Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Plant resistance to leaves and their effects on paddy rice production in Kutai Barat District, East Kalimantan Province, Indonesia Akhsan, Ni'matuljannah; SOPIALENA; FAHRIZAL
Asian Journal of Agriculture Vol 3 No 02 (2019)
Publisher : Society for Indonesian Biodiversity & Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13057/asianjagric/g030202

Abstract

Abstract. Akhsan N, Sopialena, Fahrizal. 2019. Plant resistance to leaves and their effects on paddy rice production in Kutai Barat District, East Kalimantan Province, Indonesia. Asian J Agric 3: 41-46. This study was aimed to evaluate the effect of fertilizer application on the resistance of lowland commercial rice cultivars (Oryza sativa L.) against leaf spot diseases in Kutai Barat District, East Kalimantan Timur, Indonesia and to determine the factors influencing the resistance. A field experiment was conducted at rice fields in Long Iram and Linggang Bigung Sub-districts, West Kutai District and the disease identification was performed at the Laboratory of Pests and Diseases, Faculty of Agriculture, Mulawarman University. The field experiment was designed in a split-plot design arranged in a Randomized Block Design (RBD) using four replications. The main-plot was fertilizer application (P) consisting of two fertilizer application treatments, i.e., 200 kg.ha-1 Urea (p1), and 200 kg.ha-1 Urea + 200 kg.ha-1 NPK (p2). The sub-plots were varieties (V) consisted of three varieties, i.e., Ciherang (v1), Mekongga (v2) and Inpari 6 (v3). The disease identification was performed by identification of leaf spot disease isolated from the sample plants using morphological observation under a microscope. The number and density of stomata, intensity of leaf disease infection, and yield of the rice were observed. The humidity was also measured at the time of observation of leaf spot disease intensity. The results showed that different fertilizer treatments did not affect the leaf spot disease intensity but the varieties affected the disease intensity at 7, 14, 21.35 and 49 days after planting. The number of stomata of Ciherang, Mekongga and Inpari 6 varieties was 230,182 and 236 stomata/mm2, respectively. Ciherang variety was more resistant against the leaf spot disease compared to other varieties. Stomatal density does not always affect the intensity of leaf spot disease in lowland rice. There is a correlation between air humidity and the intensity of leaf disease infection. The interaction between fertilization and varieties was significant for the rice yield and the highest yield was obtained by Ciherang variety fertilized with 200 kg.ha-1 Urea + 200 kg ha-1 NPK about 3.58 Mg.ha-1 (grain wet weight).In conclusion, Fertilizer application does not affect the leaf spot disease infection and Ciherang variety is the most resistant plant against leaf spot disease compared to Mekongga and Impari 6 varieties.
Mortalitas Aphis gossypii pada Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens) dengan Aplikasi Ekstrak Daun Ageratum conyzoides, Tagetes erecta, dan Chromolaena odorata Syaifudin, Encik Akhmad; Akhsan, Ni'matuljannah; Sabriani, Sabriani
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 6, No 1 (2023): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 6 Nomor 1 Agustus 2023
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jatl.6.1.2023.11682.21-27

Abstract

v>Sebuah percobaan yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh ekstrak daun Ageratum conyzoides, Tagetes erecta, Chromolaenaodorata, dan kombinasinya serta menetapkan ekstrak yang efektif terhadap Aphis gossypii pada cabai rawit (Capsicum frutescens) telahdilaksanakan dengan delapan perlakuan dan tiga ulangan yang dirancang dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan terdiriatas p0 (kontrol, tanpa penyemprotan pestisida nabati), p1 (Ekstrak A. conyzoides 9,0 g per 100 mL air), p2 (Ekstrak T. erecta 9,0 g per100 mL air), p3 (Ekstrak C. odorata 9,0 g per 100 mL air), p4 (Ekstrak A. conyzoides 4,5 g + T. erecta 4,5 g per 100 mL air), p5 (EkstrakA. conyzoides 4,5 g + C.odorata 4,5 g per 100 mL air), p6 (Ekstrak T.erecta 4,5 g + C.odorata 4,5 g per 100 mL air), p7 (Ekstrak A.conyzoides 3,0 g + C.odorata 3,0 g + Ekstrak T.erecta 3,0 g per 100 mL air). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun A.conyzoides, ekstrak T. erecta, dan ekstrak C.odorata mampu mengendalikan Aphis gossypii. Ekstrak daun C. odorata, serta kombinasiekstrak daun T erecta + C. odorata merupakan ekstrak yang paling efektif yang memberikan mortalitas 100%, efikasi 100%, dankecepatan kematian 1,44-1,50 imago peer 2 jam.
Efektivitas Ekstrak Gulma dalam Menghambat Penyakit Antraknosa (Colletotrichum sp.) Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.) secara In Vitro Syaifudin, Encik Akhmad; Akhsan, Ni'matuljannah; Aryubi, Achmad
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 5, No 2 (2023): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 5 Nomor 2 Februari 2023
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35941/jatl.5.2.2023.9977.136-142

