Darussalam, Andi
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

أداء صلاة الظهر بعد صلاة الجمعة في بيئة كاسوارانغ، حي ألبوليا، ناحية لاو،منطقة ماروس (وجهة نطر طريقة خلواتية السمان ) : The implementation of Zuhur prayer after Jumat prayer (Case Study on Tariqat Khalwatiyah Samman) Kamaruddin, Ibrahim; Ilyas, Abustani; Darussalam, Andi; Amin, Muhammadiyah; Sabir, Muhammad; Limpo, Marwah
Jurnal Adabiyah Vol 23 No 2 (2023): Islamic Humanities
Publisher : Faculty of Adab and Humanities - Alauddin State Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jad.v23i2a12

Abstract

The implementation of Zuhur prayer after Jumat prayer is not a common thing in all the mosques. Generally, Muslims would not perform the Zuhur prayer after Jumat prayer if the series of both pillar and term of the prayer as well as the Khutbah has been completed (perfect). However, in several mosques located in Kasuarrang area would perform the Zuhur prayer after the Jumat prayer. Thus, this case has inspired the researchers to deepen the understanding towards the case in the mentioned area. This research aims to find out the reasons of people to perform Zuhur prayer after Jumat prayer in the Kasuarrang Neighbourhood, Allepolea village, Lau district, Maros regency, Indonesia and also to find out the views of the Khalwatiyah Samman order regarding this matter. This research is a field research that implements in descriptive-qualitative method. Furthermore, this research applies observation, interview and documentation methods with a historical approach in understanding hadist. The result of this research found that the reason on the why people in Kasuarrang neighbourhood perform Zuhur prayer after Jumat prayer is because they follow the example of their parents who always perform it. Their parents used to be followers of the Tarekat Khalwatiyah Samman that has been becoming an internal recommendation for its followers. This tarekat believes that the Zuhur prayer and the Jumat prayer are obligatory prayers that are independent of each other and therefore, the Jumat prayer does not replace the Zuhur prayer, so both must still be performed on Friday. It differs from the view of the four madhhabs. They agreed that the Jumat prayer is a substitute for the Zuhur prayer on Friday. Hence, the Zuhur prayer should not be conducted after the Jumat prayer. However, the Imams allow Zuhur prayer on Friday if some of the requirements and pillars of the Jumat prayer are missing. ملخّص أداء صلاة الظهر بعد صلاة الجمعة ليس أمرا شائعا في المساجد. بشكل عام ، لم يعد المسلمون يؤدون صلاة الظهر بعد صلاة الجمعة عندما تكون سلسلة صلاة الجمعة وخطبتها قد أكملت أركانها وشروطها. ومع ذلك ، تمارس صلاة الظهر بعد صلاة الجمعة في عدة المساجد التي تقع في بيئة كاسوارانج، حي ألبوليا، ناحية لاو، منطقة ماروس، ماروس ريجنسي. لذلك ، فإنه يشجع الباحثين على معرفة المزيد عن أداء صلاة الظهر بعد صلاة الجمعة في المكان. يهدف هذا البحث إلى معرفة أسباب المجتمع في المكان لأداء صلاة الظهر بعد صلاة الجمعة في بيئة كاسوارانج، حي ألبوليا، ناحية لاو، منطقة ماروس، ويهدف أيضًا إلى معرفة آراء جماعة طريقة خلواتية السمان في هذا الشأن . هذا البحث هو بحث ميداني. البحث المستخدم في هذه المشكلة هو بحث وصفي نوعي. يستخدم هذا البحث أساليب الملاحظة والمقابلات والتوثيق. بمقاربة تاريخية في فهم الحديث توصلت نتائج هذا البحث إلى أن سبب قيام الناس في حي كاسوارانج بأداء صلاة الظهر بعد صلاة الجمعة هو أنهم يتبعون آبائهم الذين يقومون بها دائمًا. وكان آباؤهم في السابق من أتباع طريقة خلواتية السمان. وهذه توصية داخلية لأتباعها. وذهبت هذه الجماعة إلى أن صلاة الظهر وصلاة الجمعة صلاة فرضية مستقلة. وهذا يعني أن صلاة الجمعة لا تغني عن صلاة الظهر، فيجب الاستمرار في أداءهما يوم الجمعة. وهذا بخلاف آراء أئمة المذهب الأربعة. ويزعمون أن صلاة الجمعة هي بدل صلاة الظهر يوم الجمعة. ولذلك لم تعد صلاة الظهر تُقام بعد صلاة الجمعة. ومع ذلك، فإن هؤلاء الأئمة يسمحون بصلاة الظهر في أيام الجمعة إذا كانت هناك عدة متطلبات شرعية ومتناغمة لصلاة الجمعة التي تم تركها. الكلمات المفتاحية: طريقة خلواتية السمان، صلاة الظهر، صلاة الجمعة، بيئة كاسوارانغ، منطقة ماروس Abstrak Pelaksanaan salat zuhur setelah salat jumat bukan merupakan hal yang umum terjadi di masjid-masjid. Pada umumnya, umat Islam tidak lagi melaksanakan salat zuhur setelah salat jumat ketika rangkaian pelaksanaan salat dan khutbah jumat telah sempurna rukun dan syaratnya. Namun, salat zuhur setelah salat jumat dipraktikkan di beberapa masjid yang ada di Lingkungan Kasuarrang, Kelurahan Allepolea, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, Indonesia. Maka dari itu mendorong peneliti untuk mengetahui lebih jauh tentang pelaksanaan salat zuhur setelah salat jumat di tempat tersebut. Peneitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan masyarakat di daerah tersebut melaksanakan salat zuhur setelah salat jumat di Lingkungan Kasuarrang, kelurahan Allepolea, kecamatan Lau, kabupaten Maros, Indonesia dan juga untuk mengetahui pandangan Tarekat Khalwatiyah Samman terkait hal tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi, dengan pendekatan historis dalam memahami hadis. Hasil penelitian menemukan bahwa alasan masyarakat di Lingkungan Kasuarrang melaksanakan salat zuhur setelah salat jumat karena mereka mencontoh orang tua mereka yang selalu melaksanakannya. Adapun dahulu orang tua mereka merupakan pengikut Tarekat Khalwatiyah Samman. Hal ini merupakan anjuran internal bagi para pengikutnya. Tarekat ini berpandangan bahwa salat zuhur dan salat jumat merupakan salat fardhu yang mustaqillah (berdiri sendiri). Hal ini berarti bahwa salat jumat tidak menggantikan salat zuhur, maka keduanya harus tetap dilaksanakan pada hari jumat. Hal ini berbeda dengan pandangan para imam empat madzhab. Mereka berpendapat bahwa salat jumat merupakan pengganti dari salat zuhur pada hari jumat. Oleh karena itu, salat zuhur tidak dilaksanakan lagi setelah melaksanakan salat jumat. Namun, Para imam tersebut membolehkan salat zuhur pada hari jumat jika ada beberapa syarat sah dan rukun salat jumat yang tertinggal. Kata Kunci: Tarekat Khalwatiyah Samman; Salat Jumat; Lingkungan Kasuarrang; Kabupaten Maros.
Pelatihan Guru Geografi SMA di Kota Semarang: Pembelajaran Daring Kependudukan dan Perencanaan Pembangunan Indrayati, Ariyani; Darussalam, Andi; Kurniawan, Edi; Findayani, Aprilia
Jurnal Abdimas Prakasa Dakara Vol. 3 No. 2 (2023): Pengembangan Pendidikan dan Keterampilan Masyarakat
Publisher : LPPM STKIP Kusuma Negara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37640/japd.v3i2.1769

