Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Developing the Leader-Member Exchange Theory in Nursing: Seeing from an Introvert Eye Barbara, Laksita
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 3, No 1 (2018): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.577 KB) | DOI: 10.30651/jkm.v3i1.1576

Abstract

Objective:  This paper aims to find a gap in the current findings and provide a recommendation by exploring the Leader-Member Exchange (LMX) theory with regards of introversion  Methods:  A literature review is conducted to analyse the current findings of the development and application of LMX theory.Results: The LMX theory focuses on the interaction that happens in leadership and reveals the role of relationship in affecting the organisation outcomes. The LMX theory has been developed in four stages to meet the needs of the application at various organisational levels. In the nursing profession, the application of LMX theory shows positive outcomes in affective commitment, job satisfaction, and reduced intention to leave. However, the studies of this theory in nursing has hardly provided the solution to overcome the limitations of out-group members. The studies show the discrimination that is caused by the different treatment of the leader to each member. The other issue is subjectivity. The high-quality interaction is more likely to be formed by people with sociable traits compared to those with solitaire personality. One of the personality types which might have a less likeliness to be the in-group member is introverted personality.Conclusion: The LMX theory has given a pivotal awareness in nursing profession regarding the different relationship developed by a supervisor with each nurse. However, there is hardly prescriptive approach to escalating the exchange quality to the higher level. Thus, this paper emphasises the need to enhance justice climate and identify as well as be aware of the leader’s and member’s characteristics.
PENGGUNAAN SMARTPHONE DALAM UPAYA PENINGKATAN RESUSITASI JANTUNG PARU: SEBUAH SYSTEMATIC REVIEW Barbara, Laksita
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.28 KB)

Abstract

 Tujuan penelitian ini adalah untuk mereview secara sistematis penelitian-penelitian tentang penggunaan smartphone dalam meningkatkan frekuensi maupun kualitas resusitasi jantung paru (RJP). Sebuah strategi pencarian diterapkan kedalam database ProQuest dan Medline. Hasil pencarian yang muncul kemudian diseleksi oleh kedua reviewer dengan menggunakan kriterian inklusi dan eksklusi. Hanya penelitian yang menggunakan metode kuantitatif yang dipilih. Dari 399 artikel yang ditemukan, sebanyak 33 artikel memenuhi kriteria untuk direview. Penelitian terbanyak yang direview menggunakan desain experimental yaitu sebanyak 16 artikel, disusul dengan penelitian pengembangan sistem sebanyak 8 artikel. Dari penelitian yang direview, fitur smartphone dalam RJP dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas RJP, pemberian RJP oleh orang awam, dan mempercepat pemberian RJP. Kualitas RJP meningkat pada penelitian tentang fungsi feedback pada smartphone. Jumlah RJP yang dilakukan oleh penolong terlatih juga meningkat. Namun, kualitas video dan kesulitan dalam penggunaan gawai menghambat diberikannya RJP. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang pengembangan sistem untuk penugasan penolong terlatih dengan fitur pendeteksi lokasi serta systematic review untuk penelitian pada aplikasi dengan fungsi yang spesifik.
PENGGUNAAN SMARTPHONE DALAM UPAYA PENINGKATAN RESUSITASI JANTUNG PARU: SEBUAH SYSTEMATIC REVIEW Barbara, Laksita
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52020/jkwgi.v3i2.1285

