Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

KONTRIBUSI PEMIKIRAN HADIS RASYID RIDHA Ilyas, Abustani
Khazanah: Jurnal Studi Islam dan Humaniora Vol 6, No 2 (2008)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/khazanah.v6i2.3148

Abstract

Aspek otentisitas hadis yang ditekankan kepada sanad adalah mereka yang tidak ta'ashub pada mazhabnya. Selain itu, dinyatakan sejumlah sanad yang dinilai cacat di dalam kitab Shahihain, seperti Hajjaj bin Muhammad, Ibrahim bin Yazid, al-A'la bin 'Abd al-Rahman, dan sebagainya. Demikian aspek matan, ia menolak hadis yang mengandung unsur gharib, seperti hadis yang menerangkan tanda kiamat, dajjal, Mahdi akhir zaman, turunnya Nabi Isa dan sebagainya. Rasyid Ridha juga memberikan interpretasi hadis yang menggunakan interpretasi kontekstual dan intertekstual, yakni memahami hadis beserta kaitannya kondisi sosial nabi saw dengan lebih awal mengembalikan pemaknaannya kepada Alquran
أداء صلاة الظهر بعد صلاة الجمعة في بيئة كاسوارانغ، حي ألبوليا، ناحية لاو،منطقة ماروس (وجهة نطر طريقة خلواتية السمان ) : The implementation of Zuhur prayer after Jumat prayer (Case Study on Tariqat Khalwatiyah Samman) Kamaruddin, Ibrahim; Ilyas, Abustani; Darussalam, Andi; Amin, Muhammadiyah; Sabir, Muhammad; Limpo, Marwah
Jurnal Adabiyah Vol 23 No 2 (2023): Islamic Humanities
Publisher : Faculty of Adab and Humanities - Alauddin State Islamic University of Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jad.v23i2a12

