Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Interaksi Simbolik dalam Perencanaan Komunikasi Pemasaran BEAR-SAMA CAFE pada Media Sosial Instagram Zakiya, Ryza Nur; Pribadi, Muhammad Adi
Prologia Vol. 9 No. 1 (2025): Prologia
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/pr.v9i1.27674

Abstract

Business in the Food and Beverage industry in Indonesia is one sector that continues to experience significant growth every year. Therefore, business people must think more critically, more creatively and also more innovatively. One of them is BEAR-SAMA, a cafe business in one of the cities of West Jakarta. BEAR-SAMA is also a cafe that is currently developing, so researchers are interested in knowing the marketing communications planning that is carried out to create a brand image on Instagram social media. This research uses a qualitative approach with a case study method. Key informant research subjects were BEAR-SAMA owners and BEAR-SAMA consumers. Data collection was carried out by observation, interviews and documentation. Data processing was carried out according to Miles and Huberman by data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Data validity uses checking data obtained by researchers from data providers to make it more credible and trustworthy. The theory used is symbolic interaction and marketing communications planning. The results of this research show that symbolic interactions consisting of mind, self and society have aspects in BEAR-SAMA marketing communications planning which include business objectives, strategies, tactics, implementation, monitoring and evaluation with the aim of creating a brand image. In addition, planning in BEAR-SAMA marketing utilizes innovative ideas owned by the entire team and owner to achieve business goals. Bisnis di bidang industri Food and Baverage di Indonesia merupakan salah satu sektor yang terus mengalami kelonjakan secara signifikan setiap tahunnya. Oleh karena itu, para pelaku bisnis harus berpikir lebih kritis, lebih kreatif dan juga lebih inovatif. Salah satunya BEAR-SAMA merupakan bisnis kafe yang ada di salah satu kota Jakarta Barat, BEAR-SAMA juga merupakan kafe yang sedang berkembang sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui perencanaan komunikasi pemasaran yang dilakukan untuk menciptakan brand image pada media sosial Instagram. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Subyek penelitian informan key pemilik BEAR-SAMA dan konsumen BEAR-SAMA. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengolahan data dilakukan menurut Miles dan Huberman dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data untuk membuatnya lebih kredibel dan dipercaya. Teori yang dipakai adalah interkasi simbolik dan perencanaan komunikasi pemasaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi simbolik yang terdiri dari mind, self dan society mempunyai aspek-aspek dalam perencanaan komunikasi pemasaran BEAR-SAMA yang terdapat tujuan bisnis, strategi, taktis, implementasi, monitoring, hingga evaluasi dengan tujuan menciptakan brand image. Selain itu, perencanaan dalam pemasaran BEAR-SAMA memanfaatkan ide-ide inovatif yang dimiliki oleh seluruh tim dan pemilik guna mencapai tujuan bisnis.
Motif Gen Z Mengonsumsi Konten Makeup Beauty Influencer di Media Sosial: Pendekatan Teori Kegunaan dan Gratifikasi Angeline, Daniella; Pribadi, Muhammad Adi
Prologia Vol. 9 No. 1 (2025): Prologia
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/pr.v9i1.33396

