Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pelatihan empati sebagai upaya mengurangi perilaku perundungan pada siswa SMP Lika, Lika
Persona:Jurnal Psikologi Indonesia Vol 8 No 2 (2019): Desember
Publisher : Faculty of Psychology Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/persona.v8i2.2365

Abstract

AbstractBullying tends to intensify during middle school years, especially amongst students who grew up in harsh environments and were exposed to negative behaviors in their formative years. This research is aimed at assessing the effectiveness of school-based empathy training in preventing bullying behaviors in middle school students. A sample of 25 students was selected using a purposing sampling technique. The two days training was split into six sections i.e. introduction The same group of students was given Pre and Post empathy training evaluation. The two days training consisted of six sections starting from the introduction of the program, baseline assessment, intervention, post-test, playing of video and a closing discussion. Evaluation of the training effectiveness was held a month after the training. The statistical study of pretest and posttest Empathy Training, pretest, and posttest Bullying questionnaires, using Wilcoxon Signed Ranks. The finding indicated that Empathy training resulted in a change of insight and improvement in bullying tendencies.Keywords: Behavior; Empathy training; Bullying  AbstrakFenomena perundungan di lingkungan sekolah, umumnya dilatarbelakangi oleh paparan perilaku agresi (verbal dan Fisik) yang sering dialami sebelumnya oleh pelaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelatihan empati dalam mengurangi perilaku perundungan pada remaja di lingkungan sekolah. Subjek penelitian terdiri dari 25 orang siswa/i yang diperoleh berdasarkan teknik purposive sampling. Perlakuan diberikan selama 2 hari, terdiri dari 6 sesi, yaitu sesi pembukaan, perkenalan, menjelaskan tahapan pelatihan, pengukuran awal, pemberian materi, pretest dan posttest,  pemutaran video dan diskusi. Evaluasi terhadap perubahan perilaku dilakukan sebulan setelah pelatihan diberikan. Uji statistik Pretest dan Posttest Materi Pelatihan Empati serta Pretest dan Posttest skala perundungan dengan menggunakan Tes Wilcoxon Signed Ranks. Hasil menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman peserta mengenai perilaku perundungan serta penurunan kecenderungan memunculkan perilaku perundungan setelah mengikuti pelatihan empati. Kata Kunci: Perundungan, Perilaku, Pelatihan Meningkatkan Empati. 
NILAI PENDIDIKAN PROFETIK DALAM TRADISI SEDEKAH SUKA-RELA PADA RITUS KEMATIAN MASYARAKAT DUSUN NUGUK KABUPATEN MELAWI KALIMANTAN BARAT Parwanto, Wendi; Antika, Yuliana; Lika, Lika
Wawasan: Jurnal Kediklatan Balai Diklat Keagamaan Jakarta Vol. 5 No. 1 (2024): WAWASAN: Jurnal Kediklatan Balai Diklat Keagamaan Jakarta
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53800/wawasan.v5i1.292

Abstract

Abstract This study is motivated by the lack of studies on the death tradition in the Nuguk Hamlet community, Melawi Regency, West Kalimantan. Therefore, researchers will conduct further studies. This research focuses on the values of humanization, liberation, and transcendence in the tradition of voluntary almsgiving in the Nuguk hamlet community. The type of this research is field research with a case study model, namely a case study of Nuguk hamlet, Melawi district, West Kalimantan. They use descriptive analysis methods and map prophetic educational values ​​introduced by Kuntowojoyo, focusing on three main aspects: humanization, liberation, and transcendence. The object studied is voluntary alms in the death rites of the people of Nuguk Hamlet, Melawi Regency. The conclusion of this article explains that First, the humanization aspect is that the habit of voluntary almsgiving in the death rites of the Nuguk hamlet community is a form of concern between fellow communities so that it can strengthen the community's ties of togetherness and friendship. Second, in the aspect of liberation, voluntary alms assistance in death rites can at least minimize negative things in society, such as social jealousy, envy, and other harmful things. Third, the aspect of transcendence, in the normative-theological claim of religion, is that all worship performed sincerely will receive rewards from God. Likewise, in the habit of voluntary charity, there is hope of receiving a reward from Allah for the good things done. Abstrak Studi ini dilatarbelakangi minimnya kajian tentang tradisi kematian pada masyarakat Dusun Nuguk kabupaten Melawi Kalimantan Barat, apalagi dikaitkan dengan pendekatan-pendekatan tertentu. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan studi lebih jauh. Fokus penelitian ini adalah bagaimana nilai-nilai humanisasi, liberasi dan transendensi dalam tradisi Sedekah Suka-Rela pada masyarakat dusun Nuguk. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan model studi kasus, yakni studi kasus dusun Nuguk kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Menggunakan metode deskriptif analisis, serta menggunakan pemetaan nilai-nilai pendidikan profetik yang digagas oleh Kuntowojoyo, yakni fokus pada tiga aspek utama: humanisasi, liberasi dan transendensi. Objek yang dikaji adalah sedekah suka-rela dalam ritus kematian masyarakat Dusun Nuguk, Kabupaten Melawi. Kesimpulan artikel ini menjelaskan bahwa: Pertama, aspek humanisasi bahwa kebiasaan sedekah suka-rela dalam ritus kematian masyarakat dusun Nuguk merupakan bentuk kepedulian antar sesama masyarakat, sehingga dapat mempererat jalinan kebersamaan dan silaturahmi warga. Kedua, aspek liberasi, bantuan sedekah suka-rela dalam ritus kematian setidaknya dapat meminimalisasi hal-hal negatif di kalangan masyarakat, misalnya kecemburuan sosial, sifat iri, dengki dan hal negatif lainnya. Ketiga, aspek transendensi, dalam klaim normatif-teologis agama, bahwa semua ibadah yang dilakukan dengan ikhlas akan mendapatkan ganjaran pahala dari Tuhan. Demikian juga pada kebiasaan sedekah suka-rela, bahwa ada harapan mendapatkan ganjaran pahala dari Allah atas kebaikan yang dilakukan tersebut.
Efektivitas Ifdil perceptual light technique (IPLT) untuk mereduksi kecenderungan nomophobia pada siswa Lika, Lika; Ifdil, Ifdil; Fadli, Rima Pratiwi; Khairati, Annisaislami; Zola, Nilma; Putri, Yola Eka; Adlya, Soeci Izzati; Zatrahadi, M. Fahli
Jurnal Konseling dan Pendidikan Vol 12, No 3 (2024): JKP
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/1116500

