Abstract This study is motivated by the lack of studies on the death tradition in the Nuguk Hamlet community, Melawi Regency, West Kalimantan. Therefore, researchers will conduct further studies. This research focuses on the values of humanization, liberation, and transcendence in the tradition of voluntary almsgiving in the Nuguk hamlet community. The type of this research is field research with a case study model, namely a case study of Nuguk hamlet, Melawi district, West Kalimantan. They use descriptive analysis methods and map prophetic educational values introduced by Kuntowojoyo, focusing on three main aspects: humanization, liberation, and transcendence. The object studied is voluntary alms in the death rites of the people of Nuguk Hamlet, Melawi Regency. The conclusion of this article explains that First, the humanization aspect is that the habit of voluntary almsgiving in the death rites of the Nuguk hamlet community is a form of concern between fellow communities so that it can strengthen the community's ties of togetherness and friendship. Second, in the aspect of liberation, voluntary alms assistance in death rites can at least minimize negative things in society, such as social jealousy, envy, and other harmful things. Third, the aspect of transcendence, in the normative-theological claim of religion, is that all worship performed sincerely will receive rewards from God. Likewise, in the habit of voluntary charity, there is hope of receiving a reward from Allah for the good things done. Abstrak Studi ini dilatarbelakangi minimnya kajian tentang tradisi kematian pada masyarakat Dusun Nuguk kabupaten Melawi Kalimantan Barat, apalagi dikaitkan dengan pendekatan-pendekatan tertentu. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan studi lebih jauh. Fokus penelitian ini adalah bagaimana nilai-nilai humanisasi, liberasi dan transendensi dalam tradisi Sedekah Suka-Rela pada masyarakat dusun Nuguk. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan model studi kasus, yakni studi kasus dusun Nuguk kabupaten Melawi, Kalimantan Barat. Menggunakan metode deskriptif analisis, serta menggunakan pemetaan nilai-nilai pendidikan profetik yang digagas oleh Kuntowojoyo, yakni fokus pada tiga aspek utama: humanisasi, liberasi dan transendensi. Objek yang dikaji adalah sedekah suka-rela dalam ritus kematian masyarakat Dusun Nuguk, Kabupaten Melawi. Kesimpulan artikel ini menjelaskan bahwa: Pertama, aspek humanisasi bahwa kebiasaan sedekah suka-rela dalam ritus kematian masyarakat dusun Nuguk merupakan bentuk kepedulian antar sesama masyarakat, sehingga dapat mempererat jalinan kebersamaan dan silaturahmi warga. Kedua, aspek liberasi, bantuan sedekah suka-rela dalam ritus kematian setidaknya dapat meminimalisasi hal-hal negatif di kalangan masyarakat, misalnya kecemburuan sosial, sifat iri, dengki dan hal negatif lainnya. Ketiga, aspek transendensi, dalam klaim normatif-teologis agama, bahwa semua ibadah yang dilakukan dengan ikhlas akan mendapatkan ganjaran pahala dari Tuhan. Demikian juga pada kebiasaan sedekah suka-rela, bahwa ada harapan mendapatkan ganjaran pahala dari Allah atas kebaikan yang dilakukan tersebut.