Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Gambaran Kadar Merkuri (Hg) Pada Night Cream Yang Dijual Di Pasar Kecamatan Samarinda Seberang Sephia, Putri; Farpina, Eka; Yusran, Dini Indriaty
Sains Medisina Vol 2 No 1 (2023): Sains Medisina
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Krim pemutih merupakan produk yang memiliki khasiat dapat mengurangi proses hiperpigmentasi pada kulit. Merkuri (Hg) yang terkandung dalam krim pemutih akan menyebabkan gangguan terhadap kulit dan mengakibatkan reaksi iritasi seperti kemerahan pada kulit, kulit terasa seperti terbakar, menjadi hitam, dan dapat berkembang menjadi kanker kulit. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran kadar merkuri (Hg) pada night cream yang dijual di pasar Kecamatan Samarinda Seberang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah krim pemutih berjenis night cream yang dijual di pasar A, B, C dan D. Sampel diteliti berjumlah 10 sampel dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah total sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis Univariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh sampel mengandung kadar merkuri (Hg) sebagai berikut: A 10,06 ppm, B 14,25 ppm, C 14,38 ppm, D 8,43 ppm, E 0,0032 ppm, F 10,53 ppm, G 11,79 ppm, H 6,23 ppm, I 14,02 ppm, J 12,27 ppm. Sampel pada penelitian ini mengandung kadar merkuri (Hg). Berdasarkan sampel yang diteliti didapatkan persentase hasil yakni 90% sampel mengandung merkuri diatas 1ppm dan 10% sampel yang mengandung merkuri <1ppm.
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE DENGAN INFEKSI CACING PADA SISWA SEKOLAH DASAR Rahmawati, Yosiana; Harlita, Tiara Dini; Yusran, Dini Indriaty
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 8, No 1 (2024): JANUARI: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMU
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/gojhes.v8i1.21725

Abstract

Penyakit infeksi cacing masih menjadi salah satu penyakit yang dialami masyarakat salah satunya di Indonesia. Kisaran usia yang terjangkit infeksi cacingan berkisar usia 6 sampai 12 tahun atau pada umur anak memasuki Sekolah Dasar (SD) karena umur tersebut lebih sering berinteraksi dengan tanah. Faktor yang erat kaitannya dengan infeksi cacingan pada anak erat hubungannya dengan personal hygiene dan sanitasi. Kebaruan penelitian ini adalah peneliti menggunakan 3 sampel yaitu kuku tangan, kuku kaki dan feses agar hasil lebih akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan personal hygiene dengan kejadian kecacingan dan dilakukan dengan rekomendasi uji etik Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur dengan nomor NO.DP.04.03/7.1/07806/2023. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional sebanyak 31 siswa dari jumlah populasi 112 siswa menggunakan rumus Taro Yamane. Penelitian ini dilakukan di SDN 005 Kecamatan Loa Janan Ilir Kota Samarinda selama 1 bulan. Sampel diperiksa menggunakan metode sedimentasi dan direct slide. hasil penelitian ini 96,78% tingkat pengetahuan baik dan 3,22% tingkat pengetahuan kurang. Infeksi cacing didapatkan hasil 96,78% siswa negatif kecacingan dan 3,22% siswa positif kecacingan dengan jenis cacing yaitu Ascaris lumbricoides. Hasil uji fisher diperoleh nilai P-value  sebesar 0,032, maka terdapat hubungan pengetahuan personal hygiene dengan kejadian kecacingan. Kesimpulannya siswa yang memiliki pengetahuan personal hygiene yang baik dapat terhindar dari infeksi kecacingan.
Gambaran Pemberian Infusa Daun Sungkai (Peronema Canescens Jack) Terhadap Kadar CRP (C-Reactive Protein) Pada Mencit (Mus Musculus) Yang Diinduksi Ovalbumin Kirana, Kintan Candra; Sukarya, I Gede Andhika; Yusran, Dini Indriaty
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 2 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i2.11592

Abstract

Alergi adalah reaksi hipersensitivitas yang diawali oleh mekanisme imunologis, yaitu akibat induksi oleh IgE yang spesifik terhadap alergen tertentu dan berikatan dengan sel mast. Reaksi alergi dapat menyebabkan inflamasi yang akan mempengaruhi aktivitas hati. Adanya respon inflamasi tersebut menyebabkan kadar CRP pada tubuh akan meningkat secara signifikan. Daun Sungkai memiliki kandungan senyawa bioaktif berupa alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Senyawa flavonoid pada Daun Sungkai memiliki aktivitas analgesik, anti-inflamasi, dan antipiretik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemberian infusan Daun Sungkai terhadap Kadar CRP pada Mencit yang diinduksi ovalbumin. Jenis penelitian yang digunakan adalah True Experiment Research. Penelitian ini menggunakan 27 ekor mencit yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok ovalbumin, daun sungkai, dan kontrol. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat yang dilihat dari tabulasi data hasil pemeriksaan kadar CRP yang disajikan dalam bentuk grafik pada 3 kelompok mencit hari ke-8 dan ke-14. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang diinduksi ovalbumin mengalami kenaikan kadar CRP pada hari ke-8. Pada kelompok ovalbumin mengalami kenaikan kadar CRP sebesar 170,66 mg/L dan pada kelompok Daun Sungkai terdapat respon penurunan kadar CRP pada hari ke-14 sebesar 85,33 mg/L jika dibandingkan dengan kelompok ovalbumin.
Gambaran Pemberian Infusa Daun Sungkai (Peronema Canescens Jack) Terhadap Kadar CRP (C-Reactive Protein) Pada Mencit (Mus Musculus) Yang Diinduksi Ovalbumin Kirana, Kintan Candra; Sukarya, I Gede Andhika; Yusran, Dini Indriaty
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 2 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i2.11592

