Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

EFEKTIFITAS EVAKUASI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SMART DESIGN PADA MALL MALIOBORO Sekarlangit, Nimas
Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Vol 1, No 1 (2019): Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (710.923 KB)

Abstract

Salah satu konsep penting proteksi kebakaran di bangunan adalah evakuasi yang cepat dan memadai kepada semua penghuni gedung. Pada saat terjadi kebakaran, ada empat hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan bahaya api, yaitu penghuni bangunan (manusia), isi bangunan (harta), struktur bangunan dan bangunan yang letaknya bersebelahan. Mal Malioboro termasuk mall pertama di Yogyakarta dengan fungsi yang kompleks. Proteksi kebakaran pada mal ini dapat dikategorikan menggunakan proteksi kebakaran konvensional, dengan hanya memiliki satu jalur evakuasi kebakaran. Penggunaan jalur evakuasi kebakaran konvensional dapat menyebabkan efektifitas evakuasi terganggu. Oleh sebab itu makalah ini akan meneliti tentang efektifitas evakuasi kebakaran pada Mal Malioboro sebelum dan setelah menggunakan smart design bagi pengunjung normal dan yang memiliki keterbatasan. Metode yang digunakan adalah metode simulasi menggunakan angka. Rumus-rumus yang digunakan berkaitan dengan waktu yang dibutuhkan pengunjung untuk menyelamatkan diri ketika terjadi kebakaran pada bangunan. Hasilnya efisiensi waktu evakuasi yang dapat dilakukan oleh mal malioboro sebelum dan sesudah menggunakan smart design adalah 70%.Kata kunci : evakuasi kebakaran, proteksi kebakaran, smart designOne important concept of fire protection in buildings is a rapid and adequate evacuation of all occupants of the building. In the event of a fire, there are four things that need to be considered related to the danger of fire, there are the occupants of the building (humans), the contents of the building (property), the structure of buildings and buildings that are located side by side. Malioboro Mall includes the first mall in Yogyakarta with complex functions. Fire protection in these malls can be categorized using conventional fire protection, with only one fire evacuation route. The use of conventional fire evacuation routes can cause the effectiveness of evacuation to be disrupted. Therefore this paper will examine the effectiveness of fire evacuation at Malioboro Mall before and after using the smart design for normal visitors and those who have limitations. The method used is a simulation method using calculations. The formulas are the time it takes for visitors to save themselves when building fires. The result is that the evacuation time efficiency can be done by the Malioboro mall before and after using smart design is 70%.Keywords: fire evacuation, fire protection, smart design
Keterkaitan Desain Ruang Publik Dengan Perilaku Pengunjung Mall Di Yogyakarta Kasus : Ambarrukmo Plaza Dan Galeria Mall Sekarlangit, Nimas
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 17, No 2 (2019)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ruas.2019.017.02.4

Abstract

The lifestyle of urban people who prefer shopping in shopping centers rather than traditional markets makes the construction of shopping centers in big cities even bigger. The difference in mall level and the shape of public space offered by the mall are related to visitor behavior. Visitor activities can vary depending on the way they describe the public spaces offered in the mall. This study uses two malls located on Yogyakarta's Adisucipto Road, namely Galeria Mall and Ambarrukmo Plaza. The selection is due to its location on the main road of Yogyakarta. This research aims to study the relationship between the public spaces design and the behavior of visitors at the mall. The method used is descriptive qualitative by recording all activities and designs of public spaces in the mall and analyzing their interrelationships. The results show that Ambarrukmo Plaza and Galeria Mall use a sociopetal space with regulatory spaces that tend to unite individuals to create social interaction. This service is a psychological effect on visitors so that they do not feel alienated in the mall.
ARSITEKTUR NABATI : RESPON RUANG PASKA PANDEMI COVID-19 DI INDONESIA Sekarlangit, Nimas; Satwiko, Prasasto
MODUL Vol 23, No 1 (2023): MODUL vol 23 nomor 1 tahun 2023 ( 7 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mdl.23.1.2023.1-9