Abstract

This study aims to analyze Gen Z's motives in consuming makeup content from beauty influencer Tasya Farasya on TikTok using the Uses and Gratifications Theory approach. This motive is based on five needs satisfied by media, as stated by Katz, Gurevitch, and Haas, which are analyzed in the Uses and Gratifications Theory. The five needs include cognitive needs, affective needs, personal integration needs, social integration needs, and stress relief needs. This study will be conducted using a qualitative approach using the phenomenological method, as well as in-depth interviews with Gen Z as the main data collection technique. The results of the study indicate that the main motive for Gen Z to consume Tasya Farasya's makeup content on TikTok is driven by cognitive needs, while affective needs, personal integration needs, social integration needs, and stress relief needs are not the main motives for Gen Z in consuming Tasya Farasya's makeup content on TikTok. This study provides insight into how TikTok content, especially from beauty influencer Tasya Farasya, fulfills Gen Z's media needs motives in the context of makeup content consumption. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis motif Gen Z dalam mengonsumsi konten makeup dari beauty influencer Tasya Farasya di TikTok dengan pendekatan Teori Kegunaan dan Gratifikasi. Motif ini didasarkan pada lima kebutuhan yang dipuaskan oleh media, sebagaimana dikemukakan oleh Katz, Gurevitch, dan Haas, yang dianalisis dalam Teori Kegunaan dan Gratifikasi. Lima kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan integrasi pribadi, kebutuhan integrasi sosial, serta kebutuhan pelepasan ketegangan. Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode fenomenologi, serta wawancara mendalam dengan Gen Z sebagai teknik utama pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif utama Gen Z konsumsi konten makeup Tasya Farasya di TikTok didorong oleh kebutuhan kognitif, sedangkan kebutuhan afektif, kebutuhan integrasi pribadi, kebutuhan integrasi sosial dan kebutuhan pelepasan ketegangan tidak menjadi motif utama bagi Gen Z dalam mengonsumsi konten makeup Tasya Farasya di TikTok. Penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana konten TikTok, khususnya dari beauty influencer Tasya Farasya, memenuhi motif kebutuhan media Gen Z dalam konteks konsumsi konten makeup.
Persepsi Politik Generasi Z di TikTok: Analisis Teori Ekologi Media Ginting, Geby Enzelica Br; Pribadi, Muhammad Adi
Koneksi Vol. 9 No. 1 (2025): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v9i1.33286

Abstract

Generation Z uses TikTok as a space to access political information, build perceptions, and express opinions. This study aims to analyze the formation of GenerationZ's political perceptions of TikTok using a qualitative descriptive approach based on media ecology theory. Data collection methods through in-depth interviews, observation, and documentation Research shows that TikTok plays a role in shaping Generation Z's political perceptions through a personalization algorithm that presents content according to user preferences Generation Z actively consumes political content that is creatively packaged in short videos, trending hashtags, and easy-to-understand stories. In addition, TikTok serves as a dynamic space that encourages Generation Z to actively participate in political discussions through interactive features such as duets, remixes, and comments. This process provides Generation Z with a deeper and more thoughtful understanding of political issues. This research provides new insights into TikTok's role in shaping Generation Z's political experiences, particularly in the context of interactions between users, content, and digital technologies. Generasi Z menggunakan TikTok sebagai ruang untuk mengakses informasi politik, membangun persepsi, dan mengekspresikan pendapat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan persepsi  politik Generasi Z terhadap TikTok dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif berdasarkan teori ekologi media. Metode pengumpulan data  melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Penelitian menunjukkan bahwa TikTok berperan dalam membentuk persepsi politik Generasi Z melalui  algoritma personalisasi yang menyajikan konten sesuai preferensi pengguna Generasi Z  aktif mengonsumsi konten politik yang dikemas secara kreatif dalam video pendek, hashtag yang sedang tren, dan cerita yang mudah dipahami. Selain itu, TikTok berfungsi sebagai ruang dinamis yang mendorong Generasi Z untuk berpartisipasi aktif  dalam diskusi politik melalui fitur interaktif seperti duet, remix, dan komentar. Proses ini memberikan Generasi Z pemahaman yang lebih dalam dan bijaksana mengenai isu-isu politik. Penelitian  ini memberikan wawasan baru mengenai peran TikTok dalam membentuk pengalaman politik Generasi Z, khususnya dalam konteks interaksi antara pengguna, konten, dan teknologi digital.
Menciptakan Brand Awareness Dalam Strategi Komunikasi Pemasaran Melalui Platform Media Sosial Yolanda, Vania; Pribadi, Muhammad Adi
Kiwari Vol. 4 No. 2 (2025): Kiwari
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/ki.v4i2.34981