Abstract

The implementation of Zuhur prayer after Jumat prayer is not a common thing in all the mosques. Generally, Muslims would not perform the Zuhur prayer after Jumat prayer if the series of both pillar and term of the prayer as well as the Khutbah has been completed (perfect). However, in several mosques located in Kasuarrang area would perform the Zuhur prayer after the Jumat prayer. Thus, this case has inspired the researchers to deepen the understanding towards the case in the mentioned area. This research aims to find out the reasons of people to perform Zuhur prayer after Jumat prayer in the Kasuarrang Neighbourhood, Allepolea village, Lau district, Maros regency, Indonesia and also to find out the views of the Khalwatiyah Samman order regarding this matter. This research is a field research that implements in descriptive-qualitative method. Furthermore, this research applies observation, interview and documentation methods with a historical approach in understanding hadist. The result of this research found that the reason on the why people in Kasuarrang neighbourhood perform Zuhur prayer after Jumat prayer is because they follow the example of their parents who always perform it. Their parents used to be followers of the Tarekat Khalwatiyah Samman that has been becoming an internal recommendation for its followers. This tarekat believes that the Zuhur prayer and the Jumat prayer are obligatory prayers that are independent of each other and therefore, the Jumat prayer does not replace the Zuhur prayer, so both must still be performed on Friday. It differs from the view of the four madhhabs. They agreed that the Jumat prayer is a substitute for the Zuhur prayer on Friday. Hence, the Zuhur prayer should not be conducted after the Jumat prayer. However, the Imams allow Zuhur prayer on Friday if some of the requirements and pillars of the Jumat prayer are missing. ملخّص أداء صلاة الظهر بعد صلاة الجمعة ليس أمرا شائعا في المساجد. بشكل عام ، لم يعد المسلمون يؤدون صلاة الظهر بعد صلاة الجمعة عندما تكون سلسلة صلاة الجمعة وخطبتها قد أكملت أركانها وشروطها. ومع ذلك ، تمارس صلاة الظهر بعد صلاة الجمعة في عدة المساجد التي تقع في بيئة كاسوارانج، حي ألبوليا، ناحية لاو، منطقة ماروس، ماروس ريجنسي. لذلك ، فإنه يشجع الباحثين على معرفة المزيد عن أداء صلاة الظهر بعد صلاة الجمعة في المكان. يهدف هذا البحث إلى معرفة أسباب المجتمع في المكان لأداء صلاة الظهر بعد صلاة الجمعة في بيئة كاسوارانج، حي ألبوليا، ناحية لاو، منطقة ماروس، ويهدف أيضًا إلى معرفة آراء جماعة طريقة خلواتية السمان في هذا الشأن . هذا البحث هو بحث ميداني. البحث المستخدم في هذه المشكلة هو بحث وصفي نوعي. يستخدم هذا البحث أساليب الملاحظة والمقابلات والتوثيق. بمقاربة تاريخية في فهم الحديث توصلت نتائج هذا البحث إلى أن سبب قيام الناس في حي كاسوارانج بأداء صلاة الظهر بعد صلاة الجمعة هو أنهم يتبعون آبائهم الذين يقومون بها دائمًا. وكان آباؤهم في السابق من أتباع طريقة خلواتية السمان. وهذه توصية داخلية لأتباعها. وذهبت هذه الجماعة إلى أن صلاة الظهر وصلاة الجمعة صلاة فرضية مستقلة. وهذا يعني أن صلاة الجمعة لا تغني عن صلاة الظهر، فيجب الاستمرار في أداءهما يوم الجمعة. وهذا بخلاف آراء أئمة المذهب الأربعة. ويزعمون أن صلاة الجمعة هي بدل صلاة الظهر يوم الجمعة. ولذلك لم تعد صلاة الظهر تُقام بعد صلاة الجمعة. ومع ذلك، فإن هؤلاء الأئمة يسمحون بصلاة الظهر في أيام الجمعة إذا كانت هناك عدة متطلبات شرعية ومتناغمة لصلاة الجمعة التي تم تركها. الكلمات المفتاحية: طريقة خلواتية السمان، صلاة الظهر، صلاة الجمعة، بيئة كاسوارانغ، منطقة ماروس Abstrak Pelaksanaan salat zuhur setelah salat jumat bukan merupakan hal yang umum terjadi di masjid-masjid. Pada umumnya, umat Islam tidak lagi melaksanakan salat zuhur setelah salat jumat ketika rangkaian pelaksanaan salat dan khutbah jumat telah sempurna rukun dan syaratnya. Namun, salat zuhur setelah salat jumat dipraktikkan di beberapa masjid yang ada di Lingkungan Kasuarrang, Kelurahan Allepolea, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, Indonesia. Maka dari itu mendorong peneliti untuk mengetahui lebih jauh tentang pelaksanaan salat zuhur setelah salat jumat di tempat tersebut. Peneitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan masyarakat di daerah tersebut melaksanakan salat zuhur setelah salat jumat di Lingkungan Kasuarrang, kelurahan Allepolea, kecamatan Lau, kabupaten Maros, Indonesia dan juga untuk mengetahui pandangan Tarekat Khalwatiyah Samman terkait hal tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi, dengan pendekatan historis dalam memahami hadis. Hasil penelitian menemukan bahwa alasan masyarakat di Lingkungan Kasuarrang melaksanakan salat zuhur setelah salat jumat karena mereka mencontoh orang tua mereka yang selalu melaksanakannya. Adapun dahulu orang tua mereka merupakan pengikut Tarekat Khalwatiyah Samman. Hal ini merupakan anjuran internal bagi para pengikutnya. Tarekat ini berpandangan bahwa salat zuhur dan salat jumat merupakan salat fardhu yang mustaqillah (berdiri sendiri). Hal ini berarti bahwa salat jumat tidak menggantikan salat zuhur, maka keduanya harus tetap dilaksanakan pada hari jumat. Hal ini berbeda dengan pandangan para imam empat madzhab. Mereka berpendapat bahwa salat jumat merupakan pengganti dari salat zuhur pada hari jumat. Oleh karena itu, salat zuhur tidak dilaksanakan lagi setelah melaksanakan salat jumat. Namun, Para imam tersebut membolehkan salat zuhur pada hari jumat jika ada beberapa syarat sah dan rukun salat jumat yang tertinggal. Kata Kunci: Tarekat Khalwatiyah Samman; Salat Jumat; Lingkungan Kasuarrang; Kabupaten Maros.
PRINSIP IJARAH PADA PRAKTEK OUTSOURCING DALAM PERSPEKTIF HADITS DENGAN METODE MAUDHU’IY Syamsinar, Syamsinar; Ilyas, Abustani; Puyu, Darsul S.
PILAR Vol 14, No 2 (2023): JURNAL PILAR: DESEMBER 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pandangan syariat terkait dengan praktek outsourcing dan bagaimana prinsip-prinsip ijarah diterapkan dalam praktek outsourcing. Dengan menggunakan metode library research  dan metode takhrij al hadits ditemukan bahwa praktek outsourcing tidak melanggar syariat sepanjang terpenuhi manfaat dan kebaikan bagi semua pihak yaitu tenaga kerja outsourcing, perusahaan outsourcing, dan perusahaan pengguna. Berdasarkan hasil pelacakan hadits ditemukan bahwa prinsip kesepakatan, keadilan, manfaat, tanggung jawab, keseimbangan, dan amanah menjadi dasar yang positif dalam menjalankan muamalah outsourcing untuk menciptakan keharmonisan dalam kondisi perbedaan kepentingan.
Hadis Tentang Dakwah Yusuf, Muhammad; Tasbih, Tasbih; Ilyas, Abustani
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 18, No. 6 : Al Qalam (November 2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v18i6.4162

