p-Index From 2020 - 2025
1.048
P-Index
This Author published in this journals
All Journal ZOOTEC
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Infestasi caplak pada ternak kuda di desa Pinabetengan Raya, Kecamatan Tompaso Barat, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara Ariman, A.P.; Nangoy, M.J.; Tulung, Y.L.R.; Assa, G.V.J.
ZOOTEC Vol 41, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.276 KB) | DOI: 10.35792/zot.41.1.2021.32846

Abstract

This study aims to identify the types of ticks, calculate the prevalence of tick infestations, preferences for body part infestations and preferences for sex infestations in horses in Pinabetengan Raya Village, West Tompaso District, Minahasa Regency, North Sulawesi Province. This research was carried out for one month (thirty days) on 50 horses. Ticks are collected manually using tweezers in sequence starting from the head, neck, back, abdomen, groin, tail and legs. The samples were put in bottles containing 70% alcohol. The results of this study found that the type of tick that infested horse livestock was Boophilus microplus. The prevalence of infestation is 60.78%. The preference based on body part was found to be highest in the neck with an average of 2.82 individual ticks / horses. The average head was 1.75, the back was 0.25, the abdomen was 0.72, the groin was 1.27, the legs were 0.25 and the tail was 0.74 of the individual ticks/horse. Infestation preference based on sex was found to be higher for females (average 10.48 individual ticks / horse) when compared to males (mean 2.64 individual ticks/horse). The type identification found was Boophilus microplus with an infestation prevalence of 62%, with the highest preference on the neck with an average of 2.82% and higher mares with an average of 10.48% individual ticks/horse livestock.Keywords : Ticks Infestation, Prevalence, Preference, Horse
Prevalensi infeksi parasit cacing Ascaris suum pada usus halus babi di tempat penampungan Desa Motoling, Minahasa Selatan Tiwa, A.J.; Podung, A.J.; Pudjihastuti, E.; Assa, G.V.J.; Paath, J.F.
ZOOTEC Vol 41, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.44 KB) | DOI: 10.35792/zot.41.2.2021.36804

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengukur prevalensi infeksi parasit cacing pada usus halus ternak babi di lokasi penampungan dan pemotongan Desa Motoling, Minahasa Selatan.  Penelitian ini menggunakan sampel 50 ekor ternak babi yang dipotong dan diambil usus halusnya dan diamati parasit cacing serta diukur prevalensinya berdasarkan ras ternak, jenis kelamin dan umur ternak. Metode penelitian yang digunakan yaitu ekplorasi deskriptif. Ternak babi yang ditampung dan dipotong selain berasal dari daerah sekitar tempat penampungan, juga berasal dari luar daerah, seperti Minahasa, Kotamobagu dan Palu. Berdasarkan hasil identifikasi parasit cacing dan pengamatan yang diperoleh pada penelitian ini, didapatkan cacing Ascaris suum. Prevalensi parasit Ascaris suum ditemukan dari sampel sebesar 12%, Infeksi parasit Ascaris suum hanya didapatkan pada babi ras jenis Landrace  dengan prevalensi 16,2%. Berdasarkan jenis kelamin ternak, prevalensi parasit cacing lebih tinggi pada ternak jantan 21,1%, sedangkan ternak betina prevalensi 6,5%. Berdasarkan umur, didapati tingkat infeksi tertinggi pada kelompok umur ternak 6-7 bulan dengan prevalensi 19,2%, umur 7 – 8 bulan prevalensi sebesar 5,0%.  Kesimpulannya teridentifikasi cacing dewasa Ascaris suum menginfeksi usus halus ternak babi di tempat penampungan babi siap potong di Desa Motoling.  Prevalensi infeksi lebih tinggi pada kelompok babi ras landrace dibandingkan Duroc dan babi lokal.  Berdasarkan jenis kelamin ternak, prevalensi infeksi A. suum lebih tinggi pada babi jantan dibandingkan betina.  Berdasarkan umur babi, prevalensi infeksi A. suum lebih tinggi pada babi umur 6-7 bulan dibandingkan babi diatas umur 7 dan 8 bulan.Kata Kunci : , Ternak babi , usus halus , Ascaris suum
JENIS DAN POPULASI LALAT PADA TERNAK SAPI DI DESA TOLOK, KECAMATAN TOMPASO, KABUPATEN MINAHASA Djenaan, Faris; Assa, G.V.J.; Poli, Z.; Lomboan, A.
ZOOTEC Vol 39, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.925 KB) | DOI: 10.35792/zot.39.1.2019.22130

Abstract

TYPES AND POPULATION OF FLY ON BEEF CATTLE AROUND TOLOK VILLAGE AT TOMPASO DISTRICT OF MINAHASA REGENCY. The Study was conducted to evaluate types and population of fly on beef cattle around Tolok village at Tompaso district of Minahasa regency. Observation was applied during a month involving sixteen beef cattle. Flies were cached using insect net one time on every two weeks. Collections of flies were conducted three times and types of fly were also identified including their population. Results of observation showed that there were three types fly on beef cattle including Haematobia exigua, Stomoxys Calcitrans and Musca domestica. The population of these flies were Haematobia exigua of 94.43 individuals, Stomoxys Calcitrans of 10.49 individuals and Musca domestica of 7.74 individuals. The dominant fly during collection at Tolok village was type of Haematobia exigua. Key words: Fly population, dominating fly type, beef cattle.
INFESTASI CAPLAK PADA SAPI DI DESA TOLOK KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA Patodo, Gabriel B.; Nangoy, M.J.; Assa, G.V.J.; Lomboan, A.
ZOOTEC Vol 38, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.971 KB) | DOI: 10.35792/zot.38.2.2018.19911

