This Author published in this journals
All Journal ZOOTEC
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kualitas internal telur ayam ras MB 402 yang diberi tepung bawang putih (allium sativum l) sebagai feed additive dalam ransum Leke, J.R.; Sompie, F.N.; Nangoy, F.J.; Haedar, B.; Sondakh, E.H.B.
ZOOTEC Vol 41, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.956 KB) | DOI: 10.35792/zot.41.1.2021.33860

Abstract

INTERNAL QUALITY OF MB 402 CHICKEN EGG FED GARLIC FLOUR (Allium sativum L) AS FEED ADDITIVE IN THE RATION.  This study aims to determine the internal quality of chicken eggs of MB 402 fed garlic flour (Allium sativum l) as a feed additive in the ration. Eggs are one of the livestock products that have high nutritional value and are complete, at a relatively cheap price. Garlic contains active compounds making it a potential feed additive. The goals of feed additives are the health of livestock, increase production and productivity, reduce mortality, fulfill chicken nutrition, and increase growth acceleration (growth promoter). This research has been carried out at the CV Gunawan Farm for 6 weeks. The research material used 100 laying hens with 5 treatments and 5 replications and each replication was occupied by 4 laying hens. The design used was a completely randomized design, if there are differences, continue with Duncan's Multiple Range Test. The treatment arrangements used were as follows: R0 = 100% basal ration (RB); R1 = RB + 1% TBP flour; R2 = RB + 2% TBP flour; R3 = RB + 3% TBP flour; R4 = RB + 4% TBP flour. Based on the results of data analysis and discussion for all variables, that the treatment of garlic flour up to 4% in the ration of laying hens had no significant effect (P> 0.05) on the egg white index and egg yolk index, but had a very significant effect (P <0.01) on the yolk color. Based on the results of data analysis and discussion of all variables, it is concluded that giving garlic flour up to 4 percent can improve egg quality.Keywords: internal quality of eggs, garlic (Allium sativum l)
KARATERISTIK ORGAN BAGIAN DALAM AYAM BURAS YANG DIBERI PAKAN MINYAK KELAPA (Cocos nucifera) DALAM RANSUM Leke, Jein Rinny; Sompie, F.N.; Wantasen, E.; Widyastuti, T.; Sondakh, E.H.B.
ZOOTEC Vol 39, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.953 KB) | DOI: 10.35792/zot.39.2.2019.24803