Abstract

 Tujuan penelitian ini adalah untuk mereview secara sistematis penelitian-penelitian tentang penggunaan smartphone dalam meningkatkan frekuensi maupun kualitas resusitasi jantung paru (RJP). Sebuah strategi pencarian diterapkan kedalam database ProQuest dan Medline. Hasil pencarian yang muncul kemudian diseleksi oleh kedua reviewer dengan menggunakan kriterian inklusi dan eksklusi. Hanya penelitian yang menggunakan metode kuantitatif yang dipilih. Dari 399 artikel yang ditemukan, sebanyak 33 artikel memenuhi kriteria untuk direview. Penelitian terbanyak yang direview menggunakan desain experimental yaitu sebanyak 16 artikel, disusul dengan penelitian pengembangan sistem sebanyak 8 artikel. Dari penelitian yang direview, fitur smartphone dalam RJP dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas RJP, pemberian RJP oleh orang awam, dan mempercepat pemberian RJP. Kualitas RJP meningkat pada penelitian tentang fungsi feedback pada smartphone. Jumlah RJP yang dilakukan oleh penolong terlatih juga meningkat. Namun, kualitas video dan kesulitan dalam penggunaan gawai menghambat diberikannya RJP. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang pengembangan sistem untuk penugasan penolong terlatih dengan fitur pendeteksi lokasi serta systematic review untuk penelitian pada aplikasi dengan fungsi yang spesifik.
FAKTOR DETERMINAN KESIAPAN PERAWAT DI DUA RUMAH SAKIT DAERAH BANTEN DALAM PENUGASAN KEBENCANAAN Winarti, Wiwin; Barbara, Laksita
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52020/jkwgi.v5i1.2180

Abstract

Karakteristik geografis dan iklim Indonesia menjadikannya negara yang rawan bencana. Provinsi Banten merupakan daerah  multirawan bencana antara lain gempa, tsunami, banjir, longsor, dan abrasi. Dengan tingginya jumlah bencana yang terjadi, kesiap-siagaan bencana tentu saja harus menjadi prioritas di Provinsi Banten, terutama dalam hal mitigasi bencana dan kesiapan bantuan kesehatan di daerah bencana untuk mengurangi korban jiwa maupun angka kesakitan. Penelitian ini menggunakan desain crossectional yang melibatkan 136 perawat dari dua RSUD di Banten yaitu RSUD Drajat Prawiranegara dan RSUD Banten. Metode yang digunakan adalah kuisioner JDNREI yang diapatasi kedalam Bahasa Indonesia dan disebarkan secara online kepaa responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable jenis kelamin secara statistic berhubungan dengan domain Keterampilan keperawatan gawat darurat, keterampilan praktis tanggap bencana, dan keterampilan komunikasi dalam kesiapsiagaan bencana perawat (p<0,05). Jenis kelamin merupakan factor dominan yang berpengaruh dalam kesiapsiagaan bencana. Saran: Pelatihan terkait keterampilan dalam enam domain kesiapsiagaan bencana perlu dilakukan pada semua perawat.
Contamination Risk in Indonesian Youtube Videos on Personal Protective Equipment for Corona Virus Disease Laksita Barbara; Mareta Dea Rosaline; Akhiyan Hadi Susanto
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 9, No 2 (2021): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v9i2.246

