Lalamentik, Lucia G. J.
Unknown Affiliation

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN ASDP INDONESIA FERRY BITUNG Plangiten, Ribka R.; Pandey, Sisca V.; Lalamentik, Lucia G. J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 2 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki lebih dari 13.000 pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km. Kegiatan pelayaran sangat diperlukan sehingga diperlukan prasarana transportasi air berupa pelabuhan. Dengan semakin meningkatnya jumlah penumpang dan aktivitas transportasi dalam sector pembangunan, pariwisata, dan perekonomian maka perlu adanya prasana transportasi yang baik. Dengan adanya Keputusan Dirjen Perhubungan Laut Nomor UM.002/38/18/DJPL-11 tanggal 15 Desember 2011 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhhan maka sebagai salah satu upaya peningkatan prasarana transportasi laut maka perlu dievaluasi kualitas kinerja operasional pelabuhan salah satunya pelabuhan ASDP Indonesia Ferry Bitung. Metode perhitungan yang digunakan untuk menganalisa kinerja operasional pelabuhan digunakan sesuai Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut nomor HK103/2/2/DJPL-17 tentang Pedoman Perhitungan Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan, 2017. Dari hasil perhitungan didapatkan Waiting Time (WT) 30 menit, Portpone Time (PT) tidak ada, Approach Time (AT) 1 jam, Berthing Time (BT) 6 jam, Berth Working Time (BWT) 4 jam, Effective Time (ET) 4 jam, Not Operation Time (NOT) 2 jam, Idle Time (IT) tidak ada, Turn Round Time (TRT) 8 jam, ET/BT 66,67%, Ton/Gang/Hour 0,93, T/G/H Ton/Ship/Hour 0,248, T/S/H, Berth Occupancy Ratio (BOR) 51,19 %, Berth Throughput (BTP) 5,22 ton/meter2, Yard Occupancy Ratio (YOR)22,58 %, Yard Throughput (YTP) 0075 ton/meter2. Dari hasil perhitungan kemudian dibandingkan Keputusan Dirjen Perhubungan Laut Nomor UM.002/38/18/DJPL-11 tanggal 15 Desember 2011 tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan dan didapatkan hasil bahwa untuk indikator pelayanan waktu dan pelayanan fasilitas pelabuhan ASDP Indonesia Ferry dinilai baik, sedangkan untuk pelayanan bongkar muat kapal masih belum memenuhi standar kinerja operasional sehingga perlu perlu ditingkatkan lagi dengan memaksimalkan penggunaan fasilitas pelabuhan. Kata kunci: Pelabuhan, Kinerja Operasional Pelabuhan, ASDP, Pelayanan, Fasilitas
PERENCANAAN PENGEMBANGAN PELABUHAN MANADO SEBAGAI PELABUHAN PARIWISATA Tanor, Lauri S. D.; Pandey, Sisca V.; Lalamentik, Lucia G. J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 1 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelabuhan Manado yang merupakan salah satu pelabuhan yang ada di kota Manado. Sebagai pelabuhan pariwisata, pelabuhan Manado harus di lengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang perannya sebagai pelabuhan pariwisata. Pada beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke provinsi Sulawesi Utara termasuk juga kota Manado dan pulau-pulau sekitarnya, oleh sebab itu Pelabuhan Manado harus dapat mengimbangi jumlah wisatawan yang ingin berkunjung ke pulau-pulau yang ada di sekitar kota Manado.Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan dan mengevaluasi data penumpang dan wisatawan yang berkunjung ke pulau sekitar kota Manado, data kunjungan kapal, dan data bongkar muat barang, data-data tersebut diambil selama 5 tahun terakhir (2013-2017). Perencanaan pengembangan fasilitas pelabuhan Manado dilakukan berdasarkan ramalan arus kunjungan kapal, bongkar muat, dan naik turun penumpang dengan menggunakan metode regresi nonlinear yaitu exponensial.Dari hasil perhitungan pengembangan untuk tahun 2027 diperoleh untuk dermaga dengan panjang 95 m, terminal penumpang sebesar 462 m2, luas parkiran mobil 509 m2, luas parkiran bus 128 m2, dan parkiran motor sebesar 68 m2. Selain itu ada fasilitas pelengkap lainnya seperti ATM Center sebesar 6 m2, dan gift shop 90 m2.  Hasil perhitungan tersebut kemudian di tuangkan dalam bentuk gambar desain. Kata kunci: Pelabuhan Manado, pelabuhan pariwisata, rencana pengembangan.