Abstract

Alergi adalah reaksi hipersensitivitas yang diawali oleh mekanisme imunologis, yaitu akibat induksi oleh IgE yang spesifik terhadap alergen tertentu dan berikatan dengan sel mast. Reaksi alergi dapat menyebabkan inflamasi yang akan mempengaruhi aktivitas hati. Adanya respon inflamasi tersebut menyebabkan kadar CRP pada tubuh akan meningkat secara signifikan. Daun Sungkai memiliki kandungan senyawa bioaktif berupa alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Senyawa flavonoid pada Daun Sungkai memiliki aktivitas analgesik, anti-inflamasi, dan antipiretik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemberian infusan Daun Sungkai terhadap Kadar CRP pada Mencit yang diinduksi ovalbumin. Jenis penelitian yang digunakan adalah True Experiment Research. Penelitian ini menggunakan 27 ekor mencit yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok ovalbumin, daun sungkai, dan kontrol. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat yang dilihat dari tabulasi data hasil pemeriksaan kadar CRP yang disajikan dalam bentuk grafik pada 3 kelompok mencit hari ke-8 dan ke-14. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang diinduksi ovalbumin mengalami kenaikan kadar CRP pada hari ke-8. Pada kelompok ovalbumin mengalami kenaikan kadar CRP sebesar 170,66 mg/L dan pada kelompok Daun Sungkai terdapat respon penurunan kadar CRP pada hari ke-14 sebesar 85,33 mg/L jika dibandingkan dengan kelompok ovalbumin.
Gambaran Kadar Klorida Pada Air Sumur Bor Di Desa Sumber Sari Kecamatan Loa Kulu Kutai Kartanegara: Overview of Chloride Levels in Farmers' Well Water in Sumber Sari Village, Loa Kulu Subdistrict, Kutai Kartanegara Regency Oktaviana, Fayza Prastia; Aina, Ganea Qorry; Yusran, Dini Indriaty
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 6 No. 2 (2024): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v6i2.5813

Abstract

Air adalah salah satu kebutuhan pokok makhluk hidup di dunia yang tak terpisahkan. Pemanfaatkan air sebagai air bersih dan minum diperlukan proses pengolahan. Air minum di banyak tempat dihasilkan dari sumber air tanah seperti sumur. Pengujian fisik dan kimia dilakukan pada air sumur untuk memastikan bahwa parameter fisik dan kimia berada dalam batas yang aman bagi kesehatan manusia. Salah satu parameter kimia yang harus diawasi adalah kadar ion klorida, yang harus tetap berada di bawah kadar maksimum yang diperbolehkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar klorida pada air sumur petani di Desa Sumber Sari Kecamatan Loa Kulu Kutai Kartanegara. Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang menggambarkan kadar klorida pada air sumur apakah memenuhi standar batas maksimum air minum yaitu 250 mg/L dan untuk air bersih yaitu 600 mg/L sesuai standar Peraturan Menteri Kesehatan tahun 2010, dengan menggunakan 10 sampel sumur. Berdasarkan penelitian ini menggunakan metode titrasi argentometri dapat disimpulkan bahwa kadar klorida pada Hasil penelitian kadar klorida pada air sumur bor didapatkan hasil rata rata 158,61 mg/L dengan hasil terbesar ada pada sampel 9 (351,0mg/L) dan hasil terkecil ada pada sampel 4 (48,0 mg/L).
Analisis Kadar Ureum Dalam Serum Penderita Tuberkulosis Paru Yang Menjalani Terapi OAT Kategori 1 Di Puskesmas Sidomulyo Kota Samarinda: Analysis Of Ureum Levels In The Serum Of Pulmonary Tuberculosis Patients Undergoing Category 1 Oat Therapy At The Sidomulyo Health Center, Samarinda City Helmi, Helmi; Saputri, Maulida Julia; Yusran, Dini Indriaty
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 7 No. 1 (2024): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v7i1.7519

Abstract

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri berbentuk batang yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis. Kasus tuberkulosis di dunia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan kasus tersebut juga terjadi di Indonesia. Kebijakan Pemerintah dalam penanggulangan tuberkulosis melalui pengadaan obat anti tuberkulosis (OAT). Terapi OAT dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal, sehingga diperlukan pemeriksaan kadar ureum untuk melihat fungsi ginjal penderita tuberkulosis paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar ureum dalam serum penderita tuberkulosis paru yang menjalani terapi OAT kategori 1 di Puskesmas Sidomulyo Kota Samarinda berdasarkan usia, jenis kelamin dan lama pengobatan. Metode penelitian deskriptif observasional dengan teknik total sampling dengan jumlah sampel 20. Sampel berupa serum darah yang diambil pada vena penderita tuberkulosis paru dan dilakukan pemeriksaan kadar ureum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita tuberkulosis paru terdiri dari 14 orang kadar ureum normal dan 6 orang kadar ureum meningkat. Kadar ureum meningkat terjadi pada penderita tuberkulosis paru sebanyak 33,3%, jenis kelamin laki-laki sebanyak 21,4% dan perempuan sebanyak 16,7%, serta pada pengobatan fase lanjutan sebanyak 50%. Dapat disimpulkan bahwa kadar ureum meningkat pada usia lanjut berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan pengobatan fase lanjutan.