Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

The Effect of Ice Cubes Sipping on Reducing Thirst Among Hemodialysis Patients Anggraeni, Risma; Putri, Tri Antika Rizki Kusuma; Agustiyowati, Tri Hapsari Retno
Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal) Vol. 9 No. 4 (2023): JURNAL KEPERAWATAN KOMPREHENSIF (COMPREHENSIVE NURSING JOURNAL)
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33755/jkk.v9i4.648

Abstract

Aims: Patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis must limit fluids to prevent fluid overload, which worsens the condition of patients with chronic kidney disease. Restricting fluids results in reduced oral intake, which results in a dry mouth and rarely flowing water on the tongue. This condition can trigger a feeling of thirst. One way to manage thirst is to chew ice cubes. Objective: to determine the effect of chewing ice cubes on reducing thirst in patients undergoing hemodialysis. Method: This research is a type of quantitative research with Quasy Experiment research with a pretest and posttest approach with a sample size of 60 respondents, 30 respondents in the intervention group, and 30 respondents in the control group using purposive techniques sampling. And for data collection using the DTI (Dialysis) questionnaire Thirst Inventory). Results: The effect of giving the intervention of chewing ice cubes to patients undergoing hemodialysis obtained a p-value of 0.000 (p < 0.05) for pre-post in the intervention group and a p-value of 0.317 (p > 0.05) for pre-post in the control group. It can be concluded that the posttest value of the intervention group and the posttest value of the control group obtained a p-value of 0.000 (< 0.05). It can be concluded that there is a significant difference in group posttest scores between the intervention group and the control group. Conclusion: The results of the study show that the intervention of chewing ice cubes in patients with chronic kidney disease has an effect so that it can be used.
The Correlation Between Smoking Habits and Stroke Severity Among Patient with Stroke at General Public Hospital in Bandung, Indonesia Syaharani, Syarifa Sophia; Agustiyowati, Tri Hapsari Retno; Rohyadi, Yosep
Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal) Vol. 10 No. 3 (2024): JURNAL KEPERAWATAN KOMPREHENSIF (COMPREHENSIVE NURSING JOURNAL)
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33755/jkk.v10i3.707

Abstract

Aims: Stroke, a severe neurological condition, can be fatal and can be influenced by smoking habits and lifestyle choices, as it can cause plaque buildup in blood vessels. This study to determine the association between smoking behaviour and the severity of stroke in stroke patients. Methods: The study used cross-sectional research with 51 respondents, measuring smoking habits and stroke severity. Results showed a significant positive relationship between smoking habits and stroke severity, with 23.5% having light smoking and 33.3% having mild strokes. Results: The research reveals that 62.7% of stroke patients treated at Al Ihsan Regional Hospital are male, with most having infarction strokes and being over 60 years old. Most have a smoking habit of 10-20 cigarettes per day, with moderate habits. Smoking habits can trigger atherosclerosis, causing strokes and affecting clinical outcomes. Conclusions: The study found a moderate relationship between smoking habits and stroke severity in stroke patients at Al Ihsan Regional Hospital, with smoking habits affecting the degree of stroke and causing infarction.
Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga terhadap Kesiapsiagaan menghadapi Bencana Gempa Bumi Syahputra, Muhammad Ridwan; Setiawan, Asep; Fathudin, Yogasliana; Agustiyowati, Tri Hapsari Retno; Syagitta, Mutiara
Jurnal Keperawatan Indonesia Florence Nightingale Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : UPPM. Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jkifn.v4i1.2156

Abstract

Bandung berada pada area rawan bencana gempa bumi karena berada pada area Sesar Lembang, Tingginya potensi gempa bumi Sesar Lembang membutuhkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tersebut. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan antara pengetahuan kepala keluarga dengan kesiapsiagaan potensi bencana gempa bumi. Gempa bumi merupakan getaran dari dalam bumi, yang kemudian merembat ke permukaan bumi yang mengakibatkan rekahan bumi pecah dan bergeser secara keras, dampak terjadinya gempa yaitu menimbulkan kerusakan harta benda dan korban jiwa. Penelitian menggunakan desain penelitian cross sectional dengan jenis penelitian korelasional. Sampel yang diambil 90 orang menggunakan teknik cluster random sampling, analisis menggunakan uji ChiSquare. Hasil penelitian menunjukkan responden rata-rata skor pengetahuan responden adalah 69,27 dan rata-rata skor kesiapsiagaan sebesar 57,17. Mayoritas responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak 55,6% dan kesiapsiagaan yang rendah sebanyak 50%. Hasil analisa bivariat menunjukan hasil p-value 0,000, kepala keluarga yang memiliki pengetahuan kurang memiliki resiko 7 kali kesiapsiagaan yang kurang dalam menghadapi bencana gempa bumi, sehingga ada hubungan antara pengetahuan kepala keluarga dengan kesiapsiagaan bencana gempa bumi. Tingkat pengetahuan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana perlu ditingkatkan dengan pelatihan kebencanaan bersama pihak yang berwenang.
HUBUNGAN RESILIENSI DENGANTINGKAT KECEMASAN PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI KEMOTERAPI Fitri, Indri Nuraeni; Agustiyowati, Tri Hapsari Retno; Meilianingsih, Lia; Sukarni, Sukarni; Waluya, Nandang Ahmad
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 17 No 1 (2025): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v17i1.2620

