Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Gender dan Kesadaran Lingkungan Masyarakat Pinggir Sungai Kota Banjarmasin Jumi Herlita; Yokke Andini; Restu Khaliq
Muadalah Vol. 11 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/muadalah.v11i1.9857

Abstract

Sebagian besar masyarakat kota Banjarmasin yang tinggal di pesisir sungai masih sangat tergantung pada sungai untuk melakukan berbagai aktivitas sehari-hari seperti mandi, mencuci, memasak serta MCK dan peran perempuan sering dihubungkan atas tugas-tugas domestik yang berhubungan langsung dengan sungai. Namun, diketahui bahwa saat ini kondisi sungai di Kota Banjarmasin masuk dalam kategori tercemar berat. Hal tersebut menarik untuk diteliti yaitu bagaimana kesadaran lingkungan dan relasi gender masyarakat di pesisir sungai kota Banjamasin. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan tehnik pengumpulan data menggunakan observasi partisipasif, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap kondisi sungai saat ini sangat memprihatinkan dan sadar akan bahaya yang ditimbulkan, kebiasaan masyarakat terhadap kebersihan lingkungan diketahui berbeda-beda tergantung SDM yang ada didaerah tersebut, serta relasi gender menunjukkan bahwa terdapat pembagian peran yang adil antara pria dan wanita dalam rangka menjaga kebersihan lingkungan. The majority of the population living along the riverbanks in Banjarmasin city are highly dependent on the river for their daily activities such as bathing, washing clothes, cooking, and defecating. On the other hand, it is known that the river water quality in Banjarmasin is heavily polluted, with the worst pollution coming from toilet waste. It is surprising that the river, which is already polluted, is still being used by the riverbank communities for their daily needs. Based on this, researchers were interested in understanding the perceptions, habits, and extent of environmental awareness and gender relations of the riverbank communities in Banjarmasin. The research used a descriptive qualitative method with data collection techniques such as participatory observation, interviews, and documentation. The results showed that the community's perception of the current condition of the river is very concerning and they are aware of the dangers posed by the pollution. The community's habits regarding environmental cleanliness vary depending on the human resources available in the area. Gender relations show that there is a fair division of roles between men and women in maintaining environmental cleanliness.
Gender dan Kesadaran Lingkungan Masyarakat Pinggir Sungai Kota Banjarmasin Herlita, Jumi; Andini, Yokke; Khaliq, Restu
Muadalah Vol. 11 No. 1 (2023)
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/muadalah.v11i1.9857

Abstract

Sebagian besar masyarakat kota Banjarmasin yang tinggal di pesisir sungai masih sangat tergantung pada sungai untuk melakukan berbagai aktivitas sehari-hari seperti mandi, mencuci, memasak serta MCK dan peran perempuan sering dihubungkan atas tugas-tugas domestik yang berhubungan langsung dengan sungai. Namun, diketahui bahwa saat ini kondisi sungai di Kota Banjarmasin masuk dalam kategori tercemar berat. Hal tersebut menarik untuk diteliti yaitu bagaimana kesadaran lingkungan dan relasi gender masyarakat di pesisir sungai kota Banjamasin. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan tehnik pengumpulan data menggunakan observasi partisipasif, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap kondisi sungai saat ini sangat memprihatinkan dan sadar akan bahaya yang ditimbulkan, kebiasaan masyarakat terhadap kebersihan lingkungan diketahui berbeda-beda tergantung SDM yang ada didaerah tersebut, serta relasi gender menunjukkan bahwa terdapat pembagian peran yang adil antara pria dan wanita dalam rangka menjaga kebersihan lingkungan. The majority of the population living along the riverbanks in Banjarmasin city are highly dependent on the river for their daily activities such as bathing, washing clothes, cooking, and defecating. On the other hand, it is known that the river water quality in Banjarmasin is heavily polluted, with the worst pollution coming from toilet waste. It is surprising that the river, which is already polluted, is still being used by the riverbank communities for their daily needs. Based on this, researchers were interested in understanding the perceptions, habits, and extent of environmental awareness and gender relations of the riverbank communities in Banjarmasin. The research used a descriptive qualitative method with data collection techniques such as participatory observation, interviews, and documentation. The results showed that the community's perception of the current condition of the river is very concerning and they are aware of the dangers posed by the pollution. The community's habits regarding environmental cleanliness vary depending on the human resources available in the area. Gender relations show that there is a fair division of roles between men and women in maintaining environmental cleanliness.
Assessing Hulu Sungai Utara District Poverty Threshold Utilizing the CIBEST Method Restu Khaliq; Herlita, Jumi; Rahmi Yuningsih puteri
Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 23 No. 2 (2024)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/alhadharah.v23i2.14504

