Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

ANAK PELAKU TINDAK PIDANA Heri, Ririn Nurfaathirany
Jurnal Office Vol. 2, No. 2, Juli - Desember 2016
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.906 KB) | DOI: 10.26858/jo.v2i2.2915

Abstract

Anak adalah masa depan kita, masa depan agama, masa depan bangsa dan harapan umat manusia. Jika suatu bangsa mengingikan masa depan yang baik, maka anak sebagai penerus bangsa adalah kunci utamanya. Anak tumbuh dengan menganalisis kondisi lingkungannya dan akan menyerap apa yang dilihat dan dirasakannya. Anak dapat melakukan penyimpangan-penyimpangan yang berujung pada perbuatan pidana. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Keterkaitan antara lingkungan, pendidikan dan keluarga terhadap pembentukan anak yang berhadapan dengan hukum serta penangan anak yang berhadapan dengan hukum. Penelitian ini bersifat penelitian lapangan yang dilaksanakan bulan Juni 2016 sampai Oktober 2016 yang berlokasi di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Makassar. Hasil Penelitian menunjukkan Keterkaitan ketiga variabel (Ekonomi/lingkungan, pendidikan dan pengawasan orang tua) tersebut dalam pembentukan ABH sangatlah erat, bisa diibaratkan bahwa kondisi yang demikian merupakan “Kepompong” dari suatu tindakan kriminal.  Pidana merupakan alternatif terakhir yang diberikan bila diversi tidak dapat dilakukan. Proses pembinaan ABH berbasis masyarakat, yang memberikan anak pendidikan secara Formal dan Informal sehingga anak menjadi lebih baik dan berfikir untuk masa depan yang lebih baik sehingga tidak mengulangi kesalahannya. Kata Kunci: Anak, Tindak Pidana
Perampasan Kemerdekaan dan Pembatasan Kebebasan dalam Hukum Heri, Ririn Nurfaathirany; Tahir, Heri; Junaeda, St; Syarif, Kurnia Ali
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2023 : PROSIDING EDISI 10
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Perampasan kebebasan atau pembatasan kebebasan dapat diartikan bukan hanya pidana penjara saja, namun dapat difenisikan sebagai suatu pembatasan kebebasan dalam segala bentuk. Sebagaimana defenisi kebebasan merupakan segala sesuatu yang dilakukan tanpa adanya kontrol dari orang lain atau Lembaga, bertindak tanpa paksaan . Tujuan Penelitian ini adalah Mengetahui perbedaan mendasar Perampasan Kemerdekaan dan Pembatasan Kebebasan. Penelitian ini bersifat normatif yang berlokasi di Universitas Negeri Makassar. Tekhnik pengumpulan data yang di gunakan adalah studi pustaka baik kepustakaan maupun internet. Tekhnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu menganalisis dan penafsiran data faktual dalam kaitannya dengan Perampasan Kemerdekaan dan Pembatasan Kebebasan. Hasil dari penelitian ini adalah istilah pembatasan kebebasan dapat digunakan untuk penangkapan dan penahanan. Sedangkan perampasan kemerdekaan digunakan bagi setiap orang yang menjalani proses pembatasan pergerakan seteh putusan pengadilan.  Kata Kunci: Pembatasan Kebebasan, Perampasan Kemerdekaan 
Peningkatan Kesadaran Hukum Serta Penanaman Karakter Pancasila Dikalangan Siswa Di Kota Makassar Tahir, Heri; Heri, Ririn Nurfaathirany; Junaeda, St.; Kasmita, Maya; Rizal, Muh.
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 3 (2024): Mei
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i3.903

