Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

THE EFFECT OF ANGER MANAGEMENT TRAINING TOWARD AGGRESSIVE BEHAVIOR IN ADOLESCENTS Farisandy, Ellyana Dwi; Hartini, Nurul
Jurnal Psikologi Vol 19, No 1 (2020): March 2020
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.28 KB) | DOI: 10.14710/jp.19.1.95-107

Abstract

The purpose of this study is to examine the effect of anger management training on adolescent aggression behavior. This study uses a quasi-experimental method, with one group pretest-posttest design. The treatment is only given to one group. The population of this study is 15 male neglected  and street adolescences. The subjects of this study were six male adolescences (Mage = 14 years old, SD =.75), with highly aggressive behavior. Aggression behavior is measured using the CBCL (Child Behavior Checklist). The adolescence who have scores above the threshold line are then involved in this study. Data were collected before and after the intervention using the Aggression Questionnaire (AQ) (29 items, α = .917). As a treatment, a nine-session of anger management training was conducted. The data was analyzed with the Wilcoxon signed-rank test, and the result shows that there is a significant difference knowledge before and after training (p = .028, p <.05). Posttest scores were better than pretest scores. It can be concluded that anger management training can be considered as a good program in increasing knowledge about aggression and procedure in reducing aggressive behavior.    
Pelatihan “Sex? It Isn’t Taboo Anymore” untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Asertivitas Seksual Remaja Ellyana Dwi Farisandy; Endang Retno Surjaningrum
Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 6, No 2 (2019): PSYMPATHIC
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/psy.v6i2.4287

Abstract

This study aims to determine the effect of sexuality training to increasing the knowledge of sexuality and sexual assertiveness behavior in adolescents. This study used preexperimental design, with one group pretest posttest design, where only one group will be given treatment. The research sample was selected using total sampling method. The subjects of this study were 12 members of Posyandu Puskesmas X aged 11-20 years. Sexuality knowledge was measured using an instrument prepared by researchers, while Sexual Assertiveness Scale (SAS) was used to measure sexual assertiveness. The intervention consists of eight sessions of sexuality training for two days. Data was analyzed using wilcoxon signed rank test. The results show that sexuality training is effective to increasing knowledge and sexual assertiveness, and it is expected to be able to prevent teenagers from engaging in premarital sexual behavior.
EFEKTIVITAS MODIFIKASI PERILAKU PADA ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL DAN DBD (DISRUPTIVE BEHAVIOR DISORDER) Ellyana Dwi Farisandy; Nurul Hartini
MOTIVA: JURNAL PSIKOLOGI Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : LPPM University 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.907 KB) | DOI: 10.31293/mv.v2i2.4437

Abstract

Retardasi mental ditandai oleh keterbatasan individu yang signifikan baik dalam fungsi intelektual maupun dalam fungsi adaptif. Individu dengan retardasi mental lebih sering mengalami komorbid dengan gangguan psikologis lainnya. Studi kasus ini memfokuskan pada anak (10 tahun) yang mengalami retardasi mental ringan dan Disruptive Behavior Disorder (DBD). Asesmen yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis, antara lain: wawancara, observasi, dan tes psikologis. Intervensi dilakukan dengan memfokuskan pada perilaku bermasalah subyek yakni memukul, tidak mau mengikuti perintah, berteriak, serta tidak mau meminta maaf ketika berbuat kesalahan. Intervensi yang dilakukan dengan teknik modifikasi perilaku yakni kombinasi antara token ekonomi dan response cost. Berdasarkan intervensi yang telah dilakukan, subyek sudah mengalami perubahan seperti mulai mampu untuk mengikuti perintah dan mengurangi perilaku berteriak serta memukul orang lain. Akan tetapi, tidak ada perubahan yang signifikan berkaitan dengan perilaku meminta maaf ketika berbuat kesalahan
Efektivitas Logoterapi dalam Meningkatkan Konsep Diri Remaja di Panti Sosial Ellyana Dwi Farisandy; Endang Retno Surjaningrum
Gadjah Mada Journal of Professional Psychology (GamaJPP) Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/gamajpp.60551

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas logoterapi untuk meningkatkan konsep diri remaja. Penelitian ini menggunakan metode true experiment yakni pretest-posttest control group design. Partisipan penelitian merupakan delapan remaja laki-laki (Musia= 14.75 tahun, SD= 0.88) yang memiliki konsep diri rendah. Pengumpulan data sebelum dan sesudah intervensi menggunakan alat ukur Adolescents Self Concept Short Scale (ASCSS)yang dikembangkan oleh Veige danLeite(30 aitem, α= 0.889). Intervensi yang diberikan adalah delapan sesi intervensi logoterapi menggunakan MCP (Meaning Centered Psychotherapy) yang diadaptasi dari William S. Breitbart.Analisis data yang diuji melalui independent sample t-test berdasarkan gain score, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan mengenai konsep diri antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (t(6)= 4.9, p= 0.003 (p< 0.05)).Hasil penelitian menunjukkan bahwa logoterapi memberikan efek besar dalam meningkatkan konsep diri remaja (effect size= 0.80), artinyalogoterapi adalahintervensi yang efektif dalam meningkatkan konsep diri remaja
Fast Tempo Increases Attention: The Effect of Music Tempo on Attention Aulia Diaz Kinanti; Chyntia Maharani; Dyah Anggi Syahputri; Aditya Yogiswara; Ellyana Dwi Farisandy
Psikostudia : Jurnal Psikologi Vol 12, No 1 (2023): Volume 12, Issue 1, Maret 2023
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikostudia.v12i1.8924