Abstract

This research discusses communication strategies in building brand awareness through company social media in the digital era. With a qualitative approach, this research analyzes the role of social media as a platform for company interaction with consumers, especially in promoting products and strengthening brand image. Data collected through in-depth interviews with sources from companies and consumers. A case study at company x shows that the use of creative communication strategies, such as interesting content, two-way interactions, and the use of social media features, succeeded in increasing brand awareness. The research results reveal that brand awareness elements, such as brand recall and brand recognition, play an important role in creating a close relationship between consumers and brands. In addition, test validity and reliability to show that the data collected is valid and consistent. The conclusions of this research emphasize how important continuous innovation is in social media strategy to maintain brand awareness amidst very tight market competition. The advice given is for companies to be more active on social media and follow digital trends to remain competitive in the market. Penelitian ini membahas strategi komunikasi dalam membangun brand awareness melalui media sosial perusahaan di era digital. Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini menganalisis peran media sosial sebagai platform interaksi perusahaan dengan konsumen, terutama dalam mempromosikan produk dan memperkuat citra merek. Data yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan narasumber dari perusahaan dan konsumen. Studi kasus pada brand X menunjukkan bahwa penggunaan strategi komunikasi kreatif, seperti konten yang menarik, interaksi dua arah, dan pemanfaatan fitur media sosial berhasil meningkatkan kesadaran merek. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa elemen brand awareness, seperti brand recall, dan brand recognition memainkan peran penting dalam menciptakan hubungan yang erat antara konsumen dan merek. Selain itu, uji validitas dan reliabilitas untuk menunjukkan bahwa data yang dikumpulkan valid dan konsisten. Kesimpulan penelitian ini menegaskan seberapa pentingnya inovasi yang berkelanjutan dalam strategi media sosial untuk mempertahankan kesadaran merek di tengah persaingan pasar yang sangat ketat. Saran yang diberikan adalah agar perusahaan dapat lebih aktif di media sosial dan mengikuti tren digital untuk tetap kompetitif di pasar.
Perkembangan Komunikasi Pemain dalam Menganalisis Genshin Impact di Industri Games Pranata, Yogi Vernando; Pribadi, Muhammad Adi
Kiwari Vol. 4 No. 2 (2025): Kiwari
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/ki.v4i2.34998

Abstract

Now developments in the digital era have become more advanced, especially in the  games industry which has become increasingly sophisticated. But looking back at the  time when the world was experiencing the Covid 19 pandemic, where almost all  industries experienced a crisis in all fields, including the games industry. That's when  a game called Genshin Impact appeared which unexpectedly captured the hearts of  video game players. But with all the success that has been achieved, there are many  complaints that arise. Starting from player input that the developer doesn't listen to,  games that experience lots of bugs to data in the game that is leaked to the internet.  By using the Phenomenological research method, researchers can dig deeper into  information regarding individual points of view, experiences and views regarding the  topic being studied. As well as being more subjective in choosing research subjects, so  that research can be more in depth with the perception of the object being studied.  Through this research, researchers will analyze Genshin Impact player  communication using the use and gratification theory. Sekarang perkembangan zaman di era digital sudah semakin maju, terutama di bidang  industri games yang sudah semakin canggih. Tetapi melihat kembali ke belakang pada  saat dunia sedang mengalami pandemi Covid-19, yang dimana hampir seluruh industri  mengalami krisis di segala bidang termasuk industri games. Di saat itulah muncul  sebuah game bernama Genshin Impact yang tidak disangka dapat memikat hati para  pemain video games. Tetapi dengan segala kesuksesan yang telah diraih, terdapat  banyak keluhan yang bermunculan. Mulai dari masukan player yang tidak di dengar  developer, game yang banyak mengalami bug sampai data di dalam game yang bocor  ke internet. Dengan menggunakan metode penelitian fenomenologi, peneliti dapat  menggali informasi lebih dalam mengenai sudut pandang, pengalaman dan pandangan  individu mengenai topik yang diteliti. Serta lebih subjektif dalam memilih subjek  penelitian, supaya penelitian dapat lebih masuk pada persepsi obyek yang diteliti.  Melalui penelitian ini, peneliti akan menganalisis komunikasi pemain Genshin Impact  dengan menggunakan teori penggunaan dan gratifikasi.
Dampak Isu Pornografi di Media Sosial Instagram terhadap Mahasiswa/i di Jakarta Barat Satria, Adi; Pribadi, Muhammad Adi
Kiwari Vol. 4 No. 3 (2025): Kiwari
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/ki.v4i3.35400