UJI LAIK FUNGSI JALAN SECARA TEKNIS PADA RUAS JALAN MANADO – TOMOHON (SEGMEN BATAS KOTA MANADO – KOTA TOMOHON) Paat, Geraldo Niki Imanuel; Sendow, Theo K.; Lalamentik, Lucia G. J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 10 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruas Jalan Nasional Batas Kota Manado – Kota Tomohon merupakan salah satu akses jalan utama yang menghubungkan kedua kota tersebut dan daerah sekitarnya. Tujuan penelitian ini  adalah untuk menganalisis tingkat kelaikan fungsi jalan serta perbaikan yang diperlukan agar jalan menjadi laik menurut Uji Laik Fungsi Jalan (ULFJ) berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor.11/PRT/M/2010. Uji laik fungsi jalan adalah kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan jalan untuk memberikan keselamatan bagi penggunanya, dan persyaratan administratif yang memberikan kepastian hukum bagi penyelenggara jalan dan pengguna jalan, sehingga jalan tersebut dapat dioperasikan untuk umum. Analisis uji laik fungsi teknis jalan dilakukan dengan mengukur penyimpangan (deviasi) terhadap kondisi lapangan terhadap standar teknis setiap komponen teknis, meliputi: teknis geometrik jalan, teknis struktur perkerasan jalan, teknis struktur bangunan pelengkap jalan, teknis pemanfaatan ruang bagian-bagian jalan, teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas, dan teknis perlengkapan jalan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada ruas jalan Batas Kota Manado – Kota Tomohon termasuk dalam kategori laik fungsi dengan perbaikan teknis yang harus dipenuhi (LS). Perbaikan teknis yang harus dipenuhi pada ruas jalan tersebut berupa pemeliharaan rutin dan pengadaan komponen jalan yang belum ada, agar supaya ruas jalan Batas Kota Manado – Kota Tomohon dapat menjadi laik fungsi. Kata Kunci : Laik Fungsi, Standar Teknis, Ruas Jalan, Perbaikan
KETAHANAN TARIK CAMPURAN CTRB YANG MENGANDUNG 60% RAP DAN 40% RAM DENGAN SUBSTITUSI MATERIAL POZOLAN TERHADAP SEMEN Moningka, Devis Lorens; Waani, Joice E.; Lalamentik, Lucia G. J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 5 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerusakan jalan yang terjadi pada lapis pondasi maka rehabilitasi yang harus dilakukan pada lapis pondasinya. Perbaikan yang sering dikakukan yaitu membongkar lapis pondasi yang rusak lalu menggantinya dengan material agregat batu pecah yang baru tanpa menggunakan bahan pengikat maupun menggunakan bahan pengikat berupa semen lalu dipadatkan. Dalam pelaksanaannya di lapangan, cara ini sering menghadapi tantangan yaitu secara ekonomi memerluka dana yang besar untuk pengadaan material baru, gangguan lingkungan hidup yaitu mengakibatkan daerah quarry, polusi udara dan degradasi lingkngan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka salah satu teknologi daur ulang yaitu CTRB dapat digunakan. Campuran Cemen Treated Recycling Base (CTRB) adalah teknik daur ulang perkerasan jalan untuk lapis pondasi yang memanfaatkan RAP (Reclaimed Asphalt Pavement) yaitu material agregat yang mengandung aspal dan RAM (Reclaimed Aggregate Mineral) yaitu material agregat yang tidak mengandung aspal yang berasal dari garukan perkerasan yang telah rusak, dicampur kembali lalu distabilisasikan dengan semen. Semen sebagai bahan stabilisa pada campuran CTRB memerluka biaya yang besar. Oleh sebab itu akan disubstitusikan pozolan alam (tras) terhadap semen. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian ITS (Indirect Tensile Strength). Dalam penelitian ini akukan dilpengujian ITS (Indirect Tensile Strength). Variasi semen yang dibuat yaitu 2%, 4%, 6%  terhadap RAP dan RAM dan variasi tras  0%, 15%, 30% terhadap semen. Variasi campuran semen dan tras yaitu 2% PC, 4% PC, 6% PC, 2% PC : 15% Tras, 4% PC : 15% Tras, 6% PC : 15% Tras, 2% PC : 30% Tras, 4% PC : 30% Tras, 6% PC : 30% Tras. Komposisi optimum campuran yang melampaui nilai ITS yaitu campuran CTRB 6% PC : 15 % Tras dan 6% PC : 30% Tras Kata Kunci: CTRB, RAP, RAM, Tras, ITS, Pozzolan