Abstract

Music is an inseparable part of daily activities, one of which is student activities. Attention is an effort in mental processes to focus and pay attention to a particular object effectively and selectively. This study aims to see how fast and slow music tempos can affect students' attention, especially during this pandemic. This study used a between-subject design with three groups; One control group and two experimental groups. A total of 36 participants are students. The Concentration Grid Test is used as the measuring instrument. The results of the Kruskal-Wallis test showed a value of p = 0.040, p <0.05. The post-hoc analysis results showed that participants who listened to pop instrumental music with a fast tempo had a significantly higher score than those without music (p=0.042, MD=-1.083) and with a slow tempo (p=0.007, MD=1.583). There was no significant difference between no music with a slow tempo (p=0,229, MD=0,500). This result shows that the music tempo is not distracting and can increase students' attention.Musik menjadi bagian yang tak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari, salah satunya dalam kegiatan yang dilakukan mahasiswa. Atensi merupakan usaha dalam proses mental yang dilakukan untuk memfokuskan dan memperhatikan suatu objek tertentu secara efektif dan selektif.  Penelitian ini bertujuan melihat bagaimana musik dengan tempo cepat dan lambat mampu memengaruhi atensi mahasiswa, terutama selama masa pandemik. Penelitian ini menggunakan desain between subject dengan tiga kelompok, satu kelompok kontrol dan dua kelompok eksperimen. Partisipan pada penelitian ini sebanyak 36 mahasiswa dan alat ukur yang digunakan adalah Concentration Grid Test. Hasil uji beda pada perhitungan Kruskal-Wallis menunjukkan nilai p = 0,040, p < 0,05. Hasil analisis post-hoc menunjukkan bahwa partisipan yang mendengarkan musik pop instrumental dengan tempo cepat memiliki skor yang secara signifikan lebih tinggi daripada tanpa musik (p=0,042, MD=-1.083) dan tempo lambat (p=0.007, MD=1,583), tetapi antara tanpa musik dengan tempo lambat tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,229, MD=0,500). Hasil ini menunjukkan bahwa tempo musik tidak menjadi sebuah distraksi, melainkan mampu meningkatkan atensi mahasiswa saat melakukan kegiatan kognitif.
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KESADARAN MASYARAKAT MENGENAI KESEHATAN MENTAL Ellyana Dwi Farisandy; Azzahra Asihputri; Jennifer Shalom Pontoh
Diseminasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2023)
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat- LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/diseminasiabdimas.v5i1.5037

Abstract

Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang kurang memiliki pengetahuan mengenai pentingnya kesehatan mental. Hal inilah yang membuat peneliti bekerja sama dengan Komunitas Berbagicerita.id untuk menyusun kegiatan psikoedukasi kepada masyarakat umum. Pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu kegiatan dari rangkaian kegiatan dalam rangka HUT Berbagicerita.id dengan tema “Update on Mental Health Condition in Indonesia Post[1]Covid”. Kegiatan ini berjudul Mental Health: Past, Present and Future. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kesehatan mental. Peserta di kegiatan ini yakni 34 peserta. Kegiatan psikoedukasi berjalan dengan baik sesuai susunan acara yang telah direncanakan. Peserta kegiatan sangat antusias dan berpartisipasi aktif dari awal hingga akhir acara. Peneliti berharap kegiatan ini dapat dilakukan secara rutin dengan subjek yang lebih luas sehingga pengetahuan masyarakat umum mengenai kesehatan mental dapat meningkat.
Gambaran Cyber-Aggression Remaja Pengguna Fake Account Di Media Sosial Ellyana Dwi Farisandy; Sherliana Gunawan; Veronica Anastasia Melany Kaihatu
Jurnal Psikologi dan Konseling West Science Vol 1 No 02 (2023): Jurnal Psikologi dan Konseling West Science
Publisher : Westscience Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.651 KB) | DOI: 10.58812/jpkws.v1i02.240