Abstract

AbstractThere are numbers of Indonesian Youtube Videos that show steps to wear and remove Personal Protective Equipment (PPE) for Corona Virus Disease (COVID19). However, the conformity with the current guidelines remains unknown. This paper aims to determine the validity of these videos based on the World Health Organization (WHO) guidelines. We searched on the Youtube website for videos in donning and doffing PPE for droplet precaution and selected the videos using inclusion and exclusion criteria. Included videos were then evaluated with a checklist derived from WHO course on donning and doffing PPE for COVID-19 and WHO recommendation on PPE for Covid-19. The search that was undertaken resulted in 66 videos, and 40 videos were included for evaluation. There is no significant difference in the donning and doffing score between account types (personal, organizational/institutional, news). The average number of viewers of all videos is more than 2700 viewers. The average score of donning is less than 70% of the total score, and the average doffing score is under 65%. The vast majority of the videos do not follow the WHO recommendation on the PPE type and use more equipment than recommended. There are several contamination risks shown by the videos. Indonesian Youtube videos on PPE procedures for COVID-19 must be selected carefully to be used as an instructional or educational media since most of it presents a high risk of cross-contamination.Keyword: personal protective equipment, audiovisual, cross-contamination, trainingAbstrakTerdapat video dalam Bahasa Indonesia yang terkait cara memakai dan melepaskan Alat Pelindung Diri (APD) untuk Corona Virus Disease (COVID19). Namun, kesesuaian video terhadap pedoman terkini belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan validitas video berdasarkan pedoman World Health Organization. Kami menelusuri Youtube untuk memperoleh video instruksi mengenakan dan melepas APD pencegahan kontaminasi droplet dan menyeleksi video tersebut berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Video yang telah diseleksi kemudian dievaluasi menggunakan checklist yang diturunkan dari langkah-langkah yang ditunjukan dalam kursus APD COVID-19 yang disediakan oleh WHO, serta rekomendasi APD dari WHO. Penelusuran Youtube menampilkan 66 video, dan dipilih 40 video yang sesuai dengan kriteria kelayakan. Tidak terdapat perbedaan signifikan dalam skor mengenakan dan melepaskan APD antara akun personal, organisasi/institusi, dan berita. Rata-rata jumlah penonton video adalah lebih dari 2700. Skor rata-rata pemakaian APD kurang dari 70% dari skor total, dan skor pelepasan APD kurang dari 65%. Sebagian besar video tidak mengikuti rekomendasi WHO dalam pemilihan tipe PPE dan menggunakan alat yang lebih banyak dari yang direkomendasikan. Terdapat sejumlah risiko kontaminasi yang dapat diobservasi dari langkah-langkah yang ditunjukan dalam video. Video Youtube prosedur APD untuk COVID-19 perlu diseleksi dengan cermat untuk digunakan sebagai media instruksi maupun pendidikan karena sebagian besar menunjukan risiko tinggi kontaminasi silang.Kata Kunci: alat pelindung diri, audiovisual, kontaminasi silang, pelatihan
PKM BAROS MUDA SIAGA: PENINGKATAN PENGETAHUAN KESIAPSIAGAAN BENCANA DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI Wiwin Winarti; Laksita Barbara
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP Vol 2 (2020): PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP 2020
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.721 KB)

Abstract

Provinsi Banten merupakan daerah multirawan bencana antara lain gempa, tsunami, banjir, longsor, danabrasi. Pada tahun 2020, Pandemik covid-19 menyebar di Indonesia termasuk Banten dengan jumlah kematianmencapai 280 jiwa. Kesiap-siagaan menjadi prioritas untuk mengurangi korban jiwa maupun angka kesakitan.Kelompok usia muda memiliki potensi yang besar untuk menjadi penggerak masyarakat dengan memanfaatkanteknologi informasi dalam menyebarkan informasi dan meningkatkan kesiap-siagaan bencana di daerahnya.PKM Baros Muda Siaga ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kelompok Karang Taruna Baros terkaitkesiapsiagaan bencana dan kemampuan mengelola sumber informasi manajemen bencana untuk mewujudkanmasyarakat tangguh bencana. Metode: PKM ini mencakup pembuatan website BarosMudaSiaga, pelatihanpengelolaan website, dan pemberian serta pengembangan materi-materi siaga bencana dengan mengakomodasikearifan lokal. Materi siaga bencana yang disampaikan meliputi: (a) bahaya yang timbul oleh bencana; jenisbencana, dan daerah yang aman untuk menghindari bencana. (b) menyiapkan jalur evakuasi dan titik kumpul, (c)adaptasi kebiasaan baru. Hasil: Kegiatan PKM yang diberikan kepada karang taruna menunjukkan pengetahuankarangtaruna meningkat sebanyak 5,04 poin dan anggota karagtaruna yang mampu mengelola website siagabencana meningkat dari 2 menjadi 4 orang. esimpulan: Dengan keterbatasan mobilisasi dan meningkatnyapenggunaan teknologi di masa pandemik, pemberdayaan masyarakat kelompok karang taruna memiliki potensiuntuk meningkatkan kesiap-siagaan bencana masyarakat.
SOSIALISASI BUKU KUMPULAN MEDIA PENYULUHAN KEGAWATDARURATAN UNTUK KADER KESEHATAN DI LIMO, DEPOK Laksita Barbara; Wiwin Winarti; Arief Wahyudi Jadmiko
KOMMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2023): KOMMAS: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : KOMMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Media penyuluhan dapat membantu audience memahami materi dan mengingatnya. Kader kesehatan seingkali berasal dari masyarakat awam. Pemberdayaan kader melibatkan peningkatan pengetahuannya sehingga mampu mempengaruhi masyarakat yang lebih luas dalam mengubah kebiasaan sehat. Kondisi kegawatdaruratan yang terjadi di komunitas seringkali berujung cedera lebih lanjut hingga kematian ketika pertolongan pertama tidak diberikan secara tepat. Pemberdayaan kader diharapkan dapat membantu dalam menyebarluaskan pendidikan kesehatan terkait pertolongan pertama dalam menangani kondisi kegawatan. Sebuah buku kumpulan media penyuluhan hasil project mata kuliah keperawatan gawat darurat UPN Veteran Jakarta diberikan kepada kader di di daerah mitra. Kami mengevaluasi kelayakan dan kebermanfaatannya untuk para kader yang telah diberikan buku tersebut. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa materi dalam buku singkat dan mudah dipahami. Beberapa kader juga telah menggunakan buku tersebut untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga dan tetangga terdekatnya. Beberapa masukan diantaranya agar media dapat dilengkapi dengan video demonstrasi sehingga kader dapat mengetahui dan mengingat langkah-langkah penanganan pertama yang lebih tepat.   
Faktor Determinan Survival to Hospital Discharge pada Pasien Henti Jantung Barbara, Laksita; Pratiwi, Nabilla Aulia; Jadmiko, Arief Wahyudi
Journal of Language and Health Vol 6 No 2 (2025): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v6i2.6994