Abstract

Kenakalan remaja dan kejahatan yang dilakukan oleh generasi muda tersinyalir telah meresahkan masyarakat, semisal kasus kekerasan sesama pelajar, pencurian, kasus asusila seperti free sex, pemerkosaan, perampokan disertai kekerasan, bahkan pembunuhan. Pendidikan Pancasila merupakan pondasi awal untuk menanamkan kesadaran hukum yang baik bagi anak. Sehingga pendidikan pancasila kemudian menjadi mata pelajaran wajib sejak di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama serta Sekolah Menengah Atas. Kenakalan remaja (Juvenile Deliquency) serta kejahatan yang dilakukan oleh anak  semakin merebak. Kasus kekerasan di sekolah Sudah terjadi sejak dulu, namun seiring perkembangan tekhnologi, kasus keekrasan disekolah semakin marak dan dipublikasikan oleh para pelaku kekerasan sebagai bentuk kebanggaan diri yang secara nyata sangat menyimpang dari nilai-nilai pancasila. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka sangat penting untuk dapat dilakukan diseminasi kepada siswa untuk dapat menanamkan kesadaran hukum dan karakter Siswa berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Adapun target luaran yang diharapkan dalam penyuluhan/pengabdian kepada masyarakat ini adalah hadir serta meningkatnya kesadaran hukum dan karakter Siswa berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Metode yang digunakan dalam penerapan pengabdian ini adalah observasi, testing, penyuluhan, dan evaluasi. Berhasilnya kegiatan ini dapat dilihat dari antusiasme peserta yang menjadi indikator keberhasilan yang dihitung sebagai faktor pendukung.
Diseminasi Pencegahan Kekerasan Seksual Di Perguruan Tinggi Heri, Ririn Nurfaathirany; Tahir, Heri; Umar, Firman; Muntazarah, Fediyatun; Ardani, Aulia Raihanah Salwa
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 3 (2024): Mei
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i3.905

Abstract

Kekerasan terhadap perempuan dan anak menjadi perhatian dunia. Namun, kasus kekerasan tidak hanya menempatkan perempuan dan anak sebagai korban, namun juga dapat melinatkan laki-laki sebagai korban kekerasan seksual. Kekerasan seksual berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlin-dungan Anak banyak terjadi diranah perguruan tinggi, namun tidak semua korban melaporkan kasus kekera-san seksual tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka dianggap penting untuk dapat memberikan diseminasi kepada civitas akademika agar dapat menyadari bahwa kekerasan seksual harus di lawan agar dapat mewujudkan kampus yang bebas dari kekerasan seksual. Metode yang digunakan dalam penerapan pengabdi-an ini adalah observasi, penyuluhan, dan evaluasi. Kegiatan pengabdian ini menambah pengetahuan bagi dosen, pegawai, mahasiswa dan warga kampus terkait jenis-jenis kekerasan seksual, subjek yang terlibat, ser-ta ancaman sanksi terhadap pelaku kekerasan seksual.
DISEMINASI PENCEGAHAN KEKERASAN, KEKERASAN SEKSUAL, DAN PENYALAHGUNAAN OBAT-OBATAN TERLARANG DI SATUAN PENDIDIKAN Heri, Ririn Nurfaathirany; Umar, Firman; Tahir, Heri; Gani, Andika Wahyudi; Sari, Dian Novita
Panrita Inovasi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 December 2024
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56680/pijpm.v3i2.68613

Abstract

Violence among students is increasingly widespread on social media. Cases of bullying, discrimination, brawls, sexual violence and illegal drug abuse are increasingly publicized and seem to be a trend among students. Throughout 2024, the Federation of Indonesian Teachers' Unions (FSGI) recorded various cases of violence in schools, especially bullying and sexual violence. On the other hand, student involvement in drug abuse is also increasing. Students become easy targets because of social and environmental pressure. The Ministry of Women's Empowerment and Child Protection (KemenPPPA) also reported an increase in the prevalence of violence against children. In 2024, physical violence experienced by girls will increase to 15.56%, while emotional violence against boys will reach 43.17%. This type of violence often has a negative impact on the mental and physical health of the victim. Based on this, the UNM PKM Team carried out dissemination on the prevention of violence and illegal drug abuse in educational units.
PKM PENYULUHAN PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN MEDIA SOSIAL DAN JEJARING SOSIAL DI KALANGAN REMAJA Tahir, Heri; Heri, Ririn Nurfaathirany; Satrul, Hairul Saleh; Patmawati, Susi Anita; Junaeda, St
Panrita Inovasi: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 December 2024
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56680/pijpm.v3i2.68616

