Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Jurnal Atma Inovasia

Penataan Lingkungan Kantor Desa Caturharjo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul Sekarlangit, Nimas; Setiadi, Amos; Putri, Riana Novita Rachmanti
Jurnal Atma Inovasia Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (727.97 KB) | DOI: 10.24002/jai.v2i1.4967

Abstract

Desa Caturharjo mulai dikembangkan menjadi Kawasan Desa Wisata dengan membedayakan masyakarat secara terpadu. Desa wisata tersebut di kembangkan oleh pemerintah, sawsta dan masyarakat dengan melakukan secara gotong royong.  Desa Caturharjo memiliki potensi yang dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata. Pengabdian pada Masyarakat dilaksanakan bersama mitra berupa penataan desain lingkungan kantor desa Caturharjo yaitu penataan Kawasan alun-alun. Penataan Kawasan Alun-alun berkonsep pada arsitektur tropis. Hal ini dikarenakan desa Caturharjo yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta ingin tetap melestarikan material local dan pemanfaatan penghawaan alami dan pencahayaan alami untuk mengurangi penggunaan energi. Pengabdian yang dilakukan menggunakan metode pendekatan terhadap pihak desa dengan melakukan observasi, wawancara dan analisis. Analisis yang dilakukan adalah analisis SWOT terhadap fasilitas yang ada di desa Caturharjo. Analisis dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari desa tersebut. Hasil pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat berupa desain penataan lapangan desa sebagai alun-alun desa. Pekarangan kemungkinan akan menjadi identitas caturharjo Desa. Masyarakat sekitar diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik. Hasilnya sarana penunjang yang terdiri dari kawasan kuliner, area duduk, area air mancur, gazebo, dan lapangan sepak bola mini.
Master Plan Wisata Desa Segoroyoso, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul Setiadi, Amos; Sekarlangit, Nimas; Sthepan, Theodorus; Anggarajati
Jurnal Atma Inovasia Vol. 2 No. 5 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (750.785 KB)

Abstract

Kapanewon Pleret is one of the areas with an element of tourism, considering its location and state, primarily hills; besides that, there are many other potentials, including hilly nature tourism and the Suharto monument. The arrangement of the Segoroyoso Tourism Area is carried out with the stages and methods of preparation, including the preparation of an activity plan; Collecting data, both primary data and secondary data, through field observations, measuring the site, documentation, and interviews; Study of literature on the concept of site design, natural tourism areas, spatial regulations in Bantul Regency; Qualitative descriptive data analysis; and the concept and design of the Master Plan. The design of supporting facilities involves the role of residents as active managers of the Pangul hill area and the Suharto monument. The community's commitment is very good with the efforts that have been made in the form of providing supporting facilities independently. Citizens' awareness and response to this tourism potential will benefit from increasing welfare through community involvement in managing this tourism potential. The Segoroyoso tourist area is expected to develop as an attractive and sustainable natural tourism destination.
Perancangan “Alas Jati” Sebagai Wisata Alam di Desa Wisata Caturharjo, Bantul Sekarlangit, Nimas; Setiadi, Amos; Priatama, Andika
Jurnal Atma Inovasia Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v3i1.6514

Abstract

Desa Wisata merupakan pedesaan yang memiliki karakteristik khusus dan dapat digunakan sebagai daerah tujuan wisata karena penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya asli. Faktir pendukung desa wisata adalah pertanian, kekayaan alam dan struktur sosial yang masih asli. Salah satu desa wisata yang memiliki tradisi dan alam yang masih asli adalah Desa Caturharjo. Desa ini memiliki kekayaan pemandangan alam yang indah yang menyebar di seluruh wilayah. Salah satu potensi wisata alam yang menjadi unggulan adalah wisata alam Alas Jati. Wisata ini memiliki keunikan karena hutan jati tumbuh di batu kapur bekas pertambangan kapur. Pohon jati memiliki karakteristik akan menggugurkan daunnya pada musim kemarau, sehingga hutan tersebut akan tampak berwarna putih pada saat musim kemarau. Metode yang digunakan untuk mencari kebutuhan pengguna adalah metode observasi lapangan dan wawancara dengan pihak desa. Pengaruh budaya yang kental dan tuntuntan akan modernitas membuat perancangan masterplan kawasan wisata Alas Jati menggunakan konsep Neo-Vernakular . Konsep tersebut mampu menyatukan lokalitas dan modernitas. Penggunaan konsep Neo-Vernakular tercermin dalam desain fasilitas wisata dan material yang digunakan.
Perancangan Destinasi Wisata Taman Kuliner Gilangharjo dan Lapangan Jodog dengan Pendekatan Third Place Cininta, Mutiara; Sekarlangit, Nimas; Wicaksono, Galih Bimo
Jurnal Atma Inovasia Vol. 3 No. 6 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v3i6.7871

