Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Ortodoksi Dalam Agama Hindu Kaharingan L Sigai, Ervantia Restulita; Adi, Agung; Joyo, Puspo Renan
Satya Widya: Jurnal Studi Agama Vol 7 No 2 (2024): Studi Agama
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/swjsa.v7i2.1378

Abstract

This article explores forms of orthodoxy in Kaharingan Hinduism with a focus on the role of the Besorah ritual and local cultural sustainability in Pasir Panjang Village, Central Kalimantan. The background of this research is rooted in the challenges faced in maintaining authentic religious practices amidst the influence of modernization and globalization. The purpose of the research is to analyze how the Besorah ritual serves as a means to strengthen the cultural and religious identity of the local community. The methodology used is a qualitative approach, through participatory observation and in-depth interviews with community leaders and ritual participants. The results show that the Besorah ritual is not just a religious practice, but also a manifestation of cultural values passed down through generations, which contributes to the sustainability of local identity. The ritual strengthens community solidarity and cements the understanding of orthodoxy among Kaharingan Hindus. The conclusion of this study confirms the importance of the Besorah ritual as a tool to maintain and strengthen religious orthodoxy in the context of local cultural dynamics, and highlights the need to preserve traditional practices in the face of modern challenges.
Penerapan Sanksi Singer dalam Kasus Pidana Ringan di Kedemangan Sebangau Kota Palangka Raya Prayoga, Putri Legina; Adi, Agung; Yase, I Kadek Kartika
Satya Dharma : Jurnal Ilmu Hukum Vol 7 No 2 (2024): Satya Dharma: Jurnal Ilmu Hukum
Publisher : IAHN Tampung Penyang Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/sd.v7i2.1409

Abstract

Penelitian ini membahas tentang penerapan sanksi singer di lembaga Kedamanagan, Sebangau Kota Palangka Raya. Kedemangan merupakan lembaga adat yang hingga saat ini tetap menjadi pilihan untuk menyelesaikan sengketa adat. Dalam perkembangannya, penyelesaian sengketa tidak hanya mencakup masalah adat, tetapi telah merambah pada persoalan-persoalan pidana tertentu, khususnya pada tingkat pidana ringan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum empiris yang menekankan pada pendekatan deskriptif kualitatif. Sedangkan teori yang dipilih untuk menganalisis pertanyaan penelitian adalah teori pluralisme hukum. Hasil penelitian menemukan penerapan sanksi singer dalam kasus pidana ringan di Kedamangan Sebangau adalah menjatuhkan hukuman denda atau sanksi denda kepada pelaku tindak pidana ringan yang disebut dengan singer. Singer yang dimaksudkan meliputi, 1)“singer sala basa dengan sawan oloh” (sanksi perbuatan yang tidak menyenangkan terhadap istri orang lain); 2) “singer sala basa dengan bawi bujang (sanksi perbuatan yang tidak menyenangkan/pelecehan terhadap seorang gadis/); 3) “singer sala basa dengan oloh beken (sanksi perbuatan yang tidak menyenangkan karena membuat malu, mencemarkan nama baik orang lain, pria maupun wanita); dan 4)“singer tekap bau mate (sanksi perbuatan yang tidak menyenangkan untuk menutup rasa malu kepada pihak korban-pihak wanita akibat pelecehan); dan 5) “singer kalahi kajame” atau sanksi dalam kasus pertengkaran dan perkelahian.
REKONSTRUKSI BUDAYA DAN MODAL SOSIAL DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PEDESAAN Adi, Agung; Rahmawai, Ni Nyoman; Restulita L. Sigai, Ervantia; Winawati, Winawati
Jurnal Education and Development Vol 13 No 3 (2025): Vol 13 No 3 September 2025
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37081/ed.v13i3.7505

Abstract

Penelitian ini mengkaji peran rekonstruksi budaya dan modal sosial dalam pengentasan kemiskinan di wilayah pedesaan, dengan fokus pada masyarakat pasca relokasi pemukiman di Desa Lawang Kajang, Kecamatan Timpah, Kabupaten Kapuas. Keunikan studi ini terletak pada pendekatannya yang tidak hanya melihat kemiskinan dari dimensi struktural, tetapi juga menelusuri bagaimana nilai budaya dan jaringan sosial direkonstruksi secara aktif oleh warga sebagai respons terhadap perubahan spasial dan sosial. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis bagaimana transformasi nilai, praktik sosial, dan partisipasi kolektif berkontribusi terhadap proses keluar dari kemiskinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemiskinan bersifat multidimensi dan terkait erat dengan keterisolasian geografis serta ketimpangan akses; (2) rekonstruksi budaya, termasuk transformasi ritual adat dan perubahan peran Perempuan, mampu menciptakan ruang sosial baru yang lebih inklusif; dan (3) modal sosial dalam bentuk gotong royong, kepercayaan, dan solidaritas lintas agama menjadi fondasi pembangunan sosial pasca relokasi. Penelitian ini berkontribusi pada pengembangan studi kemiskinan dan pembangunan berbasis masyarakat, dengan menawarkan model integratif antara pendekatan struktural dan kultural. Selain itu, menegaskan bahwa reproduksi identitas sosial tidak bersifat statis, tetapi dinegosiasikan melalui krisis, adaptasi, dan partisipasi kolektif. Dengan demikian, kajian ini juga mendorong perumusan ulang kebijakan pengentasan kemiskinan agar lebih kontekstual, inklusif, dan berakar pada kekuatan sosial-budaya masyarakat lokal.
KOMIK DAN PENDIDIKAN: SEBUAH KAJIAN BUDAYA POPULER Adi, Agung; L Sigai, Ervantia Restulita
Dharma Duta Vol 23 No 02 (2025): Dharma Duta : Jurnal Penerangan Agama Hindu
Publisher : Fakultas Dharma Duta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/dd.v23i02.1562

Abstract

This article elaborates on the development of comics in Indonesia, with particular attention to their previously marginalized position within the realm of education. Comics have long been dismissed in educational settings, often regarded as mere imaginative works whose image-dominated content was believed to discourage students from reading. In contrast to this view, comic scholars advocate a more serious appreciation of comics. Elements such as narrative structure, characterization, and the messages conveyed by comic authors constitute significant strengths that are comparable to those found in other esteemed forms of literature. This recognition has increasingly gained traction among contemporary educators. Consequently, comics—once prohibited in educational contexts—have now emerged as valuable learning resources across various levels of education in Indonesia