Abstract

Kelangsungan hidup setelah resusitasi pada pasien henti jantung di dunia masih rendah berhubungan dengan karakteristik pasien, penyakit penyerta, dan proses perawatan pasca-henti jantung. Penelitian tentang Survival to Hospital Discharge (StHD) masih terbatas terutama pada seting rumah sakit di Indonesia. Penelitian ini bertujuan utuk mengidentifikasi faktor determinan yang memprediksi StHD pada pasien henti jantung setelah resusitasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan retrospektif observasional dengan sumber data sekunder dari rekam medis pasien yang mengalami henti jantung dan mendapatkan resusitasi jantung paru (RJP) sebanyak 52 kasus. Analisis binary logistic regression digunakan untuk mengidentifikasi hubungan prediktor secara bersamaan. Model fit dianalisis menggunakan Hosmer-Lemeshow dan Nagelkrke R2. Faktor yang dianalisis diantaranya usia, jenis kelamin, penyakit penyerta, dan durasi RJP. Analisis regresi menunjukan signifikansi model (χ²(4) = 9.60, p = 0.048), menjelaskan 22.8% varian dalam kelangsungan hidup (Nagelkerke R² = 0.228) dan menunjukan kesesuaian yang baik (Hosmer-Lemeshow p = 0.609). Penyakit penyerta merupakan prediktor signifikan (OR = 0.10, 95% CI: 0.02–0.59, p = 0.011), sedangkan usia, jenis kelamin, dan durasi RJP tidak menunjukan hubungan signifikan (p > 0.05). Faktor determinan paling signifikan dari StHD pada pasien henti jantung adalah penyakit penyerta, sedangkan faktor lain tidak menunjukan signifikansi.
Individual and organizational factors associated with disaster preparedness and resilience among Indonesian hospital nurses: a cross-sectional study Winarti, Wiwin; Barbara, Laksita; Simatupang, Ronny Basirun; Hasena, Siti Luthfiana; Dielfanie, VK
Jurnal Ners Vol. 19 No. 2 (2024): MAY 2024
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jn.v19i2.51181