Abstract

The development of juvenile delinquency and crime is no longer limited to physical, but also extends to cybercrime, terror and crime committed through social media and other electronic media, so that it becomes a special concern to be able to make prevention efforts through social media. From the many cases of cyberbullying in Indonesia, the Indonesian Child Protection Commission (KPAI) stated that most cyberbullying actions or behaviors are carried out by children and adolescents, because of the data obtained, from 253 cases of bullying, there were 122 children who were victims of cyberbullying and 131 children became perpetrators of cyberbullying itself seeing the development of technology and juvenile delinquency through social media and social networks, it is considered important to provide counseling to the younger generation, especially regarding Character Education as an Effort to Prevent Misuse of social media and social networks among Adolescents.Providing information related to criminal sanctions for misuse of social media and social networks among Adolescents is also important to be socialized so that it is hoped that adolescents can become agents of change in socializing media positively. Based on the evaluation results of the extension activities in the context of implementing Community Service activities, it can be concluded that this activity is considered successful and successful. This activity is said to be successful because it can be seen from the participants who are expected to attend exceeding the target, namely above 150 participants, and exceeding the capacity of the facilities provided. Seeing the enthusiasm of the participants who attended, this activity is considered very interesting and needed by educational units. The quiz activity carried out as the closing of the activity showed an increase in student and teacher knowledge related to the material provided.
Kekerasan Seksual Di Perguruan Tinggi Dalam Perspektif Sosio-Yuridis Umar, Firman; Siswanti, Dian Novita; Heri, Ririn Nurfaathirany; Gani, Andika Wahyudi
Seminar Nasional LP2M UNM SEMINAR NASIONAL 2024 : PROSIDING EDISI 10
Publisher : Seminar Nasional LP2M UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kekerasan di lingkungan perguruan tinggi terus mengalami peningkatan dan dalam kondisi yang memprihatinkan sehingga dibuat regulasi yang mengatur secara khusus hal tersebut. Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi hadir karena Semakin meningkatnya kekerasan seksual yang terjadi pada ranah komunitas termasuk perguruan tinggi secara langsung atau tidak langsung akan berdampak pada kurang optimalnya penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi dan menurunkan kualitas pendidikan tinggi. Penelitian ini bersifat Normatif yang berlokasi di Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini menggunakan model/metode deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan dan mendeskripsikan data yang diperoleh dengan bentuk presentase. Tekhnik pengumpulan data yang di gunakan adalah studi pustaka. Sedangkan tekhnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu menganalisis dan penafsiran data faktual dalam kaitannya dengan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi. Kekerasan seksual meliputi pemerkosaan, perbuatan cabul, hukuman yang bernuasa seksual, yang dimana memiliki dampak yang merusak bagi korban, termasuk psikologis, emosional dan fisik. Oleh karena itu, untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan mendukung, pencegahan kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi menjadi sangat penting. Dalam hal ini, Kekerasan seksual terjadi karena kondisi, lingkungan dan relasi kuasa. Kekerasan seksual merupakan salah satu bentuk kekerasan yang merusak, melibatkan tindakan yang melanggar batasan pribadi, seperti pelecehan seksual, pemerkosaan, atau eksploitasi seksual. Dampak buruknya antara lain trauma fisik, emosional, dan psikologis terhadap korban. Mengatasi permasalahan kekerasan seksual memerlukan pemahaman yang   mendalam   dan upaya kolaboratif dari berbagai sektor. Kata Kunci: Kekerasan Seksual, Relasi Kuasa.
Penguatan Pemahaman Budaya dan Kearifan Lokal Melalui Penguasaan Bahasa Daerah Junaeda, St; Tahir, Hery; Kasmita, Maya; Heri, Ririn Nurfaathirany; Henri, Henri
Society : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 6 (2024): November
Publisher : Edumedia Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55824/jpm.v3i6.469

