Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS SEMANTIK PERBEDAAN UCHI NI DAN AIDA NI DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG 日本語文における「うちに」および「あいだに」の違い意味論の分析 MAUMINA, SITTY TAFZIA; KOJONG, MAXI
JURNAL ELEKTRONIK FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SAM RATULANGI Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : JURNAL ELEKTRONIK FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Laporan akhir ini membahas tentang analisis semantik perbedaan uchi ni dan aida ni dalam kalimat bahasa Jepang dimana keduanya sekilas mempunyai makna sama tetapi berbeda penggunaannya, sehingga tidak sedikit pembelajar bahasa Jepang yang melakukan kesalahan dalam memakai ungkapan ini. Hal ini disebabkan karena terbatasnya referensi yang membahas perbedaan dan persamaan antara keduanya.            Oleh sebab itu perumusan masalah yang diangkat penulis adalah apa makna perbedaan uchi ni dan aida ni serta persamaannya dalam kalimat bahasa Jepang. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan makna uchi ni dan aida ni serta persamaan maupun perbedaan pemakaiannya dalam kalimat bahasa Jepang. Pengumpulan data yang dilakukan penulis melalui kajian kepustakaan dan pengolahan data dianalisis menggunakan metode analisis semantik.            Hasil analisis semantik perbedaan uchi ni dan aida ni dalam kalimat bahasa Jepang adalah uchi ni dan aida ni ini digunakan untuk menyatakan dua kejadian, dimana kejadian kedua terjadi sebelum kejadian pertama selesai. Dalam penelitian ini juga, penulis menemukan persamaan dan perbedaan antara uchi ni dan aida ni. Persamaannya adalah untuk menunjukkan dua peristiwa yang terjadi secara bersamaan, sehingga dapat dipahami bahwa peristiwa kedua terjadi disaat peristiwa pertama masih berlangsung. Sedangkan perbedaannya adalah uchi ni berdasarkan emosi pembicara, ada rasa penyesalan jika terlambat dilakukan, sedangkan dalam aida ni tidak ada rasa penyesalan. Selain itu batasan jangka waktu yang dinyatakan oleh uchi ni adalah titik terjadinya perubahan waktu, sedangkan batasan jangka waktu yang dinyatakan oleh aida ni adalah titik selesai dilakukannya kegiatan.  Kata kunci: uchi ni, aida ni, semantik  要旨 本討論は日本語における「うちに」および「あいだに」の使い分け、異なるに関して、統語論の分析である。「うちに」および「あいだに」は両方同じ意味を持っているのに使い分けは異なっている。そのため、よく間違っている日本語学習者が少なくないである。一つの問題としては参考書が少ないからである。本討論の問題は「あいだに」および「うちに」の意味、使い分け、異なるについてどのように使われるのかと言うことを明らかにすることを目的とする。データーを集める方法は日本語教科書にある例文を集めて、最後に、レポートを書く際に記述的の理論に基づいて書くことにする。            日本語文中に「うちに」および「あいだに」の違い意味を解析した結果は「うちに」および「あいだに」は二つの出来事を表現するために使用されます。二番目の出来事は最初の出来事が完了する前に発生します。この研究においても、著者は「うちに」および「あいだに」の類似点と相違点を見出した。類似点は二つの出来事が同時に発生することを示して、二番目の出来事は最初の出来事がまだ進行中の時に発生することが分かります。相違点は話者の感情に基つく「うちに」は遅すぎると後悔する気持ちがありますが「あいだに」では後悔はありません。その以外、「うちに」で示される制限時間は時間の変化のポイントです。「あいだに」で示される制限時間は活動終了のポイントです。最後はこの研究の成果が日本語教育現場に多少なりとも役立てばと思っている。 キーワード:うちに、間に、意味論
ANALISIS MAKNA OJIGI DALAM FILM NOBUNAGA CONSERTO DOMPO, ADITYA NURNANINGSIH; KOJONG, MAXI
JURNAL ELEKTRONIK FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SAM RATULANGI Vol 3 (2019)
Publisher : JURNAL ELEKTRONIK FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Laporan akhir ini penulis membahas tentang “Analisis Makna Ojigi Dalam Film NobunagaConserto” yang digunakan orang Jepang pada zaman dahulu dilingkungan kerajaan. Ojigi sendiri memiliki pengertian, yaitu memberi hormat dengan membungkukkan badan (Nola Anelia, Nelson F. 2013). Teknik ojigi tersebut sangat efektif karena bisa terlihat jelas kedudukan serta jabatan dari masing-masing orang.Oleh sebab itu perumusan masalah yang diangkat penulis adalah jenis-jenis ojigi apa saja yang digunakan dalam film Nobunaga Conserto dan bagaimana makna ojigi yang terkandung dalam film Nobunaga Conserto. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan jenis-jenis ojigi dan makna ojigi yang terkandung dalam film Nobunaga Concerto. Pengumpulan data yang dilakukan penulis melalui beberapa cara antara lain : menonton berulang-ulang dan memahami isi film, studi pustaka lewat buku maupun jurnal ilmiah, serta mengopi adegan ojigi, mengelompokkan dan menganilisnya menggunakan analisis deskriptif.Hasil analisis yang ditemukan dalam film Nobunaga Conserto terdapat ojigi Ritsurei (posisi berdiri) antara lain ; ojigi 5 derajat, 15 derajat, 30 derajat, dan 45 derajat. Zarei (posisi duduk) ; ojigi 30 derajat, 45 derajat dan 90 derajat. Dalam penelitian ini penulis juga menemukan makna ojigi yang terkandung dalam film antara lain banyak nilai positif yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Rasa saling menghormati satu sama lain begitu tinggi. Paham akan derajat dari masing-masing orang.Kata kunci: Ojigi, Nobunaga Coserto      要旨本討論日本の「信長コンセルト」という映画におけるお辞儀の意味分析である。特昔、日本の王国の環境におけるお辞儀である。お辞儀は毎日の生活で使わなければならないことである。日本の社会はお互いに尊敬すると言う規則があって、一つとしてはボディ-ラングアゲである。ボディーラングアゲ通して個人自身の立場、地位が理解できる。そこで本研究「信長コンセルト」と言う映画のお辞儀類どのようなお辞儀なのかと言うことを明らかにすることを目的とする。データを集める方法は「信長コンセルト」と言う映画を繰りかしみて、話の流れを理解して、研究の目的と関係がある表現、場面や話を取り出し、分お辞儀の種類に分けて、文析する。レポートを書く際に記述的な理論に基づいて書くことにする。分析結果としては二つのお辞儀の種類、それは「立礼」と「座例」である。立礼のお辞儀は四つお辞儀の種類つまり、5度ぐらいの腰の曲がれ、15度ぐらいの、30度の、45度のがある。それらの意味はポシチプナな価値観があって、例としてはお互いに尊敬する性格や自分自身の立場や地位が理解できると言うことである。はこの研究(けんきゅう)の成果(せいか)が日本語教育現場(にほんごきょういくげんば)に多少(たしょう)なりとも役立(やくた)てばと思(おも)っている。キーワード:お辞儀、信長コンセルト
Kearifan Tradisional sesudah Upacara Pemakaman “Pinədanoan” pada Masyarakat Tombatu Kojong, Maxi
Kajian Linguistik Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35796/kaling.9.2.2021.38944