Abstract

This study analyses the effects of Instagram use among university students in West Jakarta, with a focus on pornography issues. As a platform that prioritises visuals, Instagram has become a platform for social interaction. Using a qualitative approach and phenomenological methods, this study investigates how features such as stories, direct messages, and comments enable creative communication while also generating potential risks such as the emergence of explicit content. All of this indicates that Instagram is not only a communication platform but also a platform that shapes the norms, values, and social perceptions of its users. According to media ecology theory, this platform can create virtual communities and strengthen social networks, but it can also create problems such as social media pressure and a lack of face-to-face interaction. Wise use is necessary to maximise positive energy and minimise negative energy on Instagram. Not only that, Instagram's algorithm, which regulates content based on user preferences, is sometimes unable to filter out negative content. Penelitian ini menganalisis efek penggunaan media sosial instagram di kalangan mahasiswa/wi di Jakarta Barat, dengan fokus pada isu-isu pornografi. Sebagai platform yang mengedepankan visual, Instagram telah menjadi platform interaksi sosial. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode fenomenologi, penelitian ini menyelidiki bagaimana fitur-fitur seperti stories, direct message, dan comment memungkinkan komunikasi yang kreatif sekaligus menghasilkan potensi yang berisiko seperti munculnya konten eksplisit. Semua ini menunjukkan bahwa Instagram bukan hanya sebuah platform komunikasi tetapi juga sebuah platform yang membentuk norma, nilai, dan persepsi sosial pengguna instagam. Menurut teori ekologi media, platform ini dapat menciptakan komunitas virtual dan memperkuat jaringan sosial, tetapi juga dapat menciptakan masalah seperti tekanan di media sosial dan kurangnya interaksi tatap muka dan penggunaan yang bijak diperlukan untuk memaksimalkan energi positif dan meminimalkan energi negatif di instagram. Bukan hanya itu, algoritma Instagram yang mengatur konten berdasarkan preferensi pengguna kadang-kadang tidak bisa menyaring konten negatif.
Transformasi Konsumsi Hiburan Generasi Z melalui TikTok: Pendekatan Ekologi Media Christopher, Ervinn; Pribadi, Muhammad Adi
Koneksi Vol. 9 No. 2 (2025): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v9i2.33298

