Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

IMPACT OF ACT OF THE REPUBLIC INDONESIA NUMBER 17 OF 2016 ON CHILDREN'S PROTECTION TOWARDS TEACHER PROFESSION Satrul, Hairul Saleh
Journal of Islam and Science Vol 5 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jis.v6i2.12093

Abstract

This study aims to (1) analyze the impact of implementing the Child Protection Act, 2) analyze the implementation of the Child Protection Act against teachers in disciplining students,(3) analyze efforts to protect the teaching profession in the formation of student discipline. This research uses a qualitative approach. Primary source of this research is the teacher. Data collection is carried out by means of observation, interviews and documentation. Data analysis using descriptive qualitative. Results of this study indicate that (1) Impact of the Child Protection Act has a positive impact for the development of students in schools, among others, avoid violence and the arbitrary actions of the teacher.(2)Teacher no longer uses the punishment aimed at the body and habitus in the formation of discipline. (3) Based on the juridical aspect, the addition of an explanation of differences in acts of violence by educating is one of the solutions in protecting the teacher so that there is no interpretation dualism. Based on social aspects, good cooperation between teachers and parents of students is based on an understanding of the role of each party. From the aspect of education, the principle of participation method is one that is used in forming the discipline of students in schools. Therefore, based on the findings that have been obtained it is recommended (1) Teachers must understand the essence of the Child Protection Act carefully. 2) It is time for the teacher to change the pattern of students from the old to the new patterns of students. (3) The communicative attitude is strengthened again so that there is good cooperation between the parties in the school so that the values being developed in the school are maintained.
PKM PENYULUHAN PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN MEDIA SOSIAL DAN JEJARING SOSIAL DI KALANGAN REMAJA Tahir, Heri; Heri, Ririn Nurfaathirany; Satrul, Hairul Saleh; Patmawati, Susi Anita; Junaeda, St
Panrita Inovasi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 December 2024
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56680/pijpm.v3i2.68616

Abstract

The development of juvenile delinquency and crime is no longer limited to physical, but also extends to cybercrime, terror and crime committed through social media and other electronic media, so that it becomes a special concern to be able to make prevention efforts through social media. From the many cases of cyberbullying in Indonesia, the Indonesian Child Protection Commission (KPAI) stated that most cyberbullying actions or behaviors are carried out by children and adolescents, because of the data obtained, from 253 cases of bullying, there were 122 children who were victims of cyberbullying and 131 children became perpetrators of cyberbullying itself seeing the development of technology and juvenile delinquency through social media and social networks, it is considered important to provide counseling to the younger generation, especially regarding Character Education as an Effort to Prevent Misuse of social media and social networks among Adolescents.Providing information related to criminal sanctions for misuse of social media and social networks among Adolescents is also important to be socialized so that it is hoped that adolescents can become agents of change in socializing media positively. Based on the evaluation results of the extension activities in the context of implementing Community Service activities, it can be concluded that this activity is considered successful and successful. This activity is said to be successful because it can be seen from the participants who are expected to attend exceeding the target, namely above 150 participants, and exceeding the capacity of the facilities provided. Seeing the enthusiasm of the participants who attended, this activity is considered very interesting and needed by educational units. The quiz activity carried out as the closing of the activity showed an increase in student and teacher knowledge related to the material provided.
Bimtek Pendidikan Karakter Membentuk Masa Depan Generasi Emas Anak Indonesia Agus, Andi Aco; Rivai, Andi Muhammad; Satrul, Hairul Saleh; Muh. Khaedir
Celebes Journal of Community Services Vol. 4 No. 2 (2025): June - November
Publisher : STIE Amkop Makassar, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37531/celeb.v4i2.3094

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk menanamkan dan memperkuat pendidikan karakter bagi anak-anak Panti Asuhan Mattampawalie, Kota Makassar. Latar belakang kegiatan ini didasarkan pada pentingnya pendidikan karakter sebagai pondasi dalam membentuk generasi emas Indonesia yang berakhlak mulia, berdaya saing, dan memiliki kepribadian tangguh. Metode pelaksanaan dilakukan melalui pendekatan partisipatif berupa ceramah interaktif, diskusi, permainan edukatif, serta sesi refleksi nilai-nilai Pancasila yang mencakup kejujuran, tanggung jawab, disiplin, gotong royong, serta kepedulian sosial. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman anak-anak panti terhadap pentingnya nilai moral dan karakter dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak terlihat lebih berani mengemukakan pendapat, aktif dalam bertanya, serta menunjukkan antusiasme dalam mengaitkan nilai Pancasila dengan pengalaman mereka. Meskipun terdapat hambatan berupa keterbatasan sarana dan perbedaan latar belakang anak, hal tersebut dapat diatasi melalui metode penyampaian yang sederhana, kreatif, dan sesuai dengan konteks kehidupan mereka. kegiatan PKM ini memberikan kontribusi nyata dalam penguatan karakter anak-anak panti, sekaligus menjadi langkah strategis dalam menyiapkan generasi emas Indonesia.
Kekerasan Berbahasa sebagai Kejahatan Sosial: Sebuah Kajian Kriminologi Satrul, Hairul Saleh; Tahir, Heri; Heri, Ririn Nurfaathirany
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 13, No 2 (2025): September 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/civicus.v13i2.35457

