Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

OPTIMASI KONDISI EKTRAKSI VANILLIN HASIL DEGRADASI LIGNOSELULOSA BAGAS TEBU MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHOD (RSM) Irnia Nurika; Faudina Nurin Nisa'; Nurul Azizah; Sri Suhartini
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 8 No. 1 (2021): June 2021
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (808.994 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v8i1.4500

Abstract

Optimization of Vanillin Extraction Conditions from Lignocellulose Degradation of Sugarcane Bagasse using the Response Surface Method (RSM) Sugarcane bagasse is an agricultural waste containing lignocellulose and has the potential to be processed into high-value chemicals such as vanillin. The degradation of sugarcane bagasse lignocellulose can be carried out biologically by the white rot fungus Phanerochaete chrysosporium. This study aims to obtain optimal extraction conditions in the form of ethyl acetate solvent volume and extraction time, using the response surface method (RSM). Two optimized factors were the volume of ethyl acetate (71.72; 80; 100; 120; and 128.28 mL) and the extraction time (35.16; 60; 120; 180; 204.84 minutes). The response variables were the concentration (%) and yield of vanillin (µg g–1). The research on the optimization of the response of vanillin levels and vanillin yield was carried out at 14 days incubation with the highest average total soluble phenol (TSP) value of 0.101 mg g–1. The optimal condition of ethyl acetate volume of 109.730 mL with an extraction time of 137.302 minutes was predicted to produce vanillin levels and yields of 0.0078% and 8.9089 g g–1, respectively, with an accuracy value of 93.4%. Based on the verification results, the optimal vanillin concentration and yield were 0.0077% and 8.9805 g g–1, respectively. Bagas tebu merupakan limbah pertanian yang mengandung lignoselulosa dan berpotensi diolah menjadi bahan kimia bernilai tinggi seperti vanillin. Degradasi lignoselulosa bagas tebu dapat dilakukan secara biologis oleh jamur pelapuk putih Phanerochaete chrysosporium. Penelitian ini bertujuan mendapatkan kondisi ekstraksi optimal berupa volume pelarut etil asetat dan lama waktu ekstraksi, menggunakan response surface method (RSM). Dua faktor yang dioptimasi adalah volume etil asetat (71,72; 80; 100; 120; dan 128,28 mL) dan lama waktu ekstraksi (35,16; 60; 120; 180; 204,84 menit). Variabel respons adalah kadar (%) dan yield vanillin (µg g–1). Penelitian optimasi respons kadar vanillin dan yield vanillin dilakukan pada inkubasi 14 hari dengan nilai total soluble phenol (TSP) rata-rata tertinggi 0,101 mg g–1. Kondisi optimal volume etil asetat 109,730 mL dengan waktu ekstraksi 137,302 menit diprediksi menghasilkan kadar dan yield vanillin sebesar 0,0078% dan 8,9089 µg g–1 dengan nilai ketepatan 93,4%. Berdasar hasil verifikasi, konsentrasi dan yield vanillin yang optimal masing-masing adalah 0,0077% dan 8,9805 µg g–1.
Pengembangan Desa Pariwisata dengan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemanfaatan Sumber Daya di Desa Hargotirto dan Hargowilis Irnia Nurika; Christia Meidiana; Adipandang Yudono; Sri Suhartini; Dodi Wirawan Irawanto
Journal of Innovation and Applied Technology Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiat.2021.006.02.10

Abstract

Doktor Mengabdi merupakan program yang dilaksanakan pada tahun 2020 dan berlokasi di Desa Hargotirto dan Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengembangan desa wisata bertujuan untuk menarik wisatawan agar mengunjungi desa tersebut sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Desa Hargotirto dan Hargowilis memiliki beragam potensi baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang dapat dikembangkan. Keduanya memiliki beberapa destinasi wisata yang menarik minat wisatawan. Namun masih terdapat permasalahan yaang perlu dicarikan solusinya agar sektor pariwisata di kedua desa tersebut dapat optimal. Program Doktor Mengabdi ini dilaksanankan dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) kolaborasi UGM, ITB dan Enhance project. Program tersebut menghasilkan dua masterplan dengan beberapa output, yaitu executive summary, leaflet, dan booklet. Output yang telah dihasilkan dari program ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi pemerintah setempat serta masyarakat sebagai rekomendasi dalam merencanakan dan mengatasi permasalahan yang ada di Desa Hargotirto dan Hargowilis sebagai desa pariwsata.
Pengembangan Agro Techno Park (ATP) di Desa Donowarih Berbasis Diversifikasi Olahan Jeruk Sri Suhartini; Susinggih Wijana; Widya D R Putri; Panji Deoranto
Journal of Innovation and Applied Technology Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiat.2020.006.02.1

