Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Praktek Pengelolaan dan Pemusnahan Limbah Obat pada Sarana Pelayanan Farmasi Komunitas Wilayah Bandung Timur Nurfitria, Rizki Siti; Rasyidin, Khoerul; Hartini, Ni Nyoman Sri Mas; Anggriani, Ani
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 21, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.21.1.83-92

Abstract

Latar belakang: Limbah farmasi sebagai salah satu penyebab pencemaran lingkungan masih menjadi masalah dilematis pada sarana pelayanan farmasi komunitas dimana obat harus dimusnahkan secara mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian pengelolaan dan pemusnahan limbah obat pada sarana farmasi komunitas wilayah Bandung Timur.Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif yang dilakukan melalui pengamatan langsung dan wawancara pada bulan April – September 2021. Responden merupakan penanggung jawab kegiatan pengelolaan dan pemusnahan limbah obat pada 47 sarana farmasi yang terdiri dari apotek dan klinik pratama yang ditentukan secara accidental sampling. Data diolah dan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif mencakup karakteristik limbah obat dan gambaran kesesuaian pengelolaan dan pemusnahan obat.Hasil: Semua sarana hanya menghasilkan limbah obat golongan obat keras, obat OTC, obat tradisional dengan bentuk sediaan solid mendominasi sebanyak rerata 330,2 item (41,9 g). Kegiatan pemusnahan limbah obat dilakukan secara mandiri sebesar 85,7% sedangkan 13,3 % penanganan dilakukan dengan cara diserahkan ke pihak lain. Sebagian besar sarana farmasi belum melakukan kerjasama dengan pihak ketiga. Sebesar 59,6% sarana telah memiliki alur pengelolaan limbah yang sesuai sedangkan sebelas apotek dan tiga klinik pratama memiliki alur penanganan limbah obat yang tidak sesuai.Simpulan: Separuh lebih sarana farmasi telah memiliki alur pengelolaan limbah sesuai Pedoman Pengelolaan Limbah Obat Rusak dan Kadaluarsa di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tahun 2021 namun diperlukan sinkronisasi dengan pedoman layanan farmasi yang lain serta sosialisasi kepada pengelola. Apoteker sebagai pengelola perbekalan farmasi perlu mendapat daya dukung yang baik dalam menangani limbah obat secara professional. Title: Suitability of Practices for Management and Destruction of Drug Waste in Community Pharmacy Service Facilities in the East Bandung RegionBackground: Pharmaceutical waste as one of the causes of environmental pollution is still a dilemma for community pharmacy service facilities where drugs must be destroyed independently. This study aimed to evaluate the suitability of the management and destruction of drug waste in community pharmacy facilities in the East Bandung area.Method: This research was a descriptive study conducted through direct observation and interviews in April – September 2021. Respondents were responsible for the management and destruction of drug waste at 47 pharmaceutical facilities consisting of pharmacies and primary clinics determined by accidental sampling. The data was processed and analyzed quantitatively and qualitatively including the characteristics of drug waste and a description of the suitability of the management and destruction of drugs.Result: All facilities only produce solid drug, OTC drugs,and traditional medicines waste with solid dosage forms dominating an average of 330.2 items (41.9 g). The activity of destroying drug waste is carried out independently by 85.7%, while 13.3% of handling is carried out by handing it over to other parties. Most of the pharmaceutical facilities have not collaborated with third parties. As many as 59.6% of the facilities had appropriate waste management lines, while eleven pharmacies and three primary clinics had inappropriate drug waste management lines.Conclusion: More than half of pharmaceutical facilities already have a waste management flow in accordance with the Guidelines for Waste Management of Damaged and Expired Drugs in Health Service Facilities in 2021, but synchronization with other pharmaceutical service guidelines and socialization to managers is required. Pharmacists as managers of pharmaceutical supplies need to have good support in dealing with drug waste in a professional manner.
HUBUNGAN PENGETAHUAN OBAT BAHAN ALAM DAUN KATUK (Sauropus Androgynus (L) Merr) UNTUK PENYAKIT SINDROM METABOLIK DAN KESEDIAAN MEMBAYAR DI KEC. PANYILEUKAN KOTA BANDUNG Nurfitria, Rizki Siti; Shinta, Nilo Arya; Hartini, Ni Nyoman Sri Mas
Journal of Herbal, Clinical and Pharmaceutical Science (HERCLIPS) Vol 5 No 02 (2024): HERCLIPS VOL 05 NO 02
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/herclips.v5i02.7145

