahwa Rida berupaya mengharmonikan wahyu dengan akal, menegaskan bahwa etika Al-Qur’an memiliki basis rasional yang sejalan dengan pemahaman manusia universal. Implikasinya, Tafsir al-Manār dapat diposisikan sebagai model penafsiran yang rasional dan kontekstual, yang relevan bagi pengembangan wacana intelektual, etika, dan tanggung jawab sosial dalam konteks kontemporer.