STUDI POTENSI JARINGAN LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DAN KONSTRUKSI PERKERASAN REL. (STUDI KASUS: KORIDOR KECAMATAN SINGKIL, KECAMATAN TUMINTING DAN KECAMATAN BUNAKEN) Pandeiroth, Jerivo; Sendow, Theo K.; Lalamentik, Lucia G. J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 11 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesatnya perkembangan di Kota Manado baik dalam aspek pertambahan penduduk serta meningkatnya pembangunan pada pusat-pusat kegiatan perkotaan akan menyebabkan permasalahan pada sistem transportasi yang ada. Permintaan lalu lintas yang melebihi penyediaan ruang jalan mengakibatkan kepadatan dan kemacetan lalu lintas, sehingga pemerintah beberapa kali berupaya untuk mencoba mengatasi kemacetan namun belum sepenuhnya dapat mengurai kemacetan. Maka dari itu diperlukan program transportasi berkelanjutan (Sustainable Transport Mode) dengan sarana yang direkomendasi adalah Light Rail Transit atau LRT. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan bangkitan pergerakan serta pola distribusi perjalanan, mengkonsepkan jaringan koridor, dan menganalisa konstruksi perkerasan jalan relnya.Light Rail Transit merupakan salah satu sistem kereta api penumpang (kereta api ringan) yang biasanya beroperasi dikawasan perkotaan yang memiliki konstruksi ringan dan dapat berjalan dalam lintasan khusus. Konstruksi jalan rel merupakan suatu sistem struktur yan menghimpun komponen-komponen seperti rel, bantalan, penambat, lapisan fondasi serta tanah dasar secara terpadu yang disusun dalam sistem konstruksi.Pengumpulan data primer dilakukan dengan penyebaran kuesioner pada responden/rumah tangga sesuai jumlah sampel dimasing-masing kecamatan dan data sekunder dikumpulkan dari beberapa instansi terkait. Hasil survei di analisa dengan bantuan Microsoft office excel serta pemodelan menggunakan persamaan linear berganda dengan variabel bebas yang diukur yaitu komposisi keluarga (X1), jumlah anggota yang bekerja (X2), jumlah anggota yang bersekolah (X3), jumlah anggota yang bekerja dan bersekolah (X4), kepemilikan kendaraan (X5), penghasilan keluarga (X6), dan variabel terikat (Y) sebagai jumlah pergerakan keluarga perhari.Hasil pemodelan diperoleh persamaan terbaik yaitu Y = 0.022 + 5.091 X1 + 0.093 X2 + 0.097 X3 – 0.013 X6 dan nilai Koefisien Determinan (R²) yang diperoleh yaitu sebesar 0,924 atau 92.4%.  Konsep jaringan Light Rail Transit  5 titik koridor yaitu Koridor Singkil, Koridor Tuminting 1, Koridor Tuminting Pasar dan Koridor Bailang Raya. Dalam hasil penelitian untuk konstruksi perkerasan rel  menurut Peraturan Menteri No. 60 tahun 2012 sesuai data rencana dikategorikan di Kelas Jalan V dengan penggunaan tipe rel R.42, jenis bantalan Kayu/Baja, dan jenis penambat bisa menggunakan tunggal atau rangkap. Kata Kunci : LRT(Light Rail Transit), Konstruksi Perkerasan Rel, Konsep Jaringan 
ANALISIS KAPASITAS LANDASAN PACU (RUNWAY) PADA BANDAR UDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI MANADO Mapeda, Prisilia Junianti; Pandey, Sisca V.; Lalamentik, Lucia G. J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 1 (2020): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Provinsi Sulawesi Utara saat ini menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang mengalami perkembangan yang signifikan khususnya pada sektor pariwisata. Kondisi ini mempengaruhi jumlah penggunaan jasa penerbangan komersial yang akan masuk maupun keluar dari daerah kita baik sekarang maupun pada waktu yang akan datang. Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi Manado merupakan salah satu pintu gerbang Sulawesi Utara dan menjadi bandar udara utama yang saat ini melayani penerbangan domestik dan internasional. Bandar udara ini menggunakan landasan pacu tunggal yang merupakan konfigurasi paling sederhana dengan kapasitas 50-100 gerakan per jam pada kondisi VFR (Visual Flight Rules) dan 50-70 gerakan per jam dalam kondisi IFR (Instrument Flight Rules). Sebagai Bandar Udara utama, tentunya perlu diperhatikan keefektifan pelayanan yang ada di Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi Manado. Salah satu penunjang  keefektifan suatu Bandar Udara adalah kapasitas landas pacu karena kemacetan dapat terjadi bila