Abstract

This research assesses the poverty level in Hulu Sungai Utara District through the CIBEST (Centre of Islamic Business and Economic Studies) framework, which integrates both material and spiritual aspects of poverty. The findings indicate that 60% of families are classified as spiritually wealthy, even though they experience material poverty. However, material poverty continues to be a substantial concern, impacting 34.8% of families. The study highlights the importance of a comprehensive strategy for poverty alleviation that considers both material and spiritual aspects of well-being, as spiritual practices play a vital role in providing psychological and social support but have limited impact on addressing material necessities such as education, healthcare, and income opportunities. Addressing systemic economic challenges, including unequal access to resources, insufficient infrastructure, and income disparities, is crucial for alleviating material poverty. Moreover, implementing gender-sensitive policies is essential for tackling income disparities between male and female respondents across various districts. Integrating these dimensions will enable future poverty alleviation strategies to promote more comprehensive and sustainable development.
Manajemen Ketrampilan Santri 4.0 pada Teknologi Budidaya Aquaculture di Ponpes Assyuhada Tanah Laut Herlita, Jumi; M.T, Munsyi
Technologia : Jurnal Ilmiah Vol 16, No 1 (2025): TECHNOLOGIA (JANUARI)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/tji.v16i1.17542

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan santri Pondok Pesantren Assyuhada Tanah Laut dalam penerapan teknologi 4.0 pada budidaya aquaculture ikan nila dan tanaman selada. Program ini bertujuan untuk mengatasi keterbatasan metode tradisional dengan memanfaatkan teknologi modern berbasis Internet of Things (IoT) menggunakan jaringan sensor nirkabel (Wireless Sensor Network/WSN). Metode yang digunakan mencakup pelatihan teori, diskusi kelompok, praktik lapangan, dan pendampingan teknis secara langsung. Para santri dilatih dalam proses budidaya, pengelolaan kolam bioflok, penggunaan IoT untuk pemantauan kualitas air, hingga pengemasan produk dan pemasaran berbasis e-commerce. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa santri mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip aquaculture modern, dari pengelolaan air hingga pemasaran produk. Mereka berhasil mengelola kolam berbasis bioflok dan menerapkan teknologi WSN untuk pemantauan kualitas air, suhu, dan pH. Peningkatan keterampilan santri tercermin dalam kemampuan mereka mengoperasikan perangkat IoT, pengemasan produk yang lebih baik, serta pengelolaan pemasaran online melalui media sosial dan e-commerce. Analisis menunjukkan bahwa pengenalan teknologi 4.0 meningkatkan produktivitas, kualitas produk, serta akses pasar yang lebih luas. Kesimpulannya, pengabdian ini berhasil mengintegrasikan pembelajaran berbasis teknologi 4.0 ke dalam lingkungan pondok pesantren, memperkuat keterampilan santri dalam budidaya aquaculture, serta meningkatkan daya saing mereka di era industri modern. Dampak jangka panjang dari pengabdian ini adalah terbentuknya tenaga terampil dan wirausaha mandiri yang siap bersaing dalam pasar ekonomi berbasis teknologi.
Analisis Komunikasi Dakwah pada Genre Konten Youtube Legenda Studio Gromore Menggunakan Convolutional Neural Network Rani, Samsul; M.T, Munsyi; Fahriansyah, Fahriansyah; Herlita, Jumi; Mulyadi, Mulyadi
Technologia : Jurnal Ilmiah Vol 15, No 4 (2024): Technologia (Oktober)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/tji.v15i4.15612

Abstract

Penelitian ini menganalisis penerapan Convolutional Neural Network (CNN) dalam klasifikasi komunikasi dakwah pada genre konten YouTube Legenda Studio Gromore. Menggunakan data dari kanal YouTube tersebut, penelitian ini mengimplementasikan CNN untuk mengklasifikasikan genre dakwah dengan tingkat akurasi yang tinggi. Data yang digunakan melalui tahap pra-pemrosesan termasuk normalisasi, tokenisasi, dan pembersihan teks untuk memastikan kesesuaian dengan model CNN. Model ini terdiri dari beberapa lapisan, yaitu lapisan konvolusi untuk ekstraksi fitur, lapisan penggabungan untuk mengurangi kompleksitas data, dan lapisan fully-connected untuk membuat keputusan klasifikasi. Metode Cross Validation diterapkan selama fase pelatihan untuk verifikasi model dan peningkatan keandalannya. Hasil penelitian menunjukkan potensi besar CNN dalam mengotomatisasi klasifikasi teks dengan akurasi klasifikasi sebesar 92%, serta meningkatkan pengalaman edukasi dan hiburan anak di ruang digital. Selain itu, analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa karakteristik teks seperti karakter yang terlibat dalam cerita dan pengaturan cerita sangat berpengaruh terhadap proses klasifikasi yang akurat. Penerapan teknologi ini membuka peluang untuk pengembangan lebih lanjut dalam berbagai jenis konten teks dan interaksi antara teknologi dan pendidikan anak, serta memberikan dasar untuk personalisasi rekomendasi konten dan pengembangan kurikulum pendidikan yang lebih efektif.
Assessing Hulu Sungai Utara District Poverty Threshold Utilizing the CIBEST Method Restu Khaliq; Herlita, Jumi; Rahmi Yuningsih puteri
Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 23 No. 2 (2024)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/alhadharah.v23i2.14504