Abstract

Era globalisasi yang disertai dengan kemajuan teknologi membawa banyak kemudahan dalam mengakses sumber ilmu pengetahuan. Arus globalisasi semakin mendekatkan jarak antarnegara, bahkan antarbenua serta kemudahan dalam mengakses informasi secara real time. Keberagaman budaya merupakan aset yang sangat berharga sebagai salah satu modal untuk memahami konsep multikulturalisme. Dengan pemahaman terhadap keberagaman budaya tersebut diharapkan dapat menciptakan hubungan yang harmonis dalam hubungan sosial termasuk untuk menghadirkan sikap inklusif. Keberagaman budaya tersebut merupakan warisan kolektif yang harus dilindungi, dikembangkan dan dimanfaatkan. Dengan terciptanya kesadaran dan pemahaman terhadap keberagaman budaya, dapat mendorong upaya semua pihak untuk membangun komunikasi dan menciptakan kesadaran bahwa semua budaya adalah sederajat dan tidak ada budaya yang lebih tinggi dari budaya yang lain. Dalam konteks yang lebih luas, kesadaran tersebut dapat membangun jembatan antarbangsa sehingga muncul sikap saling pengertian dan kerja sama lintas budaya. Bahasa sebagai salah satu unsur kebudayaan sangat penting bagi keberlangsungan peradaban manusia. Pemahaman dan penguasaan Bahasa Daerah penting, tidak hanya sebagai identitas kelompok masyarakat tertentu, tetapi juga sebagai penanda keberagaman budaya. 
Characteristics of Child-friendly Cities: A Bibliometric Study Kasmita, Maya; Niswaty, Risma; Heri, Ririn Nurfaathirany
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol. 19 No. 2 (2024): October
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/sa.v19i2.22323

Abstract

Women and children are two groups that are particularly susceptible to exploitation and violence. As women and children must be protected from all forms of violence and exploitation and conditioned with education and care so that all of their potential and talents can grow and develop optimally, women must be empowered to be independent and self-reliant without forgetting their nature. In order to enhance performance, this study examines urban planning and metrics of kid-friendly cities. Google Scholar is used to find credible and nationally accredited journals for this literature review, which uses articles from a variety of studies. According to the study, child-friendly cities only became popular in 2018, and very few Indonesian cities—especially Makassar—have adopted these ideas. More studies on social impact, children's autonomous mobility, playgrounds, city planning, safety, community, smart cities, kid-friendly environments, social evolution, health initiatives, transportation, and poverty are needed, according to the study. The study intends to serve as a guide for enhancing performance in cities that are kid-friendly.
Penanaman Nilai Berkebinekaan Global untuk Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila di SMP Negeri 3 Salomekko Bahri, Bahri; Tati, Andi Dewi Riang; Asmunandar, Asmunandar; Sumardin, Oschar; Heri, Ririn Nurfaathirany
Jurnal Lamellong: Pengabdian Kepada Masyarakat (JLPM) Volume 2, Nomor 1, April 2025
Publisher : ASHA Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70188/zevk2160

Abstract

Pengabdian ini dilatarbelakangi fenomena kemajemukan bangsa Indonesia yang masyarakatnya terdiri dari berbagai suku, agama, ras, dan budaya. Adanya keberagaman ini menjadikan jati diri unik dari bangsa Indonesia. Di sisi lain, keragaman tersebut juga mengandung potensi masalah. Jumlah suku yang besar sering kali menjadi perhatian karena dapat menimbulkan banyak masalah dan mudah terpecah karena perbedaan bahasa, politik dan ekonomi. Kita harus mencoba mendidik masyarakat tentang seperti apa negara ini dan terus mendukung toleransi dan keragaman sebagai bangsa multikultural dan menggunakan strategi untuk mempromosikan budaya. Upaya yang tepat untuk itu adalah mengajarkan nilai multikultural melalui mata pelajaran sejarah untuk membentuk karakter profil pelajar Pancasila. Berdasarkan hasil pengabdian, menunjukkan bahwa pembelajaran nilai multikultural dalam mata pelajaran sejarah dapat diajarkan oleh guru melalui 2 cara, yakni mengajar materi (mengintegrasikan nilai kebhinekaan global dalam pembelajaran) di dalam kelas, dan mengajarkan perilaku toleransi secara langsung kepada peserta didik.