Abstract

One of the local commodities such as oranges is popular in Donowarih village. In harvesting season, a high waste material was produced due to rotten orange fruit.  Introducing post-harvesting technology to the community can help them to increase the economic values of the local commodities. The aim of this community development program was to transfer the technology and assist Donowarih Village to be one of the agro techno park (ATP) model in East Java. Several activities have been carried out include processing orange fruit into orange juice and orange jelly sweets. In this study, the creation of group-based agroindustry to process orange fruit has enable the group member to have more knowledge and skills, as well as potential additional income.
Penguatan Keterampilan Kelompok Batik Sumberwangi Dengan Introduksi Teknologi Konveksi Dan Penguatan Kuliner Khas Sumberwangi Sri Palupi Prabandari; Aprilianti Catur Putri; Sri Suhartini; Khusnul Ashar; Claudia Gadizza Perdani
Journal of Innovation and Applied Technology Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiat.2021.007.01.8

Abstract

Tujuan kegiatan KKN-DM ini adalah memajukan Nilai historis budaya dalam motif kain Batik dan Pengolahan agroindustri dalam Kuliner Khas daerah serta memberikan penyuluhan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. Dusun Sumberwangi merupakan lokasi yang akan saya gunakan sebagai tempat KKN Doktor Mengabdi karena Dusun Sumberwangi sangat cocok karena mempunyai potensi daerah yang dapat dikembangkan. Masyarakat Dusun Sumberwangi akan terus dibina dan didampingi hingga terbentuk UMKM yang mandiri dengann produk-produk olahan batik dan kuliner nya agar dapat menjadi ciri khas dan oleh-oleh khas Malang Raya
Pengembangan Desa Kidal sebagai Desa Pariwisata melalui Desain Ulang Kawasan Candi Kidal dan Pengenalan Teknologi Pengomposan Sri Suhartini; Surjono Surjono; Ni W S Wardhani; Syariful Mutaqqin
Journal of Innovation and Applied Technology Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Kidal, yang berlokasi di Kabupaten Malang, terkenal akan Candi Kidal dan produk telur ayam. Candi Kidal terkenal sebagai salah satu tempat bersejarah di Malang. Hal tersebut menunjukkan potensi besar untuk pengembangan lebih lanjut sebagai destinasi wisata lokal. Akan tetapi, pemasalahan bau tidak sedap yang berasal dari peternakan ayam di daerah sekitar Candi Kidal menjadi suatu hal yang harus segera ditangani. Penelitian ini bertujuan untuk mendampingi masyarakat Desa Kidal untuk mengatasi permasalahan bau kotoran ayam dan untuk mengembangkan Desa Kidal sebagai desa wisata. Metode Participatory Rural Appraisal (PRA) digunakan untuk mengembangkan dan mendesain ulang wilayah sekitar Candi Kidal. Focus Group Discussion (FGD) dilanjutkan dengan pelatihan dan pendampingan dilakukan untuk membantu masyarakat dalam menghilangkan masalah bau kotoran ayam. 
Potensi Limbah Cair Batik sebagai Sumber Bioenergi (Studi Kasus di UKM Batik Blimbing Malang) Nur Hidayat; Martasari Beti Pangestuti; Reny Nurul Utami; Sri Suhartini
agriTECH Vol 41, No 4 (2021)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.147 KB) | DOI: 10.22146/agritech.54099