Abstract

This research assesses the poverty level in Hulu Sungai Utara District through the CIBEST (Centre of Islamic Business and Economic Studies) framework, which integrates both material and spiritual aspects of poverty. The findings indicate that 60% of families are classified as spiritually wealthy, even though they experience material poverty. However, material poverty continues to be a substantial concern, impacting 34.8% of families. The study highlights the importance of a comprehensive strategy for poverty alleviation that considers both material and spiritual aspects of well-being, as spiritual practices play a vital role in providing psychological and social support but have limited impact on addressing material necessities such as education, healthcare, and income opportunities. Addressing systemic economic challenges, including unequal access to resources, insufficient infrastructure, and income disparities, is crucial for alleviating material poverty. Moreover, implementing gender-sensitive policies is essential for tackling income disparities between male and female respondents across various districts. Integrating these dimensions will enable future poverty alleviation strategies to promote more comprehensive and sustainable development.
Manajemen Ketrampilan Santri 4.0 pada Teknologi Budidaya Aquaculture di Ponpes Assyuhada Tanah Laut Herlita, Jumi; M.T, Munsyi
Technologia : Jurnal Ilmiah Vol 16, No 1 (2025): Technologia (Januari)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/tji.v16i1.17542

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan santri Pondok Pesantren Assyuhada Tanah Laut dalam penerapan teknologi 4.0 pada budidaya aquaculture ikan nila dan tanaman selada. Program ini bertujuan untuk mengatasi keterbatasan metode tradisional dengan memanfaatkan teknologi modern berbasis Internet of Things (IoT) menggunakan jaringan sensor nirkabel (Wireless Sensor Network/WSN). Metode yang digunakan mencakup pelatihan teori, diskusi kelompok, praktik lapangan, dan pendampingan teknis secara langsung. Para santri dilatih dalam proses budidaya, pengelolaan kolam bioflok, penggunaan IoT untuk pemantauan kualitas air, hingga pengemasan produk dan pemasaran berbasis e-commerce. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa santri mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip aquaculture modern, dari pengelolaan air hingga pemasaran produk. Mereka berhasil mengelola kolam berbasis bioflok dan menerapkan teknologi WSN untuk pemantauan kualitas air, suhu, dan pH. Peningkatan keterampilan santri tercermin dalam kemampuan mereka mengoperasikan perangkat IoT, pengemasan produk yang lebih baik, serta pengelolaan pemasaran online melalui media sosial dan e-commerce. Analisis menunjukkan bahwa pengenalan teknologi 4.0 meningkatkan produktivitas, kualitas produk, serta akses pasar yang lebih luas. Kesimpulannya, pengabdian ini berhasil mengintegrasikan pembelajaran berbasis teknologi 4.0 ke dalam lingkungan pondok pesantren, memperkuat keterampilan santri dalam budidaya aquaculture, serta meningkatkan daya saing mereka di era industri modern. Dampak jangka panjang dari pengabdian ini adalah terbentuknya tenaga terampil dan wirausaha mandiri yang siap bersaing dalam pasar ekonomi berbasis teknologi.
Culturally Responsive AI: Designing Emotion Recognition Systems that Account for Diverse Non-Verbal Communication Styles. fuadi, Anwar; Nuwairah, Nahed; Rani , Samsul; Ilham, Ilham; Herlita, Jumi
International Journal of Research in Counseling Vol. 4 No. 1 (2025)
Publisher : Yayasan Minang Darussalam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70363/ijrc.v4i1.274

Abstract

Emotion recognition systems powered by artificial intelligence (AI) have rapidly gained prominence in mental health, education, and human-computer interaction. However, many existing models are built on limited, often Western-centric datasets, which overlook the rich diversity of non-verbal communication across cultures. This paper proposes a culturally responsive AI framework for designing emotion recognition systems that are inclusive of varied facial expressions, gestures, gaze behaviors, and prosodic cues observed in different cultural contexts. Using an interdisciplinary methodology that combines affective computing, cross-cultural psychology, and sociolinguistics, this study analyzes discrepancies in emotional signaling and examines how AI systems can be trained to interpret emotional data in a contextually appropriate way. Findings reveal that culturally insensitive models risk misinterpretation, leading to ethical and practical challenges in real-world applications. The paper offers design principles, ethical considerations, and implementation strategies for developing AI systems that are not only accurate but also equitable and socially aware. This work contributes to ongoing efforts in human-centered AI and highlights the importance of cultural sensitivity in next-generation affective technologies.