Abstract

Advances in digital technology and social media have transformed how Generation Z accesses entertainment, particularly through platforms like TikTok. As a short video-based platform, TikTok offers an engaging, fast-paced, and personalized entertainment experience tailored to young audiences. This research explores how Generation Z utilizes TikTok for entertainment and evaluates its impact through the lens of media ecology theory. Using a qualitative approach and phenomenological method, data was gathered through in-depth interviews with active TikTok users from Generation Z. The findings reveal that TikTok serves as a flexible entertainment medium, fosters emotional engagement via personalized algorithms, and shapes social interaction patterns. Within the media ecology framework, TikTok establishes a digital entertainment ecosystem that enhances Generation Z's cultural engagement. This study contributes academically to communication and social media research while offering practical insights for content creators to design strategies that resonate with younger audiences. Kemajuan teknologi digital dan media sosial telah mengubah cara Generasi Z mengakses hiburan, termasuk melalui platform TikTok. Sebagai platform media sosial pendek berbasis video, TikTok menghadirkan pengalaman hiburan yang interaktif, cepat, dan disesuaikan dengan kebutuhan anak muda, Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana Generasi Z menggunakan TikTok sebagai sarana hiburan dan mengkaji dampak penggunaan TikTok dari perspektif teori ekologi media. Data diperoleh melalui wawancara mendalam kepada pengguna aktif TikTok Generasi Z dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode fenomenologis. Studi ini menunjukkan bahwa TikTok digunakan sebagai media hiburan yang menawarkan fleksibilitas dalam konsumsi konten, menciptakan keterlibatan emosional melalui algoritma personalisasi, dan membentuk pola interaksi sosial. Dalam kerangka teori ekologi media, TikTok menciptakan ekosistem hiburan yang mendukung pengembangan budaya digital bagi Generasi Z. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi secara akademis pada penelitian komunikasi dan media sosial serta memberikan panduan praktis kepada pembuat konten dalam mengembangkan strategi kreatif untuk memenuhi kebutuhan audiens muda.
Peran Interaksi Simbolik dalam Penjualan Produk melalui Live Streaming TikTok (Studi pada Host Gen Z) Lukmanto, Silvia; Pribadi, Muhammad Adi
Prologia Vol. 9 No. 2 (2025): Prologia
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/pr.v9i2.33206

Abstract

This study was conducted so that many people better understand how a Gen Z host can be more engaged with customers while meeting sales targets when live streaming. Live Streaming is the right medium for selling because nowadays platforms like TikTok are very popular. Therefore, many business people sell on TikTok. Gen Z itself basically has a unique communication language such as the use of slang, funny humor, and spontaneous interactions that actually make the audience interested. This study uses a qualitative method where later the data will be obtained through in-depth interviews with 2 live streaming hosts. By interviewing live TikTok or Shopee hosts directly, information about Gen Z's communication style and personality style can be studied more deeply. The results of the study show that the characteristics of Gen Z who use slang and personal interactions are able to build closer relationships with the audience accompanied by increased engagement. Penelitian ini dilakukan agar banyak orang lebih paham bagaimana seorang host Gen Z bisa lebih engage dengan customer sekaligus memenuhi target penjualan ketika live streaming. Live Streaming merupakan sarana yang tepat untuk berjualan karena di masa kini platform seperti Tiktok sangatlah populer. Maka dari itu, banyak pelaku bisnis yang berjualan di Tiktok. Gen Z sendiri pada dasarnya memiliki bahasa komunikasi yang unik seperti penggunaan bahasa gaul, humor-humor lucu, dan interaksi spontan yang justru membuat audiens tertarik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana nanti data akan diperoleh melalui wawancara mendalam dengan dua host live streaming. Dengan mewawancarai host live tiktok ataupun Shopee secara langsung, maka informasi mengenai gaya komunikasi dan gaya kepribadian Gen Z akan menjadi lebih bisa diteliti lebih dalam lagi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik Gen Z yang menggunakan bahasa gaul dan interaksi personal mampu membangun relasi yang lebih dekat dengan audiens disertai juga oleh peningkatan engagement.
Analisis Perencanaan Komunikasi Pemasaran Online Shop X melalui Media Sosial Instagram Melse, Melse; Pribadi, Muhammad Adi
Prologia Vol. 9 No. 2 (2025): Prologia
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/pr.v9i2.33415