Abstract

Bahasa telah mengalami pergeseran makna dari sekadar sarana komunikasi menjadi instrumen agresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonseptualisasikan kekersan berbahasa sebagai suatu bentuk kejahatan sosial melalui pendekatan kriminologi. Dengan menggunakan metode studi pustaka, penelitian ini menganalisis fenomena tersebut melalui sintesis tiga teori kunci dalam kriminologi, yakni Teori Labeling, Teori Konflik, dan Teori Kontrol Sosial. Hasil kajian menunjukkan bahwa kekerasan berbahasa bukanlah sekadar pelanggaran etika semata, tapi merupakan kejahatan simbolik yang menimbulkan kerugian sosial yang kompleks. Dampak ditimbulkan bersifat multidimensional, mulai dari erosi kepercayaan sosial, normalisasi kekerasan verbal, trauma psikologis pada korban, hingga fragmentasi dan polarisasi masyarakat. Dalam konteks ruang digital, kekerasan ini semakin masif dan problematis akibat karakteristik medium yang memungkinkan difusi ruang tanpa batas, potensi viralitas yang tinggi, dan fenomena pseudonimitas yang mengurangi tanggung jawab individu. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perspektif kriminologi memberikan lensa teoretis yang komprehensif dan relevan untuk memahami akar permasalahan, mekanisme, serta dampak sistematis dari kekerasan berbahasa, sekaligus menegaskan urgensi untuk menanganinya secara serius setara dengan bentuk-bentuk kejahatan konvensional lainnya, tidak hanya melalui pendekatan hukum yang represif semata, tetapi juga melalui berbagai upaya preventif-edukatif yang berkelanjutan.Language has undergone a shift in meaning from merely a means of communication to an instrument of aggression. This study aims to conceptualize verbal violence as a form of social crime through a criminological approach. Using a literature study method, this research analyzes the phenomenon through a synthesis of three key theories in criminology: Labeling Theory, Conflict Theory, and Social Control Theory. The results indicate that verbal violence is not merely an ethical violation but constitutes a symbolic crime that inflicts complex social harm. Its impacts are multidimensional, ranging from the erosion of social trust, normalization of verbal aggression, psychological trauma to victims, to societal fragmentation and polarization. Within the digital sphere, this violence becomes increasingly massive and problematic due to the characteristics of the medium that enable boundless spatial diffusion, high virality potential, and pseudonymity that diminishes individual accountability. This study concludes that the criminological perspective provides a comprehensive and relevant theoretical lens to understand the root causes, mechanisms, and systematic impacts of verbal violence, while emphasizing the urgency to address it as seriously as conventional crimes, not only through repressive legal approaches but also through various sustainable preventive-educational measures.
KAJIAN INTERDISIPLINER: KRIMINOLOGI DAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENCEGAH KEJAHATAN Satrul, Hairul Saleh
Phinisi Integration Review Volume 8 Nomor 3 Tahun 2025
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pir.v8i3.76336

