Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Perawatan Payudara terhadap Kelancaran Asi pada Ibu Nifas di RSUD Syeh Yusuf Kabupaten Gowa Rahmatia, Sitti; Harliani, Harliani; Basri, Muhammad
Nursing Inside Community Vol 1 No 3 (2019): Nursing Inside Community
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.803 KB) | DOI: 10.35892/nic.v1i3.197

Abstract

Perawatan payudara adalah suatu cara memperlihatkan secara langsung pada ibu nifas tentang cara perawatan payudara melalui pemberian rangsangan pada otot-otot payudara untuk memperlancar ASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelancaran ASI ibu nifas setelah diberikan perawatan payudara.Penelitian ini merupakan penelitian Quasi eksperimen dengan pendekatan pre test dan post test, sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas hari pertama di wilayah kerja Puskesmas Lancirang yang berjumlah 15 orang kelompok eksperimen dan 15 orang kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian ini diolah dengan menggunakan uji Wilcoxon dengan nilai standar p< 0,05.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk kelompok eksperimen ada pengaruh perawatan payudara terhadap kelancaran ASI pada ibu nifas dengan nilai p = 0,000. Sedangkan untuk kelompok kontrol nilaip = 0,083. Hal ini menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol yang tidak diberikan perawatan payudara tidak memberikan hasil yang bermakna.Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh perawatan payudara terhadap kelancaran ASI pada ibu nifas. Saran yang dapat diberikan khususnya untuk Puskesmas Lancirang agar perawatan payudara diberikan secara berkesinambungandemi tercapainya pemberian ASI eksklusif.
Pemberdayaan Masyarakat Pada Pengendalian Hipertensi Dan Pencegahan Komplikasi Di Kelurahan Banta Bantaeng Kecamatan Rappocini Kota Makassar Harliani, Harliani; Rahmatia, Sitti
Media Implementasi Riset Kesehatan Vol 6 No 1 (2025): Media Implementasi Riset Kesehatan (Juni)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mirk.v6i1.1276

Abstract

Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat  dimana revalensinya di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia meningkat setiap tahun. Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya komplikasi serius seperti stroke,  jantung dan penyakit ginjal. Di kelurahan Banta-bantaeng Kasus hipertensi juga meningkat  setiap tahun.  Oleh karena itu deteksi dini dan penanganan yang tepat sangatlah penting. Kader kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di masyarakat memiliki peran krusial dalam upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi. Pelaksanaan pelatihan ini  dilakukan pada 8 RW diwakili satu orang kader setiap RW.  Pelatihan  dilakukan selama 3 hari  meliputi pemberian materi  Hipertensi serta  praktek pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan denyut nadi. Hasil kegiatan  pelatiahan didapatkan   perubahan pengetahuan dan keterampilan yang yang  signifikan, dimana  terjadi peningkatan pengetahuan dari 29% Menjadi  92% dan  peningkatan  keterampilan dari satu kader yang mampu  melakukan.  pengukuran tekanan  darah serta menghitung denyut nadi  menjadi 8 (100%) kader. Dengan demikian 8 Kader  yang telah mengukuti pelatihan ini mempunyai kemampuan untuk  berkontribusi dalam pelaksanaan deteksi dini hipertensi sesuai dengan peran kader di Masyarakat.  Langkah ini sejalan dengan upaya promotif dan preventif dalam sistem layanan kesehatan primer yang menjadi fokus utama dalam menurunkan beban penyakit tidak menular di Indonesia termasuk Hipertensi Kata kunci: Pemberdayaan , Kader, Pelatihan, Hipertensi
Sosialisasi Kecerdasan Anak (Multiple Intelegence) di Baubau Wulandari, Rezky; Dewi, Dewi; Heriana, Heriana; Harliani, Harliani; Sarmin, Yuti; Sarpan, Lisna Wati; Erfina, Erfina; Naniar, Naniar; Nurhayani, Nurhayani; Sahidin, Sahidin
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31316/jk.v6i2.3584