Abstract

INTERNAL ORGANS CHAR ACTERISTICS OF NATIVE CHICKEN FED BY COCONUT OIL (Cocos nucifera) ON DIET. The research was carried to determine the internal organs characteristics of buras chickens fed coconut (Cocos mucifera) oil in diet. A total 100 unsexed buras chickens was used in this experiment. The design used in this study was a completely randomized design (CRD) consisting of 5 treatments and 5 replications (4 hens each). The data were subjected to analysis of variance, when the treatments indicated significant effect it was continued Duncan’s Multiple Range Test. Five dietary treatments containing 0, 0.5%, 1 %, 1,5%, and 2% levels of coconut oil (CO) with five replicates were applied to chickens.  Parameters measured were body weight, heart, liver, pancreas  and gizzard weight. Result showed that CO in the ration significantly increased the body weight (P<0.01) but did not affect to heart weight, liver weight, pancreas weight and gizzard weight.(P>0.05) It can be concluded that coconut oil in the diet can’t increase the internal organ characteristics. We can gave the 2% CO in the diet for the best results. Key words: Internal Organs, Coconut Oil, Buras Chickens
Persentase karkas dan lemak abdomen ayam broiler fase akhir yang mengonsumsi air minum mengandung ekstrak rumput laut cokelat (Sargassum crassifolium) Karnoak, P.N.; Sompie, F.N.; Kowel, Y.H.S.; Kereh, V.G.
ZOOTEC Vol. 44 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitan ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan ekstrak rumput laut cokelat (Sargassum crassifolium) dalam air minum terhadap persentase karkas dan lemak abdomen ayam broiler fase akhir. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan berupa tingkat pemberian ekstrak rumput laut cokelat, yaitu 0%, 5% (0,18 g dalam 3 L air), 10% (0,37 g dalam 3 L air), 15% (0,56 g dalam 3 L air). Variabel yang diukur yaitu konsumsi ransum, konsumsi air minum, bobot karkas, persentase karkas, dan persentase lemak abdomen. Hasil analisis keragaman menunjukan bahwa perlakuan pemberian ekstrak rumput laut cokelat dalam air minum memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap konsumsi ransum, bobot karkas dan persentas karkas ayam broiler, namun berpengaruh secara nyata terhadap konsumsi air minum dan persentase lemak abdomen. Hasil uji lanjut Tukey untuk konsumsi air minum menunjukkan bahwa P0 berbeda tidak nyata dengan P1 dan P2 (P>0,05), dan berbeda nyata lebih tinggi dengan P3 (P<0,05), P1 berbeda sangat nyata lebih tinggi terhadap P3 (P<0,01) tapi berbeda tidak nyata dengan P2 (P>0,05), sedangkan P2 berbeda nyata lebih tinggi dengan P3 (P<0,05). Uji lanjut Tukey terhadap persentase lemak abdomen menunjukan bahwa P0 berbeda nyata lebih tinggi dengan P1 (P<0,05), dan berbeda sangat nyata lebih tinggi dengan P2 dan P3 (P<0,01), P1 berbeda nyata lebih tinggi terhadap P3 (P<0,05) tapi tidak dengan P2 (P>0,05), dan P2 berbeda tidak nyata dengan P3 (P>0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan ekstrak rumput laut cokelat dalam air minum ayam broiler fase akhir dapat diberikan sampai 10% karena menghasilkan lemak abdomen yang rendah dan bobot karkas serta persentase karkas yang baik. Kata kunci : Ayam broiler, Sargassum crassifolium, karkas, lemak abdomen
Kecernaan bahan kering, bahan organik, serat kasar dan protein kasar ransum ayam petelur yang menggunakan tepung daun pangi (Pangium edule reinw) Wolayan, R.F.; Wolayan, F.R.; Sompie, F.N.; Kowel, Y.H.
ZOOTEC Vol. 44 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung daun pangi (Pangium edule reinw) dalam pakan ayam petelur terhadap kecernaan bahan kering, bahan organic, serat kasar dan protein kasar. Penelitian ini menggunakan 20 ekor ayam ras Strain Isa Brown umur 46 minggu. Rancangan yang digunakan adalah Racangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu penggantian tepung daun pangi dengan ransum dasar, perlakuannya adalah R0 = Ransum dasar tanpa menggunakan tepung daun pangi, R1 = Ransum dasar 98% +2% tepung daun pangi, R2 = Ransum dasar 96% +4% tepung daun pangi  R3 = Ransum dasar 94% +6% tepung daun pangi. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa penggunaan tepung daun pangi pada level 2%, 4% dan, 6% dalam ransum memberikan pengaruh tidak nyata (P>0.05) terhadap kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organic, kecernaan serat kasar, dan keceranaan protein kasar. Berdasarkan hasil peneliti dapat disimpulkan bahwa penggantian tepung daun pangi sampai level 6% dapat menggantikan ransum dasar ayam petelur. Kata Kunci: daun pangi ,kecernaan bahan kering,kecernaan bahan organik, protein kasar ,ayam petelur
Penerapan biosekuriti pada peternakan ayam broiler di desa Warisa Kampung Baru Nainggolan, A.S.; Tangkere, E.S.; Leke, J.R.; Sompie, M.; Sompie, F.N.
ZOOTEC Vol. 44 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengetahui penerapan biosekuriti pada peternakan ayam broiler di desa Warisa Kampung Baru.  Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik deskriptif.  Aspek yang dikaji adalah tentang penerapan biosekuriti peternakan ayam broiler. Untuk penilaian penerapan biosekuriti, beberapa parameter dilengkapi dengan indikatornya masing-masing. Pengukuran parameter penelitian pertama-tama menggunakan skala Guttman, dan setelah hasil per parameter dalam bentuk persentase didapat, kemudian diinterpretasikan berdasarkan skala Likert. Hasil pengamatan menyimpulkan bahwa akumulasi penerapan biosekuriti peternakan ayam broiler di desa Warisa Kampung Baru adalah 89,0%, masuk pada kategori sangat baik; namun, peternakan ayam broiler di desa Warisa Kampung Baru, belum menerapkan biosekuriti secara menyeluruh (100,0%). Penerapan biosekuriti belum menyeluruh yakni biosekuriti terhadap hewan pengganggu serta biosekuriti terhadap lalu lintas tamu dan karyawan/pekerja peternakan, sedangkan penerapan biosekuriti pada parameter lainnya sudah diterapkan sepenuhnya dan perlu dipertahankan. Kata kunci: broiler, penerapan biosekuriti, usaha peternakan