Abstract

Taman Kuliner Gilangharjo merupakan salah satu titik destinasi wisata andalan yang direncanakan menjadi pusat wisata kuliner di Desa Gilangharjo. Namun sejak diresmikan pada tahun 2022, kondisinya semakin sepi dikarenakan aktivitas pada beberapa ruang yang tidak semestinya dan bahkan mengganggu di sekitar area tersebut. Padahal letaknya yang berdekatan dengan Lapangan Jodog yang sehari-harinya ramai digunakan warga sebagai tempat berolahraga, membuat lokasi ini dapat menjadi destinasi wisata yang berpotensi besar bagi Desa Gilangharjo sebagai desa wisata. Adanya atraksi rutin yang mampu menarik warga sekitar maupun wisatawan lokal seperti gerobak sapi dan pasar klitikan setiap Pon, telah menjadi tradisi dan budaya khas masyarakat Gilangharjo semakin memperkuat potensi area ini menjadi ruang publik maupun destinasi wisata baru. Menggunakan pendekatan ruang ketiga (third place), area Taman Kuliner Gilangharjo dan Lapangan Jodog diolah kembali agar pengunjung lintas komunitas lebih banyak berkegiatan di tempat ini, mulai dari bersosialisasi, bersantai, dan menghabiskan waktu mereka. Metode yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan abdimas ini adalah dengan analisis SWOT, diawali dengan identifikasi kekuatan, kekurangan, peluang dan ancaman melalui survei dan wawancara dengan pihak desa dan pemangku kepentingan terkait. Kegiatan ini menghasilkan rancangan masterplan Taman Kuliner Gilangharjo dan Lapangan Jodog dengan fasilitas tambahan seperti pasar klitikan, musholla, dan area olahraga.
Perencanaan Pasar Tiban Dan Lahan Pertanian Sebagai Desa Wisata Gilangharjo Sekarlangit, Nimas; Cininta, Mutiara; Seran, Arnoldus Jansen Klau
Jurnal Atma Inovasia Vol. 4 No. 4 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v4i4.8503

Abstract

Pengembangan pariwisata desa, khususnya Desa Gilangharjo, mencapai perkembangan pesat dengan memanfaatkan potensi alam, budaya, dan kearifan lokal sebagai daya tarik utama. Pengabdian ini merinci perencanaan strategis pasar tiban dan lahan pertanian di Gilangharjo, mengidentifikasi kesiapan masyarakat lokal sebagai krusial. Pengembangan agrowisata dan identifikasi prinsip-prinsip ekowisata menjadi dasar penting, sementara pengelolaan sumber daya alam dan kearifan lokal menonjol dalam pengembangan desa. Peran aktif masyarakat, terutama dalam pemberdayaan berbasis kearifan lokal, menjadi fokus penting. Aspek ekonomi lokal dan strategi pengembangan pasar tiban juga mendapat perhatian serius. Integrasi sentra kuliner, fasilitas penunjang, dan pemberdayaan masyarakat membuktikan dampak positif pada pengembangan pariwisata. Proses pengembangan pasar tiban di Gilangharjo mengusung konsep tradisional Jawa dengan limasan sebagai elemen utama, menciptakan dampak positif pada ekonomi lokal, lapangan kerja, dan kontrol masyarakat terhadap desa. Integrasi prinsip-prinsip pertanian ke dalam kegiatan wisata pedesaan menjadi faktor kunci untuk keberlanjutan. Dengan pendekatan komprehensif dan partisipatif, pengembangan desa wisata di Gilangharjo terbukti sebagai proses kompleks yang berhasil meningkatkan kesejahteraan dan keberlanjutan.
Penataan Lingkungan Kantor Desa Caturharjo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul Sekarlangit, Nimas; Setiadi, Amos; Putri, Riana Novita Rachmanti
Jurnal Atma Inovasia Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v2i1.4967