Abstract

In society, the behavior of daily life is influenced by the traditions inherited from the ancestors that were carried out long ago. Of the many traditions that are passed down, there are still traditions that still survive or are sustainable or are still being carried out in life. In the Tonsawang tribal community, it is full of traditions. One of the traditions that are still carried out is that after the funeral, there are several traditions that must be carried out by the nuclear family who died. One of the traditions is bathing in the river, washing away the clothes worn. This tradition has been carried out since time immemorial, and is the legacy of the ancestors of the Tonsawang tribe. The purpose of this study is to describe how the traditions are carried out after the funeral. Describe the factors that led to the implementation of the tradition. The last is to describe what the meaning of doing these traditions is. This research uses descriptive analysis.
TARI KABASARAN SEBAGAI ATRAKSI WISATA: STUDI TENTANG KOMODIFIKASI BUDAYA DI MINAHASA Martini, Sri; Kojong, Maxi; Farhaeni, Mutria
JURNAL ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK Vol 5, No 1 (2025): Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Publisher : Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30742/juispol.v5i1.4384

Abstract

Tulisan ini membahas komodifikasi budaya dalam konteks tari Kabasaran, tarian perang tradisional masyarakat Minahasa, yang kini telah mengalami transformasi menjadi atraksi wisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan observasi, wawancara, dan studi pustaka terhadap bentuk pertunjukan tari Kabasaran dalam acara pariwisata. Hasil kajian menunjukkan bahwa tari Kabasaran mengalami penyederhanaan gerakan, modifikasi atribut, serta pergeseran makna. Meskipun memberikan kontribusi ekonomi dan pelestarian budaya, komodifikasi ini juga menimbulkan risiko hilangnya nilai sakral. Oleh karena itu, keterlibatan komunitas lokal dan regulasi budaya sangat penting dalam menjaga otentisitas warisan budaya ini.Kata Kunci: Komodifikasi Budaya, Tari Kabasaran, Pariwisata Budaya, Minahasa, Atraksi Wisata.