Abstract

AbstrakMultiple Intelligences yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda merupakan salah satu teori kecerdasan yang memperoleh banyak pengakuan akhir-akhir ini. Teori ini dicetuskan oleh Howard Gardner, psikolog dari Harvard. Mula-mula Gardner menemukan tujuh jenis kecerdasan tetapi kemudian mengembangkannya menjadi delapan, dan membahas kemungkinan kecerdasan yang ke sembilan. Kecerdasan menurut Gardner diartikan sebagai suatu kemampuan, dengan proses kelengkapannya, yang sanggup menangani kandungan masalah yang spesifik di dunia. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa orang yang memiliki jenis kecerdasan tertentu, kecerdasan musikal misalnya, akan menunjukkan kemampuan tersebut dalam setiap aspek hidupnya. Dikatakan lebih lanjut bahwa setiap orang memiliki delapan jenis kecerdasan dalam tingkat yang berbeda-beda. Kedelapan jenis kecerdasan itu memiliki komponen inti dan ciri-ciri. Kehadiran ciri-ciri pada individu menentukan kadar profil kecerdasannya. Dalam kehidupan nyata, kecerdasan-kecerdasan itu hadir dan muncul bersama-sama atau berurutan dalam suatu atau lebih aktivitas. Dalam kasus khusus, ditengarai adanya individu savant, yakni orang yang memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tinggi pada satu jenis kecerdasan, namun rendah dalam kecerdasan yang lain. Dalam dunia pendidikan, teori multiple intelligences mulai diterima karena dianggap lebih melayani semua kecerdasan yang dimiliki anak. Konsep MI menjadikan pendidik lebih arif melihat perbedaan, dan menjadikan anak merasa lebih diterima dan dilayani. Konsep ini “menghapus” mitos anak cerdas dan tidak cerdas, karena menurut konsep ini, semua anak hakikatnya cerdas. Hanya saja konsep cerdas itu perlu diredefinisi dengan landasan baru.Kata Kunci: Kecerdasan Anak, Anak Usia Dini AbstractMultiple Intelligences which in Indonesian translated as compound intelligence or multiple intelligences is one of the theories of intelligence that has gained a lot of recognition recently. This theory was coined by Howard Gardner, a psychologist from Harvard. At first Gardner discovered seven types of intelligence but later developed them into eight, and discussed the possibility of a ninth intelligence. Intelligence according to Gardner is defined as an ability, with its completeness process, that is able to deal with the content of problems specific to the world. Despite this, it does not mean that a person who has a certain type of intelligence, musical intelligence for example, will show such abilities in every aspect of his life. It is further said that everyone has eight types of intelligence in different levels. All eight types of intelligence have core components and traits. The presence of traits in the individual determines the level of his intelligence profile. In real life, those intelligences are present and appear together or sequentially in an activity or more. In special cases, it is suspected that there is a savant individual, that is, a person who has a very high level of intelligence in one type of intelligence, but is low in intelligence in another. In the world of education, the theory of multiple intelligences began to be accepted because it was considered to better serve all the intelligence that the child had. The MI concept makes educators wiser to see differences, and makes children feel more welcome and served. This concept "erases" the myth of intelligent and unintelligent children, because according to this concept, all children are essentially intelligent. It's just that the intelligent concept needs to be redefined with a new foundation.Keywords: Child Intelligence, Early Childhood
PENGGUNAAN VIDIO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPAUAN MELAKUKAN SENAM PADA PENDERITA DIABETIK DI PUSKESMAS MINASA UPA KOTA MAKASSAR: Utilizing Video Media to Enhance Exercise Performance Among Patients with Diabetes Mellitus at Minasa Upa Primary Health Center, Makassar. Harliani, Harliani; Maryam, Sulfa
Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar Vol 16 No 2 (2025): Media Keperawatan: Poltekkes Kemenkes Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu komplikasi serius pada penderita diabates melitus adalah neuropati perifer. hal ini dapat berdampak pada ulkus diabetikum dan amputasi bila tidak dilakukan pearwatan dengan baik . Salah satu upaya pencegahan komplikasi adalah dengan senam kaki diabetik. Untuk meningkat kemampuan penderti melakukan senam diabetik maka Media video dipandang sebagai sarana edukasi efektif karena mampu memberikan panduan visual dan auditori secara bersamaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan penderita diabetes melitus dalam melakukan senam kaki setelah diberikan edukasi melalui media video di Puskesmas Minasa Upa Kota Makassar. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan lima informan berusia di atas 60 tahun. Data dikumpulkan melalui observasi sembilan indikator gerakan senam kaki sebelum dan sesudah intervensi, serta wawancara mendalam untuk mengeksplorasi pengalaman dan persepsi informan terhadap media video. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan yang signifikan dari sebelum menggunakan vidio (28,6%) dan meningkat menjadi 93% setelah menonton video sebanyak tiga kali. Hasil penilaian responden bahwa video mudah diikuti, jelas secara visual dan audio, serta membantu memahami gerakan yang sebelumnya belum diketahui. Disarankan untuk vidio perlu ada penjelesan tentang manfaat setiap gerakan agar lebih komprehensif. Kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa bahwa media video efektif meningkatkan kemampuan senam kaki pada penderita diabetes melitus, sehingga dapat dijadikan alternatif edukasi praktis di layanan kesehatan primer.
IMPLEMENTASI PENCEGAHAN STUNTING PADA ANAK REMAJA PUTRI DI KELURAHAN BANTA-BANTAENG KECAMATAN RAPPOCINI KOTA MAKASSAR Erlina Y Kongkoli; Harliani, Harliani; Dyah Ekowatiningsih; Sudirman, Sudirman
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 7 (2025): Desember 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Remaja putri merupakan komunitas kunci yang membutuhkan perhatian pemerintah dan layanan kesehatan terkait kesehatan mereka. Sejumlah besar dari mereka menderita anemia, suatu kondisi yang lazim di Indonesia menurut data tahun 2018. Jumlah ini kemungkinan akan meningkat tanpa adanya tindakan pencegahan. Dampak anemia meluas hingga masa remaja hingga kehamilan berikutnya, yang berpotensi menyebabkan stunting pada anak. Oleh karena itu, pencegahan dini selama masa remaja sangat penting untuk memastikan kesehatan sebelum menikah. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan program pencegahan stunting dengan meningkatkan status kesehatan remaja putri di Desa Banta-Bantaeng, Makassar. Upaya ini difokuskan pada pencegahan anemia sebagai faktor risiko utama stunting sejak usia muda. Metode: Metode pelaksanaannya melibatkan kombinasi pemberian tablet suplemen zat besi (Fe), latihan fisik, dan tambahan protein dari telur. Pendekatan terpadu ini diharapkan memberikan hasil yang optimal. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tablet Fe, telur, dan latihan fisik berhasil meningkatkan kadar hemoglobin remaja putri. Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa kombinasi tablet zat besi, konsumsi protein telur, dan aktivitas fisik teratur dapat secara efektif meningkatkan kadar hemoglobin pada remaja putri.