Abstract

Pandemi COVID-19 tahun 2020 memaksa seluruh penduduk bumi, termasuk Indonesia untuk menjalani kebiasaan hidup baru. Para ahli yang berkompeten menyatakan bahwa pandemi zoonosis yang terus berulang terkait erat dengan konsumsi manusia pada hewan liar dan ternak. Sebenarnya sumber pangan nabati telah terbukti dapat memenuhi kebutuhan nutrisi lengkap manusia. Arsitektur nabati nusantara adalah bentuk arsitektur yang menggabungkan wadah aktivitas manusia dengan tanaman pangan dalam konteks lokal. Arsitektur nabati menawarkan pemecahan terpadu dan komprehensif terhadap masalah pencegahan berulangnya pandemi zoonosis, pencukupan nutrisi, keanekaragaman hayati, serta kualitas lingkungan hidup perkotaan. Tulisan ini menggunakan metode terbaru dengan menggali informasi terkini yang berhubungan dengan COVID 19 dan membahas benang merah antara pandemi dan desain arsitektur arsitektur nabati nusantara. Sebagai objek studi yaitu karya mahasiswa dan arsitek profesional dalam menanggapi ide pertanian perkotaan. Hasil pembahasan menemukan bahwa baik mahasiswa dan arsitek profesional di Indonesia telah memiliki wawasan cukup lengkap dan inovatif tentang desain pertanian perkotaan yang dapat menjadi bentuk arsitektur nabati nusantara
Penataan Lingkungan Kantor Desa Caturharjo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul Sekarlangit, Nimas; Setiadi, Amos; Putri, Riana Novita Rachmanti
Jurnal Atma Inovasia Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (727.97 KB) | DOI: 10.24002/jai.v2i1.4967

Abstract

Desa Caturharjo mulai dikembangkan menjadi Kawasan Desa Wisata dengan membedayakan masyakarat secara terpadu. Desa wisata tersebut di kembangkan oleh pemerintah, sawsta dan masyarakat dengan melakukan secara gotong royong.  Desa Caturharjo memiliki potensi yang dapat dikembangkan sebagai destinasi wisata. Pengabdian pada Masyarakat dilaksanakan bersama mitra berupa penataan desain lingkungan kantor desa Caturharjo yaitu penataan Kawasan alun-alun. Penataan Kawasan Alun-alun berkonsep pada arsitektur tropis. Hal ini dikarenakan desa Caturharjo yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta ingin tetap melestarikan material local dan pemanfaatan penghawaan alami dan pencahayaan alami untuk mengurangi penggunaan energi. Pengabdian yang dilakukan menggunakan metode pendekatan terhadap pihak desa dengan melakukan observasi, wawancara dan analisis. Analisis yang dilakukan adalah analisis SWOT terhadap fasilitas yang ada di desa Caturharjo. Analisis dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari desa tersebut. Hasil pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat berupa desain penataan lapangan desa sebagai alun-alun desa. Pekarangan kemungkinan akan menjadi identitas caturharjo Desa. Masyarakat sekitar diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik. Hasilnya sarana penunjang yang terdiri dari kawasan kuliner, area duduk, area air mancur, gazebo, dan lapangan sepak bola mini.
Master Plan Wisata Desa Segoroyoso, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul Setiadi, Amos; Sekarlangit, Nimas; Sthepan, Theodorus; Anggarajati
Jurnal Atma Inovasia Vol. 2 No. 5 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (750.785 KB)