Abstract

INFESTATION OF TICKS ON CATTLE IN TOLOK VILLAGE TOMPASO DISTRICT, MINAHASA. The tick is one of the most commonly encountered ectoparasites on livestock and can degrade its quality and quantity significantly. Risks caused by tick infestation include local skin damage, anemia, paralysis due to toxins, and disease transmission. A research project on tick infestation was conducted for 1 (one) month in Tolok Village of the Minahasa District due to counted the prevalence of tick infestation on cattle, the preference of tick infestation based on body parts, sex and age. The research used the survey method, in which tick samples were collected during the day, preserved in a 70% alcohol solution, and then counted in the laboratory of Faculty of Animal Science, Sam Ratulangi University of Manado. The results showed that tick infestation on cattle in Tolok Village yielded  100% prevalence  (all the cattle observed (n=53) were infested by ticks). Infestation preference based on body parts showed the highest on the crotch region (average 6,70 ticks) compared on  the head  ( average 1,75 ticks ),  the neck (average 5,55 ticks), the back ( average 3,4 ticks), 4,44 ticks on the abdomen ( average 4,44 ticks), and the legs (1,11 ticks). Infestation preference based on sex showed the highest on female (32,05 ticks) compared   on male (20,65 ticks). Finally, based on the cattles’ age, the infestation preference were a average of 27 ticks on calfs and 26,15 ticks on adult cattles. Higher infestation preference was found in calfs rather than adult cattle.Keywords: Infestation, Tick
Efektivitas penggunaan probiotik terhadap kualitas telur burung puyuh (coturnix-coturnix japonica) Karisma, A.I.; Lambey, L.J.; Poli, Z.; Keintjem, J.; Assa, G.V.J.
ZOOTEC Vol. 45 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan probiotik terhadap kualitas telur. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah puyuh petelur umur 42 hari sebanyak 160 ekor puyuh betina, cara pengukurannya menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Setiap unit kandang berisi 8 ekor puyuh. Perlakuan yang digunakan adalah R0: air minum tanpa probiotik; R1: penambahan probiotik 0,5 % (5 ml) dalam air minum; R2: penambahan probiotik 1 % (10 ml) dalam air minum;  R3: penambahan probiotik 1,5 % (15 ml) dalam air minum. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis of variance (ANOVA), jika mendapatkan hasil yang signifikan maka dilanjutakan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Variabel yang diamati adalah 1indeks putih telur, 2indeks kuning telur,3haugt unit,4presentase bobot kerabang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penambahan probiotik taraf 0,5 sampai 1,5 persen dalam air minum memberikan pengaruh yang berbeda  terhadap kualitas indeks putih, indeks kuning dan haugt unit. Sedangkan pada bobot kerabang pemberian probiotik pada taraf 0,5 sampai 1,5 persen dalam air minum memberikan pengaruh yang sama. Penambahan  probiotik taraf 0,5 sampai 1,5% dalam air minum memberikan pengaruh peningkatan kualitas indeks putih,indeks kuning dan haugt unit. Sedangkan pada persentase bobot kerabang tidak mengalami perubahan kualitas. Kata kunci : Puyuh, Kualitas telur, Probiotik
Studi kasus kualitas fisik dan daya tetas telur burung puyuh (coturnix-coturnix japonica) yang dikirim melalui jasa pengiriman Sukma, R.A.; Lambey, L.J.; Tangkau, L.M.S.; Nangoy, F.J.; Saerang, J.L.P.; Assa, G.V.J.
ZOOTEC Vol. 45 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui studi kasus kualitas fisik dan daya tetas telur burung puyuh (Coturnix-coturnix japonica) yang dikirim melalui jasa pengiriman. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah telur burung puyuh sebanyak 397 butir, dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 unit mesin tetas manual, termometer, wadah air diletakkan kedalam mesin tetas, lampu 15 watt, timbangan digital mini 0,001 g, egg tray dan alat tulis menulis. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Variabel yang diamati meliputi persentase telur retak, bobot telur, persentase fertilitas, persentase daya tetas, persentase mortalitas. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telur sebanyak 397 butir yang dikirim lewat jasa pengiriman terdapat telur yang retak sebanyak 70 butir atau 17%. Banyaknya telur yang retak disebabkan oleh pengemasan yang tidak sesuai standar pengiriman untuk telur tetas. Bobot telur yang dikirim oleh jasa pengiriman adalah 11,8 g. Persentase fertilitas pada penelitian ini adalah 60,5%, fertilitas telur puyuh yang baik adalah antara 68-78%. Persentase daya tetas telur pada penelitian ini adalah 53,0%. Persentase mortalitas telur pada penelitian ini adalah 46,9%. Kesimpulannya kualitas fisik dan daya tetas telur burung puyuh (Coturnix-coturnix japonica) yang dikirim melalui jasa pengiriman terdapat telur retak dan mortalitas tinggi serta daya tetas dan fertilitas rendah. Kata kunci: Pengiriman, kualitas, telur