Abstract

Daun katuk merupakan tanaman lokal Asia yang digunakan sebagai terapi berbagai penyakit. Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat bahan alam terbukti lebih terjamin, namun yang menjadi permasalahan adalah kurangnya pengetahuan tentang daun katuk yang biasa digunakan sebagai ramuan obat-obatan bahan alam dan bagaimana pemanfaatannya sebagai antihipertensi, antidiabetes, antiinflamasi, antioksidan, dan pelancar Air Susu Ibu (ASI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan kesediaan membayar masyarakat terhadap penggunaan produk obat bahan alam daun katuk sebagai pengobatan penyakit sindrom metabolik. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu observasional dengan pendekatan cross sectional. Data yang digunakan berupa data primer dengan menggunakan kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Sampel pada penelitian ini yaitu pasien Puskesmas Panyileukan yang memiliki penyakit sindrom metabolik sebanyak 120 responden. Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif menggunakan uji Rank Spearman dengan aplikasi SPPS versi 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang obat bahan alam daun katuk termasuk kategori baik (86,75%), rata-rata nilai Willingness to Pay (WTP) produk obat bahan alam daun katuk untuk penyakit sindrom metabolic di Puskesmas Panyileukan yaitu sebesar Rp36.175,00. Hasil uji bivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dan kesediaan membayar dengan nilai signifikasi 0,688 (p > 0,05).
Pemanfaatan Singkong Dalam Pembuatan Sushi Untuk Panganan Penderita Diabetes Emawati, Emma; Rachmawati, Winasih; Nurfitria, Rizki Siti; Zein, Fauzan; Anggriani, Ani
Jurnal Medika: Medika Vol. 4 No. 3 (2025)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/xg4jz225

Abstract

Dabetes Militus (DM) disebut sebagai penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. Hal ini karena gula tidak dapat dipakai oleh tubuh. Juga karenna pola hidup masyarakat yang tidak sehat mulai dari pola konsumsi yang serba instan, kurang aktivitas fisik dan life style yang buruk. Pada prinsipnya penderita DM harus melakukan pengaturan pada pola makannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan jumlah kalori dan zat gizi yang dibutuhkan, jenis bahan makanan serta keteraturan jadwal makan. Penatalaksanaan diabetes melitus selain dengan menggunakan obat dapat dilakukan dengan cara diet makanan, edukasi dan olahraga. Sebagai upaya untuk mencegah peningkatan prevalensi diabetes melitus pengaturan diet menjadi salah satu cara yang efektif untuk mencegah kenaikan kadar glukosa darah dan menurunkan kadar glukosa darah. Salah satu makanan yang mengandung kadar karbohidrat rendah adalah makanan berbahan dasar singkong. Melalui ketua PKK Karini di RW 05 Kelurahan Cicaheum diinformasikan bahwa cukup banyak penduduk yang mengidap penyakit Diabetes sehingga wilayah tersebut memerlukan beberapa pencerahan terkait penyakit diabetes apa penyebab dan bagaimana pencegahannya. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui perubahan pengetahuan dan keterampilan Kader dan masyarakat terkait Pemanfaatan singkong dalam pembuatan sushi untuk penderita DM. Post test dan pretest sebelum dan sesudah kegiatan kemudian diberi pelatihan membuat makanan cemilan berupa shushi berbahan dasar singkong. Hasil pengukuran Tingkat pengetahuan masyarakat terekait penyakit DM sebelum dilakukan penyuluhan sebesar 4,16% dan sesudah penyuluhan meningkat menjadi 62,50%, Hal ini menunjukan adanya perubahan yang signifikan. Dan Masyarakat terampil dalam membuat shushi singkong.