Abstract

Penelitian ini membahas keterkaitan antara Kriminologi dan Pendidikan Kewarganearaan dalam kerangka pencegahan kejahatan dan peningkatan kesadaran hukum di lingkungan pendidikan, khususnya sekolah. Pendekatan yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan teknik analisi isi (content analysis) terhadap literatur ilmiah, peraturan perundang-undangan, laporan lembaga resmi seperti KPAI dan Kemendikbudristek, serta jurnal nasional dan internasional. Hasil kajian menunjukkan bahwa teori-teori kriminologi seperti Differential Association dan Social Control relevan untuk memahami dinamika perilaku menyimpang di lingkungan sekolah. Sementara itu, Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran strategi dalam membentuk identitas hukum siswa melalui proses internalisasi nilai, norma, dan tanggung jawab sosial. Integrasi kedua disiplin ini berpotensi melahirkan pendekatan preventif yang lebih efektif melalui kurikulum, pedagogi konstektual, serta kerja sama antar lembaga. Artikel ini merekomendasikan pengembangan model pembelajaran interdisipliner yang menggabungkan pendekatan hukum, sosial, dan moral dalam membentuk warga negara yang sadar hukum dan antikejahatan sejak usia sekolah.This study examines the relationship between Criminology and Civic Education within the framework of crime prevention and increasing legal awareness in educational settings, particularly schools. This study uses a library research approach with content analysis techniques applied to scientific literature, laws and regulations, reports from official institutions such as the Indonesian Child Protection Commission (KPAI) and the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology, as well as national and international academic journals. The results of the study indicate that criminological theories such as Differential Association and Social Control are relevant to understanding the dynamics of deviant behavior in school environments, especially among students. These theories highlight the influence of peer relationships, weakening social ties, and structural pressures. Meanwhile, Civic Education plays a strategic role in shaping students' legal awareness and social responsibility through the internalization of values, norms, and civic character. However, the learning approach is often normative and detached from the sociological roots of delinquency. The integration of these two disciplines results in a more effective preventive approach through curriculum, contextual pedagogy, case-based discussions, and inter-institutional collaboration. This synergy enables education to function not only as a tool for norm transformation but also as a mechanism for critical understanding and social intervention. This article recommends the development of an interdisciplinary learning model that combines legal, social, and moral approaches to develop law-conscious and anti-crime citizens from school age, thus positioning schools as the basis for legal culture transformation.
Diseminasi Pencegahan Kekerasan di Satuan Pendidikan Heri, Ririn Nurfaathirany; Tahir, Heri; Gani, Andika Wahyudi; Satrul, Hairul Saleh
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat SEMINAR NASIONAL 2025:PROSIDING EDISI 6
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak – Peraturan menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2023 Tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan menjadi payung hukum dalam pencegahan dan penanganagan di tingkat SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat sehingga dilakukan diseminasi pencegahan kekerasan di satuan pendidikan. Metode yang digunakan dalam penerapan pengabdian ini adalah observasi, dan penyuluhan dan diskusi. Bentuk Kekerasan terdiri atas kekerasan fisik, kekerasan psikis, perundungan, kekerasan seksual, diskriminasi dan intoleransi, kebijakan yang mengandung Kekerasan dan bentuk Kekerasan lainnya.  Peraturan menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2023 Tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan. Kekerasan yang melibatkan anak atau lingkungan satuan pendidikan secara umum akan terkait dengan instrumen hukum positif yang berlaku di Indonesia baik UU Perlindungan Anak, UU Peradilan Anak, UU terkait lainnya. Kegiatan ini mendapatkan antusias yang luar Biasa dari peserta kegiatan yang dihadiri oleh 134 Peserta.Kata kunci: Kekerasan, Perlindungan Anak, Satuan pendidikan.
Penyuluhan Bantuan Hukum Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 Sari, Erlika; Rusdi, Puspitasari; Tahir, Heri; Satrul, Hairul Saleh; Riskawati, Riskawati
Jurnal Kemitraan Responsif untuk Aksi Inovatif dan Pengabdian Masyarakat Volume 3 Issue No. 1: July 2025
Publisher : Lontara Digitech Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61220/