Abstract

Batik merupakan salah satu produk kebanggaan bangsa Indonesia, yang umumnya diproduksi oleh usaha kecil menengah (UKM). Peningkatan permintaan batik mendorong adanya peningkatan jumlah UKM batik serta jumlah limbah cair batik yang dihasilkan. Masih banyak UKM batik yang membuang limbah cairnya langsung ke lingkungan yang berpotensi menimbulkan pencemaran pada tanah dan air. Hal ini disebabkan oleh belum adanya fasilitas pengolahan limbah yang memadai, sesuai dengan kondisi yang dialami oleh UKM Batik Blimbing Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi pengolahan limbah cair batik secara anaerobik untuk memproduksi biogas sebagai sumber energi terbarukan. Pada penelitian ini digunakan teknologi anaerobic digestion yang dioperasikan secara batch dengan kondisi mesofilik (37 °C) tanpa pengadukan, dikenal sebagai uji biochemical methane potential (BMP) dengan waktu pengamatan selama 28 hari. Sampel yang diuji meliputi penambahan 100% limbah cair batik dengan berbagai variasi volume. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah cair batik memiliki kandungan bahan pencemar organik yang tinggi, yaitu sebesar 8.651 mg/L (BOD) dan 54.700 mg/L (COD). Hasil uji BMP juga menunjukkan rendahnya biogas yang dapat diproduksi dari limbah cair batik. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain tingginya kandungan COD, ammonia, zat pewarna beracun, dan nisbah C/N yang berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan mikroorganisme.
Integrated and partial process of xylitol and bioethanol production from oil palm empty fruit bunches Efri Mardawati; Budi Mandra Harahap; Emilda Ayu Febrianti; Agus Try Hartono; Natasha Putri Siahaan; Anting Wulandari; Silvia Yudiastuti; Sri Suhartini; Kasbawati Kasbawati
Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE) Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.afssaae.2022.005.01.5

Abstract

Oil palm empty fruit bunches (OPEFBs) are highly abundant in Indonesia and have been highlighted as a potential feedstock for bioethanol and xylitol production. However, the efficacy of the fermentation technology to convert OPEFBs to bioethanol and xylitol, either in partial (i.e. mono-production) or integrated (i.e. co-production) process, still needs further improvement. This study aimed to evaluate the partial and integrated process for xylitol and bioethanol production from OPEFBs.  In the integrated process, the remaining solid residues after xylitol extraction are used as feedstock for bioethanol due to their high cellulose compounds. This solid residue is more susceptible to be degraded by cellulase enzymes into glucose and further transformed into bioethanol. In the partial process of xylitol production, xylanase enzyme was used to hydrolyze xylan into xylose, which was then converted into xylitol using Debaryomyces hansenii. While in the partial process of bioethanol production, the hydrolysis of cellulose in the OPEFB into glucose was carried out using cellulase enzymes, followed by fermentation using Saccharomyces cerevisiae. The results show that the partial process produced xylitol yield (Yp/s) of 0.10 g-xylitol/g-xylose, while bioethanol at yield (Yp/s) of 0.32 g-bioethanol/g-glucose, respectively. The integrated process generates xylitol yield (Yp/s)of 0.298 g-xylitol/g-xylose, with bioethanol yield from the remaining solid at 0.051 g-bioethanol/g-OPEFB (or 0.078 g-bioethanol/g-glucose). These findings, therefore, confirmed that the integrated process of xylitol with bioethanol production might offer higher efficacy of OPEFB utilization into high value-added products.
Potential use of coal ash as growing media: Effect on the plant’s growth and future estimation for land reclamation Sri Suhartini; Reny Nurul Utami; Evi Kurniati; Laura Listy Simamora; Catherine Abigail Utomo Putri; Baskorohadi Supartono; Lynsey Melville
Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE) Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.afssaae.2022.005.01.7