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak gulma dalam menghambat pertumbuhan koloni jamur Colletotrichum sp. dan mengetahui konsentrasi ekstrak gulma yang tepat dalam menghambat pertumbuhan koloni jamur Colletotrichum sp. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda. Penelitian dimulai sejak bulan September sampai bulan Desember 2021. Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 10 perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri atas kontrol (p0), ekstrak patikan kebo 100 g L-1 (p1), ekstrak patikan kebo 150 g L-1 (p2), ekstrak patikan kebo 200 g L-1 (p3), ekstrak saliara 100 g L-1 (p4), ekstrak patikan kebo 150 g L-1 p5), ekstrak saliara 200 g L-1 (p6), ekstrak kombinasi 100 g L-1 (p7), ekstrak kombinasi 150 g L-1 (p8), ekstrak kombinasi 200 g L-1 (p9 ). Analisis data menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak patikan kebo dan saliara efektif untuk menghambat pertumbuhan koloni jamur Colletotrichum sp. secara in vitro. Konsentrasi terbaik dalam menghambat pertumbuhan jamur Colletotrichum sp. adalah ekstrak saliara (Lantana camara) 100 g L-1 .
Identifikasi Jamur Entomopatogen dan Uji Patogenisitas Jamur Metarhizium sp. pada Spodoptera litura Akhsan, Ni'matuljannah; Subiono, Tjatjuk; Ningsih, Listia
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 7, No 2 (2025): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 7 Nomor 2 Februari 2025
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jatl.7.2.2025.18948.102-111

Abstract

Pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dengan memanfaatkan musuh alaminya di alam sangat baik dilakukan, karena pengendalian secara biologis ini terjadi pengaturan populasi oleh pengendalian secara alaminya dan mengakibatkan terjadinya keseimbangan ekosistem baru. Jamur entomopatogen merupakan salah satu pengendalian alami dan dapat dimanfaatkan sebagai bioinsektisida. Penelitian ini bertujuan identifikasi jamur entomopatogen serta uji patogenisitas Metarhizium sp. hasil isolat sampel tanah pada lahan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan pada hama ulat grayak. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2021 hingga bulan juni 2022 Lokasi pengambilan sampel tanah pada lahan pangan, hortikultura dan perkebunan di Samarinda, Kalimantan Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei di lapangan, isolasi, identifikasi dan uji patogenisitas jamur entomopatogen terhadap larva T.molitor, disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan 5 ulangan dan uji lanjut patogenisitas jamur Metarhizium sp. terhadap S.litura menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 5 ulangan. Diperoleh sebanyak 7 isolat jamur entomopatogen yang berhasil diisolasi dan teridentifikasi yaitu Aspergillus sp dan Metarhizium sp. dari lahan pangan (P), Fusarium sp. dan Metarhizium sp. dari lahan tanaman hortikultura (H), Fusarium sp. , Metarhizium sp. dan Ashersonia dari lahan tanaman perkebunan (K) di Samarinda Kalimantan Timur. Jamur Metarhizium dapat menyebabkan kematian pada serangga uji Spodoptera litura dengan persentase mortalitas tertinggi pada perlakuan isolat Metarhizium (P) dengan kerapatan konidia 2,3x106 konidia mL -1 , isolat Metarhizium sp. (H) dengan kerapatan spora 1,1x106 konidia mL -1 dan isolat Metarhizium sp. (K) kerapatan spora 8,2x10⁵ konida mL -1 dengan persentase mortalitas 92-100% pada 6 dan 9 hari setelah aplikasi.
UJI TOKSISITAS EKSTRAK BUAH KETAPANG (Terminalia catappa L.) TERHADAP ULAT GRAYAK (Spodoptera litura) SECARA IN VITRO: TOXICITY TEST OF KETAPANG FRUIT EXTRACT (Terminalia catappa L.) AGAINST ARMYWORMS (Spodoptera litura) IN VITRO Akhsan, Ni'matuljannah; Subiono, Tjatjuk; Nila Oktavia, Maya
AgriPeat Vol. 26 No. 01 (2025): JURNAL AGRIPEAT Vol. 26 No. 01 Maret 2025
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36873/agp.v26i01.19398