Abstract

Desa Caturharjo mulai dikembangkan menjadi Kawasan Desa Wisata dengan membedayakan masyakarat secara terpadu. Desa wisata tersebut di kembangkan oleh pemerintah, sawsta dan masyarakat dengan melakukan secara gotong royong.  Desa Caturharjo memiliki potensi yang dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata. Pengabdian pada Masyarakat dilaksanakan bersama mitra berupa penataan desain lingkungan kantor desa Caturharjo yaitu penataan Kawasan alun-alun. Penataan Kawasan Alun-alun berkonsep pada arsitektur tropis. Hal ini dikarenakan desa Caturharjo yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta ingin tetap melestarikan material local dan pemanfaatan penghawaan alami dan pencahayaan alami untuk mengurangi penggunaan energi. Pengabdian yang dilakukan menggunakan metode pendekatan terhadap pihak desa dengan melakukan observasi, wawancara dan analisis. Analisis yang dilakukan adalah analisis SWOT terhadap fasilitas yang ada di desa Caturharjo. Analisis dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari desa tersebut. Hasil pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat berupa desain penataan lapangan desa sebagai alun-alun desa. Pekarangan kemungkinan akan menjadi identitas caturharjo Desa. Masyarakat sekitar diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik. Hasilnya sarana penunjang yang terdiri dari kawasan kuliner, area duduk, area air mancur, gazebo, dan lapangan sepak bola mini.
Master Plan Wisata Desa Segoroyoso, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul Setiadi, Amos; Sekarlangit, Nimas; Sthepan, Theodorus; Anggarajati
Jurnal Atma Inovasia Vol. 2 No. 5 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v2i5.6323

Abstract

Kapanewon Pleret is one of the areas with an element of tourism, considering its location and state, primarily hills; besides that, there are many other potentials, including hilly nature tourism and the Suharto monument. The arrangement of the Segoroyoso Tourism Area is carried out with the stages and methods of preparation, including the preparation of an activity plan; Collecting data, both primary data and secondary data, through field observations, measuring the site, documentation, and interviews; Study of literature on the concept of site design, natural tourism areas, spatial regulations in Bantul Regency; Qualitative descriptive data analysis; and the concept and design of the Master Plan. The design of supporting facilities involves the role of residents as active managers of the Pangul hill area and the Suharto monument. The community's commitment is very good with the efforts that have been made in the form of providing supporting facilities independently. Citizens' awareness and response to this tourism potential will benefit from increasing welfare through community involvement in managing this tourism potential. The Segoroyoso tourist area is expected to develop as an attractive and sustainable natural tourism destination.
Perancangan “Alas Jati” Sebagai Wisata Alam di Desa Wisata Caturharjo, Bantul Sekarlangit, Nimas; Setiadi, Amos; Priatama, Andika
Jurnal Atma Inovasia Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v3i1.6514

Abstract

Desa Wisata merupakan pedesaan yang memiliki karakteristik khusus dan dapat digunakan sebagai daerah tujuan wisata karena penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya asli. Faktir pendukung desa wisata adalah pertanian, kekayaan alam dan struktur sosial yang masih asli. Salah satu desa wisata yang memiliki tradisi dan alam yang masih asli adalah Desa Caturharjo. Desa ini memiliki kekayaan pemandangan alam yang indah yang menyebar di seluruh wilayah. Salah satu potensi wisata alam yang menjadi unggulan adalah wisata alam Alas Jati. Wisata ini memiliki keunikan karena hutan jati tumbuh di batu kapur bekas pertambangan kapur. Pohon jati memiliki karakteristik akan menggugurkan daunnya pada musim kemarau, sehingga hutan tersebut akan tampak berwarna putih pada saat musim kemarau. Metode yang digunakan untuk mencari kebutuhan pengguna adalah metode observasi lapangan dan wawancara dengan pihak desa. Pengaruh budaya yang kental dan tuntuntan akan modernitas membuat perancangan masterplan kawasan wisata Alas Jati menggunakan konsep Neo-Vernakular . Konsep tersebut mampu menyatukan lokalitas dan modernitas. Penggunaan konsep Neo-Vernakular tercermin dalam desain fasilitas wisata dan material yang digunakan.
Perancangan Destinasi Wisata Taman Kuliner Gilangharjo dan Lapangan Jodog dengan Pendekatan Third Place Cininta, Mutiara; Sekarlangit, Nimas; Wicaksono, Galih Bimo
Jurnal Atma Inovasia Vol. 3 No. 6 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v3i6.7871