permintaan mendekati kapasitas dalam suatu jangka waktu tertentu. Untuk itu kapasitas landas pacu di Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi perlu dievaluasi, yang meliputi konfigurasi landas pacu, jenis pesawat, komposisi pesawat, exit taxiway, keadaan tersibuk dan frekuensi penerbangan. Pada umumnya metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Untuk data-data arus lalu lintas udara dianalisis menggunakan metode  forecasting (ramalan) guna mendapatkan perkiraan lalu lintas udara di masa mendatang yang meliputi arus penumpang, bagasi, barang dan pos paket. Sedangkan untuk perhitungan kapasitas digunakan teori kapasitas FAA (Federal Aviation Administration) yang akan menjadi tolak ukur dalam memprediksikan tahun puncak dan tahun pengembangan. Dari hasil perhitungan, diperoleh kapasitas jenuh atau kapasitas puncak landasan pacu Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi adalah 97 operasi/jam pada kondisi VFR (Visual Flight Rules) dan 58 operasi/jam pada kondisi IFR (Instrument Flight Rules) dan diperkirakan akan terjadi pada tahun 2026 dan tahun 2051 berdasarkan dua kondisi yang berlaku di Bandar Udara ini. Sedangkan kapasitas praktis landasan pacu Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi didapat 61 operasi/jam pada kondisi VFR (Visual Flight Rules) dan 48 operasi/jam pada kondisi IFR , dan dari perhitungan ini diperkirakan bahwa bandar udara ini harus dikembangkan kembali pada tahun 2040 atau tahun 2044 dengan melihat beberapa alternatif yaitu diantaranya membuat exit taxiway high speed atau memperpanjang landas pacu yang ada. Kata kunci : Kapasitas, Landasan Pacu, Bandar Udara, FAA, VFR, IFR
PENGARUH BERHENTINYA ANGKUTAN KOTA DI SEMBARANG TEMPAT TERHADAP ARUS DAN KAPASITAS (STUDI KASUS : JL. PIERE TENDEAN DEPAN MEGA TRADE CENTER MTC) Politon, Ronald R. M. W.; Jansen, Freddy; Lalamentik, Lucia G. J.
TEKNO Vol 16, No 69 (2018): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan pengaruh berhentinya angkutan kota/mikrolet di sembarang tempat terhadap arus dan kapasitas. Untuk itu penelitian dilakukan selama 6 hari, yaitu hari senin sampai dengan sabtu dari pukul 07.00 - 19.00 WITA. Penelitian dilakukan secara langsung dengan mengambil data-data volume lalu lintas, kecepatan kendaraan (kecepatan rata-rata ruang) dan hambatan samping (kendaraan masuk dan keluar parkir, kendaraan berhenti di sembarang tempat (mikrolet), pejalan kaki, penyebrang jalan dan kendaraan lambat). Data-data volume, kecepatan dan hambatan samping dibagi per 15 menit. Selanjutnya dilakukan pengolahan data yang dibagi dalam beberapa bagian yaitu volume lalu lintas, kecepatan dan kepadatan. Analisa kapasitas jalan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Sedangkan untuk pengaruh berhentinya kendaraan berhenti terhadap arus lalu lintas, kapasitas pada saat ada kendaraan berhenti dan kecepatan kendaraan menggunakan regresi tunggal. Dari hasil penelitian diperoleh di ruas jalan Piere Tendean volume lalu lintas yang tertinggi terjadi pada hari kamis, 01 maret 2018 pukul 17.00-18.00 dengan total arus sebesar 4450 smp/jam. Kapasitas ruas jalan Piere Tendean pada saat ada kendaraan berhenti sebesar 2787,04 smp/jam, sedangkan kapasitas pada saat tidak ada kendaraan berhenti sebesar 4162,15 smp/jam. Dapat disimpulkan bahwa kendaraan berhenti di sembarang tempat mempengaruhi arus lalu lintas sebesar 75,44 % sisanya 24,56 % di pengaruhi oleh variabel yang lain yaitu kendaraan keluar masuk parkir, pejalan kaki, penyeberang jalan, dan kendaraan lambat. Pengaruh kapasitas saat ada kendaraan berhenti terhadap kendaraan berhenti (mikrolet) sebesar 100 % yang terjadi pada hari rabu 28 februari 2018 dan kendaraan masuk keluar parkir, pejalan kaki, penyeberang jalan dan kendaraan lambat tidak berpengaruh terhadap kapasitas jalan Piere Tendean Manado. Sedangkan pengaruh kecepatan terhadap kendaraan berhenti (mikrolet) sebesar 78,3 % yang di ambil pada hari jumat, 02 maret 2018, sedangkan sisanya 21,7 % di pengaruhi oleh variabel yang lain yaitu kendaraan masuk keluar parkir, pejalan kaki, penyeberang jalan dan kendaraan lambat.
ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS PEDESTRIAN DI KOTA MANADO (Studi Kasus Jalan Samratulangi – Jalan Suprapto) Saputra, Muhamad Hendra; Timboeleng, James A.; Lalamentik, Lucia G. J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 11 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jalur pejalan kaki merupakan bagian dari jalan yang berfungsi sebagai ruang sirkulasi bagi pejalan kaki yang terpisah bagi sirkulasi kendaraan, pemisahan tersebut di perlukan bagi keselamatan pejalan kaki. Dilihat dari kecepatannya moda jalan kaki mempunyai kelebihan yaitu kecepatan rendah, sehingga menguntungkan karena dapat mengamati obyek secara detail serta mudah  menyadari lingkungan sekitarnya.Studi ini dilakukan untuk menganalisa tingkat pelayanan jalur pejalan kaki di Kawasan Zero Point Menuju Pelabuhan Manado (Jalan Samratulangi – Suprato). Metode yang yang digunakan untuk menganalisa tingkat pelayanan jalur pejalan kaki adalah metode Greenshields.Observasi serta menggunakan kuesioner kepada pengguna pedestrian area (trotoar). Dari hasil observasi peneliti menemukan banyaknya hambatan samping dalam hal ini PKL (Pedagang Kaki Lima). Keberadaan PKL sebagai hambatan  samping otomatis mempengaruhi karakteristik pedestrian di lokasi penelitian karena memperkecil ruang trotoar yang digunakan pejalan kaki. Pemerintah Kota Manado sebagai pihak yang terkait dalam mengatur  ketatakotaan menurut peneliti gagal dalam melaksanakan kewajibannya. Fasilitas kanopi sebagai tempat berteduh pengguna jalan malah dimanfaatkan oleh PKL sebagai lokasi berdagang yang mengambil area pejalan kakiDari hasil penelitian, didapat arus (flow)= 15 ped/menit/meter, kecepatan sebesar 0,42m/detik, dan kepadatan sebesar 1,658  m2/pejalan kaki. Menurut Hasil analisa peneliti, standar perencanaan fasilitas pejalan kaki di daerah perkotaan (urban) berada pada tingkat pelayanan D. Agar tingkat pelayanan dapat ditingkatkan maka diperlukan system pengelolaan dalam mengantisipasi arus pejalan kaki yang cenderung meningkat terutama pada jam-jam sibuk dari hari-hari menjelang Hari Raya.. Kata Kunci : Pedestrian, Greenshields, Jalur Pejalan Kaki, Kualitas Pelayanan Jalan
ANALISIS PERGERAKAN ANGKUTAN BARANG DARI KOTA BITUNG Aruperes, Gledis Patricia; Pandey, Sisca V.; Lalamentik, Lucia G. J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 1 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Bitung merupakan kota yang terletak di provinsi Sulawesi Utara dengan luas wilayah 330,2 km2 dan memiliki perkembangan yang pesat karena terdapat pelabuhan laut sehingga mendorong percepatan pembangunan dalam berbagai bidang. Hal tersebut diiringi juga dengan peningkatan penumpang, barang dan jasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui volume pergerakan angkutan barang dari kota Bitung ke daerah tujuan di masa sekarang dan meramalkan pergerakan angkutan barang 5 tahun dan 10 tahun mendatang.Dalam penelitian ini dilakukan survei wawancara kuestioner seperti salah satu tahap wawancara yang digunakan dalam survei Asal Tujuan Transportasi Nasional (ATTN) 2016. Tahap wawancara yang dilakukan mengidentifikasi perusahaan calon responden, mengirim surat resmi ke perusahaan calon responden, menghubungi perusahaan calon responden untuk menanyakan identitas contact person, menghubungi contact person untuk mengatur jadwal kunjungan surveyor dan menanyakan identitas wakil perusahaan yang ditunjuk sebagai wakil responden, surveyor datang ke tempat calon responden sesuai jadwal, surveyor menjelaskan survei, dan melakukan wawancara. Data yang diambil dari survei wawancara adalah jenis barang, lokasi distribusi barang, rute pergerakan, jumlah