Abstract

Ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan salah satu hama tanaman penting yang bersifat polifag dan dapat menyebabkan kerusakan hingga mencapai 80% pada tanaman, sehingga merugikan petani. Pengendalian menggunakan pestisida sintetik yang berlebihan menyebabkan terjadinya dampak negatif bagi lingkungan. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan pestisida nabati seperti buah ketapang (Terminalia catappa L.). Tujuan penelitian ini adalah Menguji toksisitas ekstrak buah ketapang (EBK) dan konsentrasi yang berbeda pada larva S. litura. Penelitian ini disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan dan enam ulangan. Perlakuan nya sebagai berikut: 1). Tanpa aplikasi EBK, 2). 9% FBK, 3). 18% EBK, 4). 27% EBK, 5). 38% EBK. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam dengan taraf 5%, apabila terdapat pengaruh nyata dilakukan uji lanjut menggunakan BNT pada taraf 5%. Nilai LC50 dihitung dengan microsoft excel dan regresinya dengan persamaan y = ax = b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah ketapang (T. catappa L.) bersifat toksik karena mampu mematikan larva S. litura dengan dengan nilai LC50 sebesar 21.07% Semakin tinggi pemberian konsentrasi ekstrak buah ketapang pada larva S. litura maka semakin tinggi pula persentase kematian larvanya dengan persamaan regresi Y = 0.93882x + 0.00204 Kata kunci: Ekstrak buah ketapang, konsentrasi, toksisitas, Spodoptera litura.
Identifikasi Jamur Patogen Bercak Daun Eucalyptus sp. dan Uji Ekstrak Daun Eucalyptus pellita F. Muell pada Jamur Patogen Bercak Daun secara in Vitro Akhsan, Ni'matuljannah; Fitri, Nur Aliya
Jurnal Agroekoteknologi Tropika Lembab Vol 8, No 1 (2025): Agroekoteknologi Tropika Lembab Volume 8 Nomor 1 Agustus 2025
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jatl.8.1.2025.19113.1-7

Abstract

Penggunaan pestisida sintetik sering kali berdampak negatif bagi lingkungan, sehingga penelitian ini berfokus pada alternatif yang lebih ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jamur pathogen bercak daun Eucalyptus dan mengevaluasi efektivitas ekstrak daun Eucalyptus pellita F. Muell pada patogen bercak daun pada tanaman Eucalyptus. Dilaksanakan dari Mei hingga Agustus 2024 di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tujuh perlakuan konsentrasi ekstrak (0, 50, 100, 150, 200, 250, dan 300 mL.L-1), dan 3 ulangan. Analisis data dilakukan menggunakan sidik ragam dan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penyebab penyakit bercak daun pada tanaman eucalyptus adalah Fusarium sp. Ekstrak daun Eucalyptus pellita efektif dalam menghambat pertumbuhan Fusarium sp sebesar 28,53 %. Konsentrasi terbaik adalah 300 mL.L-1, dan tidak berbeda secara statistik dengan konsentrasi 250 dan 300 mL.L-1. Sporolasi jamur juga terhambat yaitu kerapatannya sporanya sebesar 5,76 x 108. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun Eucalyptus salah satu potensi sebagai pestisida nabati yang dapat menghambat perkembangan Jamur Fusarium sp
Pengaruh Aplikasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria dan Trichoderma sp Terhadap Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman Bawang Merah(Allium cepa L.) Syaifudin, Encik Akhmad; Subiono, Tjatjuk; Akhsan, Ni'matuljannah; Sila, Surya; Kristiadi, Kristiadi
Jurnal Pertanian Terpadu Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Pertanian Terpadu Jilid XI Nomor 2 Desember 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36084/jpt..v11i2.520

Abstract

Suatu percobaan untuk menentukan pengaruh kombinasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dengan Trichoderma sp dalam menurunkan penyakit layu Fusarium pada tanaman bawang merah (Allium cepa L.). Penelitian dilaksanakan pada Januari hingga April 2020. Lokasi percobaan di Loa Janan Ulu, Kutai Kartanegara dan di Laboratorium IHPT Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. Percobaan dirancang dengan Rancangan Acak Kelompok, terdiri atas 5 ulangan dan 4 perlakuan yaitu kontrol (P0) 0 mL PGPR + 0 g Trichoderma sp, (P1) 100 mL PGPR + 10 g Trichoderma sp, (P2) 150 mL PGPR + 20 g Trichoderma sp dan (P3) 200 mL PGPR + 30 g Trichoderma sp. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi PGPR dengan Trichoderma sp dapat menurunkan intensitas penyakit pada tanaman umur 4,5,6 dan 7 minggu setelah tanam dan dapat meningkatkan hasil panen. Respon tanaman bawang merah terbaik terdapat pada (P3) 200mL PGPR dan 30g Trichoderma sp dengan rata-rata tinggi tanaman 54,76 cm dan rata-rata hasil 20,80g per polybag.