Abstract

Marketing communications has an important role, one of which is as a liaison between companies and its customers in conveying messages and influencing buyers in offering their products. In carrying out marketing activities, of course marketing communications planning is needed to produce maximum results. One form of marketing communication, namely integrated marketing communication, is often used by business actors to develop their business through social media such as Instagram. This research is descriptive qualitative with a case study method. Qualitative research is a more in-depth research method which tends to use analysis and is descriptive in content. The depth and detail of this qualitative method comes from several case studies that are studied in answering a problem. The results of this research show that based on the 6 stages of marketing communications planning, Shyloclothing only succeeded in implementing 5 stages: review the marketing plan, determining the target audience, determining the best position, developing a communication strategy, set a media. Only 1 stage has not been implemented by Shyloclothing is understanding the audience in making decisions. This is because Shyloclothing has never collected information regarding detailed customer information data. Komunikasi pemasaran mempunyai peran yang penting, salah satunya sebagai penghubung  antara perusahaan dan pelanggannya dalam kegiatan menyampaikan pesan serta mempengaruhi pembeli dalam menawarkan produknya. Dalam menjalankan kegiatan pemasaran, tentunya diperlukan perencanaan komunikasi pemasaran agar dapat membuahkan hasil yang maksimal. Salah satu bentuk komunikasi pemasaran yaitu komunikasi pemasaran terpadu sering digunakan oleh para pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya melalui media sosial seperti Instagram. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang lebih mendalam yang cenderung menggunakan analisis dan isinya bersifat deskriptif. Penjelasan metode kualitatif ini berasal dari beberapa studi kasus yang dikaji dalam menjawab suatu permasalahan yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan 6 tahapan perencanaan komunikasi pemasaran, Shyloclothing hanya berhasil melaksanakan 5 tahapan yaitu meninjau rencana pemasaran, menentukan target audiens, menentukan posisi terbaik, mengembangkan strategi komunikasi, menetapkan strategi media. Hanya 1 tahap yang belum dilaksanakan oleh Shyloclothing yaitu memahami audiens dalam mengambil keputusan. Hal ini dikarenakan Shyloclothing tidak pernah mengumpulkan informasi mengenai data informasi pelanggan secara terperinci.
Interaksi Simbolik pada Pemasaran Pemengaruh dalam Membangun Persepsi dan Keputusan Pembelian Produk Perawatan Kulit X Anggraini, Yofani; Pribadi, Muhammad Adi
Prologia Vol. 9 No. 2 (2025): Prologia
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/pr.v9i2.33502

Abstract

This study examines the influence of influencer marketing based on symbolic interactionism on consumer perceptions and purchase decisions regarding the local skincare product, brand X. The research was conducted using a qualitative approach through in-depth interviews with five informants who are X consumers. The findings reveal that symbols conveyed by influencers, such as personal narratives, product demonstrations, and transparency of product ingredients, play a significant role in building consumer trust. These symbols help strengthen positive consumer perceptions of the product and influence their purchase decisions. Furthermore, transparency regarding the quality and benefits of the product shared by influencers provides greater confidence for consumers in selecting products that meet their needs. This study offers insights into the importance of symbolic interactionism in digital marketing and how influencer marketing can utilize these symbols to shape perceptions and drive purchase decisions. The findings also contribute to the development of more effective marketing strategies in the beauty industry, especially in the local skincare market.   Penelitian ini membahas apa interaksi simbolik yang dilakukan pemengaruh (influencer) pada pemasaran pemengaruh (influencer marketing) dalam membangun persepsi dan keputusan pembelian konsumen produk perawatan kulit (skincare) lokal, merek X. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dengan lima informan yang merupakan konsumen X. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simbol-simbol yang disampaikan oleh pemengaruh, seperti narasi pribadi, demonstrasi penggunaan produk, dan transparansi kandungan produk, berperan penting dalam membangun kepercayaan konsumen. Simbol-simbol ini dapat memperkuat persepsi positif konsumen terhadap produk, serta mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli produk tersebut. Selain itu, transparansi mengenai kualitas dan manfaat produk yang ditampilkan pemengaruh memberikan keyakinan lebih bagi konsumen dalam memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Penelitian ini memberikan wawasan tentang interaksi simbolik yang terdapat dalam pemasaran digital dan bagaimana pemasaran pemengaruh dapat memanfaatkan simbol-simbol tersebut untuk membentuk persepsi serta mendorong keputusan pembelian. Hasil penelitian ini juga memberikan kontribusi bagi pengembangan strategi pemasaran yang lebih optimal dalam industri kecantikan, khususnya di pasar perawatan kulit lokal.