Abstract

Kapanewon Pleret is one of the areas with an element of tourism, considering its location and state, primarily hills; besides that, there are many other potentials, including hilly nature tourism and the Suharto monument. The arrangement of the Segoroyoso Tourism Area is carried out with the stages and methods of preparation, including the preparation of an activity plan; Collecting data, both primary data and secondary data, through field observations, measuring the site, documentation, and interviews; Study of literature on the concept of site design, natural tourism areas, spatial regulations in Bantul Regency; Qualitative descriptive data analysis; and the concept and design of the Master Plan. The design of supporting facilities involves the role of residents as active managers of the Pangul hill area and the Suharto monument. The community's commitment is very good with the efforts that have been made in the form of providing supporting facilities independently. Citizens' awareness and response to this tourism potential will benefit from increasing welfare through community involvement in managing this tourism potential. The Segoroyoso tourist area is expected to develop as an attractive and sustainable natural tourism destination.
Perancangan “Alas Jati” Sebagai Wisata Alam di Desa Wisata Caturharjo, Bantul Sekarlangit, Nimas; Setiadi, Amos; Priatama, Andika
Jurnal Atma Inovasia Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v3i1.6514

Abstract

Desa Wisata merupakan pedesaan yang memiliki karakteristik khusus dan dapat digunakan sebagai daerah tujuan wisata karena penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya asli. Faktir pendukung desa wisata adalah pertanian, kekayaan alam dan struktur sosial yang masih asli. Salah satu desa wisata yang memiliki tradisi dan alam yang masih asli adalah Desa Caturharjo. Desa ini memiliki kekayaan pemandangan alam yang indah yang menyebar di seluruh wilayah. Salah satu potensi wisata alam yang menjadi unggulan adalah wisata alam Alas Jati. Wisata ini memiliki keunikan karena hutan jati tumbuh di batu kapur bekas pertambangan kapur. Pohon jati memiliki karakteristik akan menggugurkan daunnya pada musim kemarau, sehingga hutan tersebut akan tampak berwarna putih pada saat musim kemarau. Metode yang digunakan untuk mencari kebutuhan pengguna adalah metode observasi lapangan dan wawancara dengan pihak desa. Pengaruh budaya yang kental dan tuntuntan akan modernitas membuat perancangan masterplan kawasan wisata Alas Jati menggunakan konsep Neo-Vernakular . Konsep tersebut mampu menyatukan lokalitas dan modernitas. Penggunaan konsep Neo-Vernakular tercermin dalam desain fasilitas wisata dan material yang digunakan.
Perancangan Destinasi Wisata Taman Kuliner Gilangharjo dan Lapangan Jodog dengan Pendekatan Third Place Cininta, Mutiara; Sekarlangit, Nimas; Wicaksono, Galih Bimo
Jurnal Atma Inovasia Vol. 3 No. 6 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v3i6.7871

Abstract

Taman Kuliner Gilangharjo merupakan salah satu titik destinasi wisata andalan yang direncanakan menjadi pusat wisata kuliner di Desa Gilangharjo. Namun sejak diresmikan pada tahun 2022, kondisinya semakin sepi dikarenakan aktivitas pada beberapa ruang yang tidak semestinya dan bahkan mengganggu di sekitar area tersebut. Padahal letaknya yang berdekatan dengan Lapangan Jodog yang sehari-harinya ramai digunakan warga sebagai tempat berolahraga, membuat lokasi ini dapat menjadi destinasi wisata yang berpotensi besar bagi Desa Gilangharjo sebagai desa wisata. Adanya atraksi rutin yang mampu menarik warga sekitar maupun wisatawan lokal seperti gerobak sapi dan pasar klitikan setiap Pon, telah menjadi tradisi dan budaya khas masyarakat Gilangharjo semakin memperkuat potensi area ini menjadi ruang publik maupun destinasi wisata baru. Menggunakan pendekatan ruang ketiga (third place), area Taman Kuliner Gilangharjo dan Lapangan Jodog diolah kembali agar pengunjung lintas komunitas lebih banyak berkegiatan di tempat ini, mulai dari bersosialisasi, bersantai, dan menghabiskan waktu mereka. Metode yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan abdimas ini adalah dengan analisis SWOT, diawali dengan identifikasi kekuatan, kekurangan, peluang dan ancaman melalui survei dan wawancara dengan pihak desa dan pemangku kepentingan terkait. Kegiatan ini menghasilkan rancangan masterplan Taman Kuliner Gilangharjo dan Lapangan Jodog dengan fasilitas tambahan seperti pasar klitikan, musholla, dan area olahraga.
Perencanaan Pasar Tiban Dan Lahan Pertanian Sebagai Desa Wisata Gilangharjo Sekarlangit, Nimas; Cininta, Mutiara; Seran, Arnoldus Jansen Klau
Jurnal Atma Inovasia Vol. 4 No. 4 (2024)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jai.v4i4.8503