Abstract

Berdasarkan observasi pada lima guru Geografi SMA kelas XI di Kota Semarang, terdapat permasalahan yang dialami oleh setiap guru dalam pembelajaran daring selama dan pasca pandemi COVID-19. Permasalahan yang ditemukan memperlihatkan kesamaan kendala dalam memberikan materi mengenai dinamika kependudukan. Banyaknya penerapan rumus-rumus dalam pokok bahasannya dan adanya tuntutan untuk menyediakan perangkat pembelajaran yang dapat memudahkan pemahaman dalam penalaran. Misalnya, menyiapkan media pembelajaran yang diikuti gambar, tabel, data, dan grafik yang menghabiskan banyak waktu. Maka tim melakukan upaya pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pokok bahasan kepedudukan dan perencanaan pembangunan serta kemampuan guru untuk membuat bahan ajar yang menarik. Pelatihan dilakukan secara daring, namun atas permintaan dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sesi terakhir pelatihan, dilakukan secara luring. Peserta mengikuti kegiatan dengan antusias, dan kegiatan diakhiri dengan evaluasi dan pemberian postes untuk mengukur hasil pelatihan yang dilakukan. Hasil menunjukkan adanya peningkatan kompetensi dan juga mendapatkan respon yang positif mengenai materi pelatihan. Oleh karena itu, diperlukan lebih banyak pelatihan semacam ini untuk membantu guru, bukan hanya dalam penguasaan materi, melainkan juga untuk pembuatan bahan pembelajaran.
Akselerasi Mutu Pelayanan Program Studi Ilmu Hadits Menggunakan Metode QFD dan SWOT: Acceleration of Service Quality of Hadith Study Program Using QFD and SWOT Methods Darussalam, Andi; Munadi, Radhie; D, A Zulfikar
Thawalib: Jurnal Kependidikan Islam Vol. 5 No. 2 (2024): Thawalib: Jurnal Kependidikan Islam
Publisher : STAI Publisistik Thawalib Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54150/thawalib.v5i2.468

Abstract

This study aims to identify the attributes desired by students regarding proposed improvements to the quality of the Hadith study program at Alauddin State Islamic University of Makassar. The research method used is a mixed-methods approach. Data collection techniques include interviews (questionnaires), observations, and documentation. Data analysis involves tabulation, validity testing, and reliability testing. The research findings: Elements of good service quality that need to be maintained and improved include providing comfortable classrooms, consultation time with parents and lecturers, as well as support for underprivileged students. These improvement plans will serve as the basis for the program's policy, including the integration of digital systems, faculty training, and the addition of learning facilities. To address resistance to change, it is important to actively involve all parties and to socialize and implement changes gradually with management support. The Hadith program is committed to being the best through preparation for international accreditation and focusing on graduates' competitiveness in the global market.