Abstract

Coal ash, such as fly ash (FA) and bottom ash (BA) is mostly generated from a Coal-fired Steam Power Generation (PLTU) process. An increase in the number of PLTUs in Indonesia is proportional to the high volume of FA and BA generated, causing adverse environmental impacts if not properly treated. Various studies have highlighted the potential valorization of FA and BA, including building materials, cement ingredients, concrete, and growing media. This study aimed to evaluate the potential use of FA and BA as a growing media and to explore the potential future application for reclamation of heavy-metal-contaminated (or ex-mining) land. The results showed that composting FA with blackwater sludge (BWS) and rice straw (RS) produced compost that complied with the targeted standard. The addition of FA, BA, and composted FA in the growing media impact the growth and Zn adsorption ability of the dwarf elephant grass (Pennisetum purpureum cv. Mott). However, the composted FA has superior performance in general as a growing media. The future estimation of the application FA and BA combined with domestic waste (blackwater and greywater) for reclamation of ex-mining land is proposed. By integrating the phytoremediation ability of the grass plants and the biorefinery approach, the proposed future estimation may provide a sustainable valorization pathway of FA and BA for heavy metal-contaminated or ex-mining land reclamation. Thus, transforming FA and BA as a component of growing media could reduce the potential risk of heavy metals distribution into the food chain and the surrounding environment.
OPTIMASI EKSTRAKSI ULTRASONIK DAUN KECUBUNG SEBAGAI AGEN ANTI BAKTERI JERAWAT PROPIONIBACTERIUM ACNES (KAJIAN: RASIO PELARUT TERHADAP BAHAN DAN LAMA WAKTU SONIKASI) Imam Taris Mahrani; Sri Suhartini; Sucipto Sucipto
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (747.736 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2019.007.02.4

Abstract

Kecubung (Datura metel L.) memiliki  senyawa fitokimia seperti alkaloid, tannin, saponin, fenolik, dan sebagainya. Senyawa ini memiliki manfaat farmakologis diantaranya sebagai anti mikroba, anti fungi, anti inflamasi, anti oksidan, analgesik, anastesi, dan sebagainya. Berdasar hal tersebut, kecubung diduga dapat dijadikan agen antibakteri jerawat, salah satunya Propionibacterium acnes. Penelitian ini berfokus pada optimasi ekstraksi daun kecubung menggunakan metode respon permukaan (RSM). Optimasi ekstraksi mempelajari rasio pelarut terhadap bahan (v/b) (X1)  dan lama sonikasi (menit) (X2). Respon yang diamati yaitu rendemen ekstrak kental (%) (Y1) dan aktivitas antibakteri ekstrak daun kecubung terhadap Propionibacterium acnes (mm) (Y2). Batas atas percobaan faktor X1 yaitu 15:1 dan batas bawah 5:1. Batas atas X2 yaitu 15 menit dan batas bawah 5 menit. Hasil uji Anova menunjukkan bahwa faktor rasio pelarut terhadap bahan dan lama sonikasi berpengaruh terhadap rendemen (P 0,001). Uji aktivitas antibakteri menunjukkan zona hambat sebesar 7-12 mm yang mengindikasikan bahwa ekstrak kental daun kecubung memiliki kemampuan antibakteri. Selanjutnya, optimasi rasio pelarut terhadap bahan 15:1 dan lama sonikasi 15 menit menghasilkan prediksi respon rendemen 8,155%. Pada tahap verifikasi didapat rendemen sebesar 8,262% dengan selisih 1,31% dibanding prediksi model.
Regulating Biogas Power Plant From Palm Oil Mill Effluent (POME): A Challenge to Indonesia's Just Energy Transition Prischa Listiningrum; Siti Hafsyah Idris; Dwima Vilandamargin; Sherlita Nurosidah; Sri Suhartini
Yustisia Vol 11, No 2: August 2022
Publisher : Faculty of Law, Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/yustisia.v11i2.56421

Abstract

Palm Oil Mill Effluent (POME) is a potential source of bioenergy but it is also known as one of the biggest emission's contributor from palm oil industry thus capturing the produced methane (CH4) is necessary in creating a sustainable energy for the environment. This article examines current regulations of generating electricity from POME. The aim is to promote renewable energy deployment in Indonesia in order to support the just energy transitions to a low carbon economy. This study initially looks at the existing regulations by using legal doctrinal and socio legal research. Afterwads, interviews are conducted to the palm oil industry in order to explore potential threats in developing this source of energy. The main findings suggest that there are number of government interventions needed to support the construction of POME based biogas power plant, such as providing a scheme of green loans, adjusting the feed-in tariffs and revising the grid systems, imposing incentives for carbon reduction, and applying the power purchase agreement. In addition, increasing public perception to combat the climate change by moving significantly to a low carbon economy is critical to fostering the 2030’s emission reduction target.