Abstract

Remaja merupakan pengguna paling aktif di media sosial. Selain itu, sebagian besar remaja memiliki setidaknya satu akun palsu (fake account) di media sosial. Adanya akun palsu dapat membuat remaja bisa melakukan apapun tanpa khawatir akan konskuensinya, salah satunya adalah dengan melakukan cyber-agression. Selain itu, remaja masih sulit untuk mengendalikan emosi dikarenakan otak bagian frontal cortex belum berkembang secara sempurna. Penelitian ini bertujuan melihat gambaran cyber-agression remaja pengguna fake account di media sosial. Responden penelitian ini merupakan remaja berusia 13-18 tahun, pengguna fake account di media sosial, dan menghabiskan waktu di media sosial minimal satu jam per hari. Alat ukur yang digunakan adalah Cyber-Aggression Typology Questionnaire (CATQ) yang menghasilkan empat tipe cyber-aggression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas remaja memiliki tipe impulsive-aversive aggression. Hal ini berarti bahwa remaja melakukan cyber-aggression secara spontan dengan tujuan ingin mengurangi perasaan negatif yang dirasakan.
Cinta Pertama Hilang: Mengungkap Dinamika Forgiveness Perempuan Dewasa Tanpa Ayah Pasca Perceraian Anjani, Alfira Fitria; Anjani, Nadira Kurniawan Mulia; Giovana, Sharel; Apriliani, Sela; Farisandy, Ellyana Dwi
Psyche 165 Journal Vol. 17 (2024) No. 1
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35134/jpsy165.v17i1.332

Abstract

Kasus perceraian di Indonesia sendiri masih sangat tinggi dan menduduki peringkat ke-7 di Asia dengan kasus fatherless paling tinggi ke-3 di dunia. Sebagaimana diketahui bahwa perceraian dapat berdampak pada kondisi psikologis anak dalam jangka panjang. Perceraian yang terjadi pada saat usia remaja, biasanya akan sulit untuk dimaafkan. Sebagaimana data survei menunjukkan bahwa 73% dari 20 anak korban perceraian belum memaafkan orang tuanya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana forgiveness pada perempuan dewasa awal yang dibesarkan tanpa kehadiran ayah akibat perceraian. Penelitian kualitatif digunakan agar dapat melihat dan menggambarkan dengan jelas dinamika yang ingin diketahui. Kemudian, paradigma interpretif digunakan dalam penelitian. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan pendekatan fenomenologis yang berfokus pada pemahaman mendalam tentang bagaimana individu merasakan, memahami, dan menginterpretasikan dunia mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling, dengan karakteristik subjek perempuan dewasa awal (20-40 tahun); tidak tinggal serumah dengan ayah sejak perceraian orang tua dan tinggal bersama nenek, kakek, serta ibu; perceraian orang tua terjadi karena perselingkuhan dari pihak ayah; dan perceraian terjadi ketika masa remaja (9-12 tahun). Adapun jumlah subjek dalam penelitian ini yaitu dua orang. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan instrumen Heartland Forgiveness Scale dengan teknik analisa data yaitu analisis tematik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terkait aspek forgiveness, kedua partisipan telah memaafkan dari segi aspek forgiveness of self dan forgiveness of situation. Sedangkan, pada aspek forgiveness of others terdapat perbedaan dari masing-masing partisipan.
Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat mengenai Pelecehan Seksual melalui Webinar Interaktif Farisandy, Ellyana Dwi
Journal Pemberdayaan Masyarakat Indonesia Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (JPMI)
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPKM) Universitas Prasetiya Mulya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21632/jpmi.5.1.71-79

Abstract

Cases of sexual harassment have increased from year to year. The researcher collaborates with Lentera Muda Indonesia Community to develop a community service program in the form of psychoeducation. This psychoeducation aims to increase knowledge about sexual harassment. The participants of this activity are Indonesian people, totaling 44 participants. The results of this activity can be seen in the reactions where participants are active and enthusiastic in participating in the activity from the beginning to the end of the activity. The researcher hopes that this activity can also be implemented in various contexts and different settings.
I’m Tired With The Task!: Gambaran Deskriptif Ketidakjujuran Akademik Pada Mahasiswa Prodi Psikologi Di Universitas X Farisandy, Ellyana Dwi; Putri, Irfany
Jurnal Psikologi Udayana Vol 11 No 1 (2024)
Publisher : Program Studi Sarjana Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to explore academic dishonesty in undergraduate students of Psychology Study Program at University X. The design used is a descriptive study. Sample technique using conventional sampling with a total of 182 undergraduate students of Psychology Study Program at University X. The measuring instrument used is the Academic Dishonesty (ADS) which was compiled by Ampuni et al. (2019) based on measurements of academic dishonesty from McCabe and Trevino (1993) and Stone et al. (2010). The results show that there are some undergraduate students who still practice academic dishonesty, like cheating, unauthorized collaboration, and plagiarism. Besides that, the tendency for academic dishonesty to be committed in undergraduate students of Psychology Study Program at University X is in the very high category when viewed from group norms. The majority of factors that cause undergraduate students to commit academic dishonesty come from internal factors, namely wanting to get higher grades and external factors, namely the existence of lecturers who give many assignments.