Abstract

Pemenuhan hak atas bantuan hukum merupakan hak konstitusional setiap warga negara, termasuk Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Namun, dalam realitanya, WBP di Rutan sering kali menghadapi ketimpangan akses terhadap keadilan (access to justice) akibat rendahnya pemahaman mengenai hak dan prosedur memperoleh bantuan hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dirancang sebagai intervensi strategis untuk mengatasi kesenjangan informasi tersebut di Rutan Klas I Makassar. Kegiatan ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan pemahaman dan kesadaran hukum (legal awareness) WBP mengenai substansi UU No. 16 Tahun 2011; (2) Memberikan panduan praktis tentang tata cara mengajukan permohonan bantuan hukum OBH serta (3) Mendorong pemenuhan hak konstitusional WBP dalam memperoleh akses terhadap keadilan. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan hukum partisipatoris dengan metode ceramah interaktif, diskusi, dan tanya jawab. Sebanyak 50 orang WBP dipilih sebagai partisipan menggunakan teknik purposive random sampling. Efektivitas intervensi diukur menggunakan desain kuasi-eksperimental one-group pretest-posttest, dengan instrument evaluasi berupa kuesioner pengetahuan yang terdiri dari 10 pertanyaan pilihan ganda. Data dianalisis secara statistik deskriptif dan diuji dengan Paired Samples T-Test. Analisis data menunjukkan peningkatan pemahaman peserta yang signifikan secara statistik. Nilai rata-rata pre-test adalah 45,6 (kategori rendah), sedangkan nilai rata-rata post-test meningkat drastis menjadi 78,4 (kategori tinggi), dengan selisih peningkatan sebesar 32,8 poin. Hasil uji-t berpasangan menolak hipotesis nol (t-hitungan = 15,84 > t-tabel = 2,01; p-value = 0,000 < 0,05). Secara kualitatif, peserta menunjukkan antusiasme tinggi yang tercermin dari banyaknya pertanyaan kritis dan mendalam selama sesi diskusi mengenai prosedur dan hak mereka. Penyuluhan hukum terbukti efektif sebagai katalisator dalam meningkatkan pemahaman hukum dan memberdayakan WBP. Untuk keberlanjutan, disarankan agar pihak Rutan menginstitusionalisasi program penyuluhan hukum secara rutin, OBH melakukan outreach yang lebih proaktif, dan pemerintah mengalokasikan anggaran yang memadai untuk memastikan akses keadilan bagi WBP dapat terwujud secara nyata dan berkelanjutan.
Sosialisasi Penguatan Nilai-Nilai Karakter dalam Pencegahan Perilaku Korupsi Siswa SMA Telkom Makassar Tahir, Heri; Satrul, Hairul Saleh; Syafar, Irfan; Jamalong, Ahmad; Siti Syarifah Wafiqah Wardah
TEKNOVOKASI : Jurnal Pengabdian Masyarakat Volume 3: Issue 3 (September 2025)
Publisher : Jurusan Teknik Informatika dan Komputer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59562/teknovokasi.v3i3.10140

Abstract

Fenomena perilaku koruptif di Indonesia tidak hanya terjadi pada tingkat struktural, tetapi juga mulai tampak dalam bentuk perilaku kecil di lingkungan pendidikan, seperti kebiasaan mencontek, manipulasi data, dan ketidaktjujuran akademik. Kondisi ini menunjukkan lemahnya internalisasi nilai-nilai karakter di kalangan pelajar. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran siswa terhadap pentingnya nilai-nilai karakter sebagai upaya pencegahan perilaku korupsi sejak dini. Mitra kegiatan adalah SMA Telkom Makassar, yang diidentifikasi menghadapi kendala dalam penerapan pendidikan karakter antikorupsi secara sistematis. Metode pelaksanaan meliputi tiga tahap: (1) persiapan berupa penyusunan modul dan koordinasi dengan pihak sekolah. (2) pelaksanaan sosialisasi interaktif, studi kasus, dan pembentukan Duta Karakter Antikorupsi, serta (3) evaluasi melalui pre-test, post-test, dan wawancara partisipatif. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap nilai kejujuran, tanggung jawab, dan integritas, disertai terbentuknya komunitas duta karakter yang aktif dalam kampanye antikorupsi di sekolah. Selain itu, guru memperoleh modul pembalajaran karakter yang dapat diintegrasikan ke dalam kegiatan intrakulikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan ini berkontribusi dalam memperkuat budaya integritas di lingkungan pendidikan serta menjadi model edukatif-partisipatif dalam membangun generasi muda berkarakter dan berintegritas.
Implementation of Tradeable Permit Instruments in Water Resource Utilization in Makassar City Hanafie, Nurharsya Khaer; Muhtar, Muhtar; Satrul, Hairul Saleh
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Publik Vol 15, No 2 (2025)
Publisher : Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/jiap.v15i2.79370

Abstract

This study aims to analyze the potential and challenges of implementing tradeable permits in the management and utilization of water resources in Makassar City. The background of this study is driven by increasing pressure on water resources due to population growth, industrial expansion, and changes in land use. The command and control approach that has been applied through water extraction and utilization permits has not been able to promote efficiency and fairness in the distribution of water resources. Therefore, policy innovation based on environmental economic instruments is needed. The research method used a legal-empirical approach, with analysis of national and regional legislation related to water resource management, as well as in-depth interviews with the Makassar Public Works and Spatial Planning Agency (PUPR), Makassar Water Company (PDAM), and industry players. The results of the study show that the implementation of tradeable permits has the potential to increase the efficiency of water allocation between sectors and encourage water resource conservation. However, challenges arise in terms of institutional aspects, monitoring mechanisms, and the readiness of quantitative data systems related to water utilization quotas. This study concludes that the implementation of tradeable permits for water resources in Makassar could be a progressive policy alternative, but it requires a clear operational legal basis, an integrated monitoring system, and cross-sector coordination between local government, PDAM, and business actors.