Abstract

Pada tahun 2020, prevalensi kanker payudara di Indonesia mencapai 65.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus kanker, dengan 22.430 kematian (9,6%). Pengobatan kanker payudara, seperti kemoterapi, memengaruhi kondisi psikologis pasien, khususnya kecemasan, yang sering kali disebabkan oleh kurangnya kemampuan adaptasi, atau resiliensi, dalam menghadapi kesulitan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara resiliensi dan tingkat kecemasan pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Al-Ihsan, Jawa Barat. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dan menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling dengan melibatkan 84 responden. Alat ukur yang digunakan adalah Connor Davidson Resilience Scale (CD-RISC) 25 dan Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat resiliensi sedang dengan rata-rata skor 70,51, dan tingkat kecemasan sedang dengan rata-rata skor 39,00. Korelasi antara resiliensi dan tingkat kecemasan diuji menggunakan uji korelasi Spearman, dengan nilai signifikansi 0,000 (p<ɑ) dan nilai korelasi -0,520, menunjukkan hubungan yang kuat dan negatif. Ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat resiliensi, semakin rendah tingkat kecemasan. Perawatan yang komprehensif sangat penting bagi pasien kanker payudara, terutama yang menjalani kemoterapi kurang dari satu tahun. Dukungan sosial dari keluarga dan penyedia layanan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan resiliensi dan mengurangi kecemasan
Edukasi Pernikahan Dini melalui Instagram dan TikTok terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Khayuni, Tri Riski Nur; Sriwenda, Djudju; Warrdani, Sri Wisnu; Agustiyowati, Tri Hapsari Retno
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 8 No 3 (2024): July 2024
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v8i3.72974

Abstract

Angka pernikahan dini di Indonesia pada tahun 2018 adalah 1.220.900. Edukasi pernikahan dini melalui Instagram ataupun TikTok dianggap menjadi strategi yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja sehingga mencegah pernikahan dini. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas edukasi pernikahan dini melalui Instagram dan TikTok terhadap pengetahuan dan sikap. Metode penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan two group pretest-postest design. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2023. Jumlah sampel adalah 60 responden. Hasil menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan pada kelompok instagram (14%) maupun tiktok (16%), serta terdapat peningkatan sikap pada kelompok instagram (4%) dan TikTok (3%). Ada pengaruh edukasi pernikahan dini melalui instagram dan tiktok terhadap pengetahuan dan sikap yang ditandai dengan p value<0,05. Edukasi menggunakan TikTok lebih efektif dibandingkan menggunakan instagram dalam meningkatkan pengetahuan, sedangkan dalam meningkatkan sikap tidak ada perbedaan efektifitas antara menggunakan instagram maupun tiktok. Simpulan, edukasi melalui instagram dan tiktok efektif meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja tentang pernikahan dini In 2018, the number of early marriages in Indonesia is 1,220,900. Early marriage education through Instagram or TikTok is considered an effective strategy to increase the knowledge and attitudes of adolescents, so can prevent early marriage. The research objective was to determine the effectiveness of early marriage education through Instagram and TikTok on knowledge and attitudes. This research used a Quasi Experiment with a two group pretest-posttest design. This research was conducted in March-April 2023 with 60 sampels. The results showed that there was an increase in knowledge of Instagram group(14%) and TikTok(16%), and there was an increase in attitude of Instagram group(4%) and TikTok(3%). There was an influence of early marriage education through Instagram and Tiktok on knowledge and attitudes as indicated by p value<0.05. Education using TikTok is more effective than using Instagram in increasing knowledge, whereas in increasing attitudes there is no difference in effectiveness between using Instagram and TikTok. Conclusion, education through Instagram and Tiktok is effective in increasing youth's knowledge and attitudes about early marriage.