Abstract

Pengembangan pariwisata desa, khususnya Desa Gilangharjo, mencapai perkembangan pesat dengan memanfaatkan potensi alam, budaya, dan kearifan lokal sebagai daya tarik utama. Pengabdian ini merinci perencanaan strategis pasar tiban dan lahan pertanian di Gilangharjo, mengidentifikasi kesiapan masyarakat lokal sebagai krusial. Pengembangan agrowisata dan identifikasi prinsip-prinsip ekowisata menjadi dasar penting, sementara pengelolaan sumber daya alam dan kearifan lokal menonjol dalam pengembangan desa. Peran aktif masyarakat, terutama dalam pemberdayaan berbasis kearifan lokal, menjadi fokus penting. Aspek ekonomi lokal dan strategi pengembangan pasar tiban juga mendapat perhatian serius. Integrasi sentra kuliner, fasilitas penunjang, dan pemberdayaan masyarakat membuktikan dampak positif pada pengembangan pariwisata. Proses pengembangan pasar tiban di Gilangharjo mengusung konsep tradisional Jawa dengan limasan sebagai elemen utama, menciptakan dampak positif pada ekonomi lokal, lapangan kerja, dan kontrol masyarakat terhadap desa. Integrasi prinsip-prinsip pertanian ke dalam kegiatan wisata pedesaan menjadi faktor kunci untuk keberlanjutan. Dengan pendekatan komprehensif dan partisipatif, pengembangan desa wisata di Gilangharjo terbukti sebagai proses kompleks yang berhasil meningkatkan kesejahteraan dan keberlanjutan.
Perbaikan Akustik Ruang Gereja St. Aloysius Gonzaga, Sleman Yogyakarta Ola, Frengky; Sekarlangit, Nimas; Desira, Adiana Hemas
ABDIMASKU : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 8, No 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : LPPM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62411/ja.v8i1.2859

Abstract

Studi ini mengidentifikasi dua masalah utama pada akustik ruang: pencegahan suara yang tidak diinginkan dan pengkondisian suara yang diinginkan pada ruang ibadah Gereja St. Aloysius Gonzaga, Mlati, Sleman. Hasil studi dengan metode simulasi pada model eksisting menunjukkan bahwa kondisi eksisting memiliki nilai RT60 yang jauh dari standar acuan, dengan nilai STI bervariasi antara 46% hingga 61%. Dua opsi perbaikan diajukan; opsi pertama berfokus pada modifikasi material tanpa mengubah bentuk ruang, menghasilkan peningkatan signifikan pada nilai RT60 dan STI. Opsi kedua, yang mencakup perubahan bentuk plafon dan penggunaan material lebih sedikit, menunjukkan hasil lebih merata dalam nilai STI tetapi belum memenuhi standar RT60. Meskipun opsi pertama mungkin terdengar lebih baik dalam kualitas akustik yang ingin dicapai, opsi kedua lebih mudah dan ekonomis untuk diimplementasikan. Berdasarkan pertimbangan teknis dan non-teknis, Pastor Paroki dan komite pembangunan gereja mempertimbangkan untuk membuat keputusan terakhir tentang opsi perbaikan mana yang harus diadopsi. Studi ini menekankan peran pentingnya perencanaan kualitas ruang akustik dalam mendukung kegiatan ibadah dan komunikasi dalam gereja.