Abstract

Nomophobia merupakan salah satu gangguan psikologis yang sering tidak disadari oleh kalangan remaja. Gangguan psikologis tersebut seperti perasaan takut kehilangan koneksi dengan smartphone, mengalami gangguan kecemasan atau rasa tidak nyaman saat berada jauh dari smartphone. Munculnya kecemasan dan ketakutan yang dialami oleh siswa dikarenakan tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain melalui smartphone, kehilangan jaringan dan konektivitas, serta tidak dapat mengakses informasi dan sosial media. Kondisi kecenderungan nomophobia seperti ini sangat diperlukan strategi yang efektif untuk mengatasi masalah psikologis yang ditimbulkannya dengan segera. Tujuan penelitian adalah untuk menguji efektivitas ifdil  perceptual light technique (IPLT) dalam mereduksi kecenderungan nomophobia pada siswa. IPLT merupakan sebuah alternatif pendekatan brief untuk mereduksi trauma, fobia dan masalah psikologis. Intervensi menggunakan IPLT melalui  modifikasi sensorik dan persepsi individu melalui spektrum cahaya untuk mengatasi nomophobia. Penelitian  ini  menggunakan desain subjek tunggal terhadap tiga subjek yang mengalami kecenderungan nomophobia. Desain penelitian menggunakan desain A-B single subject penelitian. Instrumen yang digunakan adalah observasi, wawancara, teknik scaling dan menggunakan instrumen No Mobile Phone Phobia (NMP-Q). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki tingkat kecenderungan nomophobia tinggi sebelum intervensi. Namun setelah diberikan intervensi melalui IPLT tingkat kecenderungan nomophobia menurun. Hasilnya menunjukkan bahwa IPLT efektif untuk mereduksi kecenderungan nomophobia pada siswa.
Efektivitas ifdil perceptual light technique (IPLT) untuk mereduksi kecenderungan nomophobia pada siswa Lika, Lika; Ifdil, Ifdil; Fadli, Rima Pratiwi; Khairati, Annisaislami; Zola, Nilma; Putri, Yola Eka; Adlya, Soeci Izzati; Zatrahadi, M. Fahli
Jurnal Konseling dan Pendidikan Vol. 12 No. 3 (2024): JKP
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/1118700

Abstract

Nomophobia merupakan gangguan kesehatan mental yang tidak disadari oleh para remaja saat ini. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa remaja memiliki kerentanan untuk mengalami gangguan kesehatan mental yang disebabkan oleh penggunaan media social.  Nomophobia telah dimasukkan kedalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, edisi kelima (DSM-V). Kondisi psikologis seperti ini perlunya sebuah upaya intervensi segera untuk mereduksi kecenderungan nomophobia pada siswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini berbentuk eksperimen dengan metode single subjek research (SSR) dengan desain A-B. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas Ifdil Perceptual Light Technique (IPLT) dalam mereduksi kecenderungan nomophobia pada siswa. Intervensi menggunakan IPLT melalui modifikasi sensorik dan persepsi individu melalui spektrum cahaya untuk mengatasi nomophobia. Subjek dalam penelitian ini yaitu terhadap tiga subjek yang mengalami nomophobia dalam kategori tinggi. Instrumen yang digunakan adalah observasi wawancara,  teknik  scaling  dan menggunakan instrumen No Mobile Phone Phobia (NMP-Q). Hasil penelitian menunjukkan Ifdil Perceptual Light Technique (IPLT) efektif untuk mereduksi kecenderungan nomophobia pada siswa.