Abstract

Taman Kuliner Gilangharjo merupakan salah satu titik destinasi wisata andalan yang direncanakan menjadi pusat wisata kuliner di Desa Gilangharjo. Namun sejak diresmikan pada tahun 2022, kondisinya semakin sepi dikarenakan aktivitas pada beberapa ruang yang tidak semestinya dan bahkan mengganggu di sekitar area tersebut. Padahal letaknya yang berdekatan dengan Lapangan Jodog yang sehari-harinya ramai digunakan warga sebagai tempat berolahraga, membuat lokasi ini dapat menjadi destinasi wisata yang berpotensi besar bagi Desa Gilangharjo sebagai desa wisata. Adanya atraksi rutin yang mampu menarik warga sekitar maupun wisatawan lokal seperti gerobak sapi dan pasar klitikan setiap Pon, telah menjadi tradisi dan budaya khas masyarakat Gilangharjo semakin memperkuat potensi area ini menjadi ruang publik maupun destinasi wisata baru. Menggunakan pendekatan ruang ketiga (third place), area Taman Kuliner Gilangharjo dan Lapangan Jodog diolah kembali agar pengunjung lintas komunitas lebih banyak berkegiatan di tempat ini, mulai dari bersosialisasi, bersantai, dan menghabiskan waktu mereka. Metode yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan abdimas ini adalah dengan analisis SWOT, diawali dengan identifikasi kekuatan, kekurangan, peluang dan ancaman melalui survei dan wawancara dengan pihak desa dan pemangku kepentingan terkait. Kegiatan ini menghasilkan rancangan masterplan Taman Kuliner Gilangharjo dan Lapangan Jodog dengan fasilitas tambahan seperti pasar klitikan, musholla, dan area olahraga.
Perencanaan Pasar Tiban Dan Lahan Pertanian Sebagai Desa Wisata Gilangharjo Sekarlangit, Nimas; Cininta, Mutiara; Seran, Arnoldus Jansen Klau
Jurnal Atma Inovasia Vol. 4 No. 4 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v4i4.8503

Abstract

Pengembangan pariwisata desa, khususnya Desa Gilangharjo, mencapai perkembangan pesat dengan memanfaatkan potensi alam, budaya, dan kearifan lokal sebagai daya tarik utama. Pengabdian ini merinci perencanaan strategis pasar tiban dan lahan pertanian di Gilangharjo, mengidentifikasi kesiapan masyarakat lokal sebagai krusial. Pengembangan agrowisata dan identifikasi prinsip-prinsip ekowisata menjadi dasar penting, sementara pengelolaan sumber daya alam dan kearifan lokal menonjol dalam pengembangan desa. Peran aktif masyarakat, terutama dalam pemberdayaan berbasis kearifan lokal, menjadi fokus penting. Aspek ekonomi lokal dan strategi pengembangan pasar tiban juga mendapat perhatian serius. Integrasi sentra kuliner, fasilitas penunjang, dan pemberdayaan masyarakat membuktikan dampak positif pada pengembangan pariwisata. Proses pengembangan pasar tiban di Gilangharjo mengusung konsep tradisional Jawa dengan limasan sebagai elemen utama, menciptakan dampak positif pada ekonomi lokal, lapangan kerja, dan kontrol masyarakat terhadap desa. Integrasi prinsip-prinsip pertanian ke dalam kegiatan wisata pedesaan menjadi faktor kunci untuk keberlanjutan. Dengan pendekatan komprehensif dan partisipatif, pengembangan desa wisata di Gilangharjo terbukti sebagai proses kompleks yang berhasil meningkatkan kesejahteraan dan keberlanjutan.