Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMANFAATAN POTENSI ALAM MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN SABUN BAGI KELOMPOK PEREMPUAN DI DESA DANGIANG, KECAMATAN KAYANGAN, KABUPATEN LOMBOK UTARA Rahmawati, Diah; Alpiana, Alpiana; Lestanata, Yudhi; Muslimin, Muslimin; Hafsah, Hafsah; Adiansyah, Joni Safaat
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.445 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i2.4057

Abstract

Abstrak: Desa Dangiang memiliki sumberdaya kelapa yang melimpah tetapi harga jual kelapa yang sangat rendah. Masyarakat terbiasa membuat minyak kelapa untuk kebutuhan sehari-hari. Pelatihan pembuatan sabun berbahan minyak kelapa dimaksudkan untuk meningkatkan nilai jual kelapa sehingga dapat menambah penghasilan masyarakat. Metode pembuatan sabun yang dipraktikkan adalah metode cold proses dengan dua pilihan resep sabun, yakni 100% minyak kelapa dan campuran minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak zaitun. Serbuk kelor ditambahkan karena selain berkhasiat sebagai antioksidan juga sebagai pewarna alami. Hasil pelatihan berupa sabun  batang. Tanggapan masyarakat setelah menggunakan sabun buatan tersebut sangat positif, karena nyaman dipakai dan disukai oleh masyarakat. Sabun tersebut juga tidak mengandung bahan berbahaya seperti dietanolamine (DEA), Sodium Lauryl Sulfate (SLS), dan Triclosan. Ketertarikan masyarakat terhadap sabun tersebut menumbuhkan minat masyarakat untuk dapat memproduksi sabun sendiri dan berharap sabun tersebut dapat di perdagangkan sehingga dapat menambah pendapatan masyarakat. Abstract:  Dangiang Village has abundant coconut resources, but the selling price is meager. People are used to making coconut oil for their daily needs. The training in making soap made from coconut oil is intended to increase the villager’s income. The method of making soap used is the cold process method with two choices of soap recipes, namely 100% coconut oil and a mixture of coconut oil, palm oil, and olive oil. Moringa powder is added because besides being an antioxidant, it is also a natural dye. The resulting soap is a bar soap that is comfortable to use and is liked by the community. The soap also does not contain harmful ingredients such as diethanolamine (DEA), Sodium Lauryl Sulfate (SLS), and Triclosan. The villagers are interested in making the soap and hope that the soap can be traded so that it can increase people’s income.Dangiang Village has abundant coconut resources, but the selling price is meager. People are used to making coconut oil for their daily needs. The training in making soap made from coconut oil is intended to increase the villager’s income. The method of making soap used is the cold process method with two choices of soap recipes, namely 100% coconut oil and a mixture of coconut oil, palm oil, and olive oil. Moringa powder is added because besides being an antioxidant, it is also a natural dye. The resulting soap is a bar soap that is comfortable to use and is liked by the community. The soap also does not contain harmful ingredients such as diethanolamine (DEA), Sodium Lauryl Sulfate (SLS), and Triclosan. The villagers are interested in making the soap and hope that the soap can be traded so that it can increase people’s income.
Bantuan Teknis Pembuatan Peta Rencana Reklamasi Dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis alpiana, alpiana; Ariyanto, Ariyanto; Firaz, M. Fathin; Rangga, Erwin; yustissiani, Erni; Rashikun, Hady
TRANSFORMASI : JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Vol 4, No 2 (2024): Agustus
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/transformasi.v4i2.25218