Abstract

Introduction: The significance of nurses' disaster preparedness and resilience in diverse settings has become increasingly apparent due to the rise in global crises. This study aimed to investigate nurses' perspectives on these two factors and to examine their intricate relationships and nuances. Methods: A cross-sectional framework was used to evaluate 390 nurses using the Disaster Preparedness Evaluation Tool (DPET) and the Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC). Descriptive statistics, Mann-Whitney U-test, Kruskal-Wallis H test, Spearman's correlation analysis, and the generalized linear model were employed to determine the relationships between nurses' characteristics, self-regulation, work culture perception, and their DPET and CD-RISC scores. Results: The results revealed that 79.7% of the participants were female, but male nurses consistently scored higher on both the assessments. The average DPET score was 172.29, and the average CD-RISC score was 27.34. Self-regulation and work culture perception were the most influential factors in raising DPET and CD-RISC scores by 4.032 and 1.454 units (p=0.000), and 1.112 and 0.34 units (p=0.000). Conclusions: This study emphasizes the need for ongoing training of nurses in disaster preparedness and resilience to promote introspective learning and collaborative best practices. It also highlights the role of hospitals in optimizing resources and creating a supportive environment for enhanced disaster preparedness and resilience, given the impact of organizational work culture. The study findings suggest a nuanced understanding of gender dynamics in disaster preparedness and resilience, emphasizing the importance of further exploration of these disparities for effective nursing practices.
DOES BYSTANDER RESUSCITATION TREND INCREASE AFTER CARDIOPULMONARY RESUSCITATION TRAINING? Barbara, Laksita; Winarti, Wiwin
Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia Vol 6 No 3 (2022): JURNAL KEPERAWATAN WIDYA GANTARI INDONESIA (JKWGI)
Publisher : Nursing Department, Faculty of Health, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52020/.v6i3.4239

Abstract

ABSTRAK Beberapa penelitian telah menggarisbawahi manfaat Resusitasi Jantung Paru (RJP) yang diberikan oleh orang awam terhadap angka keberlangsungan hidup penderita Out of Hospital Cardiac Arrest (OHCA). Berbagai pelatihan diberikan kepada orang awam untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam melakukan RJP. Namun, masih terdapat perbedaan hasil penelitian tentang apakah pelatihan-pelatihan tersebut dapat meningkatkan angka RJP yang dilakukan oleh orang awam. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau secara sistematis penelitian-penelitian yang mengevaluasi efek dari pelatihan RJP untuk orang awam terhadap tren RJP oleh orang awam serta tingkat kelangsungan hidup dari penderita OHCA. Strategi pencarian diterapkan dalam database Proquest, Medline, dan Cochrane. Enam penelitian kuantitatif observasional disertakan dalam telaah. Dua penelitian menunjukan peningkatan tren RJP oleh orang awam setelah diadakan pelatihan, dan dua lainnya menunjukan penurunan dengan rata-rata tren meningkat 6.69% (95% CI -1.53-14.9). Tiga dari empat penelitian menunujukan hasil positif dari pelatihan RJP terhadap tingkat kelangsungan hidup OHCA. Satu penelitian membandingkan RJP oleh orang awam yang terlatih dibanding yang tidak terlatih yang tidak menunjukan perbedaan signifikan (p=0.5). Pelatihan RJP untuk orang awam dapat meningkatkan angka RJP pada OHCA. Namun, perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah pelatihan ini dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup penderita OHCA. Penting untuk melakukan evaluasi terhadap cakupan dan efek dari pelatihan RJP di tingkat komunitas  terhadap tren RJP oleh orang awam. Kata Kunci: Pelatihan RJP, RJP orang awam, tingkat kelangsungan hidup, Out-of-Hospital Cardiac Arrest ABSTRACT Numbers of studies have reported the benefit of bystander CPR on Out-of-Hospital Cardiac Arrest (OHCA). Training programs are sought to improve the knowledge and skills of lay people in conducting CPR. However, there are still varied results on whether training can increase the actual bystander CPR. This study systematically reviews studies that evaluate the effect of CPR training for laypeople on bystander CPR and the survival rate of OHCA. We applied a search strategy in Proquest, Medline, and Cochrane databases. We include six quantitative observational studies for review. Two studies show an increased bystander CPR trend after training, and two studies show a downward trend, with a mean trend increase of 6.69% (95% CI -1.53-14.9). Three out of four studies show an increased survival rate. One study comparing bystander CPR between trained and untrained groups shows no significant difference (p=0.5).  The CPR training for laypeople could increase the percentage of bystander CPR. Further studies that assess the bystander CPR by laypeople and analyze its effect on survival is needed. Evaluating community-level CPR training programs is pivotal to determine the coverage and the effect on bystander CPR trend. Keywords: CPR training, bystander CPR, survival rate, out-of-hospital cardiac arrest