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk membahas masalah hadis tentang dakwah. Oleh karena itu, tulisan ini terdapat beberapa hal penting yang menjadi fokus bahasan antara lain konsep dakwah dalam Islam, tercermin dari unsur-unsur dakwah yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Uunsur-unsur tersebut sangat urgen bagi tercapainya tujuan dakwah. Penelitian ini menggunakan metode peneitian kualitatif dengan jenis penelitian narrative research. Pengumpulan data menggunakan Teknik observasi dan depth interview. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dakwah dalam arti mengajak dapat ditemukan di dalam Alquran dan sunah. Selain itu, istilah-istilah tersebut dapat pula ditemukan di dalam dunia pengetahuan, seperti propaganda, penyiaran, penerangan dan pendidikan dan pengajaran yang pada hakekatnya mengajak kepada yang makruf dan meninggalkan yang munkar. Dakwah harus dilakukan secara berkesenimbangan sehingga dapat mewujudkan khairah ummah. Da'i dituntut tidak sekedar pandai merangkai kata tetapi juga harus mampu menjadi uswatun hasanah.
Pergeseran Pemikiran Hadis: Ijtihad Al-Hakim Dalam Menentukan Status Hadis Karya M. Abdurrahman Ahmad, La Ode Ismail; Tonang, Muhammad; Ilyas, Abustani
Ihyaussunnah : Journal of Ulumul Hadith and Living Sunnah Vol 2 No 1 (2022): LIVING SUNNAH (June)
Publisher : Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.87 KB) | DOI: 10.24252/ihyaussunnah.v2i1.29374

Abstract

Pemikiran tentang hadis mengalami perkembangan dari masa ke masa dengan munculnya para ulama hadis dengan kontribusi masing-masing. Salah satu ulama yang berjasa dalam pemikiran hadis adalah Imam al-Hakim yang menjadi fokus kajian Dr. Abdurrahman dalam disertasinya untuk meraih gelar doktor di IAIN (kini UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut M. Abdurrahman, al-Hakim memiliki posisi khusus dalam bidang ilmu hadis dengan karya yang memberikan kontribusi yang tidak sedikit kepada karya ulama sesudahnya, baik langsung maupun tidak langsung. Olehnya itu, tidak mengejutkan jika al-Bayhaqi, al-Baghdadi, Ibn Atsir, Qadhi Iyadh, Ibn Jawzi, Ibn Shalah, al-Dzahabi, al-Iraqi, al-Asqalani dan ulama generasi selanjutnya tidak lepas dari karya-karya generasi sebelumnya termasuk al-Hakim, baik sebagai penguat maupun sebagai skala perbandingan atau bahkan kritikan.
Study Of Paradigma "Baru Memahami Hadis Nabi" By Arifuddin Ahmad Ahmad, La Ode Ismail; Ansharullah, Ansharullah; Ilyas, Abustani
Ihyaussunnah : Journal of Ulumul Hadith and Living Sunnah Vol 2 No 2 (2022): ULUMUL HADITH (December)
Publisher : Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1161.739 KB) | DOI: 10.24252/ihyaussunnah.v2i2.29448

Abstract

Dalam hal memahami hadis Nabi, ada beberapa buku yang membahasnya salah satunya adalah buku Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi karya Arifuddin Ahmad. Buku yang lahir dari disertasi Arifuddin Ahmad ini adalah penelitian yang menyoroti pembaruan pemikiran Muhammad Syuhudi Ismail dalam membicarakan persoalan hadis. Arifuddin Ahmad dalam menulis buku ini, bahwa ia memfokuskan diri untuk mengangkat corak pemikiran Muhammad Syuhudi Ismail tentang hadis Nabi saw. dalam menyikapi perkembangan zaman, khususnya di Indonesia. Untuk mengetahui corak pemikiran Muhammad Syuhudi Ismail, maka kajian diarahkan kepada pemikirannya yang berkaitan dengan kaidah kesahihan sanad dan matan hadis, serta kecenderungan pendekatan yang digunakannya dalam memahami hadis Nabi saw.
Kritik Atas Kritik Kamaruddin Amin: (Menguji Kembali Keakuratan) Metode Kritik Hadis Ahmad, La Ode Ismail; Nasir, St. Magfirah; Ilyas, Abustani
Ihyaussunnah : Journal of Ulumul Hadith and Living Sunnah Vol 1 No 2 (2021): ULUMUL HADITH (December)
Publisher : Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.303 KB) | DOI: 10.24252/ihyaussunnah.v1i2.29453