Abstract

Negara Indonesia merupakan negara dengan potensi sumberdaya alam yang tinggi, termasuk diantaranya sumberdaya pasir. Potensi sumberdaya pasir di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang dominan adalah Kecamatan Wanasaba. Kegiatan pertambangan yang akan dilakukan merupakan kegiatan yang berwawasan lingkungan atau menerapkan good mining practice dengan memperhatikan segi teknis, ekonomis, dan efisiensi untuk menjaga kelestarian sumberdaya lingkungan. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk pendampingan teknis terkait dengan pembuatan peta rencana reklamasi yang akan dilakukan di Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dalam melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang berlokasi di Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan Kerjasama dengan berbagai komponen dianataranya mahasiswa program studi S1 Teknik Pertambangan UMMAT, Pemerintah Kecamatan Wanasaba dan masyarakat pelaku usaha pertambangan. Hasil dan aplikasi yang digunakan dalam pengabdian pada masyarakat berbasis Sistem Infomasi Geografis (SIG) dengan menggunakan software ArcGIS 10.8. Berdasarkan hasil dari pengabdian pada masyarakat, di lokasi pengabdian pada masyarakat adalah dengan melakukan penataan lahan untuk dimanfaatkan sebaga lahan pertanian baru. Luas lahan yang akan dilakukan penataan adalah seluas 5 Ha dan dilakukan selama bertahap selama 4 (empat) tahun.
IDENTIFIKASI SEBARAN PENAMBANG RAKYAT DAN POTENSI RESIKO K3 DAN LINGKUNGAN DALAM PENYIAPAN PENGELOLAAN WILAYAH PERTAMBANGAN RAKYAT Rahmawati, Diah; Matrani, Bedy Fara Aga; Alpiana, Alpiana; Adiansyah, Joni Safaat
Jurnal Planoearth Vol 9, No 2 (2024): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpe.v9i2.10142

Abstract

Abstrak: Kegiatan Pertambangan rakyat yang dilakukan di Kecamatan Sekotong telah menimbulkan dampak positif maupun negative. Sehingga Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat berupaya untuk menertibkannya dengan menjadikan Kecamatan Sekotong sebagai salah satu Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR). Dalam hal untuk mendukung hal tersebut penelitian ini dilakukan dengan tujuan: 1) Untuk mengidentifikasi sebaran pertambangan rakyat di Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, 2) Untuk mengidentifikasi Tata kelola pertambangan rakyat dari aspek K3-KO dan lingkungan sesuai konsep kaidah pertambangan yang baik, 3) Untuk melakukan analisa kesesuaian kegiatan pertambangan rakyat dengan konsep kaidah pertambangan yang baik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan purposive sampling. Analisis data dilakukan secara deskriptif (tabulasi) dan disajikan dalam bentuk grafik. Tata Kelola pertambangan yang dilakukan masyarakat Desa Pelangan dari aspek K3-KO dan lingkungan sebagai berikut: 41% tidak selalu menggunakan APD dalam melakukan penambangan, 50% disebakan karena masyarakat belum mengetahui fungsi dan manfaat penggunaan APD. Hal ini mengakibatkan masih terjadinya kecelakaan kerja (41%)dengan tingkatan cedera ringan 93%, cedera berat 7%. Penyebab kecelakaan kerja Sebagian besar disebabkan karena perilaku tidak hati-hati (55,55%) dan tidak menggunakan APD(27,8%). Sering terjadi ambrukan/longsor di lokasi tambang akibat tidak ada penyanggaan di lubang tambang, lubang tambang cenderung ditinggalkan begitu saja setelah tidak digunakan, dan limbah hasil pengolahan (tailing) belum dimanfaatkan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan/rekomendasi saat Wilayah Pertambangan Rakyat dan Izin Pertambangan Rakyat telah diperoleh.Abstract: People's mining activities in Sekotong District have had both positive and negative impacts. So that the West Nusa Tenggara Provincial Government is trying to put it in order by making Sekotong District one of the People's Mining Areas (WPR). In order to support this, this research was conducted with the following objectives: 1) To identify the distribution of community mining in Pelangan Village,Sekotong District, 2) To identify community mining governance from the K3-KO and environmental aspects according to the concept of good mining practice, 3) To conduct analysis conformity of community mining activities with the concept of good mining practice, the research method used is a survey method with purposive sampling. Data analysis was done descriptively (tabulation) and presented in graphical form. Mining governance carried out by the people of Pelangan Village from the K3-KO and environmental aspects is as follows: 41% do not always use Personal Protective Equipment (PPE) in mining, 50% is caused because the community does not know the functions and benefits of using PPE. This resulted in the occurrence of work accidents (41%) with a light injury rate of 93%, and a serious injury 7%. The causes of work accidents are mostly caused by careless behavior (55.55%) and not using PPE (27.8%). There are frequent collapses/landslides at the mine site due to the absence of support in the mine pit, mining pits tend to be abandoned after not being used, and tailings has not been utilized. The results of this study are expected to provide input/recommendations when the People's Mining Area and People's Mining Permit have been obtained.