rata-rata bongkar muat per hari, berat barang dan moda transportasi yang digunakan. Analisis data dimulai dengan meresume data volume pergerakan angkutan barang dari kota Bitung tahun 1996 – 2005 kemudian dilakukan analisis untuk mendapatkan laju pertumbuhan pergerakan angkutan barang. Nilai laju pertumbuhan kita gunakan untuk menghitung besar volume pergerakan angkutan barang dari kota Bitung ke daerah tujuan 5 tahun dan 10 tahun mendatang dengan menggunakan metode Statistik.Berdasarkan hasil survei yang telah di lakukan di gudang-gudang yang ada di  Kota Bitung volume pergerakan angkutan barang yang ada di kota Bitung ke daerah tujuan pada tahun 2016 sebesar 630.636 ton yang terdiri dari Manado 208.092 ton, Minahasa Utara 50.196 ton, Minahasa Selatan 85.608 ton, Minahasa 113.004 ton, Minahasa Tenggara 18.564 ton, Kotamobagu 92.034 ton, Tanjung Priuk 14.460 ton, Gorontalo 28.440 ton, Palu sebanyak 9.984 ton, dan Luwuk 9.984 ton. Dari data volume pergerakan angkutan barang tahun 1996 – tahun 2005 didapatkan laju pertumbuhan sebesar 9.923 %. Data tersebut digunakan untuk meramalkan pergerakan angkutan barang tahun 2021 dan tahun 2026. Peramalan pergerakan angkutan barang tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar 49,615 % dan tahun 2026 mengalami kenaikan  99,23 %. Kata Kunci : Angkutan Barang, Metode Statistik, Kota Bitung, survey asal tujuan.
PENGARUH BEBAN GANDAR KUMULATIF TERHADAP PENURUNAN KINERJA JALAN (STUDI KASUS: RUAS JALAN MANADO-BITUNG & RUAS JALAN BETHESDA) Emor, Enjelina K. M.; Lalamentik, Lucia G. J.; Waani, Joice E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 4 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pergerakan barang di Indonesia yang menggunakan moda angkutan darat (jalan) berpengaruh terhadap beban lalu lintas di jalan raya sehingga mempercepat tingkat kerusakan jalan. Ruas Jalan Manado-Bitung banyak dilewati berbagai jenis kendaraan, bukan hanya kendaraan berdimensi kecil tetapi juga kendaraan berdimensi besar. Ruas Jalan Bethesda memiliki volume kendaraan yang cukup besar namun sebagian besar kendaraan yang melewati ruas jalan ini adalah kendaraan berdimensi kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar beban lalu lintas, besar penurunan kinerja jalan, serta membandingkan tingkat kerusakan kedua ruas jalan tersebut dengan menghubungkan besarnya beban lalu lintas masing-masing jalan.Dalam penelitian ini data yang diambil dari lokasi penelitian adalah volume lalu lintas, data lendutan Benkelman Beam, serta data International Roughness Index (IRI) jalan. Analisis data dimulai dengan menghitung Cumulative Equivalent Single Axle Load (CESA) berdasarkan Bina Marga 2013, kemudian menghitung lendutan balik dari hasil pengujian dengan alat Benkelman Beam (BB) menggunakan metode Pd T-05-2005-B, serta menetukan Indeks Permukaan berdasarkan nilai IRI dengan menggunakan grafik hubungan Indeks Permukaan (IP) dan IRI yang bersumber dari National Cooperative Highway Research Program (NCHRP).Penurunan kinerja untuk ruas jalan Manado-Bitung dan ruas jalan Bethesda hampir sama dilihat dari besarnya lendutan dan Indeks Permukaan kedua ruas jalan tersebut, walaupun ruas jalan Manado-Bitung memiliki lalu lintas yang lebih besar dengan persentase 19,2% kendaraan berat yang melintas dan sudah 2 tahun di overlay dibandingkan dengan Ruas Jalan Bethesda yang lalu lintasnya lebih kecil dengan persentase 3,7 % kendaraan berat yang melintas dan baru tahun pertama di overlay. Hal ini membuktikan bahwa kerusakan jalan tidak hanya dipengaruhi besar beban lalu lintas, melainkan juga kualitas struktur perkerasan jalan. Kata Kunci: Beban Lalu Lintas, Lendutan, IRI, Indeks Permukaan