Abstract

Dalam hal memahami hadis Nabi, ada beberapa buku yang membahasnya salah satunya adalah buku Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi karya Arifuddin Ahmad. Buku yang lahir dari disertasi Arifuddin Ahmad ini adalah penelitian yang menyoroti pembaruan pemikiran Muhammad Syuhudi Ismail dalam membicarakan persoalan hadis. Arifuddin Ahmad dalam menulis buku ini, bahwa ia memfokuskan diri untuk mengangkat corak pemikiran Muhammad Syuhudi Ismail tentang hadis Nabi saw. dalam menyikapi perkembangan zaman, khususnya di Indonesia. Untuk mengetahui corak pemikiran Muhammad Syuhudi Ismail, maka kajian diarahkan kepada pemikirannya yang berkaitan dengan kaidah kesahihan sanad dan matan hadis, serta kecenderungan pendekatan yang digunakannya dalam memahami hadis Nabi saw.
Interpretasi Hadis Man Sanna Sunnatan: Rekonstruksi Konsep Sunnah Lubis, Muh.; Ilyas, Abustani; Yahya, Muhammad
Madani: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol 3, No 2 (2025): March
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Hadith of the Prophet Muhammad SAW is the second source of law after the Qur'an. During the time of the Prophet when there was a problem that was not found in the Qur'an, the Prophet was present to answer all the problems, even when he died, the hadith became the main reference after the Qur'an. However, when there is a difference in understanding a hadith, no one is more entitled to explain its meaning so that scholars offer various methods so that there is no mistake in understanding the hadith. In this case, sunnah and bid'ah are one of the long-standing problems in determining the standards referred to in the hadith. So through this article the author examines the concept in the hadith of the prophet by using the concept of ihya' al-sunnah management as an approach to obtaining the desired meaning by limiting the study to the quality of the hadith, the explanation of the hadith and the concept of sunnah and bid'ah in the hadith of the prophet. The results of the author's research show that the quality of the hadith about sunnah and bid'ah is a sahih hadith both in sanad and matan while the explanation of the hadith shows that the sunnah in the hadith man sanna sunnatan is a good and bad deed that is traditional which is done on the basis of sin or negligence. And bid'ah in the hadith kullu bid'ah is a good or bad deed done on the basis of tasyri'
MENELISIK KONTROVERSI RIBA DAN BUNGA BANK (Analisis Penelusuran Hadis) Fadel, Muhammad; Ilyas, Abustani; Tasbih, M
At-Tuhfah : Jurnal Studi Keislaman Vol. 11 No. 2 (2022): At-Tuhfah : Jurnal Studi Keislaman
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.285 KB) | DOI: 10.32665/attuhfah.v11i2.1353

Abstract

This study aims to examine the controversy of usury and bank interest through the search for various hadith about usury. This research is a library search with a descriptive qualitative approach. The data in this study are secondary data obtained from various journals and research related to the discussion. The results showed that in addition to the Qur'an the prohibition of usury has also been widely narrated in various sahih hadith. Related to usury and bank interest, there are still pros and cons between scholars because of differences in the basis and understanding of interpreting the proposition. But in essence, the prohibition of usury is very clear even though the addition is only a little bit.
Internalisasi Hadis tentang Ketamakan dalam Pendidikan Karakter untuk Mencegah Hedonisme Peserta Didik Muflih Naufal Irfan; Ilyas, Abustani; Yahya, Muhammad; Nursanti; Wafa, Itmamul
Bayani Vol 5 No 1 (2025): Bayani: Jurnal Studi Islam
Publisher : LPPAIK Universitas Muhammadiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52496/bayaniV.5I.1pp28-40

Abstract

The phenomenon of sensual hedonism among students is increasingly worrisome as it negatively impacts morals, academic performance, and life balance. This paper aims to analyze the correlation between character education in Islam and the hedonism of students from the perspective of hadith, specifically Bukhari’s hadith number 6436 regarding greed. The research method used is qualitative, employing a literature review approach and thematic analysis of the hadith. The results of the study indicate that this hadith contains values of character education such as asceticism, self-control, and spiritual awareness that contrast with hedonistic values. By internalizing these values through character education, students can be directed to avoid a consumerist lifestyle and harmful social imaging. This study emphasizes that hadith-based character education can serve as a preventive solution to the deeply rooted hedonistic lifestyle in the modern era.