Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Pengaruh Bahan Bakar Alternatif pada Lemari Pengasap Ikan terhadap Kualitas Produk Hasil Asapan Nugroho, Setyawan Dwi; Soeparman, Sudjito; Yuliati, Lilis
Rekayasa Mesin Vol 9, No 3 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.719 KB) | DOI: 10.21776/ub.jrm.2018.009.03.6

Abstract

This study was conducted to determine the effect of the amount of fuel in the combustion chamber on the fish smoking kiln to temperature and temperature distribution in the smoke room as well as the quality of the smoked fish.This study used 3 types of fuel those are dry coconut shell, coconut fiber and sugarcane pulp briquette. Temperature needed in the smoke room for 3 hours is 80° C, andthe fish smoked ismilkfish. The result showed that to achieve the same smoking temperature, it required the amount of dry coconut shell as much as 1045 grams, while the coconut fiber as much as 1730 grams and sugarcane pulp briquette as much as 2055 grams. The temperature of each fishing point is relatively even with a maximum temperature difference of 1.38%, while the difference between the setting temperature and the temperature at the maximum fish points is 8.88%. It can be concluded that the heat value, particle density rate and combustion rate (heat release) of fuel affect the amount and distribution of fuel to the temperature change in the fish smoking room in the fish smoking kiln. The quality of smoked fish products with 3 types of fuels meets SNI 2725.1.2009.
PENGUJIAN DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA MESIN PENGERING IKAN RAKITAN SKALA RUMAH TANGGA Nugroho, Setyawan Dwi
Chanos Chanos Vol 18, No 1 (2020): Chanos chanos
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.554 KB) | DOI: 10.15578/chanos.v18i1.9044

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi temperatur pada mesin pengering ikan dan diharapkan dapat diketahui tingkat keseragaman temperatur pada ruang pengering sehingga dapat dilakukan  pernbaikan  rancang bangun lemari pengering  ikan untuk skala rumah tangga. Dalam penelitian ini dilakukan pada mesin pengering ikan tipe kabinet dengan 3 tigkat dimana pengujian selama 1 jam sampai dengan  mencapai temperatur pengeringan ikan 60°C konstan disetiap bagian rak pengeringan yaitu pada tingkat 1sampai dengan  tingkat 3. Disetiap tingkat dipasang 2 sampai dengan 3  termokopel dibagian  peletakan ikan. Hasil penelitan menunjukan bahwa lama waktu pemanasan di dalam ruang pengering dibutuhkan waktu  20 menit 12 detik dengan distribusi temperatur merata di setiap peletakkan ikan, sedangkan pada temperatur konstan 60°C terjadi fluktuasi temperatur dan keseragaman temperatur disetiap titik peletakan ikan yaitu antara temperatur 56,17°C sampai dengan 60,88°C dan setelah dimatikan mesin penyeringnya dibutuhkan waktu 49 menit untuk mencapai suhu lingkungan 30°C. Dapat di simpulkan bahwa mesin pengering ikan memiliki distribusi yang merata di setiap titik peletakkan ikan dan pengisolasian dinding kotak alat pengering memberikan kestabilan temperatur di setiap titik peletakan ikan.
ANALISA MATEMATIS DISTRIBUSI TEMPERATUR DENGAN VARIASI SUDUT ATAP PADA LEMARI PENGASAP IKAN Nugroho, Setyawan Dwi; Alviani, A Marsha
Chanos Chanos Vol 18, No 2 (2020): Chanos chanos
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/chanos.v18i2.9611

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui temperatur disetiap titik ruang pengasap pada lemari pengasap ikan sehingga dapat dilakukan rancang bangun lemari pengasap ikan sesuai dengan kebutuhan standar pengasapan ikan yaitu SNI  2725.1.2009. Dalam penelitian ini dilakukan 3 (tiga) variasi sudut atap lemari pengasap ikan yaitu 15°, 45° dan 60° dengan pengambilan data tanpa beban antara lain temperatur lingkungan 31°C, temperature ruang bakar 470°C. Pada lemari pengasap ikan dengan sudut atap 15°, 45° dan 60° secara berurutan didapatkan  temperatur pada atap lemari pengasap ikan dan kecepatan gas asap adalah 46°C dan 1,2 m/s , 49°C dan 1,1 m/s, serta 64°C dan 0,7 m/s. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan perhitungan dengan metode definite-difference technique dengan penyelesaian analisis numerik, membagi ruang pengasap ikan menjadi 12 node (T1 sd T12) maka  nilai ruang pengasap ikan dengan sudut atap 15º, 45ºC dan 60ºC adalah 40,72ºC s/d 264,65ºC, dan 38,92ºC s/d 264,45ºC serta 38,36ºC s/d 264,05ºC. Lemari pengasap ikan dengan sudut atap berbeda dengan perhitungan yang dihasilakan maka disimpulkan bahwa semakin besar sudut atap lemari pengasap ikan maka temperature didalam ruang pengasap semakin kecil. Distribusi temperatur didalam ruang pengasap ikan secara vertical pada bagian tengah menunjukkan temperatur lebih tinggi dibandingkan pada bagian yang mendekati lapis batas secara vertical
Implementation of Failure Mode and Effects Analysis in the Maintenance Strategy for the Main Engine Cooling System Pump of Fishing Vessels Siahaan, Juniawan Preston; Yaqin, Rizqi Ilmal; Tumpu, Mula; Hermawan, Ade; Nugroho, Setyawan Dwi; Prakoso, Bagas; Luthfiani, Febi; Zein, Lukman Adria Saputra
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 22, No 1 (2025): February
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/kapal.v22i1.67419

Abstract

The performance of the main engine of a fishing vessel becomes less than optimal when its cooling system does not function properly. Centrifugal pumps, as an important component of the cooling system, require special attention in selecting maintenance methods to maintain stable performance. This study aims to investigate the maintenance strategy of centrifugal pumps in the cooling system of the main engine of a fishing vessel. The Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) method is used to analyze maintenance strategies based on RPN values. The resulting RPN value can indicate the maintenance strategy that needs to be carried out. The highest RPN value and the failure mode category that requires special attention are analyzed using a histogram diagram. While the root cause of failure is clarified with a fishbone diagram. The results show that the highest failure mode is damage to the pump impeller due to corrosion. The main cause of this failure is found in the selection of impeller materials that are less suitable for working conditions and the environment. Predictive maintenance strategies are considered as a solution to overcome pump impeller problems. This study provides insight into choosing the right maintenance strategy, especially for fishing vessel engines.