Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kadar Flavonoid dan Antioksidan Teh Herbal Galaktogog Biji Kelabet dan Daun Kelor pada Beberapa Waktu Penyeduhan Anggraini, Nanik; Jayani, Nikmatul Ikhrom Eka; Rani, Karina Citra; Oktaviyanti, Nina Dewi; Setiawan, Finna
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 18, No 3 (2024): TEKNOTAN, Desember 2024
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol18n3.6

Abstract

Teh herbal kombinasi biji kelabet dan daun kelor mengandung flavonoid maupun polifenol yang dikaitkan dengan efek sebagai galaktogog. Herbal galaktogog disajikan sebagai teh untuk diseduh agar penggunaannya lebih praktis. Penyeduhan teh dengan air panas merupakan salah satu contoh proses ekstraksi sederhana. Pada proses ekstraksi ada banyak faktor yang akan mempengaruhi proses ekstraksi. Beberapa faktor yang mempengaruhi ekstraksi antara lain: suhu ekstraksi, metode dan tahap ekstraksi, dan jenis pelarut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu penyeduhan teh herbal galaktogog kombinasi biji kelabet dan daun kelor terbaik dilihat dari parameter kadar flavonoid dan aktivitas antioksidan yang dilihat dari nilai Inhibitory Concentration 50 (IC50). Metode penetapan kadar total flavonoid dengan kolorimetri melalui pembentukan kompleks khelat dengan AlCl3. Metode uji aktivitas antioksidan dengan ABTS (2,2′-azino-bis-(3-ethylbenzothiazoline-6-sulfonic) acid). Analisis data secara statistika dengan software SPSS menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) one-way. Hasil penelitian menunjukkan Pengujian kadar flavonoid teh herbal galaktogog biji kelabet dan daun kelor menunjukkan kadar total flavonoid pada waktu penyeduhan 5, 10 dan 15 menit berturut-turut 0,48; 0,82 dan 1,10 mg QE/100 ml. Nilai IC50 pada waktu penyeduhan 5, 10 dan 15 menit berturut-turut sebesar 505,28; 489,88 dan 313,91 ppm. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa waktu penyeduhan teh herbal galaktogog kombinasi biji kelabet dan daun kelor terbaik selama 15 menit (suhu penyeduhan 1000C) . 
Formulasi Chewable Gummy Daun Kelor (Moringa oleifera) dengan Gelling Agent Konjak Glukomanan dan Kappa Karagenan Rani, Karina Citra; Ningrat, Komang Wulan Cahya; Melinda, Shelly; Jayani, Nikmatul Ikhrom Eka
MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana) Vol. 4 No. 1 (2022): JUNE
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/mpi.v4i1.5032

Abstract

Salah satu upaya pemanfaatan serbuk daun kelor sebagai sumber antioksidan adalah pengembangan sediaan chewable gummy. Chewable gummy daun kelor diformulasi untuk menutupi rasa dan bau serbuk daun kelor yang khas dan kurang disukai, sekaligus meningkatkan kemuda- han penggunaan sediaan. Pada penelitian ini dilakukan formulasi chewable gummy dengan dua jenis gelling agent yaitu konjak glukomanan (formula 1-3) dengan konsentrasi 0,25%; 0,50%; dan 0,75% serta kappa karagenan (formula 4-6) dengan konsentrasi 1%; 1,5%; dan 2%. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh jenis dan konsentrasi gelling agent konjak glukomanan dan kappa karagenan terhadap karakteristik fisik chewable gummy daun kelor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua jenis gelling agent menghasilkan chewable gummy yang mudah hancur saat kontak dengan media aqueous (3,91-12,88 menit). Interaksi jenis gelling agent dan perbedaan konsentra-si berpengaruh signifikan terhadap swelling ratio, waktu hancur, persen sineresis, dan hardness chewable gummy (p<0,05). Sementara itu, parameter gumminess dan chewiness hanya dipengaruhi jenis gelling agent. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa jenis dan konsentrasi gelling agent menyebabkan perbedaan karakteristik fisik sediaan chewable gummy daun kelor. Peningkatan konsentrasi gelling agent konjak glukomanan dan kappa karagenan menyebabkan waktu hancur sediaan menjadi lebih lama, sineresis sediaan menjadi lebih rendah, serta tekstur sediaan menjadi lebih kokoh dan kenyal. Konsentrasi konjak glukomanan yang direkomendasikan untuk pembuatan chewable gummy daun kelor adalah 0,75% (formula 3), sementara untuk kappa karagenan adalah 2,0% (formula 6).
PENGEMBANGAN SENTRA PENGOLAHAN HERBAL PADA KELOMPOK ASUHAN MANDIRI ASMAN TOGA DESA WAGE MELALUI PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN PEMBUATAN Setiawan, Finna; Pradana, Aditya Trias; Hadi, Faizal Susilo; Kusyairi, Achmad; Jayani, Nikmatul Ikhrom Eka; Rani, Karina Citra
RESONA : Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat Vol 8, No 2 (2024)
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Muhammadiyah Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35906/resona.v8i2.2164

Abstract

Pemberdayaan Asuhan Mandiri (Asman) TOGA, Desa Wage, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dilakukan dalam upaya memanfaatkan potensi dan menyelesaikan permasalahan yang dialami mitra. Program ini dilaksanakan atas kerjasama antara UBAYA, UNITOMO, pemerintah Desa Wage, dan mitra. Pelatihan dan pendampingan khususnya terkait diversifikasi dan pengembangan produk olahan berbasis TOGA dilakukan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mitra, serta memotivasi dalma upaya menciptakan berbagai produk olahan berbasis TOGA. Metode yang dilakukan mulai dari analisis situasi, pemaparan materi, diskusi interaktif, praktik pembuatan produk, dan monitoring. Mitra secara aktif berpartisipasi dalam proses diskusi interaktif maupun proses pembuatan produk. Pada kegiatan ini dilakukan pembuatan 2 jenis produk minuman serbuk instan yaitu wedang pokak dna jahe instan. Pada Produk wedang pokak telah dilakukan desain kemasan untuk wedang pokak. Hasil kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kelompok yang terlihat dari dihasilkannya produk wedang pokak yang siap dipasarkan. Diharapkan produk ini akan menjadi salah satu produk unggulan kelompok Asman TOGA, Desa Wage.  Abstract. Empowerement of Asuhan Mandiri (Asman) TOGA, Wage Village, Taman Subdistrict,Sidoarjo District, Sidoarjo Regency, East Java was carried out to utilizes potential and solve the problems of this group.This program was conducted by collaboration of UBAYA, UNITOMO Wage Village government, and Asman TOGA. This program was focused to diversification and development of TOGA based products. The aim to improving of knowledge and skills, as well as motivating them to create new products. The methods used includes analysis of situation, sharing knowledge, interactive discussion, and practise to making product. From this activity, we got two produts are wedang pokak and jahe instan. The result of this programme showed an increase of knowledge and skill of this group,  this is obtained from the new prodcut that produced  which is ready for the market. Hopefully, this product will become one if the  superior product from Asman TOGA,Desa Wage,